Lahir ke Bumi Adalah Penderitaan | Buku Better Never to Have Been - David Benatar

  Рет қаралды 2,950

Apriadi Yadi

Apriadi Yadi

Күн бұрын

Пікірлер: 106
@zakyignatz7542
@zakyignatz7542 2 ай бұрын
Mayoritas filsuf eksistensialisme yang pernah saya pelajari pemikirannya 90 persen lebih mengartikan hidup dengan konotasi negatif seperti 1.emil cioran filsuf yg gelap seperti Schopenhauer 2.arthur Schopenhauer dengan will nya 3.albert Camus dengan absurd isme 4.fyodor Dostoyevsky yang awal mulanya filsuf yang optimis setelah mendapat kan penderitaan hidup pada perang dunia 1 dan 2. Setelah itu membuat novel filsafat yang sangat bagus tentang psikologi Manusia dan kehidupan. 4.jean Paul satre "manusia dikutuk untuk bebas" 5.Budha mirip dengan Schopenhauer pemikiran nya. 6.nietzche dengan nihilisme dan relativisme 7.thomas Hobbes :manusia serigala bagi manusia lainnnya Bahkan di agama agama Abrahamik sekalipun mengkonotasikan dunia dengan hal negatif Islam: ada hadist yang mengatakan bahwa dunia tidak lebih dari bangkai kambing Kristen dll juga mirip. Mereka mengatakan bahwa dunia ini busuk dan sementara. Perbedaan antara filsuf eksistensialisme dan teisme dalam memandang kebusukan hidup adalah Orang religius memilih untuk mempercayai hal transenden seperti Tuhan untuk terbebas dari absurdisme hidup (sekalipun itu bukan hal yang rasional) Mereka mempercayai kehidupan setelah kematian akan ada seperti pengadilan dan harapan hidup yang lebih baik. Tapi keduanya memiliki kesamaan, teisme ataupun eksistensialisme memandang dunia ini buruk.
@MrAnanta9
@MrAnanta9 2 ай бұрын
nah betul ....
@NikiWonoto26
@NikiWonoto26 2 ай бұрын
komentar yg bnr2 bagus & underrated
@nhovia910
@nhovia910 Ай бұрын
Gw lebih seneng mengartikan hidup ini perjalanan. Hidup ini belajar dan bermain . daripada mikir bumi ini ibarat bangkai kambing.
@NegeriLedakanmanusia
@NegeriLedakanmanusia 2 ай бұрын
Ketika terbuang di jalanan,tanpa uang dan sendiri,sudah pasti hidup layak untuk diakhiri,sangat mengerikan jika terjadi😩😭
@freedodolan
@freedodolan 2 ай бұрын
@@NegeriLedakanmanusia agar tidak bunuh diri agama buat tawaran untuk melanjutkan hidup.
@NegeriLedakanmanusia
@NegeriLedakanmanusia 2 ай бұрын
@@freedodolan tawaran apa ya,nasehat2 religius seperti dagelan saat hidup seperti ini
@freedodolan
@freedodolan 2 ай бұрын
@@NegeriLedakanmanusia baiklah. Apa yg bisa mengobati keputusasaan jika bukan harapan. Apa ada jalan keluar selain bundir ? Jika tak punya perspektif lain
@widayuliandana1648
@widayuliandana1648 2 ай бұрын
seharusnya ini kewajiban negara untuk memeliharanya..... ada di UUD..... tapi negara telah gagal menjalankan dan menyediakan fasilitas untuk ini.....
@mlvn2655
@mlvn2655 2 ай бұрын
​@@freedodolantawaran untuk melanjutkan penderitaan
@andrerandomart8306
@andrerandomart8306 2 ай бұрын
adakah di sini yg pernah merasa menyesal karena dilahirkan? saya sih minimal bgt sesekali menyesali kebedaraan saya,,
@C.Ruanaldo7
@C.Ruanaldo7 2 ай бұрын
Yang paling saya sesali adalah atas ketidak tahuan saya menjadikan harapan dan keinginan tidak di perjuangkan untuk diwujudkan. Setelah saya faham algoritma alam. Saya sangat depresi dan hidup saya ini sudah tak bermakna lagi.
