this guy is Palestinian uncle ruckus🤮

Thank you Mosab Hassan Yousef for your courage in unveiling the truth! Respect! Sending love and support from the Philippines 🇵🇭

Thank you

A true prince

Mosab Yosef is clearly mentally ill, why don’t you bring in Norman Finkelstein instead. A true academic on this subject than this guy.

Mentally ill to get a noble prize he should debate HIJAB or mendhi hassen face to face that will be end of his career

May the lord Jesus Christ bless this man. Thanks for sharing your knowledge about Hamas.

good job Mosab for your courageous testimony of the truth behind the issues about the mid-east terror group..

Thank you Mosab for talking the truth. I'm Iranian and I can relate to must of his talking points other than the Jewish interaction they had, because after the real Nakba which happend here in Iran in 1979 (we literally call it "nekbat-e 57") Islamists took over the country and obviously religious minorities were discriminated against and abused by the extremists.

Mosab Hassan Yousef GOD BLESS YOU

He needs to be the peace ruler! Honorable man to admire. Listen to him, people like him don't come around many times. Look after him, protect him.

He is the voice of the truth

God stand beside mosab he speak the truth

Mossab Hassan Youssef 👍👏💯💪💪💪❤️❤️❤️❤️

God sent you from above..!!🙏🙏... in the name of Jesus, @ngels will protect you from any harm....🙏🙏

I am exmuslim, arguing with muslims why hamas and many muslims are chanting first saturday next sunday. And west it naming us Islamaphobe. YES!! I am afraid. Salem is peace. Islam is surrender!

1:02:18 hits the nail on the head. Literally everyone that advocates for Palestine would never choose to live there, before or after October 7th, why? BECAUSE OF ISLAMIST

Seems Harvard had no audio engineers involved in that recording.

Harvard audience is much better behaved than Oxford crowd, America student listen and are polite the English students at Oxford interrupt yell become irrational and don't know how to listen.

They didn't show up because they're afraid of you because you're right and you have bite of Jesus Christ

Noble peace price for lying omg

The white pro-palestinians are afraid to show up because it gets complicated when their antagonist aint white.

A coward sold out.

I think Mosab, with his first hand knowledge and experience, should have a government posistion in helping to understand,navigate and deal with the middle east and the problems there.

Thank you! Carry on, Mosab!

GBU Mossab

Harvard you doing big things inviting this man to speak without a single interruption!!!

That's courage.

Semoga aku diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk melanjutkan kuliah nantinya untuk mengambil gelar magister dan PhD di Harvard University. Amen. Tuhan bukalah jalan untuk aku (Rafael) agar dapat melanjutkan kuliah ke Harvard University. Amen.

Tuhan memberkati para mahasiswa dan para dosen di Universitas Harvard. Dan Tuhan memberkati seluruh mahasiswa dan para dosen di Indonesia. Amen. 💯 % Suku Batak 💯 % Indonesia...!!! 💯 % Katolik 💯 % Indonesia...! Sekali Katolik Tetap Katolik....! Iuvante Deo Vincimus..., Amen. Horas...!!! Horas...!!! Horas...!!! From: Rafael Manalu *(Mahasiswa Indonesia Anti Teroris)*

*Mi sheberach* Mi sheberach avotenu Avraham Yitzhak V'ya'akov... Hu yevarech et chayalay tzva hahagana l'yisrael... Ha' omdim al mishmar artzenu ve'aray elohaynu... Migvul halevanon ve'ad midbar mitzrayim... U'min hayam hagadol ad levo ha'arava... Bayabasha ba'avir... Ba'avir u'vayam... Hu yevarech et chayalay tzva hahagana l'yisrael... Yiten Adonai et oyvaynu... Hakamim alaynu nigafim lifnayhem... Hakadosh baruch hu yishmor veyatzil et chayalaynu... Mikol tzara v'tzuka u'mikol nega u'machala... Veyishlach bracha ve'hatzlacha bechol ma'aseh yedayhem yadber sonaynu tachtayhem... Ve'ye'atrem b'cheter yeshu'ah u'v'ateret nitzachon... Veekuyam bahem hakatuv... Ki adonai elohaychem haholech imachem... Lehilachem lachem im oyvechm lehoshi'ah etchem Venomar Amen... Mi sheberach avotenu Avraham Yitzhak V'ya'akov... Hu yevarech et chayalay tzva hahagana l'yisrael... Tzva hahagana l'yisrael... From: Rafael Manalu *(Mahasiswa Indonesia Anti Teroris)*

