Kammic Repercussions | Khujjutara | Animated Buddhist Stories

  Рет қаралды 9,322

watsanfran

watsanfran

Күн бұрын

#Watsanfran #NobleDisciples #Khujjutara
Khujjutara
In this video, the Buddha explains what past kammic actions led to Khujjutara being a servant and having a hunched back.
Wat San Fran is proud to present stories taken from the Jatakas, Dhammapada, and Buddhist history. These stories often use past rebirth stories (Jatakas) to reveal the connection between past and present, and illustrate the relationship between cause and effect.
Check out the playlist #AnimatedBuddhistStories by Wat San Fran to explore the complete series.
********************************
Subtitles (closed captions) are available in Chinese (simplified), Chinese (traditional), English, Portuguese, Russian, Spanish, Tamil, and Thai.
Click on the CC button (closed captions) to turn it on.
Click on the Settings button to change the language.
Chinese (Simplified) and Chinese (Traditional) subtitles submitted by user: John Sum
Portuguese subtitles submitted by user: Rafael Guimarães
Russian subtitles submitted by user: Dania Akhmedova
Spanish subtitles submitted by users: Gloria Lo and Fernando Liu Zheng
Tamil subtitles submitted by user: Vishnuvardhini Chandrasekaran
********************************
Narrator
Name: Katie Angkustsiri Yip
Email: ktay.sounds@gmail.com
Artist
Name: Apichaya Phuetkasicholpasutha
Email: Mherapichaya@gmail.com
Animator
Name: Sarin Phonsawek
Email: Deracts@gmail.com
Expertise: After Effects and Photoshop
Portfolio: www.deviantart...
watsanfran.org
********************************
If you enjoy our videos and would like to contribute to our efforts in spreading Buddhism, please visit watsanfran.org/...
********************************
This video is sponsored by
Arunya Triyanond and family
Jittima Wipusupan and family
Wilasinee Narupakorn and family
********************************
We do not permit the usage of any of our content - videos, images, or audio - on any other channels. If you wish to have your language represented on our videos, please email us at watsanfran@yahoo.com

