KELUARGA BERVISI SURGA : Sebab Hilangnya Ketenangan (part VI) | Abu Bassam Oemar Mita

[@fannyangelia62]

1. Banyak orang yang merasa sudah bersyukur, padahal ia masih jauh dari syukur yang diridhai oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ. Oleh karena itu kita bermohon kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ supaya bisa menjadi hamba-hamba pilihan yang senantiasa bersyukur kepada Allah dalam setiap perkataan dan perbuatan kita. Kita akan dihindarkan Allah dari musibah jika senantiasa bersyukur. 2. Orang bisa saja memiliki kemewahan, tetapi belum tentu ia mendapatkan ketenangan hati. Karena ketenangan itu sesuatu yang sifatnya eksklusif. Tidak semua orang bisa mendapatkan ketenangan kecuali mereka yang berusaha untuk mendapatkan ketenangan dalam kehidupan. 3. Kisah nyata dari sebuah keluarga yang memiliki perusahaan dengan omset sampai ratusan miliar tapi pemiliknya merasa gelisah. Terutama saat ada masalah dengan salah satu putra yang dicintainya. Seakan-akan pencapaian yang beliau raih, yaitu perusahaan dengan omset sampai ratusan miliar menjadi tidak ada artinya dibandingkan kesedihan yang ia dapatkan ketika bermasalah dengan salah satu putra yang beliau cintai. 4. Dari cerita diatas kita mendapatkan pelajaran bahwa kemewahan itu bisa didapatkan oleh orang yang mau bekerja keras. Akan tetapi belum tentu mereka memiliki ketenangan, karena ketenangan itu sifatnya eksklusif. Tidak semua orang bisa mendapatkannya. 5. Salah satu pintu ketenangan adalah Islam. Ada lebih dari 10 pintu untuk mendapatkan ketenangan yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Salah satu pintunya adalah ketika kita mendapatkan ketenangan dari keluarga. Karena salah satu tujuan dari disyariatkan nya pernikahan adalah memberikan ketenangan bagi setiap keluarga. Ketika mereka benar-benar memaknai keluarga dengan yang diridhai oleh Allah dan rasul-Nya, dalam Surat Ar-Rum ayat 21. 6. Surat Ar-Rum (30) ayat 21: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk manusia isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. 7. Sebuah keluarga akan mendatangkan ketenangan kalau anggota dalam keluarga itu tahu apa yang harus dilakukan berdasarkan ilmu. Pada dasarnya keluarga itu menawarkan 2 hal. Keluarga bisa menawarkan kondisi selayaknya neraka atau selayaknya surga. Hal ini tergantung bagaimana kita memaknai keluarga kita sesuai panduan dari Allah dan rasul-Nya. 8. Keluarga bisa memberikan kenyataan yang pahit selayaknya neraka. Ada orang yang bermasalah dalam keluarganya sehingga sampai terforsir tenaga dan pikirannya memikirkan nasib keluarga mereka. Hal ini bisa berlangsung sampai berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun dan berlarut-larut sampai mengerogoti kesehatannya serta menghilangkan kualitas di dalam kehidupannya. Keluarga bisa memiliki atmosfir seperti neraka jika kita tidak mau belajar dan mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh Allah. 9. Keluarga juga bisa menjanjikan ketenangan. Atmosfer nya sebagaimana yang diberikan Allah di surga. Ada ketenangan, kelapangan dan sebuah kebahagiaan ketika keluarga itu mengikuti aturan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah dalam Surat Ar-Rum ayat 21. 10. Ketenangan itu adalah pondasi awal dari terciptanya kualitas-kualitas dalam kehidupan. Karena kualitas laki-laki tergantung dari ketenangan yang ia dapat bersama dengan keluarganya. Bagi wanita pun akan tergantung dari ketenangan yang ia dapat dari sang suami yang menjadi partner-nya dalam kehidupan. Inilah yang membuat kita membahas Buku Keluarga Bervisi Surga. 11. Ketenangan itu selalu dimulai dengan pijakan yang pertama yaitu referensi. Ketenangan itu harus dimulai dari ilmu yang benar. Supaya kita tidak hanya mendengarkan perkataan orang lain tentang keluarga, sehingga kita melepaskan suatu rumpun ilmu yang mengakibatkan setan bisa masuk ke dalam keluarga.