*Definisi Genosida Dari Sudut Pandang Ilmu Biologi dan Medis* A. Asal Kata GENOSIDA (GENOCIDE) Kata Genosida (Genocide) berasal dari bahasa Yunani dan Latin, yaitu Geno yang berarti ras atau suku atau kelompok etnis. Sedangkan, Cide berarti pembantaian atau pembunuhan atau pemusnahan massal. Istilah ini digagas pada tahun antara tahun 1941 dan 1943 oleh pengacara berdarah Polandia-Yahudi yang bernama Raphael Lemkin, dalam bukunya yang berjudul Axis Rule In Occupied Europe yang diterbitkan pada tahun 1944. B. Asal kata GENO dan CIDE a. Asal kata Geno Kata "Geno" merupakan akar kata dari banyak kata yang memiliki arti ras, jenis, keluarga, atau kelahiran. Geno berasal dari kata Genus (Genos). Kata Genus (Genos) dalam bahasa Latin dan Yunani Kuno berarti “asal usul/suku bangsa; tipe/jenis; kelompok; ras; marga; dan kerabat”. Dalam ilmu biologi dan kedokteran, Genus merupakan salah satu cara untuk mengelompokkan makhluk hidup dalam klasifikasi biologi dan dikenal sebagai marga. b. Asal kata Cide Sida (Cide) berasal dari kata latin Cida yang artinya pemotong, pembunuh, dan racun. Makanya setiap racun hama berakhiran Sida (Cide), misalnya Pestisida, Fungisida, Bakterisida, Rodentisida, Moluskisida, Insektisida, dan lain-lain. Dan beberapa merek racun hama yang beredar di Indonesia adalah sebagai berikut: Bulai-Cide, Hiper-Cide, Miko-Cide, Copper-Cide, Rainlu-Cide, Bensida, dan lain-lain. C. Apa Definisi Genosida Dari Sudut Pandang Ilmu Biologi dan Ilmu Medis? Dalam arti sempit dari sudut pandang ilmu biologi dan ilmu kedokteran, Genosida dapat didefinisikan sebagai pemusnahan massal atau pembantaian massal atau pembunuhan massal terhadap suatu genus (genos). Sedangkan dalam arti yang lebih luas, dalam ilmu biologi dan ilmu kedokteran, Genosida dapat didefinisikan sebagai pemusnahan massal atau pembantaian massal atau pembunuhan massal terhadap suatu genus (genos) atau suatu kelompok etnis (suku bangsa/ras) dengan cara menggunakan “gas beracun atau bom beracun atau zat beracun lainnya atau senjata kimia atau senjata biologi; dan benda (alat) yang dapat menembus, menghancurkan, dan melukai tubuh bagian dalam dan tubuh bagian luar", dengan tujuan agar genus (genos) atau kelompok etnis (suku bangsa/ras) tersebut punah dari muka bumi. Dan definisi ini sama persis dengan "Operasi Kamar Gas" yang dilakukan oleh Nazi Hitler pada tahun 1942 terhadap kaum Yahudi. Sumber: Kompasiana

