Bagaimana Master jika kita me_PADU_kan berbagai pengALAManuntuk suatu peRUBAHan apakah ini SAMA atau BEDA dengan me_PADU_kan berbagai pengeTAHUan (me_SATU_kan @red) so jika berBEDA manakah yang lebih BAIK untuk kita TERAPkan dan jika SAMA dimanakah letak keSAMAannya? mohon peTUNJUKnya, Matur Nuwun.... rimbawan_alor. KOrVA mana KOrVA
@INSPIRITCLUB15 күн бұрын
Hai Pak Dody. Sebenarnya sebuah 'tindakan' atau "pengalaman" adalah konstruksi dari berbagai pengetahuan. Jadi, dari sebuah tindakan bisa dilihat dari berbagai perspektif pengetahuan. Jadi, proses Consiliencenya dibalik. Untuk melihat tindakan itu berhasil atau gagal tidak cukup hanya dilihat dari satu perspektif (semisal ; keuntungan ekonomi, peningkatan produksi) tapi bisa dilihat dari perspektif lain seperti budaya (kerukunan, kerjasama, dan lain-lain) atau bahkan spiritualitas. Jadi tidak bisa hanya melihat hitam putih saja dari sebuah peristiwa atau pengalaman. Berhasil itu bisa kegagalan. Kegagalan itu bisa jadi keberhasilan.👍👍👍
@herubudiono598615 күн бұрын
Untuk menerapkan consilience prasyarat apa yang harus dimiliki oleh organisasi?
@INSPIRITCLUB15 күн бұрын
Halo Pak Heru. Pertanyaan yang menarik. Sebenarnya setiap organisasi yang besar otomatis sudah mengandung unsur Consilience. Tantangannya, bagaimana memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan yang sudah tersedia dalam proses mengembangkan berbagai gagasan dan solusi. Seperti Perhutanan Sosial, konsep ini membutuhkan Consilience karena tidak bisa dipahami hanya melalui ilmu ekologi, ilmu kehutanan atau ilmu pertanian saja melainkan membutuhhkan ilmu-ilmu lain seperti antopologi, psikologi, sosiologi dan lain-lain. Esensi bagaimana benar benar memanfaatkan semua pengetahuan itu untuk menjelaskan realitas. Semakin banyak pengetahuan yang digunakan, kita semakin lebih imersif melihat realitas yang kita hadapi