[@fannyangelia62]

12. Yang kedua adalah kita terlalu sering membandingkan keluarga kita dengan keluarga yang lain. Lalu mengacu kepada apa yang terjadi pada keluarga orang lain. Akhirnya kita tidak akan pernah merasa lapang dan bahagia kalau dalam sebuah keluarga itu sudah ada fenomena untuk membandingkan. 13. Ketenangan itu tidak bisa didapatkan secara gampang, harus ada unsur menjemput bola, ada ikhtiar yang harus dikerjakan. Supaya kita bisa memiliki keluarga yang melahirkan ketenangan. Kalau keluarga kita sudah tenang, sebesar apapun masalah yang ada di luar, maka akan mampu kita hadapi. Contoh: Rata-rata seorang pebisnis bisa berhasil lolos dari perangkap kerugian dan akhirnya bisa bangkit kembali, karena ia memiliki keluarga yang men-support dia. Kualitas kehidupan itu terletak pada ketenangan dari keluarga yang kita peroleh. 14. Rasulullah ﷺ bersabda, “Menikah itu menyempurnakan separuh dari kehidupan kita.” Jadi separuh agama itu ada di dalam pernikahan. Jadi orang yang menikah itu dikatakan sudah sempurna agamanya. 15. Kenapa pernikahan itu dikatakan separuh dari agama? Karena semua kebaikan yang seharusnya ia dapatkan, dan semua keburukan yang seharusnya ia terhindar darinya, hanya bisa didapatkan di dalam pernikahan. Itulah betapa besarnya makna pernikahan dan keluarga di dalam Agama Islam. 16. Hari ini banyak makna pernikahan yang tergerus. Karena kita terlalu benyak mendapatkan kisah percintaan dan romantisme yang dibangun oleh mereka yang tidak paham ilmu, serta tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Maka akhirnya banyak kehidupan keluarga yang berantakan karena tidak meletakkan pondasinya pada refensi yang terdapat di dalam kitabullah. 17. Keinginan kita itu sebenarnya mendapatkan keluarga yang qurrota a'yun. Sesederhana itu saja. Jadi kalau ada orang yang bertanya bagaimana tips nya untuk menjadi orang yang sukes? Milikilah keluarga yang qurrota a'yun. Kalau ini sudah didapatkan, maka semua anggota dalam keluarga tersebut akan mekar potensinya. 18. Gambaran tentang qurrota a'yun itu adalah seperti unta yang ketika terjadi badai masih tetap bisa berjalan. Kenapa unta masih bisa berjalan saat ada badai datang? Karena di dalam struktur mata unta ada bulu khusus yang secara otomatis turun ketika terjadi badai. Apapun yang diterbangkan oleh badai tidak akan bisa mengacaukan jalannya unta ketika bulu khusus itu turun saat badai terjadi. Inilah gambaran dari qurrota a'yun. Kita akan bisa menghadapi badai yang ada di luar rumah, kalau keluarga kita bisa memberikan ketenangan selayaknya bulu mata unta yang otomatis turun saat ada badai. Sebaliknya jika ada orang yang mendapatkan badai yang luar bisa di luar rumah, lalu ketika pulang ternyata badai di dalam rumahnya lebih besar dari badai yang ada di luar rumah. Itu adalah tanda adanya kiamat kecil. 19. Imam Qhurtubi berkata, “Tidak ada perkara yang paling mencerahkan pandangan seseorang kecuali ketika kita mendapatkan pasangan itu taat kepada Allah.” Itulah yang akan menjadi sumber ketenangan. 20. Salah satu item yang harus diperhatikan dalam berkeluarga adalah banyak mendoakan. Kalau proses cinta kita benar, maka orang yang paling sering kita doakan setelah orang tua kita adalah pasangan hidup kita. Harusnya kita lebih dulu mendoakan pasangan hidup kita, daripada anak-anak kita. Makanya dalam Surat Al-Furqan ayat 74 disebutkan pasangan hidup terlebih dahulu baru anak-anak kita. 21. Surat Al-Furqan ayat 74: Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. 22. Keluarga yang beruntung adalah yang setiap anggota keluarga itu selalu menggantungkan harapan mereka dengan berdoa kepada Allah. Terjadinya masalah pada pasangan hidup kita terkadang itu disebabkan karena kita jarang menyebutkan nama mereka di dalam doa dan pinta kita kepada Allah. Karena pertolongan Allah itu datang dari doa yang kita panjatkan. 23. Salah satu yang penting kita perhatikan dalam berumah tangga selain memperhatikan doa, memperhatikan niat, dan ilmu yang sudah kita pelajari, adalah memperhatikan aspek ketakwaan kita kepada Allah. Aspek ketakwaan itu adalah kebutuhan primer dalam setiap keluarga. 24. Surat At-Tahrim ayat 6: Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 25. Kalau kita memiliki keluarga yang terjaga dari perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan ke api neraka, maka kita akan mendapatkan keberkahan di dalam kehidupan. Menikah itu bukan sekedar hidup bersama, tapi menikah itu adalah sebuah komitmen untuk bersama di dalam taat dan beribadah kepada Allah. Ini teguran untuk kita semua.

