1632. APAKAH HANYA ANAK YANG BISA DURHAKA? | Riyaadhush Shaalihiin | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

  Рет қаралды 9,822

Muhammad Nuzul Dzikri

Muhammad Nuzul Dzikri

Күн бұрын

Пікірлер: 14
@nurazizzah7526
@nurazizzah7526 19 сағат бұрын
Yaa Allah jadikan lubuk hati anak2ku selalu terpaut dgnmu yaa Allah,
@ahidamuhsin953
@ahidamuhsin953 5 күн бұрын
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Rasulullah ﷺ dan sebagai suri tauladan kita semua. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. PART ONE Session Tanya-Jawab: Tanya: Apakah seorang ayah yang sudah meninggal mendapatkan siksa juga karena anak yang masih hidup melakukan dosa? Sedangkan dosa yang dilakukan anaknya ini sama sekali tidak pernah diajarkan oleh sang Ayah? Apalagi sang Ayah sudah meninggal sejak dulu saat si Anak masih berusia 6 tahun. Namun dia mendidik anaknya dengan baik semasa beliau masih ada. Mohon nasihatnya Ustadz, Jazakallah khairan. Jawab: Jika seorang Ayah sudah bertaqwa semaksimal mungkin, menjalankan firman Allah dalam QS At-Tahrim: 6, قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا “Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari siksa Api Neraka”, dan tafsirnya sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin abi Thalib رضي الله تَعَالَى عنه, yaitu dengan mengajarkan agama dan mendidik mereka, mengajarkan atau menanamkan adab dan mendidik. Dan orangtua sudah melakukan hal tersebut lalu qadarullah orangtua sudah meninggal ketika anaknya masih kecil, lalu setelah orangtua wafat diperjalanan anak itu melakukan dosa dan dosa itu bukan ajaran ayahnya dan ayahnya sudah berusaha maksimal, maka In Sya Allah, Ayahnya tidak di hukum atau di siksa oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Karena ayahnya tersebut sudah melakukan فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu” (QS At-Tagabun: 16). Tetapi sebaliknya jika orangtua, Ayah atau Ibu itu lalai dalam mendidik, bahkan meremehkan bahkan tidak mementingkan Pendidikan anaknya bahkan hanya menanamkan dunia dan terus dunia lalu anak itu melakukan dosa dan maksiat dan naudzubillah kesyirikan misalnya, karena orangtuanya tidak pernah mendidik, ajarkan dan membina mereka, maka orangtua akan terkena hal tersebut sebagaimana dijelaskan para ulama seperti Ibnu Qoyyim رحمه الله تَعَالَى, bahwa orangtua akan di hisab terlebih dahulu di banding anak-anaknya. Dan bahkan Ibnu Qoyyim dan sebagian para ulama رَحِمَهُمُ الله تَعَالَى mengatakan bahwa, ‘Mayoritas anak durhaka factor utamanya adalah orangtua’, bukan pergaulan atau pengaruh luar, gadget, social media, karena orangtuanya tidak melakukan pondasi, tidak melakukan benteng pertahanan, Iman, ketakwaan, terhadap serangan-serangan dalam kehidupan dunia, maka kesalahan utama ada kepada orangtua. Lihat bagaimana para ulama menjelaskan itu kepada kita dan coba kita renungkan bagaimana perjuangan kita kepada anak-anak kita. Jadi kalau Ayah atau Ibu kita sudah berusaha semaksimal mungkin sampai mereka wafat, maka semoga mereka sudah mengamalkan, فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu” (QS At-Tagabun: 16). Tanya: Kenapa ketika anak ingin mengutarakan isi hatinya dianggap durhaka oleh orangtuanya sendiri, apa hanya anak saja yang bisa durhaka kepada orangtua? Tetapi bila orangtua yang tidak bisa mengerti kondisi anaknya sendiri disebut kasih sayang. Jawab: Definisi durhaka adalah tidak ada dengan mengungkapkan isi hatinya dan ini masih global. Dan kaidah ushul kondisi global belum bisa dihukumi dan kita harus jelaskan terlebih dahulu kondisi hatinya apa. Jadi harus di lihat apa isi hatinya lalu bagaimana menyampaikan lalu apa motif dan tujuan. Kalau isi hatinya positif lalu cara penyampaiannya baik dan niatnya baik tidak dikatakan durhaka. Bahkan kalau isi hatinya negative tetapi motifnya positif, misalnya mau konsultasi, anak merasa punya masalah hati dan dia ingin mendapat nasihat dari ayah dan ibunya, ingin mendapatkan masukan lalu dia sampaikan isi hatinya yang negative itu, virus hati lalu di marahi oleh Ayah atau Ibunya, padahal tidak ada maksud apapun misalnya. Intinya harus di lihat motif lalu cara menyampaikan apa isi hatinya, kalau semuanya positif maka itu bukan durhaka. Kalau niatnya positif dan cara penyampaiannya juga baik tetapi isi hatinya negative, bisa jadi itu juga bukan kedurhakaan. Tetapi kalau