@andrerandomart8306
@andrerandomart8306 2 ай бұрын
@@C.Ruanaldo7 dulu saya banyak sekali harapan dan keinginan,, hanya kompetensi saya tidak cukup,, dan juga saya tidak tahu cara mewujudkannya,, ada ketidak sinkronan antara yg saya inginkan dgn karakteristik dan kemampuan saya,, skrng sy sudah mulai menerima kenyataan bahwa kalaupun hidup ini tidak ada maknanya ya sudahlah,, yg penting bagaimana agar tidak terlalu menderita saja
@C.Ruanaldo7
@C.Ruanaldo7 2 ай бұрын
@@andrerandomart8306 Tapi puji alam semesta. Setidaknya kita terlahir dikeluarga yg tulus saling menyayangi. Meski sederhana tapi tak kekurangan. Kita harus terima harapan dan tujuan yang tak terwujud. bukan semesta yg kejam tapi kebodohan dan kelalaian kitalah yg membuat semesta seolah bertindak tak berbelas kasih terhadap kita. Masih ada harapan untuk memperbaiki diri untuk akhir hidup yang bagus. Sayang sekali ya.. Kita baru tau kalo hidup ini hanya sekali dan tak akan ada kehidupan kedua yg memberi kesempatan lagi ,😁 Hanya imajinasilah kehidupan kedua itu
@C.Ruanaldo7
@C.Ruanaldo7 2 ай бұрын
@@andrerandomart8306 menjalani hidup dengan baik adalah salah satu cara memaknai hidup kan. Kita disini saling sapa adalah bagian dari memaknai kehidupan
@andrerandomart8306
@andrerandomart8306 2 ай бұрын
@@C.Ruanaldo7 yah saya rasa kalau diberi kehidupan kedua juga ngga banyak yang mau ya,,,sekali saja sudah cukup,,
@ScarLion97
@ScarLion97 2 ай бұрын
Jauh sebelum mengetahui istilah "anti-natalism" dari mulut Bang Yadi saat ini, sudah terpikir apa resiko dan bebanku jika menikah dan berketurunan. Menyadari beratnya hal tersebut, ditambah keadaan lingkungan dan ekonomi semakin tidak bersahabat, standar hidup bersosial semakin ngga ngotak, sebaran penyakit kelamin semakin tidak terprediksi, semakin memperkuat tekadku untuk membujang seumur hidup dengan menolak semua bentuk kenikmatan esek-esek apapun. Takut terkena penyakit kelamin, juga ngga mau membebani hidup keturunanku. Sekaligus menikmati ketenangan sendiri...😔😊
@ScarLion97
@ScarLion97 2 ай бұрын
@@purnamaputra6933 ketenangan sendirian sudah membuatku bahagia, bang...😊
@widayuliandana1648
@widayuliandana1648 2 ай бұрын
You are sounds like my son. Sampai hari ini tidak ada tanda-tanda ingin menikah. Apakah mungkin dia mengetahui filosofi ini? Tapi kami melihatnya sebagai ketakutan untuk menghadapi kehidupan. Sekalipun kami bisa memberinya apa yang dia butuhkan sampai hari ini, tetapi dia tetap tidak ada tanda-tanda ingin menikah. Saya akui bahwa kehidupan zaman sekarang itu semakin berat. Saya baru menyadari bahwa agama mengajarkan keberanian untuk menghadapi kehidupan, keberanian untuk menikah, "menikahlah nanti Tuhan yang akan memberikan rizki dan kecukupan". Jadi iman bisa membentengi seseorang dari pemikiran seperti ini.... yang akibat fikiran rasional mengenai hitung hitungan material tentang rizki..... Tapi kami sebagai orang tua tidak memaksakan kepada dia untuk menikah.... karena yang akan menjalani kehidupan dia. Hanya mencoba berdiskusi dan membangkitkan keberanian dia untuk menikah..... but at the end it's up to him.....
@C.Ruanaldo7
@C.Ruanaldo7 2 ай бұрын
Hidup sendiri tidak enak. Akan cenderung cepat depresi dan kehilangan makna hidup. Orang2 menikah dan memiliki anak untuk mengobatinya meskipun mengorbankan sang anak atas keegoisannya. Ini siklus rantai setan. Yg tak terhentikan.
@ScarLion97
@ScarLion97 2 ай бұрын
@@C.Ruanaldo7 udah ngga butuh pernikahan dan perlendiran, bang. Udah tahu antisipasi resiko dari pilihan saya sendiri. Semua pilihan ada resikonya, kok...☺️🙏🏻
@C.Ruanaldo7
@C.Ruanaldo7 2 ай бұрын
@@ScarLion97 mengapa anda tidak memperbaiki diri supaya menjadi manusia yang layak dan berketurunan yang layak?