*Israel Bukan Penjajah* ----------------------------------------- Israel bukanlah penjajah karena fakta sejarah menunjukkan bahwa Raja Daud menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Kerajaan Israel (Israel Raya) pada tahun 1003 SM. Dan Raja Daud membangun dan memerintah kerajaannya dari tahun 1010 SM hingga 970 SM. Dimana 7 tahun di Hebron dari tahun 1010 SM sampai 1003 SM. Dan 33 tahun di Yerusalem dari tahun 1003 SM hingga 970 SM. Ini berarti Raja Daud membangun dan memerintah kerajaannya selama 40 tahun. Dan putranya, Salomo (970 SM-931 SM), yang membangun bait suci pertama di Yerusalem. *Siapakah Penjajah yang Sebenarnya?* Yerusalem, menurut fakta sejarah, diduduki dan direbut oleh: 1) Kekaisaran Asyur dan Tentara Babilonia di bawah pimpinan Nebukadnezar (722 SM-587 SM). 2) Kekaisaran Persia di bawah Cyrus (539 SM-331 SM). 3) Alexander Agung dan Pasukannya (332 SM). 4) Kekaisaran Romawi (63 SM-313 M). 5) Tentara Arab, Khalifah Umar, dan Kekaisaran Arab (636 M-638 M). 6) Shalahuddin dari Dinasti Ayyubiyah (1187 M). 7) Bani Mamluk (1250 M). 8) Turki Utsmani (1517 M-1917 M). Catatan: 1) Kekaisaran Asyur dan Babilonia menguasai Yerusalem atas Israel dan Yudea (722 SM-587 SM). Tentara Nebukadnezar dari Babilonia merebut Yerusalem, menghancurkan Bait Suci Pertama, dan mengasingkan orang-orang Yahudi ke Babilonia (Irak modern) (587 SM). 2) Kekaisaran Persia di bawah Cyrus (Koresy) mengalahkan Babilonia dan Cheldania (Irak) dan menduduki Yerusalem, dan pada saat itu orang-orang Yahudi yang ditawan diizinkan untuk kembali ke Yerusalem (539 SM - 311 SM). 3) Aleksander Agung menaklukkan Yerusalem pada tahun 332 SM. Setelah kematiannya, kota ini diperintah oleh Ptolemeus dari Mesir dan kemudian oleh Seleukus dari Suriah. Helenisasi kota ini mencapai puncaknya di bawah pemerintahan Seleukus IV (187 SM - 175 SM), dan Antiokhus IV (175 SM - 164 SM). Dan di era Antiokhus IV terjadi penodaan terhadap Bait Suci dan upaya-upaya untuk menekan identitas agama Yahudi mengakibatkan pemberontakan. 4) Tentara Romawi yang dipimpin oleh Titus menaklukkan Yerusalem dan menghancurkan Bait Suci Kedua pada tahun 70 Masehi. Orang-orang Yahudi kemudian diasingkan dan tersebar ke Diaspora. Pada tahun 132 M, Bar Kokhba mengorganisir pemberontakan melawan kekuasaan Romawi, namun terbunuh dalam pertempuran di Betar di Perbukitan Yudea. Selanjutnya, pada tahun 135 M, Romawi di bawah Kaisar Hadrianus menghancurkan komunitas Yahudi, mengubah nama Yerusalem menjadi Aelia Capitolina dan Yudea menjadi Syria-Palestina hanya untuk menghapus identifikasi Yahudi dari Tanah Israel dan untuk mempermalukan orang-orang Yahudi. From: Rafael Manalu *(Mahasiswa Indonesia Anti Teroris)*

*Apakah Hamas, Hizbullah, dan Syiah Houthis Sama Seperti Pahlawan Nasional Indonesia atau Pahlawan Kemerdekaan Indonesia?* Jika ada yang menyamakan Hamas, Hizbullah dan Syiah Houthis dengan pahlawan nasional atau pahlawan kemerdekaan Indonesia, saya nyatakan bahwa ini adalah bentuk kebodohan para pendukung teroris. Ini adalah pernyataan yang bodoh. Dan ini adalah bentuk penipuan dan penyesatan bahkan pembodohan sejarah. Namun bagi mereka yang mengetahui sejarah Indonesia, pasti tahu bahwa pahlawan Indonesia berjuang untuk kemerdekaan Indonesia di dalam wilayah Indonesia dan bergerilya di tanah air melawan penjajah tanpa memerangi negara lain dan tanpa mengancam kedaulatan negara lain. Dan pahlawan Indonesia bukanlah teroris asing atau bukan teroris dari luar negeri, bukan pula proksi negara asing. Selain itu, pahlawan nasional Indonesia atau pahlawan kemerdekaan Indonesia memperjuangkan kemerdekaan tanpa menjadikan rakyat sipil Indonesia sebagai perisai hidup atau tameng manusia. Tidak hanya itu, dalam mencapai kemerdekaan Indonesia, para pahlawan nasional Indonesia atau pahlawan kemerdekaan Indonesia melakukan diplomasi yang menghasilkan Perundingan KMB, Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renville, Perjanjian Roem-Royen, dan Perundingan Hooge-Veluwe. Catatan: 1. Tulisan singkat ini untuk membantah opini atau isu yang disebarkan oleh para pendukung Teroris yang selama ini menyamakan Hamas, Hizbullah, dan Syiah Houthi dengan Pahlawan Nasional atau Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. 2. Para pendukung teroris di Indonesia disebut sebagai Kadal Gurun. From: Rafael Manalu *(Mahasiswa Indonesia Anti Teroris)*