motifnya negative dan niatnya juga negative itu sudah jelas salah, apalagi isi hatinya negative juga di tambah dengan cara penyampaian juga kasar itu Durhaka. Jadi tidak serta merta menyampaikan isi hati dinamakan kedurhakaan. Secara teori saya tidak menjudge kondisi beliau dengan orangtuanya, karena apa yang disampaikan dalam konteks ini masih global, tetapi secara umum untuk kita semua bahwa yang bisa durhaka bukan hanya anak, orangtua pun bisa durhaka. Karena kalau kita lihat KBBI, kata Durhaka artinya ingkar terhadap perintah (Allah, orang tua, dan sebagainya) lalu tidak setia kepada kekuasaan yang sah (negara). Jadi pointnya apakah orang bisa durhaka? Bisa, ketika ingkar terhadap perintah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, untuk mendidik anaknya, untuk mengajarkan anaknya Iman dan untuk mengamalkan QS At-Tahrim: 6. Hanya saja secara Urf (kultur), kata Durhaka itu lebih identic disematkan ke anak, karena dari sisi orangtua dan makna kedua tidak setia kepada kekuasaan yang sah dan kekuasaan di dalam keluarga adalah di pegang oleh orangtua. Dan dalam Bahasa sehari-hari kita, makanya orangtua dan suami lebih sering menggunakan kata zhalim, karena orang kita kalau performa yang buruk dari bawah ke atas itu lebih menggunakan kata Durhaka, dan kalau performa yang buruk dari atas ke bawah itu lebih menggunakan kata zhalim. Tetapi substansinya sama, anak tidak boleh zhalim dan durhaka kepada orangtua dan orangtua tidak boleh zhalim dan durhaka kepada anak. To be continued 1 of 2 part Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Sabtu, 20 Jumada al-Akhir 1446 AH/21 December 2024 Ahida Muhsin
@syaputrifebrinasari4840
@syaputrifebrinasari4840 3 күн бұрын
Masya Allah Tabarakallah
@yuhanbinyunan
@yuhanbinyunan 6 күн бұрын
Semoga Allāh ﷻ merahmati Al Imam An Nawawi rahimahullāhu ta'āla, ulama-ulama kita, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri dan team hafidhzakumullāhu Syukran jazākumullāhu khayran
@jamalabdulhamid7743
@jamalabdulhamid7743 5 күн бұрын
الحمد لله رب العالمين جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا Ustadzuna Muhammad Nuzul Dzikri beserta Tim Muhajir hafizhahumullahu ta'ala atas ilmunya بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
@vnteguh
@vnteguh 6 күн бұрын
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات اللهم إني أسألك علما نافعا وأعوذ بك من علم لا ينفع جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم
@aufar_05
@aufar_05 6 күн бұрын
Al Imam An Nawawi Rahimahullahu Ta'ala Rahmatan Waasi'ah Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala MeRahmati Al Imam An Nawawi, seluruh para ulama, Al Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, orang tua Ustadz, guru guru Ustadz, keluarga Ustadz dan seluruh team dengan RahmatNya Yang Sangat Luas. Syukron Ustadz Hafizhahullahu Ta'ala ❤ Jazaakumullahu khairan Baarakallaahu fiikum
@rey7806
@rey7806 5 күн бұрын
Masya allah
@fijafaujiah25_
@fijafaujiah25_ 5 күн бұрын
masyaAllah jazakallahu khairan ustadz ilmunya, barakallahu fiikum
@mraihan1383
@mraihan1383 5 күн бұрын
Barakallahu fiik ustadz
@ahidamuhsin953
@ahidamuhsin953 5 күн бұрын
LAST PART Lalu mengenai ‘orangtua yang tidak bisa mengerti kondisi anaknya sendiri disebut kasih sayang’, itu tidak mutlak demikian tergantung konteks dan kondisi. Kalau memang orangtuanya mendidik dengan benar dan seorang pendidik lalu dia didik anaknya dengan baik dan salah satu tugas pendidik adalah bagaimana anaknya atau muridnya atau peserta didiknya menjadi orang-orang yang bertaqwa, baik, berkualitas, berhasil dan sukses. Dan syarat menjadi orang yang bertaqwa, beriman, baik, berhasil dan sukses adalah kemampuan dia mengontrol hawa nafsunya dan mengatakan tidak kepada hawa nafsunya dan menyelisihi hawa nafsunya. Karena watak atau karakter hawa nafsu dalam QS Yusuf: 53 adalah إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ “karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku”. Maka di sini persimpangannya, seringkali yang dikatakan oleh anak atau murid bahwa orangtuanya atau gurunya tidak bisa mengerti dia atau tidak mengerti kondisinya itu kalau di diagnose secara objective ternyata masalahnya adalah tidak mengikuti keinginan hawa nafsunya dengan catatan orangtuanya pendidik atau orangtuanya mengerti bagaimana mendidik dan itu baru tersingkap setelah beberapa tahun kemudian. Makanya kita