Video 1D Pengertian Investasi dan Pasar Modal

[@egiwarka3215]

Selamat malam semuanya saya I Komang Egi Warka Putra absen 28 ,ijin bertanya kepada kelompok 1 Pertanyaannnya : Bagaimanakah cara mengelola risiko yang baik dalam menginvestasikan sesuatu dalam keputusan berinvestasi? Terimakasi

[@29_NiPutuShanisAyuniaLaksmi]

Terimakasih atas pertanyaannya, Egi. Izinkan saya menjawab pertanyaan ini. Kita tidak dapat menghilangkan risiko investasi. Namun, ada dua strategi investasi dasar yaitu alokasi aset (strategi investasi dengan menentukan porsi atau memberi bobot tertentu masing-masing instrumen investasi/aset terhadap portofolio untuk tujuan menyeimbangkan risiko dan return) dan diversifikasi (menempatkan dana investasi di beberapa instrumen investasi yang berbeda karakteristiknya. Yang dimaksud dengan karakteristik disini adalah likuiditas, risiko, dan potensi returnnya) yang dapat membantu mengelola risiko sistemik (risiko yang memengaruhi perekonomian secara keseluruhan) dan risiko non-sistemik (risiko yang memengaruhi sebagian kecil perekonomian, atau bahkan satu perusahaan).

[@luhsukmawati8082]

02_Ni Luh Sukmawati Izin menjawab Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko investasi, di antaranya: Diversifikasi portofolio: Alokasi dana ke berbagai instrumen investasi dapat membantu mengelola risiko sistemik dan non-sistemik. Sesuaikan dengan profil risiko: Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda. Gunakan modal yang tepat: Gunakan modal yang sudah disiapkan khusus untuk investasi, bukan dari pinjaman. Hindari mengikuti orang lain: Jangan mengikuti orang lain dalam berinvestasi. Lakukan riset: Cari informasi dan analisa investasi yang akan dipilih sebelum berinvestasi. Bersikap tenang: Hindari rasa panik saat menghadapi risiko investasi, karena kepanikan dapat membuat Anda salah dalam mengambil keputusan. Bangun kepercayaan dengan manajer investasi: Jika berinvestasi dalam bentuk reksadana, Anda dapat membangun kepercayaan dengan manajer investasi.

[@KomangSanca]

selamat malam semuanya, saya I Komang Sanca Artha Nugraha absen 01 ijin bertanya. Apa perbedaan antara investasi jangka pendek dan jangka panjang di pasar modal?. terimakasih

[@luhsukmawati8082]

Perbedaan utama antara investasi jangka pendek dan jangka panjang di pasar modal adalah durasi investasinya: Investasi jangka pendek Durasi investasinya kurang dari satu tahun. Investasi ini biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka pendek, seperti dana darurat, tabungan untuk liburan, pernikahan, atau perbaikan rumah. Investasi jangka panjang Durasi investasinya lebih dari satu tahun, bahkan bisa mencapai 5-10 tahun atau lebih. Investasi ini biasanya digunakan untuk menyiapkan dana pensiun atau tabungan untuk kuliah.

[@Dede-tf9ck]

Selamat sore, saya I Made Gede Juniawan Partika Jaya absen 04 ingin bertanya kepada kelompok 1. Pertanyaanya : Apa dampak dari inflasi tinggi terhadap nilai investasi, dan strategi apa yang dapat digunakan untuk melindungi portofolio dari penurunan daya beli? Terima kasih

[@29_NiPutuShanisAyuniaLaksmi]

Terima kasih atas pertanyaannya Dede. Saya Shanis absen 29 akan menjawab pertanyaan dari Dede. Inflasi yang tinggi dapat berdampak negatif pada nilai investasi, di antaranya: Penurunan nilai aset finansial, seperti tabungan, obligasi, dan saham. Pengurangan jumlah investasi oleh investor. Penurunan daya tarik investasi jangka panjang. Untuk melindungi portofolio dari penurunan daya beli akibat inflasi, Anda dapat mencoba strategi-strategi berikut: Diversifikasi investasi. Memantau indikator ekonomi. Menggunakan strategi lindung nilai. Berinvestasi pada perusahaan rintisan yang tersertifikasi EIS dan SEIS. Bekerja sama dengan penasihat keuangan. Memilih aset riil seperti real estat dan komoditas. Inflasi yang tinggi dapat menurunkan nilai uang, sehingga daya beli masyarakat pun menurun. Hal ini dapat mengurangi kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan rendah

[@widyatan19]

Selamat malam, saya luh putu widya sari pas putri absen 07, ijin bertanya kepada kelompok 1. Pertanyaan : Pertanyaan : menurut anda jenis investasi apa yang bisa dipertimbangkan, Jika ingin mencari jenis investasi yang mudah, yang artinya investasi yang tidak terlalu rumit, berisiko moderat, dan bisa dilakukan dengan modal yang relatif kecil? Terima kasih

[@luhsukmawati8082]