[@fannyangelia62]

26. Ibadah yang menjadi pondasi dari ketakwaan itu bisa longgar ketika sebuah keluarga itu disibukkan oleh perkara yang tidak bermanfaat. Kalau kita tidak sibuk dengan perkara yang bermanfaat, maka pasti kita akan disibukkan dengan perkara yang tidak bermanfaat. 27. Imam Ibnu Qayyim berkata, “Kalau kamu tidak disibukkan dalam perkara taat, maka kamu pasti akan disibukkan dalam perkara maksiat.” Kaidahnya sesederhana itu. 28. Keluarga yang tidak menghadirkan sebuah makna, maka ia tidak akan memiliki sebuah komitmen kuat untuk melahirkan ketakwaan dalam kehidupan mereka dalan berumah tangga. Contoh: Ibadah hariannya tidak terjaga. Ibadah itu seharusnya menjadi pilar dalam sebuah keluarga. Ketika ketakwaan menjauh dari sebuah keluarga, itu berarti strateginya setan berhasil mendarat dan menggantikan pilar ketakwaan. 29. Setelah menikah, kita disunnahkan untuk melaksanakan sholat sunnah 2 rakaat secara berjamaah suami dengan istrinya. Kenapa ada syariat sholat 2 rakaat setelah pernikahan? Tentunya ini ada makna yang sangat dalam. Ini adalah sebuah isyarat bahwa dalam pernikahan itu kita harus membangun ibadah kepada Allah. Persoalan di dalam keluarga seringkali disebabkan karena kendornya ketakwaan kita kepada Allah, sehingga setan jadinya yang menguasai dan membelenggu keluarga itu. 30. Fudhail bin Iyadh berkata, “Aku pernah melakukan sebuah perbuatan maksiat. Ketika aku melakukan maksiat, maka aku menjumpai hukumannya langsung diberikan oleh Allah. Aku jumpai bagaimana istriku membantah apa yang aku sampaikan. Aku dapati anakku durhaka dan tidak mendengar perkataan ku. Bahkan aku jumpai rumah ku yang asalnya tidak ada tikus, kemudian banyak tikus masuk ke dalam rumah setelah aku melakukan sebuah kemaksiatan.”

[@fannyangelia62]

