Рет қаралды 16,198
Nama asli Arya Kanuruhan adalah Kebo Taruna atau Sirarya Singa Sardula. Ia adalah bagian dari pasukan Majapahit yang menyerang Bali di bawah komando Gajah Mada pada tahun 1343 Masehi. Di Bali, ia kemudian mendapat jabatan sebagai sekretaris kerajaan atau kanuruhan, sehingga kemudian dikenal sebagai Arya Kanuruhan.
Sebagai Menteri Sekretaris Negara, ia bermukim di Desa Tangkas. Ia dikenal sebagai pejabat kerajaan yang sangat loyal dan berhati tulus. Ia menjalankan tugas-tugasnya dengan sangat disiplin. Oleh karena itu Raja sangat menyayanginya.
Arya Kanuruhan memiliki tiga orang putra, yakni: Kiyai Brangsinga, Kiyai Tangkas, dan Kiyai Pegatepan. Setelah ia lanjut usia, kedudukannya sebagai kanuruhan digantikan oleh putra sulungnya: Kiyai Brangsinga.
Bagamana ceritanya Arya Kanuruhan bisa ikut terlibat dalam penyerangan Majapahit ke Bali dan mengapa Majapahit menyerang Bali? Untuk mendapatkan jawabannya, mari kita kilas balik guna menelusuri leluhur keluarga Arya Kanuruhan di Jawa.
Itu tidak bisa lepas dari Kerajaan Kediri, karena leluhur Arya Kanuruhan dibesarkan di Keraton Kediri. Pada tahun 1222, sebagai raja Kediri terkahir, yang memerintah adalah Kertajaya alias Dandang Gendis.
Suatu ketika Dandang Gendis mendapat serangan dari Ken Arok, sehingga terjadi pertempuran sengit antara Ken Arok dan pasukan Kediri di mana pasukan Kediri berhasil dikalahkan dan membuat pasukan Kediri lari tunggang langgang.
Salah seorang dari perwira Kediri yang ikut lari menyelamatkan diri adalah Jaya Katha yang masih ada hubungan darah dengan Jaya Katwang. Dalam pelarian ke daerah Tumapel ikut pula istrinya yang sedang hamil tua. Sampai di daerah Tumapel ia disambut oleh keluarga Kebo Ijo dan keluarga Gajah Para yang merupakan keluarga istrinya.
Di Tumapel ia kemudian menurunkan tiga orang putra, masing-masng bernama: Arya Wayahan Dalem, Arya Katanggaran dan Arya Nuddhata. Putranya yang kedua, Arya Katanggaran, kemudian disebutkan mengambil isti dari keluarga Kebo Ijo dan menurunkan Kebo Anabrang.
Ia diberi nama Kebo Anabrang setelah diutus oleh Raja Singasari ke Tanah Melayu di seberang dalam rangka memupuk pesahabatan dengan Kerajaan Melayu dan Sriwijaya, karena kedua negara itu memiliki angkatan laut yang sangat kuat.
Dalam menjalin persahabatan itu, Kebo Anabrang datang ke Tanah Melayu denga pasukan yang disebut Pasukan Pamalayu. Ketika kembali ke Jawa setelah menyelesaikan tugasnya di seberang, Singasari sudah tidak ada lagi.
Kebo Anabrang akhirya pergi ke Majapahit yang waktu itu diperintah oleh Raden Wijaya yang merupakan pewaris langsung dari Kerajaan Singasari. Ia datang ke Majapahit dengan membawa dua orang putri, yakni Dara Petak dan Dara Jingga yang ia persembahkan kepada Raden Wijaya.
Dara Petak kemudian diperistri oleh Raden Wijaya yang kemudian melahirkan Kala Gemet, sedangkan Dara Jingga kawin dengan kerabat Raja dari mana kemudian lahir Aditya Warman yang kelak menjadi raja di Kerajaan Melayu.
Raden Wijaya yang dinobatkan menjadi Raja Majapahit tahun 1294 kemudian didampingi oleh Panglima Perang Kebo Anabrang. Setelah beberapa lama tinggal di Majapahit, akhirnya Kebo Anabrang mengambil istri dari keluarga kesatria keturunan Singasari.
Dari perkawinan itu lahirlah seorang putra yang diberi nama Kebo Taruna. Ketika kemudian menjabat sebagai panglima perang, ia mendapat julukan Sirarya Sigha Sardhula, karena ia tak ubahnya seekor singa ketika menghadapi musuhnya di medan perang.