Рет қаралды 11,321
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, saat ini sedang melakukan diversifikasi perekonomiannya untuk mengurangi ketergantungannya pada hidrokarbon. Dalam beberapa tahun terakhir, negara ini giat mempromosikan pengembangan industri manufaktur lokal dan mencari peluang kerja sama internasional. Salah satu upaya terbaru ini terlihat dalam Forum Penerbangan Masa Depan Saudi tahun ini, di mana Arab Saudi secara jelas mengundang Tiongkok untuk bekerja sama dalam membangun jalur produksi pesawat penumpang C919 di Arab Saudi.
Untuk mempromosikan proyek kerja sama ini, otoritas terkait di Saudi menyatakan bahwa mereka akan memberikan dukungan penuh untuk pesawat komersial Tiongkok yang akan diproduksi di Arab Saudi. Jika Tiongkok berhasil membangun lini produksi C919 di Arab Saudi, hal ini bisa mempengaruhi posisi pasar Boeing dan Airbus. Selain itu, Arab Saudi akan mendapatkan berbagai manfaat ekonomi dan industri yang signifikan dari kerja sama ini.
Sejak Tiongkok mengumumkan rencananya untuk mengembangkan pesawat terbang secara mandiri, banyak pihak yang meragukan kemampuan mereka. Hal ini disebabkan oleh banyaknya negara yang mencoba mengembangkan pesawat sipil secara mandiri namun gagal. Namun, titik balik dalam pengembangan pesawat sipil Tiongkok terjadi pada tahun 2017 ketika Tiongkok berhasil mengembangkan pesawat C919 dan melakukan uji terbang pertama. Prestasi ini menggemparkan industri penerbangan global dan mengubah pandangan tentang kemampuan teknologi Tiongkok.
Dibandingkan dengan kompetitor seperti Boeing Amerika dan Airbus Eropa, pesawat C919 Tiongkok ditawarkan dengan harga sekitar 90 juta dolar Amerika, jauh lebih murah dibandingkan dengan pesawat serupa dari Boeing Amerika dan Airbus Eropa yang biasanya lebih dari 130 juta dolar Amerika. Meskipun perbedaan harga ini tampak kecil di permukaan, keuntungan harga ini akan menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan ketika jumlah pesanan meningkat. Pada tahun 2023, meskipun C919 belum mencapai pengiriman skala besar di seluruh dunia, volume pesanannya telah melebihi 1.300 unit dengan banyak perusahaan dari 40 negara dan wilayah yang telah melakukan pemesanan. Bahkan General Electric di Amerika Serikat telah memesan 20 unit C919, yang merupakan pengakuan atas keandalan dan kinerja pesawat ini.
Meskipun banyak pesanan untuk pesawat C919, COMAC masih menghadapi tantangan besar dalam produksi dan pengiriman. Saat ini, produksi pesawat C919 terutama terkonsentrasi di jalur produksi di Shanghai. Produksi terpusat ini memberikan tekanan besar pada kontrol kualitas, manajemen rantai pasokan, dan pelatihan tenaga kerja. Menurut data terbaru, COMAC hanya mampu mengirimkan lima pesawat C919 setiap tahunnya, yang jauh dari cukup untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Dengan kecepatan produksi saat ini, diperlukan waktu 300 tahun untuk menyelesaikan semua pesanan yang ada, yang jelas tidak dapat diterima.
Untuk menanggapi tantangan ini, COMAC telah mulai mengambil langkah-langkah positif untuk menerobos kemacetan produksi. Mereka berencana untuk segera memulai pemilihan lokasi dan pembangunan pangkalan produksi kedua. Dengan meningkatkan jumlah jalur produksi dan mengoptimalkan distribusi geografis jalur produksi, COMAC berharap dapat mencapai produksi kolaboratif multi-lokasi sehingga mempercepat produksi dan meningkatkan efisiensi pengiriman.
Pada Mei tahun ini, COMAC berpartisipasi aktif dalam Forum Penerbangan Masa Depan di Riyadh, Arab Saudi. Tujuan mereka adalah untuk mempromosikan pesawat regional C919 dan ARJ21 ke pasar Timur Tengah dan memamerkan lini produksi C919 mereka yang sangat otomatis. Forum ini diselenggarakan oleh Arab Saudi dan menarik lebih dari 5.000 pakar dan praktisi penerbangan dari lebih dari 120 negara di seluruh dunia. Melalui kerja sama dan pertukaran internasional ini, Arab Saudi berharap dapat mempercepat pengembangan rantai industri penerbangan dalam negeri dan juga membantu membangun jaringan penerbangan global yang lebih erat.
Perlu disebutkan bahwa di Forum tersebut, Saudi Arabian Airlines mengusulkan kerja sama yang mencolok ke Tiongkok dengan mengundang COMAC untuk membangun jalur perakitan produksi di Jeddah. Pada 20 Mei, Saudi Arabian Airlines juga sedang melakukan negosiasi rinci dengan COMAC mengenai jet C919 untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kinerja dan spesifikasi teknis model ini. Meskipun COMAC belum membuat keputusan spesifik, pernyataan mereka pada pertemuan tersebut dengan jelas menunjukkan perhatian mereka terhadap pasar Saudi dan komitmen mereka terhadap pengembangan jaringan penerbangan global. COMAC menyatakan harapan mereka untuk memperkuat konektivitas dan keragaman global dengan membantu pengembangan transportasi udara Arab Saudi.