Sistem Kepercayaan Zaman Bali Kuno

Sebelum para Brahmana datang menyebarkan agama, penduduk Bali sudah menganut sistem kepercayaan yang lazim disebut animisme, yaitu kepercayaan akan roh nenek moyang selain roh-roh pelindung bukit atau danau tertentu.
Sistem kepercayaan seperti itu dapat dijumpai dalam prasasti yang terdapat di Trunyan dan Batur yang menguraikan tentang pemujaan terhadap Dewa, terhadap Bukit Tunggal, terhadap Bukit Hyang dan sebagainya.
Sedangkan nama dewa-dewa Hindu begitu juga nama Tuhan belum dikenal pada waktu itu. Yang dianggap mempunyai kekuatan gaib di antara penduduk adalah para Kebayan. Arca-arca nenek moyang yang didapatkan di desa-desa yang teretak di pegunngan dipindahkan dan selanjutnya dipuja di sanggah-sanggah.
Pada masa itu penduduk Bali juga belum mengenal huruf, dengan demikian mereka tidak bekesusastraan. Yang termasuk golongan pendeta ialah: Jero Kebayan, Jero Bawu, Penambaing dan Penggurung. Dan yang tertinggi di antara mereka itu ialah Jero Kebayan.
Adapun upacara perkawinan dan upacara kematian yang mereka lakukan berbeda dengan yang lazim dilakukan oleh orang-orang Hindu. Seperti telah disebutkan tadi, bila ada orang meninggal dunia, mayatnya tidak dikubur atau dibakar tetapi hanya diletakkan begitu saja di bawah pohon, di pinggir danau atau di pinggir sungai.
Mereka percaya bahwa bila selama masa hidupnya orang itu berkelakuan baik, maka mayatnya akan hilang dengan sendirinya. Sebailknya, apabila perilaku yang bersangkutan buruk, mayatnya pasti akan dimakan dan di robek-robek oleh anjing-anjing. Penduduk yang menganut kepercayaan seperti itu kini masih dapat dijumpai di daerah-daerah pegunungan di dekat Gunung Batur dan daerah pegunungan Bali Utara.
Bila terjadi perubahan dalam pemerintahan di Bali, mereka selalu minta atau mendesakkan, agar ketetapan lama yang menjamin kepercayaan mereka itu diprasastikan kembali oleh penguasa yang baru. Pun para Brahmana diminta tidak mencampuri urusan dan kebudayaan mereka. Dijelaskan bahwa sistem kepercayaan mereka itu bukanlah agama orang-orang Bali Aga.
Silakan simak juga konten Kanal Bali Jani yang lain:
1. Leluhur Orang Bali: • Leluhur Orang Bali Ber...
2. Sejarah Pedanda dan Kasta di Bali: • Sejarah Pedanda dan Ka...
3. Asal-Usul Nama Pulau Bali: • Asal-Usul Nama Pulau Bali
4. Ngaben di Bali: Makna dan Jenisnya: • Ngaben di Bali: Makna ...
5. Alasan Ki Balian Batur Meneluh Mengwi: • Alasan Ki Balian Batur...

[@ngurahputra3018]

Hadir dan ikut menyimak 🙏🇮🇩🙏

[@koriagung5308]

Blambangan hadir bli 🙏🏻 Salam Rahayu sareng sami 🙏🏻 Sukses selalu bli 🙏🏻

[@KanalBaliJani]

Suksma sahabat atas dukungannya. Salam rahayu🙏

[@gusturedaye-gx1dy]

Dhanghyang Nirartha dan Raja Berperan besar menyelamatkam Bali, Tanpa Beliau bisa dipastikan Bali akan mnjadi pulau Islam diabad 15, Majapahit yg Besar bisa hancur karena beralih kekeyakinan yg jauh lbih Simple yaitu Islam

[@ngurahputra3018]

Warga/soroh "Kubayan" berbeda dengan soroh "Kabayan", soroh Kubayan=jero Kubayan=dukuh kubayan=brahmana/rohaniawan era/jaman Wong Bali Mula=orang Bali Asli (Desa Terunyan, Desa Tenganan, 5 Desa di Kec.Banjar Buleleng ; Sidatapa, Cempaga, Pedawa, Tigawasa, Banyuseri.) Warga/soroh Kabayan/Kebayan adalah warga Pasek dari Keturunan Mpu Ragarunting, menurunkan Mpu Wira Runting, menurunkan Mpu Wira Ragarunting, menurunkan 3 anak ; De Pasek Lurah Kabayan/Kebayan, De Pasek Lurah Tutuwan, De Pasek Lurah Salahin. Jadi memang berbeda asal-usul Kubayan dengan Kabayan. 👍🇮🇩👍

[@candrabherawa468]

ajaran bali dan ajaran sunda ada link, itu era sebelum majapahit ke sini