Alhamdulillah Ya allah di berikan anak²yang sholeh berbakti dan tangguh
@fannyangelia624 ай бұрын
1. Ciri ke-60: Tidak bergembira atas musibah orang lain. Orang beriman bagi orang beriman lainnya itu seperti 1 tubuh. Kalau kaki kita sakit, bisa menyebabkan 1 badan meriang. Jidat kepentok, yang mengaduh itu mulut. Nyerinya sampai ke hati. Orang Islam yang beriman paham bahwa dia adalah saudara bagi muslim lainnya. Contoh: Kondisi saudara muslim kita di Palestina yang sangat mengenaskan. Terpaksa makan kucing, karena sudah tidak ada makanan yang lain. Banyak perempuan yang melahirkan caesar tanpa dibius. Ada seorang ayah yang dipaksa untuk melihat anak gadisnya diperkosa oleh 7 tentara Israel. Kalau kita orang Islam yang beriman, maka paling tidak kita merespons. Kita bangun pagi dengan kondisi badan yang sempurna, tanpa kekurangan. Ada makanan yang bisa kita makan pagi ini, sedangkan di sana tidak ada makanan. Kalau kita merasa saudara dengan rakyat Palestina, maka kita akan berpikir panjang untuk membuang makanan. Jangan membeli makanan hanya karena ingin (lapar mata), bukan karena butuh. Banyak sekali orang-orang yang membutuhkan makanan yang kita buang-buang disini. Kadang kita membuka keran air seenaknya saja, sehingga banyak membuang air. Mencuci gelas dengan air kucuran keran yang banyak. Coba kita muhasabah diri. Kita kadang ngambek untuk mendapatkan barang yang tidak layak untuk kita miliki. 2. Orang Islam yang beriman akan sedih kalau ada musibah yang dirasakan oleh orang Islam yang lainnya. Kalau dana kita tidak bisa sampai ke sana. Tangan kita tidak bisa menyentuh tangan mereka, maka jangan sampai doa kita untuk saudara kita di Palestina itu berhenti. Kita belajar untuk peduli itu karena Allah. Jangan sampai kita suuzan kepada Allah. Contoh: ”Kan sudah banyak orang sholeh yang berdoa untuk Palestina. Tapi kok tidak ada action dari langit? Jangan sampai kita berkata seperti ini. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Jangan pernah menganggap Allah tidak peduli dengan kezaliman. Allah melihat yang dilakukan oleh orang Yahudi yang terlaknat itu. Allah sudah mengatakan 14 abad yang lalu lewat lisan Nabi Muhammad ﷺ kepada umat Islam, “Orang Yahudi dan Nasrani, sebaik apapun dan semenguntungkan apapun kepada kamu, tetap tidak akan pernah ridha. Sampai kamu mengikuti cara mereka.” Misionaris dari agama mereka tahu bahwa orang Islam ini tidak bisa dilarang untuk pergi ke masjid. Kita jangan menyangka bahwa Allah diam dan tidak berbuat sesuatu atas kezaliman yang terjadi. Maka kenali dulu Allah sebelum kita beribadah kepada-Nya. 3. Yahya bin Mu’adz berkata, “Aku lebih suka melihat seorang alim (orang berilmu) mengejar dunia, ketimbang orang bodoh mengajari ibadah.“ Contoh: Orang yang gagal dalam urusan dunia, lalu menjadi ustadz. Menurut Yahya bin Muadz, orang itu tidak bisa dipisahkan dari dunia. Ibarat bayi yang tidak bisa dipisah dari air susu ibunya. Maka pada masa muda taklukkan dunia. Usia tua jangan terlalu fokus dengan dunia. Jangan serakah atau rakus dengan dunia. Jadilah tua yang berharga. Seperti pohon gaharu, makin tua makin mahal harganya. Jangan tua-tua keladi. Kita tidak bisa disapih dari dunia, karena kita butuh dunia. Kalau kita sudah jadi orang yang alim, maka kita tidak ingin memiliki dunia. 