Terkadang jawaban itu hanya dibiarkan tergeletak, berdebu dan terkubur begitu saja. Karena tidak ada yang mempertanyakannya.
@igstnyoman26246 ай бұрын
Memasuki jaman kegelapan (Kali-yuga) manusia tidak lagi memuja Tuhan dengan menciptakan sendiri Tuhan dengan kecerdasan atau budhi itulah yang akhirnya disebut filsafat atau teologi. Mereka adalah keperibadia suci dan mulia tetapi ajarannya adalah ateis karena tidak memuja Tuhan Sri Krishna tetapi menciptakan Tuhan (teologi) sendiri. Contoh Budha sendiri adalah Wisnu (Tuhan) tetapi Budha mengajarkan Tuhan adalah Sunya (kosong). Dewa Siwa mengajarkan Nirvisesa. Tuhan ada tetapi tanpa atribut (nirvisesa). Mana ada Tuhan tanpa atribut karena istilah Tuhan itu sendiri adalah atribut. Dalam Wisnu Purana disebutkan: wisnu-bhakta smrto daiva, asuras tad viparyaysh. "Penyembah Wisnu adalah dewata, sebaliknya dia yang tidak memuja Wisnu adalah Asura." Jadi filsafat atau teologi diajarkan adalah untuk menipu para asura yang anti kepada Sri Wisnu.
@dedykurniyanto63496 ай бұрын
Karena semakin kita memahami diri , diri kita bukanlah pikiran dan pengetahuan2 dari buku2 atau agama , kita tidak benar2 melihat tuhan
@iwankarhadi47656 ай бұрын
Hindu dan Budha tidak pernah memperdebatkan perbedaan ajarannya.. Beda dgn Islam dan Kristen, yg hingga saat ini masih aj ribut tentang perbedaan ajarannya..?