Пікірлер: 23
@NeilMurthy08
@NeilMurthy08 Жыл бұрын
Thank you so much, Wat San Fran for these incredibly beautiful animated stories. Through these videos, it feels like as if we are transported back to the Buddha's time, sitting at the Buddha's feet and listening to the Dhamma. May these timeless teachings penetrate our hearts and may we all find liberation from suffering. May all beings be happy. Sadhu Sadhu Sadhu.... 🙏
@sunilshejul6179
@sunilshejul6179 Жыл бұрын
Sadhu🌷Sadhu🌷Sadhu🌷...With Much Metta!🙏🙏🙏🌷🌹💐😊
@JessT-xx9gj
@JessT-xx9gj Жыл бұрын
sadhu sadhu sadhu 🙏🙏🙏
@AyyaSambodhi_2024
@AyyaSambodhi_2024 2 жыл бұрын
🌺🙏Sadhu Sadhu Sadhu🙏🌺
@Tibetkitty
@Tibetkitty 4 жыл бұрын
Thank you for yet another amazing video
@ekacreation9836
@ekacreation9836 3 жыл бұрын
Thank you so much ! if you have any free online link about Khujjutara pls send me . i need for my term paper . i am study in Master in Applied Buddhism From Lumbini university , NEPAL
@Samana358
@Samana358 2 ай бұрын
True ❤ Bad karma leads to bad destiny (only buddhas know it)
@lucidwords5294
@lucidwords5294 2 жыл бұрын
Would be nice if you add to the videos where exactly is each story taken from
@ismaelsamavati327
@ismaelsamavati327 2 жыл бұрын
Muito lindo.
@vishnuvardhiniakaarya1130
@vishnuvardhiniakaarya1130 4 жыл бұрын
🙏🙏🙏🙇‍♀️🙇‍♀️🙇‍♀️
@pusooppoo631
@pusooppoo631 4 жыл бұрын
สาธุครับ
@Shiandi
@Shiandi 2 жыл бұрын
Kisah Cakkhupala Thera Suatu hari, Cakkhupala Thera berkunjung ke Vihara Jetavana untuk melakukan penghormatan kepada Sang Buddha. Malamnya, saat melakukan meditasi jalan kaki, sang thera tanpa sengaja menginjak banyak serangga sehingga mati. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali serombongan bhikkhu yang mendengar kedatangan sang thera bermaksud mengujunginya. Di tengah jalan, di dekat tempat sang thera menginap mereka melihat banyak serangga yang mati. “Iiih…, mengapa banyak serangga yang mati di sini?” seru seorang bhikkhu. “Aah, jangan jangan…”, celetuk yang lain. “Jangan-jangan apa?” sergah beberapa bhikkhu. “Jangan-jangan ini perbuatan sang thera!” jawabnya. “Kok bisa begitu?” tanya yang lain lagi. “Begini, sebelum sang thera berdiam disini, tak ada kejadian seperti ini. Mungkin sang thera terganggu oleh serangga-serangga itu. Karena jengkelnya ia membunuhinya.” “Itu berarti ia melanggar vinaya, maka perlu kita laporkan kepada Sang Buddha!” seru beberapa bhikkhu. “Benar, mari kita laporkan kepada Sang Buddha, bahwa Cakkhupala Thera telah melanggar vinaya”, timpal sebagian besar dari bhikkhu tersebut. Alih-alih dari mengunjungi sang thera, para bhikkhu itu berubah haluan, berbondong-bondong menghadap Sang Buddha untuk melaporkan temuan mereka, bahwa “Cakkhupala Thera telah melanggar vinaya!” Mendengar laporan para bhikkhu, Sang Buddha bertanya, “Para bhante, apakah kalian telah melihat sendiri pembunuhan itu?” “Tidak bhante”, jawab mereka serempak. Sang Buddha kemudian menjawab, “Kalian tidak melihatnya, demikian pula Cakkhupala Thera juga tidak melihat serangga-serangga itu, karena matanya buta. Selain itu Cakkhupala Thera telah mencapai kesucian arahat. Ia telah tidak mempunyai kehendak untuk membunuh.” “Bagaimana seorang yang telah mencapai arahat tetapi matanya buta?” tanya beberapa bhikkhu. Maka Sang Buddha menceritakan kisah di bawah ini: Pada kehidupan lampau, Cakkhupala pernah terlahir sebagai seorang tabib yang handal. Suatu ketika datang seorang wanita miskin. “Tuan, tolong sembuhkanlah penyakit mata saya ini. Karena miskin, saya tak bisa membayar pertolongan tuan dengan uang. Tetapi, apabila sembuh, saya berjanji dengan anak-anak saya akan menjadi pembantu tuan”, pinta wanita itu. Permintaan itu disanggupi oleh sang tabib. Perlahan-lahan penyakit mata yang parah itu mulai sembuh. Sebaliknya, wanita itu menjadi ketakutan, apabila penyakit matanya sembuh, ia dan anak-anaknya akan terikat menjadi pembantu tabib itu. Dengan marah-marah ia berbohong kepada sang tabib, bahwa sakit matanya bukannya sembuh, malahan bertambah parah. Setelah