Рет қаралды 11,396
Part 1 : • RITUAL ADAT BARONG WAE...
BARONG WAE ini adalah nama salah satu upacara adat penting dalam masyarakat adat Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Barong Wae merupakan bagian penting dari upacara adat Penti dalam masyarakat adat tersebut. Penti itu sendiri adalah suatu upacara adat besar yang umumnya diselenggarakan sekali setahun. Umumnya setelah musim panen.
Hakekat Penti itu adalah perayaan syukur dan pujian kepada Sang Maha Pencipta, sekaligus sebagai momen pemulihan dan peneguhan keselarasan hubungan manusia dengan sesama, manusia dengan alam semesta, dan manusia dengan Sang Maha Pencipta.
Barong Wae adalah salah satu bagian penting dari acara adat Penti itu. Secara etimologis, istilah Barong Wae itu berasal dari dua kata, yakni “Barong” dan “Wae”. Kata “Barong” berarti mengabarkan, mengundang, memanggil (roh-roh untuk upacara Penti). Kata “Wae” berarti “air”. Istilah Barong Wae berarti mengabarkan kepada roh air bahwa masyarakat adat kampung mengadakan upacara Penti (A.J. Verheijen, 1967). Mengapa acara Barong Wae itu penting dalam masyarakat adat Manggarai?
Bagi masyarakat adat tersebut Wae (air) memiliki arti sangat penting dalam kehidupan, bukan hanya sebatas pemenuhan kebutuhan minum, mandi, pertanian, perikanan, peternakan, dan lain-lain. Air dipandang sebagai sumber dan asal mula kehidupan. Pendirian suatu kampung terlebih dahulu didasarkan pertimbangan utama ada tidaknya sumber mata air yang mengalir tiada henti, juga di musim kemarau. Jadi sumber mata air itulah penyebab adanya suatu kampung sebagaimana manusia tercipta dari air (sperma) sang ayah yang menyatu dalam rahim sang ibu. Air (ketuban) dalam rahim ibu yang menjaga dan melindungi bayi dalam kandungan. Air (susu ibu) jadi sumber nafkah pertama bayi sejak hari pertama dilahirkan.
Dalam membangun relasi antar sesama, masyarakat ini mengunakan falsafah air yang disebut “salang wae” (jalan air), yakni suatu bentuk relasi berkelanjutan tidak terputus dan saling berbagi dalam keseimbangan harmonis, lentur, jernih, tanpa kehilangan kesejatian diri sebagaimana sifat dasar air.
Dari perspektif ini Barong Wae berarti pula mengundang roh air untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan hubungan antara manusia dengan sesama, manusia dengan alam semesta, dan manusia dengan Sang Maha Pencipta. Salah satu sifat dasar dan dominan air adalah menjaga keseimbangan dan keharmonisan.
Dengan merefleksi pada kearifan lokal masyarakat adat Manggarai, maka segala bencana yang disebabkan oleh air seperti yang terjadi di negeri ini jelas menunjukkan dan memberikan peringatan keras bahwa kita telah mengabaikan keseimbangan dan keharmonisan hubungan antara manusia dengan sesama, manusia dengan lingkungan alam, dan manusia dengan Sang Khalik.