Setelah sering2 denger video Ci Claudya and Ko Sam, bahwa penting untuk membuat batasan meski dgn keluarga sendiri, dan ini mulai saya terapkan, dan perlahan-lahan kerabat yang suka berhutang itu menjauh dengan sendirinya. Saya jatah per bulan sesuai dgn kemampuan saya dan tdk perlu merasa tdk enak krn melakukan hal itu.
@pertiwiayukariani98119 ай бұрын
Waktunya belajar terimakasih banyak kak sharing pengalaman n ilmunya 😊
@floflo31799 ай бұрын
Sebelum menikah, prinsip jawa memang paling benar (bibit,bebet,bobot),karena di asia, menikah bukan hanya sama suami/istri tetapi keluarganya menjadi keluarga kita.
@nylaoffset20489 ай бұрын
KoSam,, bahas tentang Social Spending (pengeluaran utk Iuran warga, Jenguk orang Sakit, pergi ke acara pernikahan dll) mksh...
@frankperconte71607 ай бұрын
Takdir si suami adalah terlahir dalam kondisi keluarga yang disfungsional (ada riwayat judi, 3 household saudara + 1 household orang tua tidak independen dan bergantung sama si anak bungsu, etc. Dan kalau puncak gunung es nya aja udah kaya gini, sdh pasti ada masalah2 lain yg lebih fundamental). Yg perlu dipilih oleh si suami adalah apakah dia memilih untuk meneruskan kedisfungsionalan family of origin nya tsb kepada keluarga inti nya, atau kah dia memilih untuk menghentikan pola kedisfungsionalan yang generational ini ke keluarga nya. Si suami perlu mengassess setidaknya/kuranglebihnya upbringing dari 7 orang individu (dirinya sendiri, ayah, ibu, kedua orang tua ayah, kedua orang tua ibu), serta mengassess setidaknya/kuranglebihnya 3 pernikahan (pernikahan orang tua nya + pernikahan kakek nenek dari sisi ayah + pernikahan kakek nenek dari sisi ibu). Tidak perlu info mendetail, tp most likely ada benang merah cerita turun temurun yg sering diulang2 ttg trauma keluarga. Lihat seperti apa trauma2 masa kecil mereka. Dari situ si suami akan bisa melihat fakta (balik lagi ini adalah pilihan si suami) bahwa tidak ada manusia yang sempurna, siapa pun, termasuk orang tua - orang tua kita sendiri. Bahkan ketika si pemberi di mata orang lain terlihat sudah mapan, punya rumah, mobil, anak 2 sekolah di swasta mahal, tp itu hanya dari sudut pandang orang lain. Yg ngejalanin keluarga mereka adalah si suami dan si istri dan anak2 kandung mereka. Ga ada orang lain yg mampu menilai. Iya sekarang sdh punya rumah, tapi gmn kalo si istri ada keinginan nabung supaya bisa tinggal di komplek yg lebih nyaman, mau nyalahin istri? Iya sekarang terlihat semua sudah cukup, tapi si istri punya kekhawatiran ttg tabungan pensiun nya sementara usia dia dan suami terus mendekati usia pensiun, mau nyalahin istri? Yg ngejalanin hidup bareng tiap harinya, yg kecipratan stress krn kerjaan tiap hari tuh siapa? Ya pasangan hidupnya. Istri sudah paham betul kalau memang keluarga si suami adl sandwich ya gapapa juga ngebantu rutin, tp batasannya sampai mana? Mau semua kedisfungsionalan tsb diakomodir? Semua keluarga itu pondasi nya adalah pernikahan si suami dan si istri. Semua pernikahan itu pasti ada konflik. Manusia pergi ke bulan itu bukan hal yg mustahil. Tapi pernikahan yg sama sekali tidak ada konflik, itu baru namanya mustahil. Maka, menarik garis batasnya adalah apakah suatu pernikahan