4. Abdullah bin Unais r.a. adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang masuk Islam saat perang Uhud. Jabir bin Abdullah r.a. pernah mendengar Nabi Muhammad ﷺ berkata sesuatu kepada Abdullah bin Unais r.a. yang akhirnya pindah ke negeri Syam. Karena semangat mengejar ilmu untuk mendapatkan 1 hadits tersebut, Jabir bin Abdullah r.a. sampai membeli unta yang mahal dan pergi dari kota Madinah ke negeri Syam. Kalau sekarang seperti dari Kota Madinah ke Palestina. Beliau menempuh perjalanan sampai 6 bulan untuk mendapatkan 1 hadits tersebut. Ada satu kata di hadits tersebut yang penting, yaitu kata buhman. Di hari kiamat kita akan berada dalam kondisi telanjang. Tidak memakai sendal maupun sepatu. Belum dikhitan dan tidak punya apa-apa (buhman). Kita tidak akan punya apa-apa nanti saat menghadap Tuhan. Orang kaya tidak membawa harta benda, sedangkan orang miskin tidak membawa penderitaan. Karena senang dan susah itu hanya cobaan dan titipan dari Allah. Orang yang susah jangan gampang komplain sama Allah. Orang yang sukses jangan jadi sombong. Keduanya adalah titipan dan ujian dari Allah. Kita akan bertanggungjawab terhadap semua ujian yang kita jalani. Allah akan bertanya bagaimana sabar kita saat susah dan syukur kita saat senang. 5. Kalau kita melihat saudara kita yang sedang susah, maka itu ujian dari Allah. Tujuannya agar kita bisa berempati kepada saudara kita. Jangan hanya komplain kepada Allah, tapi bantu saudara kita. Kenapa masalah Palestina sepertinya tidak beres-beres? Allah memberi kita kesempatan untuk membantu saudara kita di Palestina. Allah tidak membutuhkan materi yang kita miliki. Kalaupun kita tidak bisa memberikan materi, maka doakan saudara kita di Palestina. Kita lebih banyak ngomel dibandingkan mendoakan saudara kita di Palestina. Coba timbulkan sense of belonging dalam diri kita. Apa manfaat kita bagi orang lain hari ini? 6. Pada saat mau menyumbang ke suatu daerah, coba tanyakan dulu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat di daerah tersebut. Kalau caranya seperti ini, maka program kita akan di support oleh masayarakat di daerah tersebut. Terkadang kita punya tanah kosong, lalu langsung mau bangun masjid. Padahal di daerah itu sudah ada masjid. Akhirnya jadi berkelahi dengan penduduk di sana. Sudah ada sekolah, lalu bangun sekolah lagi. Maka jadi bersaing. Kapan kita bisa kompak sebagai bangsa Indonesia kalau seperti ini? Contoh: Di daerah yang banyak petani yang dibutuhkan adalah pupuk dan orang yang mau membeli hasil tanaman mereka. Kalau ada tanah kosong, maka bisa dibuat koperasi yang syar'untuk daerah tersebut. Kalau di suatu daerah banyak ibu hamil, maka pada saat melahirkan mereka akan membutuhkan banyak transfusi darah. Kalau dapat darahnya dari PMI, maka kita tidak tahu darah itu didapat darimana. Bisa saja kita tidak makan yang haram (misalnya tidak makan babi), tapi dapat darah yang haram. Saat bayi lahir terjadi keributan dalam keluarga, karena ibunya bukan ibu yang biasa lagi setelah masuk darah yang tidak jelas ke tubuhnya. Hal ini harus kita pikirkan.
