[#1] BICARA PODCAST : Kartini dan Kesetaraan Gender "Setara Bukan Berarti Sama"

  Рет қаралды 3,078

Bea Cukai Bekasi

Bea Cukai Bekasi

Күн бұрын

Halo Sobat BC Bekasi
Selamat Datang di Podcast Perdana Kami
Podcast ini membahas tentang peringatan Hari Kartini. Tidak cuma itu saja, dalam Podcast ini juga membicarakan penerapan Pengarusutamaan Gender dalam lingkup Kantor Bea Cukai Bekasi. "Setara Bukan Berarti Sama" itulah tagline dalam Podcast kali ini.
Mau tau keseruan Podcast perdana yang menghadirkan narasumber super keren dari Bea Cukai Bekasi??
Yuk simak dulu videonya yaa
======================================================
Jangan lupa untuk :
LIKE jika suka videonya.
SUBSCRIBE untuk selalu tau update terbaru dari kami.
NYALAKAN NOTIFIKASI agar tidak ketinggalan video terbaru kami.
======================================================
#BicaraPodcast
#BeaCukaiBekasi
#BCBekasiBisaHebat
#HariKartini
#PengarusutamaanGender

Пікірлер: 3
@ihsnabdi4160
@ihsnabdi4160 2 жыл бұрын
Adil tidak mesti setara
@ekakurniati1688
@ekakurniati1688 3 ай бұрын
Kesetaraan gender adalah saudara kandung dari HAM omong kosong karena pada dasarnya kalau membicarakan HAM masih banyak perempuan tertindas oleh hegemoni laki-laki. Tapi masalahnya, kenapa banyak yang alergi dengan isu dan aksi kesetaraan gender? Bahkan sikap antipati itu tidak hanya datang dari egoisme kaum laki-laki, tapi juga datang dari kaum perempuan sendiri. Beberapa bulan lalu kita dihebobkan dengan aksi "Indonesia Tanpa Feminis" yang mendemonstrasikan bahwa feminisme itu menyimpang secara kodrat perempuan. Saya tidak tau mereka itu paham tentang kesetaraan gender apa engga, yang penting ngegas dulu aja. Padahal yang diperjuangkan oleh kaum feminis, justru harkat perempuan itu sendiri untuk bisa bersaing secara adil dengan laki-laki. Ya emang sih feminisme di pentas sosial adalah hal baru dalam bentuk karikatural apalagi di Indonesia yang masih kental budaya Patriarkis. Ini ditambah parah dengan antipati dan egoisme kaum laki-laki kalo feminisme itu akan menghancurkan mereka sehingga banyak laki-laki beranggapan bahwa: 💧Tidak menghargai laki-laki 💧Berlaku kasar pada pasangan 💧Tidak mau mempunyai anak 💧Tidak mau lagi menyusui anak mereka 💧 Ingin membuktikan pada kaum laki-laki bahwa mereka tidak hanya hidup bebas dari ketergantungan, juga sekaligus sudah tidak membutuhkan laki-laki lagi baik secara finansial, keamanan bahkan dari sisi seksualitas. Singkatnya, pandangan negatif itulah yang menyebabkan feminisme menjadi sulit mendapat apresiasi yang proporsional dari masyarakat, apalagi untuk diterima sebagai sebuah model relasi kongkrit antara laki-laki dengan perempuan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan itulah yang saya sebut dengan euforia feminisme. Yang ditangkap, baru ekses, baru malpraktek dari Filsafat Feminisme. *Padahal roh dari feminisme adalah kesataraan gender yang artinya adalah persamaan hak antara perempuan dengan laki-laki.* Bukan kesamaan gender. Rumusnya sangat sederhana, gender adalah kelamin maka untuk kelamin tidak ada pilihan. Itu sudah merupakan naturalnya seseorang sejak dilahirkan. Sebagai seorang laki-laki, saya tidak mungkin bisa menyusui seorang anak bukan? Sebagai seorang perempuan, kamu tidak akan pada tempatnya mengelak untuk menyusukan seorang bayi yang kamu lahirkan karena sistem tubuh kamu akan bekerja secara alami untuk terjadinya proses saling ketergantungan antara anda dengan bayi kamu sendiri. Ada jembatan kontak biologis yang tak bisa dibantah. Lebih kurang itu sebagai contoh bahwa gender