31. Sebuah kemaksiatan tidak bisa dianggap remeh. Kemaksiatan itu bukan hanya berdampak kepada pelaku, ketika memberatkan timbangan (mizan) keburukan, tapi berdampak hebat kepada apapun yang terjadi di sekitarnya. Kenapa? Kemaksiatan itu saking merusak nya, maka bukan hanya menghinakan pelakunya, tapi apapun di sekitarnya itu akan menjadi rusak. Contoh: Bom atom atau bom nuklir yang dijatuhkan di salah satu sudut Kota Hiroshima, tapi semua di kota itu akan terkena dampaknya dalam radius beberapa puluh kilometer dari tempat dijatuhkannya bom atom itu. Dosa itu lebih parah daripada bom ketika dijatuhkan. Jadi efek kerusakannya itu bisa kemana-mana. 32. Allah melarang kita dari dosa, bukan karena Allah ingin mengambil kebebasan kita sebagai muslim. Tapi memang kerusakan yang ditimbulkan dari dosa banyak orang yang tidak menyadari. Dosa itu bukan hanya menjadikan diri kita hina. Tapi bisa menjadikan efeknya bisa jauh radius nya. Tanpa kita sadari karena kelalaian kita dalam memahami efek buruk dari sebuah dosa. 33. Kalau ada dosa yang dilakukan dalam satu keluarga, maka efeknya bisa ke suami, istri dan anak-anak. Dosa adalah lawan dari sebuah ketakwaan. Jadi setiap seorang suami atau istri, mau melakukan sebuah perbuatan maksiat atau dosa, maka ia harus berpikir apakah siap jika pasangan hidupnya dan anak-anaknya akan berubah sesuai dengan kecondongan nya ketika merespons dosa. Jadi ada makna yang harus dihadirkan oleh seseorang sebelum ia melakukan dosa, bahwa akan ada akibat-akibatnya. 34. Kita dan seluruh anggota keluarga harus benar-benar memiliki komitmen kuat dalam membangun ketakwaan. Memahami bahwa dosa itu layaknya bom atom. Yang bukan hanya akan jatuh kepada kita sebagai pelaku, tapi akibat radiasi dari bom itu radius nya bisa kemana-mana. Bisa menjangkau ke pasangan hidup kita, anak-anak kita. Maka akan terjadi atmosfer neraka saat dosa sudah mendominasi. 35. Berkeluarga itu adalah ibadah dan melangsungkan ketaatan bersama, bukan sekedar hidup bersama. Sehingga bisa terhindar dari berbagai macam dosa dan kemaksiatan. Setelah itu satu per satu bulir-bulir ketenangan akan Allah hadirkan. Kebahagiaan akan Allah hadirkan kepada hati dan jiwa kita sebesar kemaksiatan yang kita hindari. 36. Ada 2 waktu yang seharusnya bisa menjadi tali kendali atau rem kita dalam melakukan dosa atau kemaksiatan. Waktu yang pertama adalah ketika mendapati orangtua kita sudah meninggal dunia. Maka berhentilah dari kebiasaan maksiat. Kenapa kematian orang tua kita harus menjadi rem yang ditarik untuk menghentikan laju kemaksiatan dan dosa? Karena kasihan orang tua kita kalau kita masih melakukan dosa. Karena mereka hanya berharap doa dari anak-anaknya. Yang paling setia dalam mendoakan orang tua kita ya hanya kita. Tetangga, sahabat, dan teman orang tua kita seiring dengan waktu dan masalah yang silih berganti datang kepada mereka akan membuat mereka melupakan orang tua kita. Walaupun dulu mereka dekat ketika masih hidup. Karena mereka juga punya banyak masalah. Yang paling setia dan bisa mereka harapkan ya anak-anaknya. Kalau ada anak yang masih makan riba, menggampangkan perkara-perkara maksiat, maka doanya akan terpengaruh dengan maksiat yang ia kerjakan. 37. Yang kedua adalah ketika kita sudah berkeluarga dan punya anak. Berhentilah untuk melakukan dosa. Karena dosa yang dilakukan oleh setiap orang ketika dia punya keluarga akan mengenai pasangan hidup dan keturunannya. Hal ini yang akan menjadikan ketenangan itu hilang. Karena dosa itu mengelisah kan dan meresahkan. Dosa itu juga bisa mengusir ketenangan, karena yang bisa merespons ketenangan hanya ketaatan. Ketenangan itu pasangannya pada ketaatan. Dosa itu pasangannya kegelisahan. Walaupun tampaknya ia senang, tertawa, tapi ia tidak tenang. 38. Orang yang taat kepada Allah itu tenang. Contoh: Suami yang taat kepada Allah, maka ia tidak akan khawatir kalau HP nya dilihat oleh istrinya atau orang lain. Sebaliknya kalau seorang suami atau istri bermaksiat kepada Allah, dan meninggalkan ketaatan kepada Allah, maka dalam urusan HP ia tidak akan tenang. Ia akan gelisah meninggalkan HP nya. Kalau HP nya dipegang orang lain cepat-cepat ingin diambil kembali. Karena kemaksiatan yang dilakukan di HP itu berpasangan dengan kegelisahan.