@fannyangelia624 ай бұрын
7. Tugas kita sebagai orang tua adalah menyiapkan lingkungan yang baik untuk anak-anak kita. Tetap konsisten di atas doa yang kita panjatkan kepada Allah: Rabbi hab lii minaṣ-ṣaaliḥiin. Bagaimana anak kita bisa sholeh kalau lingkungannya tidak mendukung? Anak yang sholeh harus memiliki lingkungan (circle) yang baik. Yang tumbuh dengan cara-cara yang baik. Mulai dari mencari jodoh. Memfasilitasi keluarga dengan cara yang halal bukan yang syubhat dan haram. Melahirkan dengan cara yang betul. Membesarkan dengan pendidikan yang betul. Paling tidak kita punya generasi yang baik. 8. Palestina adalah bangsa yang besar. Kita harus respect kepada mereka. Di tengah kehancuran yang dialami, tahun ini mereka masih bisa menghasilkan 160 anak lulusan terbaik di sekolah. Sedangkan kita kalau mengalami kondisi seperti mereka, mungkin anak-anak kita sudah malas sekolah. Anak-anak kita sekarang sibuk dengan HP-nya masing-masing. Jadi anak ngak kompak dengan saudaranya. Ibunya bukannya melarang anak, tetapi malah sibuk main media sosial. Kalau ada yang susah, masing-masing saja. Mau sampai kapan kita seperti ini? Timbulkan kepedulian sosial kita, mulai dari yang kecil. Nanti lama-lama dengan yang jauh juga kita mau terbuka. Karena ada nilainya di mata Allah. Hati kita akan hidup, kalau bisa merespons orang lain yang membutuhkan sesuatu dari kita. Allah menjamin: tidak akan kurang harta karena sedekah. 9. Rasulullah ﷺ bersabda, “Janganlah menampakkan (mengizharkan) kegembiraan di depan saudara kamu yang sedang mengalami musibah. Karena Allah akan merahmati orang yang kena musibah dan akan memberikan cobaan kepadamu seperti kesusahan orang itu.” Kalau kita tidak bisa menolong orang yang sedang susah, maka paling tidak kita berempati dan mendoakan dia. Contoh: Saat berada di jalan kita melihat ada orang yang mengalami kesulitan, tetapi mobil atau motor kita tidak bisa berhenti. Maka paling tidak kita bisa mendoakan orang tersebut. Ini adalah pelatihan mental. Anak sekarang kalau tidak dididik empati sama orang tuanya, maka nanti saat orang tuanya sakit, anaknya hanya akan kirim wa: syafakillah buat orang tuanya. Padahal dulu waktu anaknya sakit muka ibunya sampai pucat sekali karena tidak tidur 2 hari. Seharusnya saat orang tuanya sakit anaknya datang menjenguk orang tuanya. Pegang tangan orang tuanya dan minta maaf hanya bisa datang dan tidak bisa menemani selama orang tuanya sakit, karena tinggal jauh dari orang tuanya. 10. Kalau kita punya anak perempuan, maka harus dilatih untuk bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Saat ini mungkin hidup kita enak karena punya suami yang bisa membayar pembantu. Tetapi kita tidak tahu bagaimana rezeki anak kita kelak. Bisa saja nanti dia punya suami yang bakhil. Contoh: Latih anak untuk mau mencuci piring setelah makan. Baju kotor dicuci sendiri. Setelah itu menyetrika baju setelah bajunya kering. Jadi kalau nanti anak perempuan kita diuji punya suami yang tidak bisa membayar pembantu, maka dia bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Perempuan itu harus multi talent. Kalau anak dididik untuk bisa masak, maka akan merasa sayang kalau ada nasi yang terbuang. 11. Merespon orang lain yang kena musibah, paling tidak kita punya empati. Punya rasa kepedulian sosial. Ini tidak bisa terjadi secara dadakan. Tetapi harus kita mulai dari lingkungan yang terkecil. Menurut Al-Qur’an yang paling berhak untuk mendapatkan kesuksesan kita itu kalau bagi anak laki-laki adalah orang tuanya. Berapapun gaji pertama yang diterima, maka orang yang paling berhak berturut-turut adalah ibunya, ayahnya, baru diri dia sendiri. Kalau sudah menikah, setelah itu baru pasangannya. 