@letchworth3302
@letchworth3302 2 ай бұрын
Yay akhirnya dibahas
@C.Ruanaldo7
@C.Ruanaldo7 2 ай бұрын
Berkesadaran adalah kutukan bagi manusia.
@ExtraordinaryJam
@ExtraordinaryJam Ай бұрын
Betul
@rinaoke3889
@rinaoke3889 Ай бұрын
Jika mau konsisten dgn Faham bgt, lakukan lh ke TDK sadaran itu
@widayuliandana1648
@widayuliandana1648 2 ай бұрын
Penderitaan muncul dari "keinginan". Semakin kita menginginkan banyak hal, semakin menderita kita kalau kita tidak bisa atau tidak mungkin menggapainya. Semakin sederhana keinginan kita, maka semakin kecil penderitaan kita. Binatang adalah makhluq dengan keinginan sederhana, yang mungkin penting bagi mereka adalah bertahan hidup dan memenuhi instink alamiah mereka saja. Mereka tdk punya keinginan untuk punya rumah bagus, pakaian indah, mobil banyak, jabatan tinggi, dipuja banyak binatang, mereka tidak punya semua keinginan seperti itu. Hanya manusia yang dimungkinkan untuk punya keinginan seperti itu. Bagi mereka yang kurang beruntung, nabi Muhammad memberi nasehat: "Jika kalian punya jaminan makanan untuk esok hari, mempunya badan yang sehat, dan tidak mempunyai rasa takut dari ancaman, maka kalian sudah mempunyai dunia dan seisinya". Ini adalah nasehat untuk mensederhanakan keinginan. Merasa cukup dengan 3 hal tersebut dalam hidup di dunia ini..... Dan ini adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang menjadi kewajiban negara untuk memenuhinya.
@ScarLion97
@ScarLion97 2 ай бұрын
Walaupun ucapan itu bersumber dari seorang perampok sekaligus pemerkaos ulung dari Jazirah Arab selaku juru selamat😅
@widayuliandana1648
@widayuliandana1648 2 ай бұрын
@@ScarLion97 ucapan anda sangat tidak baik...
@littlerooky
@littlerooky 2 ай бұрын
Bang, bahas bundir menurut filosofi bang. Kenapa banyak filsuf existemsial tidak menganjurkan bundir padahal mereka memaparkan ide kalau hidup itu adsurb dan menderita.
@RafisLI-m9y
@RafisLI-m9y Ай бұрын
Dalam vidio sudah ada jawaban atas pertanyaan anda
@khoerulanwar6034
@khoerulanwar6034 2 ай бұрын
buku david benatar yang ini ada terjemahan bahasa indonesia ga bang
@afentex
@afentex 2 ай бұрын
next bahas buku "The Human Predicament" kak .
@darmagatha4990
@darmagatha4990 2 ай бұрын
Cukup hadir di saat ini.. Setiap momet di detik ini❤😊
@zakyignatz7542
@zakyignatz7542 2 ай бұрын
Intinya dalam argumen asimetri ini Untuk merasakan kerugian orang harus eksis "ada" terlebih dahulu. Ini mengapa "tidak eksis" dan "tidak jadi merasakan kebahagiaan" adalah hal yang netral. Karena untuk merasakan kerugian kita harus "ada" terlebih dahulu. Jadi orang yang nggak eksis tidak bisa merasakan kerugian.