fungsional atau disfungsional. Kalau pernikahannya fungsional / disfungsional niscaya keluarga nya juga akan jadi fungsional / diafungsional. Kalau dalam pernikahan ada unek2 sefundamental ini, tiap hari rawan konflik, korban sesungguhnya adalah si suami, si istri, sama anak2 mereka. Keluarga kecil kalian perlu peace of mind. Kalau keluarga disfungsional, maka nanti suami tiap hari sengsara, istri tiap hari sengsara, anak2 juga akan punya banyak resentment dlm hidupnya, tumbuh kembang nya ga optimal at least scr psikologis, boro2 mau mengeksplor diri dan kehidupan, orang setiap detiknya selalu terpapar ke toxic an pernikahan ayah ibu mereka kok. Seriously, sbg anggota keluarga disfungsional, dada rasanya sesak setiap hari nya. Choose wisely. Mau fokus hidup di saat ini demi menyongsong masa depan, atau mau fokus di masa lalu dan tenggelam dalam kedisfungsionalan family of origin. Mau kedisfungsionalan ini stop di inner child nya suami, atau mau diteruskan ke suami, istri, dan anak2. Never an easy choice buat si suami, tapi itu takdir dia. Saya menulis ini bukan merendahkan, tapi menggarisbawahi fakta. Mau berapa kepala dibantu hidupnya? Bahkan ketika kendor sedikit si suami langsung dikatain egois? Mau berapa ponakan dibiayain sekolah kuliah? Buat mereka berobat si suami bayarin semua iuran bpjs, tapi ongkos bolak balik rumah sakitnya? Uang buat beli makanan bergizi buat orang sakitnya, buat beli vitamin dll? Dan pasti bukan cuma ttg uang, semua permasalahan keluarga, permasalahan pernikahan ipar2 permasalahan ponakan2 pasti minta urun rembuk ke si suami, permasalahan2 dengan tetangga, juga pasti minta si suami turut memikirkan, minta si suami utk ikut stress, minta si suami utk melakukan tindakan2 apapun itu. Come on. Lihat mana yang hopeless dan mana yg perlu diperjuangkan. Bayangkan situasi berikut ini dan tanya sama diri kita seberapa familiar dgn situasi ini. Si suami seharian capek stress kerja dan macet2an di jalan. Sampe rumah habis magrib. Lgsg ditelpon sama salah satu sodara/ponakan di kampung. Diceritain ttg dia lg ribut lah sama keluarga istrinya, yg anak nya butuh biaya masuk sd lah, yg anak pertamanya ketangkep polisi gara2 tawuran lah, yg dia mau pinjem duit buat bayar utang lah, yg rumah orang tua nya butuh renov ini itu lah, yg minta tlg bayarin iuran bpjs nunggak lah, yg bilang hp nya rusak jadi ga bisa narik ojek online lah, padahal hp nya digadai buat bayar utang, bisa jadi utangnya buat judi slot, dll. Itu baru dari satu sodara. Sodara2 yg lain? Dari ipar2, dari sepupu dekat sepupu jauh? Dari sodara2 kandung ibu dan ayah? Dari tetangga di kampung? Sodara2 anda juga punya anak. Suatu saat sodara2 anda akan punya menantu, mereka pun akan punya cucu. Mau sampai mana ngebantu? Mau sampai mana urun rembuk? Mau sampai siapa yg dibantu? Mau sampai kapan? Families of originnya adalah tidak optimal & disfungsional, maka berbagai macam masalah akan terus muncul bertubi2. Bayangin dari sudut pandang si suami. Dari kejadian tsb bukankah muncul stress serta ada waktu, energi, resources, space di pikiran si suami yg terpakai? Yg mana hal2 tsb sebenarnya bisa, perlu, dan harus diutamakan demi kelangsungan keluarga inti nya supaya bisa