Terimakasih kehadirannya. Mari sama-sama-sama memperlengkapi agar kita semua semakin ditajamkan
@markussuroso43374 ай бұрын
Siang min, mendengarkan.
@BUKANAHLIFILSAFAT4 ай бұрын
Siap pak. Lanjutkan
@emilianew79463 ай бұрын
Kebanyakan kita . Lebih suka omon2..tanpa mau berproses....tapi berpikir hasil sebanyak banyaknya.
@BUKANAHLIFILSAFAT3 ай бұрын
Tindakan kecil lebih besar pengaruhnya daripada "omong besar"
@yazidsyafruddin18864 ай бұрын
Benahi dulu SDM bukan orientasi SDA belaka. Kita lebih sibuk bersengkarut politik ketimbang sibuk ekonomi bisnis. Kalah bersaing berarti kalah negosiasi dengan Asia tenggara dan Asia
@BUKANAHLIFILSAFAT4 ай бұрын
Mantap
@sutediheriyonoBaladMaUng3 ай бұрын
Sebelum ada bahasa manusia purba sudah berfilsafat tanpa bahasa. Terlihat dari meningkatnya cara hidup individualistis, NOMADEN dan BERBURU menjadi menetap dan berkelompok (sosialisme). Bahasa, seni, budaya, cara hidup, peradaban diawali dengan berfilsafat. Manusia memahami FENOMENA, ANOMALI alam dengan berfilsafat. Tanpa filsafat takkan ada agama, iptek, peradaban (civilisasi, hukum, perdagangan). Tanpa filsafat manusia sudah punah menghadapi tantangan alam atau hidup seperti BINATANG. Tanpa filsafat manusia hanya mengandalkan insting dan naluri yg tumpul (tanpa tumbuh dan berkembang menjadi NURANI, INTUISI). Tuhan pun takkan pernah ada tanpa filsafat, sebab manusia memahami adanya TUHAN karena kemampuan berfilsafatnya. Spiritualisme adl filsafat agama, metafisika adl filsafatnya iptek, agama dan iptek yg mengalami kebuntuan harus kembali pada filsafat. Filsafat ditinggalkan sama saja dengan membunuh TUHAN, karena penghubung manusia dengan TUHAN adl FILSAFAT.