12. Orang tua zaman sekarang harus bisa meniru yang dilakukan oleh orang tua di zaman dahulu. Sekolah mereka mungkin tidak tinggi, tetapi memahami anaknya. Sekarang ini banyak para ibu yang sekolahnya sudah tinggi, tetapi tidak tahu anaknya ada dimana. Pintarnya hanya akademis, di ijazah. Tetapi tidak memahami anaknya. Saat anaknya sakit, malah bertanya ke google, bukannya bertanya ke mertua. Karena sering ribut sama mertuanya. Jalin hubungan baik dengan mertua. Kita butuh doanya. Mertua itu orang tua kita juga. Doanya mustajab. Kalau melihat orang yang sedang terkena musibah, timbulkan empati. Berdoa kepada Allah semoga kita tidak terkena musibah yang sama. Doakan juga orang itu: “Kalaupun dia kena musibah, berikan dia kesabaran ya Allah. Karena hamba yakin Engkau bersama dengan orang yang sabar.“ Orang yang mustajab doanya itu adalah orang yang bersabar saat terkena musibah. Tetapi kita juga jangan membebani orang yang lagi susah dengan minta didoakan. Jangan suka suuzan sama Allah. Allah itu Maha Baik. Cara Allah mendewasakan seseorang itu dengan ujian. Makanya modal kita adalah berprasangka baik sama Allah. 13. Ciri ke-61: Menjauhi prasangka buruk. Pada saat anak kita minta didoakan sebelum mengikuti ujian sekolah, maka berikan anak kita motivasi. Minta anak agar jujur saat mengerjakan ujian dan tidak mencontek. Katakan kepada anak, “Jangan sampai kita kecewa dengan diri kita sendiri. Kalau orang lain yang kecewa dengan diri kita, maka biarkan saja.“ Pada saat anak menunjukkan nilainya yang bagus, maka berikan pujian secara ekspresif, sehingga anak merasa senang. Pandai-pandailah berteman dengan anak. Jangan berprasangka buruk. 14. Surat Al-Hujurat ayat 12: Yaa ayyuhallażiina aamanujtanibụ kaṡiiram minaẓ-ẓanni inna ba'ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lqq tajassasụ wa laa yagtab ba'ḍukum ba'ḍaa, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhiihi maitan fa karihtumụh, wattaqullaah, innallaaha tawwaabur raḥiim. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
@fannyangelia624 ай бұрын
15. Tugas kita bukan menunggu jodoh, menunggu dapat rezeki, menunggu mati. Tugas kita itu beribadah. Baca Al-Quran, sholat, berzikir. Jangan sampai karena memikirkan rezeki yang belum datang sampai tidak mengaji, tidak zikir, tidak sholat. Kita punya Allah yang menjamin rezeki kita. Kenapa kita tidak bisa berprasangka baik sama Allah? Jangan takut mati. Kita bisa mati kapan saja. Tua itu bukan lambang kematian, tetapi lambang kelemahan. Berapa banyak ibu yang melahirkan anak, tetapi juga ikut menyaksikan penguburan anaknya. Maka jangan pesimis dalam hidup. Jangan sampai kita memendekkan kerudung dan baju anak kita agar dia bisa cepat mendapatkan jodoh. Jodoh itu kalau sudah saatnya datang, maka akan datang saja. Perempuan sholehah untuk laki-laki sholeh. Demikian juga sebaliknya. Pilih jodoh yang sholeh dan sholehah untuk anak kita. Prasangka baik itu akan mendatangkan kebaikan. Prasangka buruk akan mendatangkan keburukan. Kalau seorang istri diajak oleh suaminya pindah daerah karena tuntutan pekerjaan, maka ikut saja, selama masih bisa beribadah kepada Allah di sana. Jangan berprasangka buruk. Resiko orang yang berprasangka buruk itu adalah dosa. 16. Rasulullah ﷺ bersabda, “Jauhilah prasangka. Prasangka itu perkataan paling dusta.“ Kita tidak boleh berprasangka. Contoh: “Wah mendung, pasti hujan ini.” Apakah selamanya akan hujan kalau mendung? Belum tentu, kadangkala sudah gelap, tetapi tidak jadi hujan. Jangan sampai kita berprasangka buruk sama Allah. Prinsip orang di Arab itu memancing rezeki dengan sedekah. Jadi saat berjualan makanan, maka mereka menyuruh orang yang datang ke tokonya untuk mencoba dulu. Orang Arab itu suka memberi. Rezeki itu Allah yang mengatur. Pada saat berjualan buah itu orientasinya sedekah. Contoh: Pada saat berjualan buah, sebelum buahya busuk dikasih ke orang lain atau diolah dulu, lalu dikasih ke anak panti asuhan, sehingga tidak ada buah yang busuk. Allah menjamin. Kalau kita berinfak, maka akan Allah infakkan. 17. Sedekah Jum’at itu tidak harus merongrong orang lain agar patungan uang. Kita harus punya inisiatif dalam sedekah. Contoh: Ada pisang yang sudah mau hitam kulitnya, lalu dibuat pisang goreng. Kemudian dibagikan ke orang yang pulang sholat Jum’at. Allah berfirman: “Orang yang bersungguh-sungguh di jalan kami, maka akan Aku berikan petunjuk.