adalah kodrat. Kodrat alamiah. Pada bagian itulah terjadi pembedaan antara laki-laki dengan perempuan. Sedangkan pada unsur-unsur biologis alamiah, tidak ada kategori gender. Tentang siapa yang akan mengasuh anak, mencuci piring, belanja bahan masakan dapur, mencari nafkah, bahkan pemimpin di suatu rumah tangga, bahkan negara, sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah gender. Semua itu tidak mengenal jenis kelamin. Tapi hanya peduli pada kompetensi, kemauan dan kesempatan. Singkatnya, itu hanya soal budaya, kebiasaan dan soal norma sosial yang berkembang dalam suatu masyarakat yang kolektif. Bagi kalian yang mempunyai pasangan yang sedang membaca, *ini tidaklah mutlak!* Karena itulah dalam bahasa gender, beberapa frasa dibawah ini menjadi *haram jadam:* _"Kamu harus patuh pada saya, karena kamu perempuan”_ _"Kamu tidak boleh kuliah, karena sebagai perempuan, tugasmu hanya mengasuh anak-anak.”_ _"Hei ... bangsat! Jangan asal bicara kamu. Aku ini laki-laki. Pemimpin bagi kamu”_ Secara gamblang, itulah beberapa contoh sikap dan prilaku bias gender dalam kehidupan sehari-hari dalam relasi antara laki-laki dengan perempuan, antara suami dengan istri dan adat istiadat yang cenderung seksis dan patriarkis. Padahal, perkara siapa yang harus dipatuhi, itu bukan soal jenis kelamin, tapi justru soal kharisma dan jiwa kepemimpinan seseorang. Tidak peduli kompetensi itu bersarang pada seorang laki-laki atau perempuan. Begitu juga soal berprestasi dalam kehidupan rumah tangga. Tentang siapa yang boleh, tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin tapi soal siapa yang mampu dan punya minat. Lalu kesempatan sangat kondisif untuk itu. Karena itu kosa katanya akan menjadi: _“Jika memang kamu ingin kuliah kembali, itu bagus. Lagi pula kondisi finansial kita sudah mendukung. Soal anak-anak, saya bisa usahakan. Paling tidak, nanti kita cari pembantu. Yang penting, kamu terus maju!”_ Atau jika ingin menolaknya, maka dalam perspektif feminisme, bahasanya akan menjadi lebih kurang seperti ini: _"Saya pikir kamu tidak mungkin kuliah. Karena anak ini masih membutuhkan kasih sayangmu lebih dekat. Lagi pula dia belum berhenti menyusu. Dan dari segi ekonomi pun, kita belum sanggup. Tapi jika semua ini sudah mendukung, kenapa tidak”_ Jadi bukan dengan kalimat seperti ini: _“Kamu tidak boleh kuliah, karena kamu seorang istri (Perempuan). Tugasmu adalah untuk melayani suami dan anak-anak.”_ Penekanannya berbeda. Yang pertama murni karena alasan kompetensi, kemauan dan kesempatan (peluang). Sedang yang kedua, hanya berkutat soal jenis kelamin. Jika kamu antipati dengan feminis, maka Inilah yang diperjuangkan kaum feminis. Nah, memberi penyadaran akan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan itulah visi kaum Feminis. *Bukan untuk menguasai kaum laki-laki. Bukan untuk melakukan dendam kelamin, Feminazi!*
@Der-Erfolg
@Der-Erfolg Жыл бұрын
Yg diperjuangkan kartini cuman haknya doang,tapi kewajibannya ga mau disamakan/disetarakan..wkwkwkwk
Susahnya Jadi Perempuan | Catatan Najwa
1:03:52
Najwa Shihab
Рет қаралды 2,1 МЛН
Секрет фокусника! #shorts
00:15
Роман Magic
Рет қаралды 117 МЛН
ADHYAKSA PODCAST #01 : Perkenalan Kejaksaan Negeri Pekanbaru
35:27
KEJAKSAAN NEGERI PEKANBARU
Рет қаралды 2,8 М.
PWK - MISI HABIB JAFAR INGIN FOTO TOLERANSI BERAGAMA TIDAK LAGI VIRAL
1:10:03
Gus Baha: Jika Kesetaraan Gender Diberlakukan
14:01
SANTRI GAYENG
Рет қаралды 38 М.
SDG 5 Gender Equality - UN Sustainable Development Goals - DEEP DIVE
20:59
Секрет фокусника! #shorts
00:15
Роман Magic
Рет қаралды 117 МЛН