[@fannyangelia62]

39. Ketakwaan itu sederhana, lakukan apa yang Allah perintahkan, dan tahan diri dari perkara kemaksiatan, sesederhana itu. Setiap ketakwaan itu akan menimbulkan efek yang luar biasa. Ketakwaan itu seperti pohon yang rindang di siang hari dan akan mengeluarkan oksigen yang menyegarkan. Makanya kita akan merasa segar jika berada di bawah pohon pada siang hari. Akan tetapi dosa dan kemaksiatan seperti kita berada di bawah pohon pada tengah malam. Maka kita akan rebutan oksigen dengan pohon itu dan akan menghirup karbon dioksida. 40. Komitmen kita di dalam pernikahan itu adalah komitmen untuk bertakwa dan beribadah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَ. Seorang wanita yang sudah menikah, maka ia harus bisa mengontrol dirinya atas semua perkara. Ia juga harus memikirkan efek dari dosa itu bisa kemana-mana. Bisa kepada suami dan anak-anak yang ia lahirkan. Demikian juga dengan seorang pria yang sudah menikah, harus bisa mengontrol dirinya dari berbagai macam dosa dan maksiat. Kalau dosa dan kemaksiatan ini dilakukan, maka efeknya bisa merambah kemana-mana. Bahkan bisa menyebabkan tikus hadir di dalam rumah, kalau seseorang itu sudah bermaksiat dan meninggalkan ketaatan. Alam semesta ini bereaksi dengan ketakwaan kita sebagaimana ia juga bereaksi dengan kemaksiatan kita. 41. Pada zaman Umar bin Abdul Aziz menjadi Khalifah ketakwaan itu menyebar sampai ke seluruh negeri. Saking berkah nya ia sebagai seorang pemimpin, sampai semua masyarakatnya hidup dalam kecukupan. Sampai singa dan serigala pun tidak menerkam kambing. Ada kisah nyata, dimana ada seorang pemburu yang berada di tengah padang pasir. Pada malam hari ia melihat seekor serigala menerkam kambing. Pagi harinya ia bertanya-tanya apa yang terjadi tadi malam? Sampai ia mendapati serigala yang tadinya tidak menerkam kambing, akhirnya kembali menerkam kambing. Ternyata paginya terdengar sebuah berita bahwa Khalifah Umar bin Abdul Aziz semalam telah wafat. Jadi sampai seluruh negeri saja bisa bereaksi terhadap ketakwaan, apalagi keluarga. 42. Ketakwaaan seorang ayah atau seorang ibu itu akan sangat mempengaruhi keluarganya. Demikian juga kemaksiatan nya. Ketakwaan itu pasangannya ketenangan. Kemaksiatan itu pasangannya kegelisahan. Maka kita harus berkomitmen kepada diri kita masing-masing dan tidak perlu mencari kambing hitam. 43. Ketakwaan itu bukan urusan menunggu. Ada banyak istri yang berkata bahwa ketakwaan nya tergantung pada suaminya. Takwa itu dimulai dari diri kita. Kalau seorang istri mendapati suaminya belum bertakwa, maka mulai dari dirinya dulu. Mungkin nanti efeknya bisa mengenai suaminya suatu waktu nanti. Suaminya bisa saja akhirnya tersentuh dengan ketakwaan istrinya. Seperti tetesan air yang akhirnya bisa menghancurkan kerasnya hati seorang suami. Karena ia melihat terus ketakwaan istrinya. Ketakwaan seorang suami juga sangat berpengaruh terhadap ketakwaan keluarganya. 44. Kalau kita menyadari bahwa keluarga kita belum menjalankan amanah ketakwaan, maka inilah saatnya kita bertaubat. Kita mengambil air wudhu dan mengajak pasangan hidup kita untuk bertaubat (sholat taubat) kepada Allah atas kelalaian ibadah kita selama ini. Semoga dengan kita bertaubat secara kolektif, catatan-catatan buruk yang akan memberi efek pada keluarga kita akan dihilangkan oleh Allah dan diganti oleh sebuah keberkahan. 45. Banyak ustadz yang menjelaskan dengan perupamaan Allah berada di tengah, di antara suami di satu sisi dan istri nya di sisi yang lain. Semakin kita saling mendekat kepada Allah sebagai pasangan suami istri, maka akan semakin Allah dekatkan hati kita. Semakin mudah untuk berjumpa hati dari pasangan suami istri tersebut. Semakin jauh kita dari Allah, maka konsekuensi nya hatinya akan semakin dijauhkan dari pasangan hidup kita. Semoga bermanfaat. Mohon maaf dan mohon koreksi jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum. Barakallahu fikum