harus kembalikan ini ke ranah objectivitas, bagi seorang anak kedepankan husnudzhan kepada orangtua apalagi kalau orangtuanya pendidik dan mengerti Pendidikan dan bagaimana memegang manusia dan kalau ada yang janggal dan seterusnya coba diskusikan dan coba tanya ke pakar lain. Apalagi pada hari ini, sumber informasi banyak coba diskusikan, kalau ternyata benar maka bersyukurlah punya orangtua demikian, tetapi kalau memang ini kesalahan orangtua, maka sabar dan kalau bisa memberikan masukan kepada orangtuanya dan jangan membalas kesalahan orangtua dengan kesalahan yang sama. Para ulama kita mengatakan, ‘Aku tidak akan membalas maksiat seseorang kepada Allah dalam menyikapiku dengan bermaksiat kepada Allah lagi dalam menyikapinya’. Jadi ketika ada orang yang zhalim kepada kita, dia sedang bermaksiat kepada Allah, maka jangan di balas zhalim lagi yang artinya kita bermaksiat lagi kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Makanya sebagian mengatakan, ‘Aku akan membalas maksiat seseorang kepada Allah pada saat menyikapiku dengan taat kepada Allah dalam berinteraksi dengan dia’. Jadi kalau ada orang yang bermaksiat kepada Allah saat berinteraksi dengan kita, maka balaslah dengan taat kepada Allah dalam berinteraksi kepada dia. Dan kalau itu kepada musuh atau haters, namun dengan orangtua tidak begitu. Sesalah-salah orangtua jasanya tidak bisa kita hitung dan kalkulasikan. Dan lihat sisi positif, dengan ketidak performaanya orangtua ke anak, kalau anak bisa sikapi dengan hikmah dengan bijak dan ontrack di jalan Allah, maka In Sha Allah itu menjadi kekuatan ke depan bagi si anak. Anak akan matang, solid, akan lebih dewasa dan lebih bagus asal disikapi dengan Iman. Tuntutan bahwa anak harus terus berbakti bagaimanapun kondisi orangtuanya, itu kalau kita baca secara positif itu baik untuk kita. Jadi kalau kita ingin menang dan unggul dalam arti sesungguhnya ini kondisi sangat penuh hikmah, tinggal kita mau menyikapinya dengan ketaatan, Iman dan Tauhid atau tidak. Dan selalu ingat bahwa orang-orang besar itu hidupnya tidak lepas dari dizhalimi. Lihat Rasulullah ﷺ, bagaimana beliau mau dizhalimi, lihat Nabi Musa, Nabi Isa dan seterusnya. Jadi ketika kita mengalami itu maka bergembiralah bahwa itu jalannya orang-orang besar, tetapi seringkali kita tidak mengerti hakikat tersebut sehingga kita gampang terpuruk. Dan bukan diantara kita suka dizhalimi, bukan seperti itu, namun minta ampunan dan keselamatan termasuk di zhalimi. Tetapi kalau kita sudah berusaha tetapi tetap di zhalimi maka bergembiralah bahwa itu jalan orang-orang bertaqwa dan itu pola dari dulu sampai hari ini. Dan untuk orangtua hisab pada hari Kiamat itu berat dan orangtua akan di tanya oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, tentang kepemimpinannya, كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya”. Suami akan di tanya tentang istrinya, sekali lagi menikahi seorang wanita itu artinya kita membuat keputusan siap di tanya oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, tentang wanita tersebut di hari Kiamat kelak. Makanya tidak mudah. Dan ketika menikah bahwa ikhtiar kita punya anak, itu artinya kita membuat keputusan siap di tanya oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tentang anak-anak kita pada hari kiamat. Karena, كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya”. Jadi setiap langkah dan keputusan ada konsekuensi dan pertanyaan-pertanyaan Allah itu tidak mudah, kecuali yang Allah buat mudah dan Allah berikan taufik. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Sabtu, 20 Jumada al-Akhir 1446 AH/21 December 2024 Ahida Muhsin
@rabiatulaulia7132
@rabiatulaulia7132 4 күн бұрын
jazakallahu khair..
@hj.wiwikrumiati6791
@hj.wiwikrumiati6791 6 күн бұрын
Alhamdulillah
212. LEMAH LEMBUTLAH WAHAI WANITA | Kajian Wanita | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
44:50
JISOO - ‘꽃(FLOWER)’ M/V
3:05
BLACKPINK
Рет қаралды 137 МЛН
번쩍번쩍 거리는 입
0:32
승비니 Seungbini
Рет қаралды 182 МЛН
155. KESABARAN = PERTOLONGAN | Riyaadhushshaalihiin
54:55
Muhammad Nuzul Dzikri
Рет қаралды 123 М.
Perbaikilah Amal Di Sisa Usiamu - Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A
1:05:50
PERBAIKI DIRI MUMPUNG MASIH ADA WAKTU || Ust. Khalid Basalamah
1:26:04
Semua Tentang Islam
Рет қаралды 40 М.
Hindari Sengketa | Ustadz Ammi Nur Baits
1:03:26
anb channel
Рет қаралды 7 М.