diperiksa dengan cermat, sang tabib tahu bahwa wanita miskin itu telah berbohong kepadanya. Tabib itu menjadi tersinggung dan marah, tetapi tidak diperlihatkan kepada wanita itu. “Oh, kalau begitu akan kuganti obatmu”, demikian jawabnya. “Nantikan pembalasanku!” serunya dalam hati. Benar, akhirnya wanita itu menjadi buta total karena pembalasan sang tabib. Sebagai akibat dari perbuatan jahatnya, tabib itu telah kehilangan penglihatannya pada banyak kehidupan selanjutnya. Mengakhiri ceritanya, Sang Buddha kemudian membabarkan syair di bawah ini: Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya, bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya. Pada saat khotbah Dhamma itu berakhir, di antara para bhikkhu yang hadir ada yang terbuka mata batinnya dan mencapai tingkat kesucian arahat dengan mempunyai kemampuan batin analitis ‘Pandangan Terang’ (pati-sambhida).
@justko2909
@justko2909 4 жыл бұрын
🧘‍♂️
@itsmylifewithDeepika
@itsmylifewithDeepika 23 күн бұрын
❤❤❤🙏🙏🙏🪷🪷🪷
@pairachpanyavachiro8935
@pairachpanyavachiro8935 4 жыл бұрын
Sathu
@venrakkhita
@venrakkhita 2 жыл бұрын
i don't really believe this one.... developing wisdom.... that can be done... study and meditation and good teachers... i dont think offering prevention against heat from a bowl would have that effect. If the monk was that intelligent he would have been able to foresee the possibility of the hot bowl problem and create a preventative. I'm not sure some of these stories aren't just reverse engineered to fit an interpretive theory of kamma. She used compassion. She acted out of concern and the person was highly advanced. Good mind state and great beneficiary...
@kauesantili2452
@kauesantili2452 Жыл бұрын
you can develop wisdom by makink merit,period,in my opinion
@luciogutierrez997
@luciogutierrez997 Жыл бұрын
Study and meditation bring wisdom, yes, but you also need some other conditions to be present. If you live in a place where the Dhamma is not valued, even if you have an internet connection and access to the suttas, you won't see the benefit of browsing those websites. Most of those websites are either in English or the language of a Buddhist country. Not accessible if you don't speak them. Also you need a teacher which is easy to come by if you live in a Buddhist country, but really difficult to find in most countries. Or maybe you could be born in a country where the Dhamma is popular and valued by society, but not by your family, and you never study or practice it. Or you might be born in a Buddhist family, but not have enough intelligence to understand the Dhamma. So if you find a pacceka buddha who is burning his hands, just give him your bracelets 😄
@venrakkhita
@venrakkhita Жыл бұрын
@@luciogutierrez997 that was a very interesting response... thank you very much
@kauesantili2452
@kauesantili2452 Жыл бұрын
@@luciogutierrez997 Soon we gonna be be able to know if someone is an arahant or an anagami it will make much easyer to understand d teachings better,and become arya sotappan or sakidagami or even more,metta.
@kauesantili2452
@kauesantili2452 Жыл бұрын
@@venrakkhita i talk to some devas they tell me this.
The Deceiver | Jambuka | Animated Buddhist Stories
9:41
watsanfran
Рет қаралды 9 М.
Крутой фокус + секрет! #shorts
00:10
Роман Magic
Рет қаралды 37 МЛН
Миллионер | 2 - серия
16:04
Million Show
Рет қаралды 855 М.
规则,在门里生存,出来~死亡
00:33
落魄的王子
Рет қаралды 30 МЛН
Who are you?
13:32
Our Animated Box
Рет қаралды 20 МЛН
10 Buddhist Principles So That NOTHING Can AFFECT YOU
31:10
Dream Sparks
Рет қаралды 456 М.
Cultivating Moral Courage - Inspiration from Katha Upanishad
8:47
Focus on Self
Рет қаралды 2,2 М.
A Mother's Wrath | Latukika Jataka | Animated Buddhist Stories
11:50
Why It Is OK To Have No Ambition In Life? - a zen short story
8:47
Dare to do. Motivation
Рет қаралды 746 М.
A Journey of Karma | Isidasi Theri | Animated Buddhist Stories
22:17
Speak 5 Lines To Yourself Every Morning - Buddhism
26:17
Wisdom Insights
Рет қаралды 781 М.