@yohanesherbudisatriyanto3394
@yohanesherbudisatriyanto3394 2 ай бұрын
Counterpoints thd filosofinya David Benatar : 1.) Sweeping statement klw bilang kebahagiaan itu hal yg baik dan penderitaan itu hal yg buruk. Itung2an pain-pleasure buat dijadiin tujuan hidup sangat berbahaya apalagi klw dicampur ideologi dominan hyper individualism dari liberal barat yg sekuler. Gmn klw ada monster yg bahagia dgn cara nyakitin/ngerusak hidup org demi uang/jabatan? Apakah hal itu baik? Gmn klw penderitaan yg kamu alami ternyata ngajarin kamu buat rendah hati & peduli sama orang lain, pelajaran yg g bakalan kamu dapat klw kamu samsek g ngalamin penderitaan tsb? Apakah hal itu buruk? 2.) Bagaimana dgn kebahagiaan/penderitaan yg palsu? Apakah "kebahagiaan" dari org yg dilahirkan dlm sekte kultus itu asli? Bukan hasil brainwash? Bagaimana dgn "penderitaan" dati org yg sebenarnya berkecukupan tapi cm krg bersyukur aja? Awas lho mindset kuatir sm kebahagiaan ini adalah kasus asal mula org2 terbuai dgn programming konsumerisme modern. 3.) Ambil contoh pasangan yg krg mampu & sakit2an tadi. Klw kita menyuruh mereka buat g usah buat anak sj agar mencegah "penderitaan", bukankah hal ini terdegar, ehm, Eugenik? Ibarat klw kita nyuruh seorang pasangan budak/kaum minoritas yg didiskriminasi agar mereka g usah bikin anak saja krn nanti pasti jadi budak jg & menderita, alih2 memerangi sistem perbudakan/diskriminasi yg menindas mereka berdua? Klw kita murni selalu menggunakan pemikiran2 individualis sbg "solusi" penderitaan2 ky gini, g bakalan ada kemajuan moral buat perdaban manusia. Ingat manusia adalah makhluk yg sdh berhasil mendarat di bulan & memecah atom, kita tdk wajib untuk menyerah begitu saja kpd segala penderitaan yg disebabkan oleh "nasib"/"alam semesta". 4.) Kepentingan mana yg lebih penting? Kebahagiaan org yg lanjut usia/anak2? Kembali lg ke contoh pasangan di point sebelumnya, apakah mmg worth it buat menyuruh mereka berdua menderita di usia tua demi mencegah penderitaan manusia baru (yg BELUM PASTI terjadi)? 5.) Emang salah klw mengejar tujuan yg egois dalam hal bikin anak? Toh kita dibekali dorongan2 biologis buat bekerja keras buat bikin anak2 kita bahagia. Kita adalah manusia bkn malaikat. Memangnya kita harus 100% selfless setiap saat? 6.) Yg terakhir mmgnya apa bnr ada perbedaan filosofis yg konkret antara anti natalism sm pro mortalism? Atau David Benatar cm nulis itu buat sekadar menghidari hujatan org? Krn klw menurut gw kesimpulan logisnya nya toh jg sama. Satu2nya cara buat benar2 menjamin anti natalism adalah dgn jadi pro mortalism, krn ketika kamu memutuskan buat ngelanjutin hidup bahkan selama 1 detik saja, pasti ada kemungkinan buat kamu jd kesepian/sange & akhirnya bikin anak. Klw pemikiran gw terdengar keji, tlg catat bahwa saya ini hanya menerapkan logika matematis kpd hidup manusia, hal yg sama persis dilakukan David Benatar. Overall menurut gw sangat disayangkan krn David Benatar terjerembab sm tendensi2 sekularisme liberal dari barat di zaman sekarang. Tujuannya etika "humanis" yg "rasional", tp ternyata universalisme yg g netral (dgn bias dari ideologi sekularisme liberal barat), individualis, hedonis & maksain logika matematis ke kehidupan manusia yg subjektif & abstrak. Klw sekularisme liberal barat mmg terbukti faktual, dunia sekarang ini pasti sdh mirip2 utopia sm seperti janji2 manis dari pemikir2 liberal masa lalu, krn tatanan politik & ekonomi dunia kita sekarang ini berporos ke mereka (barat). Contoh wujudnya adalah pemerintah yg rasional, yg nyelesain masalah2 eksistensial (spt perubahan iklim) scr saintifik, bkn apatisme, g ada ancaman perang skala besar krn mentalitas yg "sdh dewasa" jika dibandingkan dgn para pendahulu kita, pro rakyat & manusia scr garis besar sehat scr jasmani & rohani (g ada yg namanya mikroplastik di darah, penurunan jumlah sperma, kecanduan obat anti depresi & angka perceraian yg membeludak).
@arusirham3761
@arusirham3761 2 ай бұрын
Udah baca bukunya belum bang..?
@teodoretarigan
@teodoretarigan Ай бұрын
Tidak manusia merasakan kebahagiaan, tapi semua manusia pasti merasakan penderitaan
@origen_0
@origen_0 2 ай бұрын
Argumen bahwa kebahagiaan jumlahnya lebih besar dari penderitaan itu hanya untuk kalangan minimal menengah ke bawah. Bagi yang lahir dari golongan bawah, jelas itu sebaliknya. Alih² berjuang untuk menyepadankan jumlah penderitaan vs kebahagiaan, si lahir dari kalangan bawah justru menderita sampai mati pun akan berulang karena kelahiran anak² mereka akibat tekanan hukum sosial.
