Anumodana Bhante, Dhamma yg sangat memberikan pemahaman🙏
@AlamsyahBudDho7 ай бұрын
Prinsip prinsip dlm retreat dibawa ke dalam aktivitas sehari hari...very nice
@billykei Жыл бұрын
Terima kasih Bhante 🙏atas konten tanya-jawab nya yang menarik, karena membahas keraguan meditasi, terutama menjelang menit ke-33, dimana ada meditator yang ragu tentang.. apakah ada benang merah dalam praktek meditasi nya agar prinsip-prinsip nya juga bisa di praktekan dalam bisnis dan kegiatan sehari-hari nya. Kebetulan saya juga punya pertanyaan itu sejak awal praktek saya dalam keseharian hidup sehari-hari. Jadi saya kira benang merah nya sangat bisa untuk di lihat, meskipun kita menggunakan perspektif pekerja yang melakukan kegiatan forecasting untuk merencanakan masa depan, maupun ketika melakukan kegiatan managemen resiko untuk mengelola kekhawatiran nya. Contoh nya : Dalam hidup ini, selama dia menjadi manusia yang bisa mengingat dan berharap seperti kebanyakan kita, maka seseorang pasti pernah mengalami apa itu kesedihan, kesepian, kesenangan sesaat, kekecewaan, dan lain nya yang membawa penderitaan berulang, dalam aneka kegiatan dalam keseharian hidup yang di jalani nya. Dan, oleh karena penderitaan yang di alami manusia tersebut lah, maka kita sudah mengenal aneka macam kegiatan (yang di sukai penglihatan ; pendengaran ; aroma penciuman ; rasa di lidah ; sensasi pada kulit dan dalam tubuh ; juga pemikiran yang melegakan karena memberi harapan) yang bisa mengalihkan pikiran kita dari penderitaan tersebut, dengan berbagai hiburan sesaat dimana kita mungkin sudah bergantung kepada nya. Nah, ketergantungan akan hiburan sesaat tersebut juga adalah penderitaan (yang akan terulang, kembali datang menyapa), ketika semua hiburan tersebut berada di luar jangkauan kita saat ini. Penderitaan tersebut akan hadir ketika kita berada dalam kegiatan yang menghadirkan penglihatan yang tak di sukai ; pendengaran yang tak di sukai ; aroma, rasa di lidah, dan sensasi tubuh yang tak di sukai ; juga pemikiran yang membawa kekhawatiran yang tak di sukai. Pertanyaan kontemplatif nya sekarang. Sampai kapan kita mau hidup dengan ketergantungan seperti ini? Mungkin kah kita mampu terus hidup normal dengan berkubang dalam penderitaan tersebut, tanpa terjerumus dalam perbuatan beRESIKO fatal yang bisa menghancurkan kehidupan dan hubungan dengan orang lain? Karena.. ketika saat ini saja, kita tengah menjalankan hidup yang menanggung penderitaan sebagai resiko dari perbuatan yang tengah di sesali akibat ketergantungan kita pada "hiburan sesaat"... MAKA, mungkin kah sudah saat yang tepat bagi kita, untuk mulai melakukan "perencanaan masa depan" dan "pengelolaan resiko" pada sisa kehidupan yang masih bisa dan tengah di jalani? Karena.. jika sekarang sudah saat nya, maka penyelidikan yang setia pada pengujian dan pembuktian, perlu di selami di dalam diri yang tengah menjalani kehidupan ini. Jadi, jika kembali pada keseharian hidup yang menerapkan perhatian yang meditatif, maka kita bisa melihat ada tiga hal penting yang secara aktual bisa selalu jadi perhatian kita, ketika mempraktekan hidup berkesadaran dalam kegiatan sehari-hari menjalani hidup sebagai manusia kebanyakan. 1. Perubahan adalah keniscayaan, ketika apa yang di kenali ini bergantung pada keterkondisian. 2. Penderitaan adalah keniscayaan, ketika apa yang di kenali ini di lekati oleh harapan yang tak menyadari, tak memahami dan tak perhatian terhadap keterkondisian yang mempengaruhi perubahan nya. 3. Penderitaan yang lenyap adalah keniscayaan, ketika saat ini ada kesadaran yang menyeluruh terhadap keterkondisian yang tengah berlangsung apa-ada nya, di mana ada perhatian yang aktual pada perasaan suka-tak suka yang tengah berlangsung dalam pikiran yang mencatat, mengukur, membandingkan dan menilai -- yang mengkondisikan nya.. di mana, bentuk pikiran tersebut juga tengah jadi bekal (bagi persepsi terkondisi) dalam bentuk kesan-gambaran (yang muncul dalam gerak pikiran untuk mengingat, mengenang, meratap, berharap, hingga melekati keinginan yang kembali di catat), dimana semua keterkondisian tersebut "bisa di lepaskan" dan lenyap begitu saja -- bukan oleh keinginan (tapi perhatian langsung, tanpa usaha, dimana itu bukan persepsi yang terkondisi rekaman masa lalu dan proyeksi masa depan yang sudah di lekati) -- karena memahami ketidak-manfaat (sekaligus keniscayaan) dari keterkondisian yang tengah berlangsung aktual di saat ini.
@buddhadhammaindonesia5688 Жыл бұрын
Sādhu3x. Sangat bagus penjelasannya. Sādhu3x.
@eviservina9899 Жыл бұрын
Luar biasa
@liliksupiani8091 Жыл бұрын
🙏🙏🙏Sadhu.... Sadhu.... Sadhu.... Semoga semua mahluk berbahagia 🙏🙏🙏
@meychen3804 Жыл бұрын
🙏🙏🙏
@jom.a.md.s.h.2206 Жыл бұрын
Anumodana, Bhante Santacitto, Ph.D., 🙏🙏🙏
@Sugiyanto-xb4zh Жыл бұрын
Terimakasih Bhante unggahan nya, anumodana. Semoga para Bhante dan kalyanamitta semua tetap sehat2 saja. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Vandami Bhante 🙏