Рет қаралды 69,608
#belanda #orangbelanda #ekatanjung
Bincang seru dengan Irthe Blokhuizen, perempuan muda Belanda yang sangat lancara berbahasa Indonesia. Lokasi di Kastil Helmond. Bagaimana latar belakangnya dia bisa Bahasa Indonesia begitu lancar?
IRTHE: BULE MIRIP SCARLETT JOHANSSON, INGIN SELALU KE INDONESIA MEMBAUR DENGAN PENDUDUK LOKAL (PART 2)
• WOW! BULE MIRIP SCARLE...
Perbincangan berlangsung di Kastil Helmond dekat tempat tinggal Irthe. Jalan kaki tidak sampai lima menit. Kita waktu itu kenalan, ketika Irthe menikah dengan Mas Latif. Kita sempat ngobrol dengan Mas Latif dalam Bahasa Belanda. Saya kaget ternyata Irthe bisa bahasa Indonesia.
Irthe mengenal Indonesia dari opanya. "Opa pernah cerita bahwa waktu dia berusia 25 tahun sempat mau dikirim ke Indonesia. Waktu zaman Aksi Polisional (Agresi Belanda) era Kemerdekaan 1946 - 1949. Tapi ketika sedang latihan training, dia mengalami kecelakaan. Dia masuk Rumah Sakit, dan batal pergi ke Indonesia. Sedangkan temannya jadi dikirim.
Temannya ini meninggal dunia di Indonesia. Itulah pertama kali Irthe mendengar kata Indonesia.
Waktu dengar cerita itu umur Irthe 10 tahunan masih SD.
Di sekolah, hanya sedikit mendengar tentang sejarah Indonesia. Hanya tentang Golden Age, Abad Keemasan ketika Belanda melakukan ekspedisi kemana-mana. Tapi di sekolah Irthe tidak ada pembahasan khusus tentang Indonesia.
AWALNYA TIDAK MAU
Indonesia muncul dalam kehidupan Irthe, aktu saya berusia 17 tahun. Diajak orang tua liburan ke Indonesia. "Awalnya saya tidak mau. Saya bilang:"Ngapain liburan jauh-jauh? Kenapa tidak di Belanda saja. "
Karena sedikit dipaksa oleh orang tua "Ayolah tidak apa-apa. Kan hanya tiga minggu saja."
Akhirnya Irthe bilang:"Ya oke lah."
Nah pas sudah di Indonesia. WOW saya sangat tertarik sama Indonesia. Jadi tadinya tidak mau, karena kejauhan. Karena dari dulu saya selalu liburan di Belanda saja. Biasanya kami ke kepulauan di Belanda Utara. Waddeneilanden Schiermonnikoog, Vlieland, Texel...
Kepulauan itu termasuk dalam 10 Warisan Budaya Belanda yang diakui UNESCO.
Dari saya kecil, setiap tahun liburan selalu ke sana. Camping dan lainnya. Jadi sebenarnya tidak pernah ke luar negeri.
Jadi perjalanan ke luar negeri ke Indonesia itu pertama kali untuk kawasan Asia. Kalau yang dekat Prancis, Belgia, Inggris pernah juga. Tapi belum pernah jauh.
Berangkat ke Indonesia berempat. Papa-Mama dan adik saya. Sampai pertama ke Bandara Jogja, sebelumnya sempat transit di Jakarta. Waktu itu tujuan liburannya ke Jogja, Bromo, Malang dan menyeberang ke Bali. Kami liburan selama tiga minggu. Kesannya pertama kali seperti saya sedang berada di dunia lain. Dengan kebiasaan yang jauh berbeda dengan Belanda...
JADI SENANG
Awalnya Irthe kaget - "Ini lain banget dengan Belanda." Tapi saya merasa tertarik. Orang-orangnya ramah, selalu senyum, sopan dan baik. Saya merasa lebih santai di sana. Tidak terlalu stress seperti di Belanda. Di sini kan orang selalu mau cepat-cepat. Di sana saya merasa lebih tenang. "
Waktu di Indonesia, Irthe punya teman baru. Teman Indonesia yang seumuran. "Lalu kami berteman di Facebook. Dan kami tetap keep contact dengan mereka.Tapi saya selalu ngobrol pakai Bahasa Indonesia dengan mereka. Waktu itu saya belum bisa, tapi translate dulu di Google terus diketik saja."
Rasanya punya kenalan orang Indonesia dengan kebiasaan menanyakan makanan. Awalnyamembuat Irthe gak bingung dengan pertanyaan seperti itu. Kok bertanya "Sudah makan atau belum?" Ya saya akhirnya jawab saja. Sudah makan. Tapi ya sebenarnya sempat bingung juga kenapa dia bertanya kaya gitu.
INDONESIA INDAH
Irthe sangat bersemangat belajar Bahasa Indonesia. Motivasinya karena ingin ke Indonesia lagi. "Karena ini negaranya indah sekali. Saya ingin ke sana lagi."
Irthe senang ngomong dengan orang lain dalam bahasa orang itu. "Jadi saya ingin belajar bahasa Indonesia." Saya membeli buku di toko buku di sini. Seperti kamus begitu. Tapi tidak terlalu banyak terpakai juga bukunya."
Nah pada 2012 setahun setelah liburan pertama, Irthe ke Indonesia lagi tapi sendirian. "Saya backpacking sendiri selama dua bulan ke Indonesia."
Irthe beaya sendiri ke Indonesia. Dengan cara menabung dari kerja sambilan. Kerja di restoran dan supermarket di Belanda.
"Dan memang dari dulu saya tidak pernah boros dengan uang. Saya selalu nabung. Jadi saya bayar sendiri liburan ke dua."
Ditambah lagi, kalau kita kuliah di Belanda dapat tunjangan sekolah. Dan berhubung Irthe masih tinggal dengan orang tua (tidak kost), jadi bisa kumpukan uang tunjangan itu.
Backpaker pertama ke Bali. Kemudian ke Lombok. Balik lagi ke Bali kemudian ke Banjarmasin Kalimantan. Ada teman di sana mengajak keliling. Kemudian ke Sulawesi, ke Makassar. Perjalanan kedua juga sangat mengesankan sekali. Irthe ingin kembali lagi untuk ketiga kalinya ke Indonesia. Untuk jangka lebih lama lagi.