02_ Ni Luh Sukmawati izin Menjawab Jika mencari jenis investasi yang mudah, berisiko moderat, dan bisa dilakukan dengan modal kecil, ada beberapa pilihan yang bisa dipertimbangkan: Investasi yang Mudah dan Berisiko Moderat: 1. Reksa Dana: - Reksa Dana Pasar Uang: Investasi ini paling minim risiko karena dananya diinvestasikan pada instrumen pasar uang seperti deposito, obligasi jangka pendek, dan surat berharga lainnya. Sangat cocok untuk tujuan jangka pendek dan dana darurat. - Reksa Dana Pendapatan Tetap: Investasi ini berfokus pada instrumen pendapatan tetap seperti obligasi. Potensi keuntungan lebih tinggi dari reksa dana pasar uang, tetapi masih tergolong moderat. Cocok untuk tujuan jangka menengah. - Reksa Dana Campuran: Kombinasi antara saham dan obligasi. Risiko lebih tinggi dari reksa dana pendapatan tetap, tetapi potensi keuntungan juga lebih besar. Cocok untuk tujuan jangka menengah hingga panjang. 2. Saham: - Saham Blue Chip: Saham perusahaan besar yang sudah mapan dan memiliki kinerja yang stabil. Risiko lebih tinggi dibandingkan reksa dana, tetapi potensi keuntungan juga lebih besar. Cocok untuk investor yang ingin berinvestasi jangka panjang. 3. Emas: - Emas sering dianggap sebagai aset lindung nilai saat kondisi ekonomi tidak stabil. bisa membeli emas dalam bentuk fisik atau melalui instrumen investasi seperti emas batangan atau reksa dana emas. 4. Peer-to-Peer (P2P) Lending: - meminjamkan uang kepada individu atau usaha kecil melalui platform online. Potensi keuntungan lebih tinggi dibandingkan deposito, tetapi risikonya juga lebih besar. 5. Deposito: - Pilihan klasik dengan risiko paling rendah. Tingkat bunga yang ditawarkan bervariasi tergantung pada bank dan jangka waktu deposito. Cocok untuk tujuan jangka pendek.

[@26_kadekelsaarini]

Selamat pagi bapak dosen dan teman- teman semuanya . Saya Ni Kadek Elsa Arini absen 26 , izin bertanya kepada kelompok 1 Pertanyaan: Apa perbedaan antara saham biasa dan saham preferen dalam pasar modal, serta bagaimana risiko dan potensi return dari masing-masing instrumen tersebut? Terima kasih🙏

[@luhsukmawati8082]

02_Ni Luh Sukmawati Izin menjawab Saham biasa dan saham preferen berbeda dalam beberapa hal: - Saham Biasa Memberikan hak suara dalam keputusan perusahaan, potensi return lebih tinggi melalui apresiasi harga saham, tetapi risiko lebih besar karena klaim terakhir atas aset perusahaan dan dividen yang tidak dijamin. - Saham Preferen: Tidak memiliki hak suara, namun dividen lebih stabil dan diprioritaskan. Risiko lebih rendah dibanding saham biasa, tetapi potensi return terbatas karena dividen tetap dan apresiasi harga yang lebih kecil. Jadi Saham biasa cocok untuk investor yang mencari pertumbuhan, sementara saham preferen untuk yang mencari stabilitas pendapatan.

[@diahpermata785]

selamat sore. perkenalkan nama saya ni kadek diah permata sari absen 03 saya ingin bertanya : menurut kelompok kalian, investasi apakah yang aman digunakan oleh mahasiswa ?

[@indahtarini8932]

Selamat sore saya ida ayu putu indah tarini abasen 23 ijin bertanya pada klmpk 1 Apa saja risiko yang mungkin dihadapi saat berinvestasi di pasar modal ? Terimakasih

[@29_NiPutuShanisAyuniaLaksmi]

Terima kasih atas pertanyaannya Indah. Saya Shanis absen 29 akan menjawab pertanyaan dari indah. Resiko yang mungkin terjadi dalam berinvestasi pada pasar modal yaitu : 1. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas pada saham terjadi karena apabila transaksi suatu saham sulit dijual atau dibeli. Kondisi ini terjadi karena kurangnya minat investor terhadap beberapa saham. Dampaknya, terjadi penurunan terhadap harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal. Hal ini memungkinkan investor menjual saham dengan harga lebih rendah dari yang diharapkan. 2. Capital Loss Terjadinya penurunan nilai saham yang lebih rendah dibandingkan ketika membelinya. Risiko ini dapat dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham yang dipengaruhi beberapa faktor seperti kondisi pasar, kinerja perusahaan, hingga kondisi kondisi ekonomi makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, kondisi sosial dan politik 3. Risiko Likuiditas Risiko ini dialami ketika perusahaan atau emiten mengalami kesulitan keuangan dan dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan. Sayangnya, klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dilunasi. Dananya bersumber dari hasil penjualan kekayaan perusahaan. Andaikan terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan milik perusahaan, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. 4. Risiko Inflasi Inflasi dapat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi daya beli masyarakat sebagai imbas dari kenaikan tingkat inflasi. 5. Risiko Forced Delisting Risiko ini terjadi karena munculnya situasi dimana perusahaan terkena sanksi penghapusan saham dari bursa. Biasanya situasi ini disebabkan oleh kinerja keuangan yang buruk, laporan keuangan tidak akurat, dan melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia.