Parcel berasal dari bahasa Inggris yang artinya sesuatu yang sudah dibungkus, sedangkan hampers berasal dari bahasa Inggris yang berarti keranjang. Di negara berbahasa Inggris, paket yang dikemas kertas coklat, entah itu berisi makanan, minuman, baju, atau dokumen biasa disebut dengan parcel. Sedangkan barang hadiah yang ditata dengan cantik di atas keranjang terbuka disebut dengan hampers. Di Indonesia, bingkisan dalam bentuk apapun, baik yang ada di dalam bungkusan atau di keranjang biasa disebut dengan parcel. Namun istilah ini cenderung sudah ketinggalan zaman. Sedangkan hampers dianggap sebagai versi modern dan kekinian dari parcel. Isi parcel di Indonesia dianggap monoton, terbatas pada kue kering, snack kemasan, dan sirup. Sedangkan isi hampers dianggap lebih personal dan bisa disesuaikan dengan kesukaan penerima. Parcel di Indonesia biasanya berbentuk keranjang dengan isian makanan yang disusun meninggi lalu dibungkus plastik dan dihias pita. Sedangkan hampers banyak yang dikemas dalam wadah kotak ekskusif. Harga parcel di Indonesia cenderung lebih terjangkau dibanding hampers, terlebih karena isi hamper bisa berupa benda bermerek dan tidak terbatas pada makanan. Istilah parcel lebih banyak digunakan generasi tua, sedangkan anak muda kekinian menggunakan istilah hampers. Jadi kalian sebenarnya lebih suka menerima atau memberikan Parcel,,Souvenir, Gift Box, Bucket, atau Hampers ? Bingung- bingung dah...
@MuhadMadhari8 ай бұрын
menit 4:06 macet ,sering gini ya
@enduantares8 ай бұрын
apa hukumnya orang yg diperlakukan melebihi dari seorang nabi?
@VergiCrush8 ай бұрын
Apa hukumnya nonis berburu takjil terus ikut shalat maghrib ke mesjid...???
@minnan88278 ай бұрын
gpp tapi ibadahnya gak diterima krn blm ada tiket log in syhadat hehe,tolong tanyakan juga ke agama nonis tersebut itu hukumnya gmn? klo org islam melakukan hal serupa itu duhukumin murtad
@hidayatullahattaqi8 ай бұрын
Hahaha 😂 ambil takjilnya banyak ya bang awokwok
@sulaimanrosid15388 ай бұрын
@@minnan8827 Lah, dalam setiap sholat pasti ada bacaan syahadatainnya lho, kecuali kalau mau di sangkal itu cuma di lisan gak keluar dari dalam hati, logikanya jangan pakai standar ganda, kalau muslim secara lisan ikutan ibadah di tempat ibadah lain di anggap log out maka nonis pun harusnya begitu, Atau mau pakai yang nonis jika bersyahadat atau ibadah sekedar di lisan tidak di anggap log in maka muslimpun kalau sekedar ikutan ibadah lisan di kegiatan ibadah nonis maka dia tidak termasuk log out atau murtad. Nah, mau pakai standar yang mana?, jangan di campur2. Sederhana kan?
@qmox_news8 ай бұрын
login tuh 😅😅😅
@wonosarwono27658 ай бұрын
@@sulaimanrosid1538yang saya pahami ya ,dalam Islam seorang Muslim itu haram hukumnya masuk ke gereja baik untuk urusan ibadah atau sekedar hanya ingin tau ,tapi KLO urusan dia bekerja sebagai pekerja maka ada fatwa yg membolehkan ada juga yg tidak membolehkan,,lalu bagaimana KLO sebaliknya,,setau saya dalam riwayat imam Syafi'i, seorang nonis diperbolehkan untuk ikutan shalat selama dia berpakaian menutup aurat hanya saja syarat sah nya shalat dia gak dapat dalam artian dia gak dapat pahala shalat , begitupun KLO dia ingin belajar mengaji untuk lebih dulu mengenal Islam juga dibolehkan dia belajar iqro GPP , bahkan jika ada mualaf baru yg sama sekali tidak bisa bacaan shalat apakah shalat nya bisa dapat pahala, KLO dia gak bisa shalat, maka dia bisa dapat pahala cukup dengan syarat dia shalat berjamaah sebagai makmum dan bacaan shalat nya diwakili oleh imam dan tetap dapat pahala shalat berjamaah,,setahu saya itu
@juraganjengkol17778 ай бұрын
yang cewek siapa sih? suka nyambung aja dah, iya iya iya Mulu kaya yang tau aja 😢😢😢😢
@setiawanwahyuprakoso-lamon68088 ай бұрын
Apa hukumnya ngicip makanan ketika kerja di pabrik makanan? Untuk memastikan kualitas makanan yg dijual ke konsumen