*Sejarah Awal Kekristenan Mula-mula Lahir di Yudea, bukan di Palestina* Yesus Kristus lahir di Betlehem, Yudea, Yesus lahir dari orang tua Yahudi. Dan Palestina belum ada ketika Yesus Kristus lahir. Dan Kristen Awal lahir di Yudea setelah kematian Yesus Kristus pada tahun 33 Masehi dan dianggap oleh orang Romawi sebagai sekte kecil Yahudi. Pada tahun 135 Masehi, satu abad setelah kematian Yesus Kristus, dan setelah pemberontakan Yahudi yang gagal, Kaisar Hadrianus mengubah nama Provinsi Yudea menjadi "Syria-Palestina". Dan baru pada tahun 636 Masehi, bangsa Arab menyerbu dan menaklukkan Tanah Suci (Yerusalem). Jadi, Yesus tidak mungkin orang Palestina atau bahkan orang Arab. *Faktor Penyebab Ribuan Umat Kristen/Katolik Mengalami Penderitaan di Gaza* Komunitas Kristen/Katolik menyusut di Gaza. Ada 1.000 orang Kristen/Katolik di Gaza sebelum perang. Hamas menggunakan daerah-daerah di mana orang Kristen/Katolik berlindung sebagai landasan peluncuran roket ke kota-kota Israel. *Pandangan Katolik Mengenai Bangsa Yahudi (Israel)* Gereja Katolik menolak segala bentuk antisemitisme terhadap bangsa Yahudi karena Gereja Katolik menjunjung tinggi martabat manusia tanpa batas. Dan Gereja Katolik, dalam kaitannya dengan penderitaan dan kematian Yesus Kristus, tidak mengutuk bahkan tidak menyalahkan seluruh bangsa Yahudi pada masa Kristus maupun bangsa Yahudi pada masa kini (baca Dignitatis Humanae & Nostra Aetate Katolik halaman 27-29 dalam format pdf bahasa Indonesia). Bagi Gereja Katolik, melalui Yesus Kristus yang menderita dan wafat di kayu salib, rencana keselamatan Allah diwujudkan, nubuat para nabi digenapi melalui kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, dan rahmat keselamatan, kemenangan, dan kebangkitan dicurahkan ke dalam kehidupan umat Katolik sehingga umat Katolik dapat hidup, mati, bangkit, dan dipermuliakan bersama dengan Kristus. 💯 % Suku Batak 💯 % Indonesia...!!! 💯 % Katolik 💯 % Indonesia...!!!! Sekali Katolik, tetap Katolik...!!! From: Rafael Manalu *(Mahasiswa Indonesia Anti Terorisme)*

*Kualitas Mahasiswa dan Alumni Universitas Oxford Telah Dipertanyakan Komunitas Global* -------------------------------------------- Oxford Union menyatakan Israel sebagai negara apartheid, Oxford Union ingin meyakinkan saya dan Anda bahwa telah terjadi konflik diskriminasi rasial yang dilakukan Israel terhadap warga sipil Palestina. Dan Oxford Union telah mengaitkannya dengan genosida. Apakah Oxford Union pernah membahas: "apakah ada etnis Palestina?" Dan apakah Oxford Union pernah membahas kelompok etnis/ras mana di Palestina yang telah mengalami genosida? Misalnya, suku/ras apa? Seandainya Oxford Union belajar dari keberagaman kelompok etnis (suku/ras) di Indonesia. Di Indonesia, tidak ada yang namanya Etnis Indonesia dan memang tidak ada etnis Indonesia, justru Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnis (suku/ras), lebih tepatnya ada 1340 suku dari 300 kelompok etnis (suku/ras) tersebut menurut hasil sensus Badan Pusat Statistik Indonesia. Ini berarti Indonesia terdiri dari berbagai macam kelompok etnis (suku/ras), seperti Jawa, Batak, Melayu, dll. Itulah sebabnya mengapa semboyan Indonesia adalah "Bhinneka Tunggal Ika", yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu". Jika Oxford Union ingin mengetahui contoh Genosida, lihatlah apa yang dialami oleh suku Kurdi, itulah Genosida yang sesungguhnya. Buktinya, suku Kurdi diisolasi, dirampas hak-hak budayanya, dan jika mereka memberontak, mereka akan diperangi. Penelitian Sahide (2013) yang berjudul: "Suku Kurdi dan Potensi Konflik di Timur Tengah", menunjukkan bahwa Suku Kurdi menempati kasta kelas paling rendah dalam keberagaman masyarakat Arab, seringkali hak-hak mereka diabaikan dan kematian menjadi pilihan. Jika Oxford Union hanya ingin membuat saya terpengaruh dengan isu konflik diskriminasi rasial terkait Palestina, hal itu tidak mempengaruhi saya karena saya tahu bahwa teroris Hamas hanya ingin agar orang Amerika dan Eropa menganggap konflik antara Israel dan Palestina sebagai konflik diskriminasi rasial, di mana orang Israel dianggap sebagai penindas dan penjajah layaknya orang Eropa dan kulit putih pada masa lalu, dan orang Palestina dianggap sebagai orang kulit berwarna yang tertindas dan terjajah. Namun, konflik di Palestina ini bukanlah konflik diskriminasi ras. Ini adalah konflik antara Israel dan teroris Hamas, teroris Hizbullah, dan teroris Syiah Houthi. Tidak hanya itu, sekitar 80 persen orang Druze bergabung dengan militer Israel. Dan warga Arab Druze adalah kandidat terbesar untuk bergabung dengan IDF dibandingkan dengan komunitas Israel lainnya, termasuk Yahudi. Dan hal terkecil ini membuktikan bahwa Israel bukanlah negara apartheid. From: Rafael Manalu *(Mahasiswa Indonesia Anti Teroris)* 💯 % Suku Batak 💯 % Indonesia...!!! 💯 % Katolik 💯 % Indonesia...!!! Sekali Katolik Tetap Katolik...! Iuvante Deo Vincimus. Amen.

