Рет қаралды 51,396
Sudah lama kita mengenal Adobe. Mereka adalah pemimpin pasar perangkat lunak kreatif. Sebagian kita sudah terbiasa menggunakan produk-produknya yang ikonik, seperti Photoshop, Illustrator dan InDesign.
Namun belakangan mereka terguncang. Pendapatannya tergerus, karena model bisnis lisensi satu kali bayar, siklusnya tidak stabil. Eksklusivitas Adobe juga terganggu. Ini karena pembajakan perangkat lunak sudah begitu merajalela.
Sementara itu pesaingnya seperti Canva dan GIMP semakin eksis. Canva mampu memberikan solusi desain berbasis cloud yang ramah bagi pengguna. Sedangkan GIMP menjadi platform open source gratis yang semakin menarik perhatian. Khususnya bagi segmen pengguna yang selama ini diabaikan Adobe.
Situasi itu diperparah oleh perubahan perilaku pengguna. Mereka menuntut adanya fleksibilitas, akses lintas perangkat dan kolaborasi realtime. Tuntutan ini membuat Adobe yang masih berbasis desktop dinilai sudah ketinggalan zaman. Untungnya semua itu segera disadari CEO Adobe, Shantanu Narayen. Dia sadar bahwa Adobe harus berubah. Bukan untuk sekadar beradaptasi, melainkan untuk bertransformasi sepenuhnya.
Tetapi pakar inovasi, Clayton Christensen mengatakan, perusahaan besar tidak mampu mendisrupsi dirinya sendiri. Mereka cenderung terpaku pada model bisnis lama yang sudah terbukti menguntungkan. Dalam bukunya, The Innovator’s Dilemma, Christensen juga mengatakan, perusahaan besar takut mengambil risiko yang bisa mengancam kestabilan jangka pendek.
Shantanu melawan teori itu. Dia percaya bahwa risiko terbesar bagi Adobe bukanlah perubahan, melainkan justru pada ketidakmampuan untuk berubah. Bagaimana Shantanu berhasil mendisrupsi Adobe dan menjungkirbalikkan teori itu? Yuk kita cari tahu.
Disclaimer:
Video ini merupakan ulasan sederhana terkait fenomena bisnis atau industri untuk digunakan masyarakat umum sebagai bahan pelajaran atau renungan. Walaupun menggunakan berbagai referensi yang dapat dipercaya, video ini bukan naskah akademik maupun karya jurnalistik.
Sumber Referensi:
ExperiencePoint. (n.d.). Innovation in action: How Adobe does disruption. Retrieved from blog.experienc...
Cohan, P. (2015, February 2). 5 ways that Adobe Systems disrupted itself. Forbes. Retrieved from www.forbes.com...
dPrism. (n.d.). Out of the box, into the cloud: Adobe’s transformation success story. Retrieved from dprism.com/ins...
The Economist. (2021, October 16). How Adobe became Silicon Valley’s quiet reinventor. Retrieved from www.economist....
Narayen, S. (2023, November). Adobe’s CEO on making big bets on innovation. Harvard Business Review. Retrieved from hbr.org/2023/1...
Finance Yahoo. (n.d.). Adobe gives tepid sales outlook. Retrieved from finance.yahoo....
Dr. Indrawan Nugroho adalah CEO dan Co-founder CIAS, sebuah perusahaan konsultan inovasi dengan misi memampukan para talenta korporat dalam mendesain, mengembangkan dan mengimplementasikan inovasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan
Kunjungi:
www.cias.co
www.indrawannu...
My contact:
bit.ly/Kontak-...
Follow me at:
/ indrawannugroho
/ indrawannugroho
#corporateinnovation #cias #strategibisnis #konsultaninovasi