Pk coba sampaikan ke p menteri bukan masalah kurikulum atau pendekatan pembelajarannya. Tapi akar masalahnya kompetensi dan kesejahteraan guru yg harus dibenahi jangan dokumen2 yg diobok obok terus tdk akan menyelesaikan masalah pk.
@sahabatpembelajar8 күн бұрын
Setuju
@smassalambon8 күн бұрын
Sepakat. Betul itu....
@busyairilotu55587 күн бұрын
teori memang bgus tpi pelaksanaan di lapangan harus terlaksana.
@nengpuspawati12426 күн бұрын
Setuju
@gatotimron6987Күн бұрын
kebanyakan yh dalah paham tidak pernah yahu kitab Taklim Muta alim bg para santri wes bisa dipahami deep learninh itu proses pembelajaran kolaboratif yg menyenangkan dan lebih bermakna dari masing'masing keadaan anak didik
@oke10358 күн бұрын
Terima kasih banyak pak Kalo menjelaskan selalu dengan sumber'' yang akurat🙏
@sahabatpembelajar8 күн бұрын
Semoga bermanfaat
@pawidwidarso6758 күн бұрын
Kurukulum merdeka itu sebenarnya bagus, cuma belum semua guru memahaminya dan ratio guru siswa juga perlu diubah dari 1: 30 menjadi 1: 15. Insya Alloh akan terlaksana pembelajaran berdeferiensi.
@AsiwayantaCrp-qp7bz6 күн бұрын
Okey, okey. Menurut pemahaman ssya: pendidikan, lebih khususnys pengajsran itu bisa kita tinjau dari 2 sudut irisan, yaitu: methode dan isi (materi). Atau dengan istilah lain: cara mengajar dan bahan pengajaran. Apa yang disampaikan oleh kedua Bapak Menteri yang dulu dan yang baru itu baru: dasar pikiran cara mengajar. Ya, itu baru di ranah/wilayah: dasar pikiran cara mengajar. Memang ini adalah : bagian awal langkah pikiran / sikap untuk menyampaikan materi pengajaran. Oleh sebab itu sesungguhnya pebdifikan dan pengajarsn ini perlu dibahas oleh suatu team pemikir yang menyeluruh kompak, tidak hanya pemikiran yang comot sana-sini. Jadi kesimpulan sementara ssya: sungguh kasihan kita Indonesia ini belum punya konsep yang matang tentang : Sistem Pendidkan Nasional I dobesia. Kasihan. Sungguh kasihan. Masih coba-cova. Merdeka berpikir.
@zamaniemha7 күн бұрын
Tinggal pilih : 1. Guru menyesuaikan kurikulum 2. Kurikulum menyesuaikan kondisi guru
@AGUSYUAZ6 күн бұрын
Makin kesini kurikulum makin mendekati model pendidikan pesantren.... Pd bbrp saat yg lalu dng metode ktsp dan un, kurikulum lbh fokus ke iptek.... Sekarang kurikulum, spt kurmer dan zonasi lbh menitik beratkan pd akhlak drpd sekedar ilmu..... Mungkin bbrp thn ke depan tdk ada bedanya antara sma dan ponpes.... Semoga ke depan makin bagus .....
@achiachi0306 күн бұрын
Betul sekali pak, saya juga ga nemu. 😂
@salmontappang77276 күн бұрын
Sebaik bagaimanapun kurikulum kita kalau kualitas gurunya dibawah standar, tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Jadi yang perlu ditingkatkan mutunya dulu adalah gurunya.
@sahabatpembelajar6 күн бұрын
Peningkatan kompetensi guru itu selalu ada
@MargiyonoGK6 күн бұрын
Ternyata pak mentri berkiblat pada pendidikan yang ada di Australia, kenapa tidak mengadopsi pendidikan di Finlandia
@andarisal8 күн бұрын
Pak kurikulumnya sudah bagus cuman gurunya yang belum paham pak coba sosialisasi nya seperti yang lalu, diberi pelatihan Jagan hanya mandiri saja
@sahabatpembelajar8 күн бұрын
Setuju
@7an_Quotes_Beliefs8 күн бұрын
Waduh kalau sekedar deeplearning atau sekitar itu kan sudah sejak KBK, KTsP, K-13 dah ada. Yang kutahu dan kujalankan ketika jadi guru dan trainer, sudah menggunakan model atau pendekatan pembelajaran seperti itu. Apalagi kalau mengadokspi model pembelajaran semacam Quantun Teaching, Revolusi Cara Belajar, NLP for teaching. Sudah lama itu pak....😀