*Siapa Hamas Di Mata Internasional?* Hamas ditetapkan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sebagai organisasi teroris asing (Foreign Terrorist Organizations or FTO) pada bulan Oktober 1997. Selain Amerika Serikat, negara-negara yang mengklasifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris adalah Kanada, Uni Eropa, Jepang, Yordania, Mesir, dan Israel. *Cara Kerja Hamas* HAMAS menggunakan alat peledak rakitan, roket dan mortir jarak pendek dan jarak jauh, senjata ringan, operasi penculikan, granat berpeluncur roket, sistem pertahanan udara portabel, rudal antitank, terowongan bawah tanah, dan sistem pesawat nirawak dalam serangan terhadap pasukan militer dan warga sipil Israel. Selain itu, Hamas juga selalu menggunakan strategi licik, yaitu strategi mengorbankan nyawa warga sipil di Gaza. Dalam menjalankan strategi liciknya, Hamas selalu bersembunyi di daerah padat penduduk; dan selalu bersembunyi di sekolah-sekolah, di kamp pengungsian, di rumah-rumah ibadah, di rumah sakit, di fasilitas-fasilitas umum, dan di fasilitas-fasilitas milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tidak hanya itu, Hamas juga mendirikan pabrik senjata bawah tanah. *Hamas Proksi Iran Dan Serangan 7 Oktober 2023* Hamas merupakan kelompok Poros Perlawanan Atau Proksi Iran di kawasan Timur Tengah. Kelompok Poros Perlawanan ini didukung oleh Iran untuk berperang dan meneror Israel dan negara-negara barat, seperti Amerika Serikat. Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengakui dalam wawancara dengan Al Jazeera pada tahun 2022, bahwa Iran adalah donatur utama mereka dan telah menyumbang dana sebesar US$ 70 juta (Rp 1.08 triliun) untuk pengembangan sistem rudal. Dan Ali Baraka, Kepala Bidang Hubungan Internasional Hamas, dalam sebuah wawancara dengan Russia Today TV pada 8 Oktober 2023, menyatakan bahwa “First and foremost it is Iran that is giving us money and weapons”. Dan Hamas sendiri pada 7 Oktober 2023 melakukan serangan mendadak ke wilayah perbatasan Israel. Pada saat serangan itu terjadi, warga Israel sedang merayakan festival Sukkot yang berlangsung selama 7 hari. Dalam serangan 7 Oktober 2023, Hamas dibantu oleh Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Mohammad Reza Zahedi. Hal ini diungkapkan oleh Dewan Koalisi Pasukan Revolusi Islam Iran. Dewan Koalisi Pasukan Revolusi Islam Iran menyatakan: "Mohammad Reza Zahedi turut mengambil bagian dalam perencanaan Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas di Israel Selatan pada 7 Oktober 2023. Peran strategis Zahedi dalam Operasi Banjir Al-Aqsa adalah membentuk dan memperkuat front Hamas serta merancang dan melaksanakan Operasi Banjir Al-Aqsa". Tidak hanya itu, juru bicara IRGC (Sharif) menegaskan bahwa pembantaian yang dilakukan oleh Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu merupakan "salah satu aksi balas dendam poros perlawanan terhadap Zionis atas terbunuhnya Komandan Pasukan Quds IRGC, Qassem Soleimani". Dan pernyataan Sharif tentang hal itu kemudian disunting oleh media-media di Iran karena pernyataan Sharif dianggap telah memberatkan posisi Iran di mata Internasional akibat keterlibatan Iran dalam operasi teror pada 7 Oktober. *Kejadian Sebelum 7 Oktober* WSJ mengungkapkan bahwa sebelum serangan 7 Oktober, 500 militan Hamas menerima pelatihan tempur di fasilitas Iran pada bulan September. WSJ juga melaporkan bahwa para pejabat Iran telah memberikan lampu hijau untuk serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel dalam sebuah pertemuan pada 2 Oktober di Beirut. Laporan dari WSJ ini sangat penting bagi masyarakat global karena memberikan bukti keterlibatan Iran dalam mempersiapkan serangan 7 Oktober. Selain itu, kita perlu memahami bahwa pelatihan tempur untuk militan Hamas dari Iran bukanlah hal yang baru karena para pejuang Hamas telah berlatih dengan Garda Revolusi Iran sejak awal 1990-an. Catatan: 1.Cek fakta terkait postingan Stew Peters pada 9 November 2023 yang menuduh IDF menembaki warga Israel. Fakta atau Hoax. Ehmmm... 2.Israel sebagai negara yang berdaulat memiliki hak untuk membela diri karena Israel sedang dikeroyok Iran melalui Hizbullah, Hamas, dan Syiah Houthis (Proksi Iran). Dan Israel berhak melakukan tindakan apapun yang diperlukan dalam rangka membasmi para Teroris untuk memulihkan stabilitas politik dan keamanan. 3. Membaca MEMRI,dan media-media internasional lainnya membuat ku tambah cerdas. Selain itu aku suka membaca Kompas dan Kompasiana. From: Rafael Manalu *(Mahasiswa Indonesia Anti Teroris)*