“ Kalau kita semangat dalam bersedekah, belajar, silaturahmi, maka nanti akan Allah bukakan semuanya. Insya Allah semua jadi gampang. Tetapi kalau kita sudah tidak bersungguh-sungguh dalam hal ibadah, maka ke sananya akan banyak masalah. Jangan berprasangka buruk sama Allah. Yakin saja bahwa syariat Islam itu tidak akan merugikan kita. 18. Surat Al-Isra ayat 36: Wa laa taqfu maa laisa laka bihii 'ilm, innas-sam'a wal-baṣara wal-fu`aada kullu ulaa`ika kaana 'an-hu mas`ụlaa. Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. 19. Surat Qaf ayat 18: Maa yalfiẓu ming qaulin illaa ladaihi raqiibun 'atiid. Artinya: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. 20. Kenapa prasangka yang kita sebut sering kejadian? Karena ada malaikat yang menyaksilan setiap prasangka yang kita ucapkan. Malaikat bawa ucapan kita itu ke langit. Sementara Nabi Muhammad ﷺ pada saat pintu langit sedang terbuka, yang diinginkan beliau adalah kebaikan. Makanya Nabi Muhammad ﷺ selalu mengerjakan sholat sunnah 4 rakaat sebelum sholat Dzuhur, karena pahalanya lebih mulia ketimbang luas langit dan bumi. Nabi Muhammad ﷺ ingin setiap kali pintu langit dibuka beliau sedang berdoa yang terbaik. Seharusnya kita seperti ini. Contoh: Pada saat azan akan berkumandang, maka kita sudah siap. Perbanyak doa antara azan dengan qamat. Azan itu langsung ke langit. Pada saat itu pintu langit sedang terbuka. Bukan malah berprasangka buruk. Allah berfirman: “Setelah prasangka buruk yang engkau sangkakan, maka dosa yang akan engkau miliki.“ Seorang muslimah harus mempertimbangkan perkataan yang akan dia lontarkan. Karena setiap perkataan yang dia lontarkan bisa menuju keridhaan Allah atau bisa juga kebalikannya. Bagi panitia pengajian, buatlah sebuah kajian yang memang dibutuhkan oleh jamaahnya. Jangan yang dibutuhkan oleh panitia saja. 21. Rasulullah ﷺ bersabda, “Ada seseorang yang betul-betul mengucapkan perkataan yang mengandung keridhaan Allah. Dia tidak mengira bahwa yang dia ucapkan itu Allah ridha. Sehingga perkataannya itu membuat Allah muliakan dia sampai hari dia berjumpa dengan Allah.” Jadi ada orang yang selalu husnuzan kepada Allah. Mulutnya selalu mengucapkan Alhamdulillah. Contoh: Seorang ibu yang tetap memuji Allah dan berprasangka baik kepada Allah pada saat anaknya meninggal dunia ketika baru dilahirkan. Beliau berkata. “Mungkin Allah ingin anak aku bisa membawaku ke surga kelak.“ Anak yang sudah mati saat masih kecil, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga. Contoh lain: Saat barang jualannya tidak laku, dia tetap husnuzan kepada Allah. Dia berkata, “Mungkin hari ini Allah ingin agar aku berkumpul saja dengan keluarga di rumah, jadi tidak perlu pergi jualan.” Pada saat sakit, husnuzan sama Allah, “Mungkin saya sakit supaya anak-anak pada kumpul.” 22. Orang yang sering suuzan kepada Allah, maka akan sering menemui kesialan di dalam hidupnya. Ada banyak masalah dalam hidupnya. Contoh: Di sini kepleset. Di sana ban kendaraannya bocor. Di sini ketemu orang yang ngamuk. Kenapa seperti itu? Karena pada saat dia berprasangka buruk, malaikat mendengar dan dibawa langsung ke Allah. Kalaupun kita harus merasakan kesulitan dalam perjalanan, maka jangan mengatakan aduh. Atau mengatakan: kurang ajar setan. Tidak boleh mengatakan hal ini. Tetapi katakan: Bismillah. Sehingga setan itu akan mengecil sampai lebih kecil dari ukuran lalat. Karena orang ini saat diuji tidak pernah berkeluh kesah. Sabar itu pada hentakan yang pertama, bukan yang berikutnya. Bisa atau tidak kita melatih sabar? Kita akan bisa sabar kalau kenal Allah. Selalu husnuzan sama Allah. Kalau hidup kita serba gampang akan sulit untuk peduli dan merasa memiliki. Jadi huznuzan saja terhadap takdir yang Allah berikan. Jangan salah sangka. Semoga bermanfaat. Mohon maaf dan juga mohon koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum. Barakallahu fiikum.
@diaryasyifameylitaandriana71354 ай бұрын
👍
@ismiismiyati94193 ай бұрын
Afwan Tadz , utk donasi ke palestina gimana caranya ya ?