Рет қаралды 1,786
Sejak Amerika Serikat mencabut pengecualian terhadap importir minyak dari Iran, negara tersebut terus meningkatkan kehadiran militernya di Teluk Persia. Hal ini bertujuan untuk memblokir jalur maritim yang digunakan Iran untuk mengekspor minyak, sebuah langkah yang secara langsung memengaruhi perekonomian Iran, terutama sektor energi yang menjadi tulang punggung pendapatan negara tersebut.
Sebagai tanggapan atas tekanan ini, Iran mengajukan rencana ambisius untuk menciptakan **Koridor Transportasi Internasional Utara-Selatan**, proyek yang diperkirakan bernilai $40 miliar (sekitar Rp610 triliun). Proyek ini dirancang untuk membangun sebuah terusan yang akan menghubungkan Laut Kaspia dengan Teluk Persia, memungkinkan Iran untuk menyalurkan minyak dan gas alamnya langsung dari Laut Kaspia ke Laut Hitam atau Teluk Persia di masa depan.
Dengan terusan ini, Iran dapat menghindari ketergantungan pada jalur transportasi minyak melalui Selat Hormuz yang rentan terhadap gangguan eksternal, seperti blokade atau intervensi dari kekuatan asing. Proyek ini juga direncanakan untuk memudahkan pengangkutan barang ke pasar internasional tanpa harus melalui jalur-jalur maritim yang dikendalikan oleh negara-negara pesisir lainnya.
Iran telah mengundang Tiongkok untuk berpartisipasi dalam proyek ini, namun sampai sekarang belum ada respons yang jelas dari Tiongkok. Sebaliknya, Rusia telah menunjukkan minat yang besar. Lalu, mengapa proyek ini begitu menarik bagi Rusia, dan apa yang menjadi kekhawatiran Tiongkok?
Sumber Daya Energi Iran yang Melimpah
Iran adalah salah satu negara dengan cadangan minyak dan gas alam terbesar di dunia. Berdasarkan data terbaru, Iran memiliki cadangan gas alam terbesar kedua dengan total volume sekitar 34 triliun meter kubik, yang merupakan sekitar 18,2% dari total cadangan dunia. Dari segi cadangan minyak, Iran memiliki sekitar 154 miliar barel minyak yang dapat dipulihkan, atau sekitar 9% dari total cadangan dunia. Dengan cadangan sebesar ini, Iran menempati peringkat keempat dalam daftar negara dengan cadangan minyak terbanyak di dunia.
Industri energi telah menjadi salah satu pilar utama ekonomi Iran. Lebih dari 50% dari total pendapatan negara bergantung pada ekspor minyak dan gas alam. Namun, serangkaian sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya sejak tahun 2000-an telah sangat membatasi kemampuan Iran untuk memanfaatkan sumber daya alamnya secara optimal. Kapal-kapal pengangkut minyak Iran sering kali disita atau ditahan di Selat Hormuz, sebuah jalur kritis untuk pengiriman energi global.
Terusan Kaspia-Persia: Solusi untuk Kebuntuan
Pada tahun 2016, untuk memecahkan kebuntuan ini, Iran mengusulkan rencana pembangunan *Terusan Super* yang akan menghubungkan Laut Kaspia di utara dengan Teluk Persia di selatan. Rencana ini akan menciptakan jalur transportasi baru yang lebih cepat dan efisien untuk mengangkut minyak dan gas Iran ke pasar internasional. Jalur baru ini juga diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan regional di sekitar Laut Kaspia.
Menurut cetak biru proyek tersebut, terusan ini akan membentang lebih dari 1.000 kilometer, dimulai dari pantai selatan Laut Kaspia, melalui kota-kota utama seperti Teheran, dan berakhir di pelabuhan strategis di Teluk Persia. Pelabuhan Abadan, yang terletak di dekat Sungai Shatt al-Arab, menjadi titik akhir dari terusan ini. Abadan bukan hanya pelabuhan minyak yang penting, tetapi juga merupakan rumah bagi salah satu kilang minyak terbesar di Iran, yang menghasilkan lebih dari 60% produksi minyak Iran.
Jika terusan ini berhasil dibangun, minyak dari pelabuhan Abadan bisa langsung diangkut ke Laut Kaspia, dan dari sana dapat diekspor ke Laut Hitam atau Laut Tengah melalui jalur sungai atau laut yang ada. Selain itu, Laut Kaspia sendiri kaya akan sumber daya minyak dan gas. Menurut Departemen Energi Amerika, wilayah ini menyimpan sekitar 200 miliar barel minyak dan 14 triliun meter kubik gas alam. Karena Laut Kaspia berbatasan dengan negara-negara seperti Rusia, Kazakhstan, dan Azerbaijan, pembangunan terusan ini akan sangat menguntungkan negara-negara tersebut.
Kepentingan Rusia dalam Proyek Terusan
Bagi Rusia, proyek terusan ini menawarkan peluang strategis yang besar. Meskipun Rusia adalah negara dengan wilayah daratan yang luas, akses langsung Rusia ke Samudra Hindia terbatas. Dengan adanya terusan ini, Rusia bisa mendapatkan akses yang lebih mudah dan cepat ke pasar energi di Timur Tengah dan Asia Selatan, yang selama ini sulit dijangkau melalui jalur laut tradisional seperti Selat Turki atau Terusan Suez.