Рет қаралды 24,743
Pernahkah Anda mendengar tentang angsa Kepala Singa? Angsa ini adalah makhluk yang menarik perhatian tidak hanya dengan penampilannya yang khas tetapi juga dengan potensi ekonominya yang signifikan. Di Tiongkok, khususnya di wilayah Guangdong, terdapat peternakan besar yang memelihara jutaan angsa Kepala Singa setiap tahunnya. Jutaan ekor terus harganya per ekor itu satu juta, gimana tidak cuan banget Tiongkok.
Mengapa disebut angsa Kepala Singa? Hal ini karena kepala mereka yang bulat menonjol menyerupai kepala singa. Angsa ini memiliki bulu yang lembut dan tebal dengan berbagai warna, termasuk putih, hitam, abu-abu, dan banyak variasi lainnya.
Angsa Kepala Singa berasal dari Eropa dan terkenal dengan dagingnya yang lezat, bergizi, dan berlemak. Peternakan di Tiongkok tidak hanya mengesankan dengan pengembangbiakan ribuan angsa setiap tahunnya, tetapi juga dengan jalur pemrosesan lanjutan yang mencakup segala hal mulai dari perawatan hingga produksi pangan. Keren juga Tiongkok membeli dulu atau impor hewan premium asal Eropa kemudian jadi penjual atau pengekspor terbesar dunia.
Peternakan ini memiliki kampus yang luas dan sistem gudang moderen yang memungkinkan perawatan ribuan angsa setiap tahunnya. Selain angsa Kepala Singa, mereka juga memelihara ras populer seperti angsa liar dan angsa rumput untuk memastikan kondisi kehidupan yang ideal bagi semua angsa.
Angsa Kepala Singa memiliki siklus bertelur yang menarik. Setelah kawin, biasanya diperlukan waktu sekitar 2 sampai 3 hari bagi angsa Kepala Singa untuk mulai bertelur. Mereka biasanya bertelur satu telur per hari dan dapat mempertahankan siklus ini selama sekitar 5 sampai 6 bulan. Rata-rata, seekor angsa Kepala Singa dapat bertelur sekitar 50 sampai 60 telur per tahun. Setiap telur angsa dijual seharga sekitar 14,25 Yuan Cina (sekitar 30.000 Rupiah), di pasar Tiongkok. Mahal juga yah sebutir telur aja 30 ribu, ditambah 5 ribu udah dapat 1 rak telur ayam di Indonesia.
Selain telur, peternakan ini juga mendapatkan keuntungan dari penjualan bibit angsa. Proses inkubasi dan penetasan dimulai dengan mengumpulkan telur dari angsa betina yang produktif untuk ditempatkan dalam inkubator dengan suhu dan kelembapan yang dikontrol ketat. Setelah 28 hingga 34 hari, telur-telur ini akan menetas menjadi anak angsa.
Setelah menetas, anak angsa diberikan vaksinasi sekitar 20 hari untuk mencegah penyakit seperti botulisme dan influenza burung, memastikan lingkungan perawatan yang aman dan sehat. Anak angsa kemudian dipisahkan dan diberi pakan khusus, dipersiapkan untuk pertumbuhan yang optimal. Seekor anak angsa dapat dijual seharga sekitar 4,32 Dollar Amerika (sekitar 64.000 Rupiah) tergantung ukurannya. Di Indonesia 64 ribu rupiah itu udah dapat ayam potong dewasa bahkan yang jumbo kalau di pasar dekat rumah admin, kalau di pasar kalian bagaimana?
Selama fase pertumbuhan dari usia 4 hingga 12 minggu, angsa Kepala Singa mengalami peningkatan ukuran dan berat yang signifikan. Mereka diberi makanan beragam berupa campuran biji-bijian dan sayuran untuk memberikan energi dan nutrisi yang cukup. Peternakan ini juga menyediakan tangki air yang penting untuk kehidupan alami angsa, membantu mereka membersihkan bulu, mengatur suhu tubuh, dan mengurangi stres.