fungsional, damai, dan perkembangannya optimal? Waktu, energi, resources, space di kepala bisa dipakai utk ngobrol dgn tenang sama istri, bisa utk ngobrol sama anak, bisa utk mandiin nyuapin anak kalo anaknya masih kecil, menjalani kehidupan bersama istri dan anak2 dengan hal2 yg tidak perlu mewah namun berarti banyak utk setiap anggota keluarga inti nya, bisa utk belajar demi perkembangan karir, bisa utk si suami mengeksplor hobi nya, bisa sesekali bersosialisasi dgn teman2 lama, atau setidak2nya bisa utk si suami rehat sejenak supaya hari2 esoknya dia segar kembali. It's his choice, but at the same time I'd say, caress your inner child. Si remaja lelaki usia kurang lebih anak smp yang sekarang sudah menjadi lelaki dewasa. Peluk si anak itu setiap kali dia bergejolak, maka km bisa meninggalkan masa lalu mu, serta bisa melihat masa lalu mu apa adanya. Most likely anda sayang dgn orang tua anda. Most likely anda menjadi sosok suami dan lelaki dewasa yg seperti ini karena anda menjalani trauma masa kecil dan kesulitan hidup dengan family of origin anda. Anda jelas sbg the golden child of the family. Mungkin anda pernah diberi wejangan oleh orang tua anda, titip keluarga ini, jaga nama baik keluarga ini, dsb. Anda sbg anak yang paling pintar diserahi tongkat estafet untuk terus mengibarkan panji2 kehormatan keluarga si kakek/si nenek. Yg perlu disadari adalah itu semua adl hal2 yang sudah lampau. Yg perlu disadari adl hidup yang sedang anda jalani saat ini demi menyongsong masa depan adalah bersama keluarga inti anda. Suami + istri + anak kandung. Saat ini anda pertanyakan ttg keluarga inti anda? Don''t you guys feel like walking on egg shells every single day? Tidak ada manusia yg sempurna. Siapa pun. Termasuk orang tua. Tidak ada manusia yg sempurna, termasuk orang tua sekalipun. Apakah orang tua ketika memberikan wejangan/titah spt itu sadar bahwa dampaknya adl destruktif ke keluarga inti anda? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Ya, wisdom itu mahal harganya. Umur belum tentu mendatangkan wisdom. Orang tua anda tidak lebih tahu ttg kehidupan ketimbang anda. Faktanya, Mereka telah gagal membangun keluarga yg fungsional, tercermin dari 3 anak yg tidak mandiri, serta ada riwayat judi. Yang namanya Generational fuck-ups, kalau tidak dihentikan secara sadar, maka niscaya akan turun dan menimbulkan masalah2 baru ke present dan future generations. Jadi lah sosok yang memutus rantai tsb. Ya betul orang tua anda tumbuh dalam keadaan miskin atau kesulitan jenis apapun, dan dapat banyak hinaan/cobaan/tantangan/kejadian tidak mengenakkan di masa lalu, kakek nenek anda pun seperti itu, dan anda pun seperti itu. Mungkin Berantem setiap hari. Mungkin Pelarian ke judi, alkohol you name it, lalu ibu anda dipukuli oleh ayah anda, anda yg masih kecil menyaksikan itu semua, lalu anda sbg anak bertekad sekolah yang bener, anda benar2 berjuang, dapet kerjaan, sampai kemudian bisa mandiri secara finansial. Tapi anda perlu sadar, trauma2 tsb adl hal yang telah terjadi dan jika diteruskan ke kehidupan sekarang akan menyiksa. Just leave your family of origin dengan menarik garis batas yg jelas, yg dapat disepakati dengan damai oleh anda dan istri