Рет қаралды 26,028
Sunardi, Pembuat Blangkon di Yogya, Langganan Dalang Kondang
Namanya Sunardi. Ia adalah salah satu pembuat blangkon atau tutup kepala busana adat Jawa yang ada di Yogyakarta. Bapak 3 orang anak yang tinggal di Kampung Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta, ini sudah 25 tahun lebih menjadi pembuat blangkon tradisional. Pelanggannya berasal dari berbagai kalangan, seperti dalang kondang Ki Seno Nugroho, seniman campursari terkenal Cak Dikin, hingga sederet MC ternama, termasuk juga sebagian keluarga keraton maupun abdi dalem. Namun, kehidupan Sunardi sebagai pembuat blangkon tradisional tampak sangat sederhana.
Sunardi mengaku memfokuskan diri membuat blangkon khusus ageman atau pesanan individu. Bukan blangkon kodian yang diproduksi secara massal dan dipasarkan di toko-toko atau pasar tradisional. Tak heran, kualitas dan harga blangkon buatan Sunardi pun di atas rata-rata blangkon pasaran. Dijelaskan Sunardi, blangkon memiliki berbagai macam jenis, baik dari gaya, bentuk, corak, motif, hingga fungsinya. Sunardi sendiri lebih banyak membuat blangkon gaya Yogyakarta yang memiliki ciri khas memiliki mondolan atau tonjolan di bagian belakangnya.
Dibantu istri dan anaknya, Sunardi mengaku hanya mampu membuat sebanyak 2-3 blangkon setiap harinya. Diawali dari proses mewiru kain dan membuat congkeng atau bagian dalam. Lalu dilanjutkan dengan membuat tanjungan untuk kemudian menjahit dan mencetaknya. Semua dilakukan secara manual dengan tangan. Dengan produksi yang sangat terbatas itu, tak heran untuk memesan blangkon di tempat Sunardi, butuh waktu setidaknya hingga mencapai tiga bulan. Pelanggan yang memesan blangkon pada tanggal 5 Januari ini, baru bisa mengambil pesanannya pada 5 April mendatang. Hal itu disebabkan karena banyaknya jumlah antrian pemesan blangkon Sunardi.
Kualitas sebuah blangkon sendiri, dikatakan Sunardi, dapat dinilai dari bentuk, motif, kehalusan jahitan dan bahan, serta yang tak kalah penting adalah nyaman atau tidaknya blangkon itu saat dikenakan. Untuk membuat sebuah blangkon bisa sesuai ukuran kepala pemesan, Sunardi harus mengukur setidaknya 3 ukuran. Ia lalu akan menerapkannya di cetakan kepala yang terbuat dari kayu mahoni. Ia sendiri mengaku memiliki sedikitnya 15 jenis ukuran kayu cetakan kepala di rumahnya.
Untuk harganya bervariasi. Mulai dari Rp 130 ribu hingga Rp 600 ribu bahkan ada yang sampai jutaan. Tergantung bahannya. Kalau bahan kain batiknya berkualitas tentu akan semakin mahal,” ujarnya. Di kampung Sunardi sendiri, yakni kawasan Patangpuluhan dan Bugisan, Wirobrajan, Yogyakarta, sedikitnya terdapat 10 orang perajin atau pembuat blangkon. Para pembuat blangkon ini sudah ada sejak sekitar tahun 1990-an.
“Awalnya dulu hanya satu orang, yakni Mbah Noto Diharjo. Namun, berkembang seperti sekarang. Karena banyak pembuat blangkon yang awalnya ikut orang sebagai karyawan, akhirnya buka usaha sendiri. Termasuk juga saya ini,” katanya.
Bila Anda Ingin Usaha Anda tanyang di Channel Kami, anda dapat mengirim Video tentang Usaha Anda ke email kami dedjoem@gmail.com atau bagi Anda yang mempunya Usaha di wilayah Kediri, Ngajuk, Blitar atau Tulungagung dan ingin Usaha Anda kami Liput, Anda dapat menghubungi kami di email dedjoem@gmail.com
Facebook : / dedjoem-1392841640771647
Twitter : / dedjoem
Google+ : plus.google.co...
Tumblr : / dedjoem
Pinterest : / dedjoem
LiveJournal : dedjoem.livejou...
Jangan Lupa Like Dan Subscribe Channel Kami DEDJOEM untuk Video terbaru selanjutnya.
/ @dedjoem1222
• Sunardi, Pembuat Blang...