Рет қаралды 13,418
Terima kasih telah menonton 🔥
Kota Sepak Bola mungkin ungkapan tersebut cocok untuk disematkan kepada Kota Bandung.
Banyak klub sepak bola yang lahir di Kota Bandung. Mulai dari klub profesional sampai klub amatir. Dari Persib Bandung sampai Real Meded.
Namun dewasa ini, dunia sepak bola modern tidak hanya dijadikan sebagai hiburan rakyat. Sepak bola telah dirasuki kepentingan bisnis dengan datangnya para pemilik modal. Mereka datang atas nama kebaikan klub agar semakin maju dan berkembang.
Tetapi nyatanya hal tersebut malah membuat ketidakseimbangan di dalam pengelolaan klub. Para pemilik modal yang dikata memberikan sumbangsih secara materi yang cukup besar kepada klub pada akhirnya lebih didengar suaranya dibanding asprasi dari suporter.
Fenomena tersebut turut dirasakan oleh Yusuf Kahfi Karim Amirulloh yang sudah lama menjadi penikmat sepak bola. Hal tersebut membawa Yusuf dan rekan-rekannya untuk membuat klub sepak bola egaliter bernama Riverside Forest pada 11 Desember 2021.
Beberapa bulan ke belakang, sosial media dihebohkan sebuah klub sepak bola yang dikelola sendiri oleh supporter. Ya, klub itu bernama Riverside Forest.
Atas nama sepak bola, Riverside Forest kemudian dilahirkan. Lahir sebagai alat mempererat tali pertemanan dan juga sebagai alat perlawanan untuk sepak bola modern yang dinilai telah mencederai makna sepak bola itu sendiri.
Yusuf mengaku hampir 70 persen pendanaan klub diberikan suporter untuk klub. Kemudian seluruh laporan keuangan juga dilaporkan secara transparan, bahkan dengan mengunggahnya di media sosial. Pada intinya semua aspirasi yang datang, baik dari suporter atau pihak lain untuk klub, tidak akan dipandang sebelah mata
Berbeda dengan klub-klub amatir lainnya yang melabeli timnya sebagai tim "Fun Football" untuk klubnya, klub ini melabeli timnya sebagai "Punk Football".
Konsep punk football, misalnya, diusung FC St. Pauli di Jerman pada tahun 1910 atau FC United of Manchester pada 2005.
Sisi lain yang unik dari klub ini ialah tidak terlalu mempedulikan prestasi di kompetisi. Mereka lebih mementingkan tali silaturahmi yang dimana itu adalah memang tujuan awal klub ini dibentuk.
Dua tahun sudah gairah sepak bola di kota Bandung mati suri karena adanya pandemi
Menonton langsung di tribun stadion, membakar flare, mengibarkan giant flag, meneriakan chants untuk menyemangati tim dan menerror tim lawan, serta bercengkrama dengan kawan-kawan.
Hal tersebut seakan tidak pernah terlihat selama dua tahun ini di dunia sepak bola Indonesia khusunya kota Bandung. Namun, di tahun 2022 ini gairah itu seakan kembali bangkit dengan adanya klub yang didirikan di Tamansari ini.
Selalu dikawal oleh supporternya yang bernama Birds Death Brigade, Riverside Forest baru saja promosi ke kasta tertinggi liga amatir yang dikhususkan untuk para komunitas sepak bola di Kota Bandung yaitu Bandung Premiere League
namun kembali sangat disayangkan semangat kemerdekaan bersepak bola klub ini kembali terhalang akibat klub ini di diskualifikasi oleh panpel Bandung Premiere Liague karena berbagai alasan
Inilah Bandung, dimana tidak pernah henti-hentinya membuat gerakan dan meramaikan khasanah persepak bolaan dan sampai kapan pun Bandung akan selalu gila dengan Sepak Bola.
lalu apakah klub ini seharusnya lebih layak untuk melangkah ke klub sepak bola profesional ? menarik kita ikuti
#bandung #bpl #punk