anda. Jadi lah satu kesatuan dengan istri anda. Ada saatnya anda bersedih krn meninggalkan family of origin anda, dikata2in pelit oleh saudara. Dibilang kacang lupa kulit. Waktu hari raya boro2 dikirimin wa, mau mudik aja dibilang ngga usah sama keluarga2 di kampung, merasa tidak bertanggung jawab, merasa jadi anak durhaka, selalu ingat bahwa yg toxic itu family of origin anda. Bahkan ketika anda sadar ttg ketoxican tsb dan adalah wajar anda tetap sedih, minta dipeluk sama istri anda. Bilang, aku lagi sedih kepikiran ga bisa menuhi titah orang tua aku, tolong kuatin aku ya. Perlu bijak dalam memaknai quotes2 spt mengasihi orang lain tanpa batas yg disebutkan tadi. Sama2 dalam 1 *sensor*, tapi denger pemuka *sensor* si A tafsirnya begini. Denger pemuka *sensor* si B tafsirnya begono. Si C beda lagi. Si D beda lagi. Be wise
@vesadeka7 ай бұрын
Setuju banget banget 👍👍
@thebanditcats9 ай бұрын
setuju sm ka sam n clau, aq jg belajar slama ini, klo qt berbuat baik jg hrs pinter. klo qt ga pinter, bakal kita sendiri yg kesusahan. trs pas qt susah, org yg sk qt bantu emang bakal bantu qt balik? biasanya siy engga ya 😂
@QuinzaHandsew759 ай бұрын
Aduhh kl sy jadi perempuan itu mending ga nikah sm yg model kluarga calon suami kaya gitu. Karena bakal ngerepotiin sepanjang masa. Dan itu kejadian sy dg mantan..ahkirnya better pisah. Capek kl ngadepin kluarga pasangan apa2 yg manfaatin
@SMahdaZahra8 ай бұрын
Iya bener gregetan ya
@melihatbaksoenak97099 ай бұрын
ini mirip keluarga ayah aku krn keluarga ayah ini dulunya org kaya kampung jadi pas bangkrut lumayan susah adaptasi. kalo dari cerita ibu sy sih bbrp keluarga kadang buat keputusan yg nyusahin org pdhl ayah & kakek nenek sy udah green flag & baik bgt orgnya. saran tambahan buat ngelengkapin ci clau & ko sam: -coba minta kejelasan rincian pemakaian uangnya. menurut sy kita sebagai org yg berkontribusi banyak berhak tau hal tersebut jd mereka bisa tanggung jwb. -coba kasih tau ke mrk ttg keperluan finansial, gaperlu semua yg besarnya aja (co: cicilan rmh). biar alasan nolaknya lebih jelas aja sih. -jgn pamer di sosmed. ini bisa jadi celah mrk minjem uang😢 kalo masih ngomel sebaiknya jauhin dulu mrk bales chat singkat aja, kasih aja uang secukupnya per bulan. oh iya jgn lupa amanin aset keluarga (terutama rmh) krn bisa digadaiin, kalo telat byr ujung2nya cuma yg peduli yg ngelunasin apalagi di sana ada org tua yg sedang sakit.
@anastasianiniek73219 ай бұрын
"Kasihilah orang lain seperti kau mengasihi dirimu sendiri" keknya ga berlaku di sini deh. Kalo mau mengasihi hrsnya lbh tegas sih, krn memberi tanpa membatasi ga mendidik scr keuangan IMO. Mengasihi itu bukannya memberi tanpa batas krn batas akan sll ada, tapi memberi tau gmn caranya bertahan dng batas yg ada
@happinessathome74679 ай бұрын
Betul banget Ko Sam, pengalaman sy, uang sy di tabung ke Ibu sy, nah Suami memang masih membantu saudara kandungnya, yang Alhamdulillah, Saya bisa beli tanah dan bangun Rumah dari uang hasil kerja sendiri. Btw sy selalu lapor pendapatan ke Ibu sy, tapi Ibu sy selalu membimbing sy untuk mengelola uang dg baik. Dan setelah punya Anak, ya sy tegaskan ke Suami, sdh wajib menomorsatukan Anak, terutama Dana Pendidikan.