[@ErLina-t7i]

Alhamdulillah🤲, simak kajian ustadz✍️ 🙏

[@Asiahglg]

Syukran jazakallah ustdz ❤

[@adinaningrum4109]

Smga segera dipertemukan jodoh yg bertaqwa juga

[@nurhilaliah760]

Sukron sudah menebar manfaat, semoga kelak saya siap untuk berumah tangga aamiin

[@agungsantoso6937]

Amin

[@husnaaladawiyah1085]

Jmbr watu ulo slalu menyimak ,mksh ustad .

[@memesalsa4969]

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatu ustadz omaer mita JazakaAllah kheron ustadz Indramayu hadir

[@nurhayatunnurhayatun1425]

Alhamdulillah Aamiin ya rabbal 'aalamiin🤲🤲

[@naeniromayati6307]

Jazakallah khoir untuk ilmunya ustadz, semoga berkah

[@Unikasni]

Terimakasih ustadz

[@srirejeki6321]

Masya Allah tabarakallah

[@najwayazka5366]

Aamin ya rabb, jazakumullah khairan katsiran Ustadz dan tim, meski saya belum punya pasangan, tapi video video Ustadz mengenai keluarga sangat baik utk bekal saya ke depan inshaAllah

[@ilhamsetiyo1753]

Alhamdulillah jazakalah Khair ustadz atas ilmunya

[@yayangernanurjayanti7841]

:. Jazakumullaahu khairan...

[@eranovaria6268]

makasih ustadz ilmunya..🙏

[@sibgohrohim7624]

Jazakumullahu khoir ustadz & team Syameela Semoga istiqomah menuntut ilmu,.aamiin.

[@indrawatiningsih2737]

Assallammuallaikum...Barokalloh fiikum 🙏 Ustadz bersama team work.Terima kasih ilmunya 🙏

[@bangjeoofficial3675]

Terima kasih telah berbagi ilmunya🙏👍

[@jontralala]

Hadir.

[@turihandayani5233]

Assalamu'alaykum warohmatulloohi wabarokaatuh...

[@turihandayani5233]

Aamiin

[@suharyati11]

🌹 Assalamualaikum 🌹

[@lailaramadhanti257]

Wa'alaykumsalam wr wb bunda sht sllu istiqomah menuntut ilmu berkah barokah semuanya 🤲🏼🙏🏼

[@Noenk_Spt]

Waalaikum salam sht berkah sll mbk 🙏👍

[@suharyati11]

Laila Ramadhanti bang Danu Jodika baarokalloh fiikum sehat2 panjang umur berkah

[@ross.e_4615]

Assalamualaikum.. ada yg taukah judul lagu terakhirnya? 😊🙏

[@latitta8263]

Masalahnya ustadz,nda ada yang mau menikahi sy.dan usia sdh akan menginjak 40thun.jadi skrng ini sy hanya fokus kerja dan ibadah.

[@ernidwiyani6993]

Jgn khawatir ...Alloh menciptakan manussia untuk ber pasang pasangan . Bila tdk ada jodoh di dunia pastilah akan berjodoh si akhirat . Tidk ada yg bsa merubah takdir kecuali Doa brdoalah minta jodoh . Smoga Alloh segera memberimu jodoh .

[@latitta8263]

@@ernidwiyani6993 sy sdh tidak ingin menikah krn faktor usia,yg lalu sy menjaga keponakan2 sy dari bayi hingga mereka berusia 14thun lalu saya juga menjaga almarhum ayah saya hingga beliau wafat.jd saya rasa sdh lelah dan ingin fokus untuk ibadah dan bekerja.tp sy selalu berdoa semoga Allah memberikan jodoh untuk sy di akhirat saja.

[@turihandayani5233]

Aamiin