Alan Turing’s prosecution under anti-homosexuality laws in the UK highlights the dangers of a society that suppresses diversity and enforces rigid conformity. Turing was targeted for his identity, not his ideas, underscoring how a lack of tolerance and inclusivity can lead to oppression. This stands in stark contrast to Peter Thiel’s critique of “wokeism” and diversity. Thiel argues that “wokeism” enforces ideological uniformity, but Turing’s case illustrates the risks of a society that fails to embrace diversity-where non-conforming individuals are marginalized or punished. Thiel’s stance is contradictory because, as a gay man, he benefits from the progress made by diversity movements, which dismantled oppressive systems that once persecuted people like Turing. By opposing diversity, Thiel risks advocating for a society that might suppress dissenters like himself. The freedoms Thiel enjoys today, including his ability to criticize “wokeism,” are a direct result of a more inclusive and diverse society. History demonstrates that diversity and tolerance are essential for safeguarding freedom and individuality, making Thiel’s opposition to these principles both paradoxical and counterproductive.

Mosab...a very courageous human being...that MUST be listened to by all on this planet !!

You really need to get the sound right, that's the most important logistic you need

Such a fan!!!

🎉❤🎉❤❤🎉❤🎉❤🎉❤❤🎉🎉❤🎉❤

I hope you come to German Universities as well

I love your humour

Mosab, a man with a real set.

Mossab needs more recognition. I hope he receive a Nobel Peace Prize. He deserved it more than Yasser Arafat.

LOVE LOVELY LOVING this man of GOD will saying always the very real from his.bottom of his heart to practice the real Live of GOD, in his country born his passion and commitment to follow and obey what The righteous from his salvation knowing the.way.should go in the future i love this.man of GOD. to always speech and in truth and reality in this world GOD BLESS YOU FOREVER MOSAB HASSAN YOUSEF

Mosab is a close brother to me in having an INTIMATE understanding regarding the treachery of islam, but I am afraid he has been on a path personifying one throwing the baby out with the bathwater. I sincerely pray for you brother ✝️

I'd like to hear him speak to one of breal the silence former soldiers that were deployed at Palestine...

Mosab is the Moses of our time.