@happinessathome74679 ай бұрын
@@era572 Alhamdulillah Mbak, krn Ibu sy paling gak suka kalau uang hasil kerja saya, sy buat beli2 gak jelas. Alhamdulillah🤗.
@amurwaniestimaharani47969 ай бұрын
Klo boleh tau kenapa gak dikelola sendiri bersama pasangan mbak ?
@happinessathome74679 ай бұрын
@@amurwaniestimaharani4796 sy mengelola uang yg didapat sendiri dg membeli logam mulia, krn gaji sy Alhamdulillah 2 digit. Dan Suami hanya memberikan sekedar nya u kebutuhan sehari2, jadi uang sy u membeli aset atas nama sy sendiri. Sedangkan Suami masih membantu saudaranya hampir separuh gajinya u Kk nya
@happinessathome74679 ай бұрын
@@amurwaniestimaharani4796 dan karena Suami masih memprioritaskan keluarga maksudnya membantu hidup Kk nya, ya silahkan dia saja, tapi Alhamdulillah nya sy masih bekerja dan bisa menghasilkan sendiri uangnya, bila uang gaji sy di kelola bersama, sy rasa dia tdk bisa mengelola keuangan, krn puluhan tahun bekerja tapi tdk punya aset krn selalu membantu kehidupan keluarganya.🤗
@anastasianiniek73219 ай бұрын
@@amurwaniestimaharani4796 kadang ada pasangan yg 1 nya ga bisa diajak kelola uang dng baik. Contoh nyata di keluarga besar saya, mbah putri saya setiap kali dikasih uang o/ mbak kakung saya, sll habis buat bantu saudara2. Bahkan sampai jual tanah dan hutang ke warung. Sampai akhirnya mbah kakung saya pilih nabung diem2 tanpa sepengetahuan mbah putri saya
@momtirta87479 ай бұрын
Setuju bgt.harus tegas karna biasanya yg d bantu jd ngandelin ga punya tanggung jawab😢
@ditakurnianingrum77708 ай бұрын
Udah beberapa hari ini ak cari pengalaman kakak terus share ya kak ilmu yang kakak punya membantu ak di umur 27 yg sedang mengalami masalah keuangan
@khowijayahendy7759 ай бұрын
Nice opinion & insight Ko Sam & Ci Clau.. Penting bgt dlm pernikahan, ketika ada pihak (suami/istri) yg merasa tidak nyaman atau ada permasalahan, ambil waktu untuk bicara dari hati ke hati dgn keterbukaan & pikiran yg tenang/terbuka dgn fokusnya kemenangan bersama. Suami istri kan 1 tim, jadi mau harusnya sepakat dlm menjalankan strategi untuk menang bersama. Dan perlu bgt punya ketegasan terkait prioritas, budaya ketimuran yg sering gak enakan sering jadi sandungan. 1 hal terkait menolong ataupun berbakti adalah bukan untuk jadikan pihak/org lain ketergantungan dgn penolong nya, sebab ketergantungan bisa menjerumuskan ke hal2 yg kebanyakan negatif.
@treeya208 ай бұрын
@istri yang curhat di video kosam: kalo suami ga mau berhenti "terlalu menolong orang lain sampai mengorbankan keamanan hidup istri", tinggalin aja cari suami lain yang bisa memprioritaskan istri 🙂😌
@PipoHargiyanto9 ай бұрын
Top Mas Samuel & Ci Claudya
@febbynurulhuda54717 ай бұрын
Kak, makasih banyak udah sharing. It means a lot to me ✨
@mochabunny889 ай бұрын
Berasa lagi MRT (program "Membangun Rumah Tangga" di Katolik) dengerin ini :D
@dragonjr46813 ай бұрын
Sekedar saran, mungkin ci clau ngomongnya bisa lebih to the point, gak muter kemana2. Saya sering cepet2in nunggu ko sam yg ngomong. Sorry ya😂🙏🙏 Overall aku setuju perspektif kalian berdua. Prinsipnya Alkitab "Tuhan mengasihi Pemberi yang berSUKACITA", jadi coba pikirkan apakah memberinya karena sukacita,atau karena gak enak,segan.
@dxonoxd8 ай бұрын
Mau punya anak atau ngga itu mending dibawa ke keyakinan masing2, berilah kesempatan untuk Tuhan beri pendapat juga, ada soalnya relasi yang nunda terus akhirnya pas merasa siap punya anak jadi ga dapet2 sampe sekarang udah nyerah mereka buat punya anak.. Pribadi dulu pikir nunda juga tapi satu malam doa sama Tuhan akhirnya mencoba setelah berdoa malam itu juga dan JADI, skrg udah 2 tahun and we can manage, walaupun ada kurang tapi kita bisa sama2 dikuatkan.
@linaangela71878 ай бұрын
Relate banget
@erwinssirandan19789 ай бұрын
Aku punya ponakan kayak gini ....aku buatkan kopi sianida kalau datang kerumah😅😅😅
@VindraGO3 ай бұрын
17:01
@AnggunrosintaRosinta-no3zh9 ай бұрын
Suami qu kalo lagi debat mslah ke gini Mlah bilang : kalo di suruh milih jujur bakal milih adik dan keluarga nya katanya Dalem ati Kalo aku ngilang, atau ada apa2 sma anak2 nya gmna Susah kalo blm ada fikiran dalam hati/kyak di balik hati nya sama yg kuasa biar ngerti Tapi sebisa aku aja ngadepin keadaan ini klo berdebat terus hub kami canggung Aku cma bisa ngontrol hati dan tindakan aku, sma tentu kasih batas kalo udah lewat bgt dari batas yg aku buat Meledak deh 😆
@weeklyhassan9 ай бұрын
Ko Saaam mumpung baru terbit nih, itu di menit 2.30 belom ke sensor Lokasinyaaa :’)
@服丽如9 ай бұрын
ini gw gak salah denger?? Ponakan lho ini. Kan tanggung jawab ortunya bukan omnya??? kemana aja ortunya kok malah salahkn omnya sih. Gila ya. Menurut gw yauda kasih semampunya. Ga mau ya gausah terima, mau ya terima. selesai. titik.
@nirzanurfitriano9 ай бұрын
Lah sama kayak saya.... Orangtuanya gak jelas.... Anaknya biaya pendidikan dari kecil sampai dewasa dari orang tua/ mertua... Orang tuanya malah sempat sempatnya main michat.... Gak abis pikir lagi sampai hari ini.... Anaknya /sekarang keponakan jadi saya yg biaya kuliah.... InsyaAllah sih saya ridho.... Asal nanti kalo anaknya sudah bisa cari uang sendiri atau sukses.... Jangan pernah berfikiran minta duit sama anak dan minta biayain kehidupan mereka.... Itu doang yg saya takutkan malah jadi beban anak anaknya yg gak mereka tanggungjawab juga....
@nirzanurfitriano9 ай бұрын
Dan kayaknya banyak kasus kasus seperti..... Orangtuanya malah jadi beban anaknya... Bukan jadi previlage bagi anaknya...
@lilysuryani9458 ай бұрын
Ponaan bukan tanggungjawab kita klo biaya hidup sm uang pendidikanx, klo mau kita bantu,, bantu semampux,, bukan ngasi bantuan tiap bulan, jatuhx kyak kita pya kewajjban,, klo aku ogaahhh
@nuryanadwi56757 ай бұрын
8@@nirzanurfitriano
@sisti_cs218 ай бұрын
kalok aku ke tegas si, soalnya kalok sering membantu mereka malah gak berkembang..
@anonymouse25649 ай бұрын
Suami nya gw banget 😂
@FI_Markus-hz9pp5 ай бұрын
ganti keluarga itu mah jawabannya😢
@Sammiehadiyanto199 ай бұрын
Ko Sam, boleh izin ngengampar ga ponakan sendernya