@freedodolan
@freedodolan 2 ай бұрын
Nenek moyang kita justru berdamai dg penderitaan. Bahkan orang kita yg primitif sekalipun menormalkan penderitaan untuk membayar kehidupan, survive menghadapi kehidupan yg lebih keras dan mematikan daripada sekarang. Dan perspektif modern ini lebih seperti keputusasaan atau tidak adanya tujuan hidup (individu maupun bersifat komunal)
@freedodolan
@freedodolan 2 ай бұрын
Jika anda punya pilihan apakah anda akan memilih tidak mengalami derita sama sekali ? Jika masih menerima, Penderitaan sebatas apa yg akan anda toleransi ? Atau Bagaimana anda mengukur kebahagiaan ?
@ApriadiYadi
@ApriadiYadi 2 ай бұрын
Kalo ada pilihan, saya sama sekali tidak akan memilih untuk mengalami derita, kang.
@freedodolan
@freedodolan 2 ай бұрын
@@ApriadiYadi pilihan yang akan membuat anda tidak bisa merasakan sensasi kebahagian
@ApriadiYadi
@ApriadiYadi 2 ай бұрын
@@freedodolan Betul. Tetapi akan lebih baik tidak merasakan apa-apa ketimbang mencari kebahagiaan dengan resiko penderitaan. Saya lebih baik merasakan tidur tanpa mimpi ketimbang merasakan makan bakso paling enak. there's just nothing. Penderitaan yang sangat menyakitkan lebih buruk ketimbang kebahagiaan yang sangat menyenangkan, therefore, gambling mencari kebahagiaan dengan resiko dapat penderitaan sama sekali tidak worth it. Setidaknya buat saya ya, dan preferensi orang-orang pasti berbeda. Hehe.
@freedodolan
@freedodolan 2 ай бұрын
@@ApriadiYadi sidarta yang jenuh pada akhirnya melihat kenyataan untuk melanjutkan hidup.
@zakyignatz7542
@zakyignatz7542 2 ай бұрын
Jujur saya senang sekali ada youtuber seperti bang yadi Jarang sekali yang mau membahas persoalan eksistensi apa adanya, terbuka, dan tidak memihak. Tapi yang saya lihat bang yadi memiliki kecenderungan pada ateisme. Jadi mungkin kurang terbuka pada berbagai kemungkinan. Akan lebih baik jika membahas suatu vidio menempatkan diri sebagai agnostik, yang tidak tahu secara pasti apakah Tuhan itu benar-benar ada. Supaya lebih balance aja.
@arusirham3761
@arusirham3761 2 ай бұрын
Dia muslim kok
@rinaoke3889
@rinaoke3889 Ай бұрын
Ada tu tuhan yg prnh menganjurkan genosida atau ketdk layakan utk melanjutkan bhkn memulai hidup,
@doabundo6067
@doabundo6067 2 ай бұрын
Bang, coba bahas argumentasi kebalikan dari antinatalisme schopenhauer
@Linzyns
@Linzyns 2 ай бұрын
Absence of bad bukan hal yang bagus, itu nihil, karena gak ada impact postive yang dirasakan dari Absence Of Bad, emangnya apa yang positive dari Absence of bad? gk ada penderitaan? definisi penderitaan itu digunakan oleh exist being, Kalau non-exist being tidak mengalami penderitaan atau kebahagiaan, itu bukan tidak mengalaminya, tapi memang tidak ada, karena toh mereka sendiri tidak ada. Tapi ada satu hal yang aku sedikit setuju mengenai Anti-natalis, yaitu seperti Schopenhauer, hidup adalah penderitaan. Mau dicompare bagaimana juga hidup itu penderitaan, jika seluruh manusia disatukan dan dikumpulkan, mayoritas pasti menyerukan kalau hidup yang mereka alami adalah menderita, yang artinya memang memiliki anak atau making being exist memiliki probabilitas lebih besar dalam menderita dari pada bahagia. Analoginya kaya judi, Ketika lu judi, lu taruhan 10 ribu buat dapetin 20 ribu, Tapi chance lu buat menang itu cuman 45% engga biner fifty-fifty, ketimpang probabilitasnya, yg artinya mending gue gausah main judi. Semoga nangkep sih 🙏🏻
@jodisuteja
@jodisuteja 2 ай бұрын
terima kasih videonya.
@marioanto6473
@marioanto6473 2 ай бұрын
ngobrol sama yang filosofi hindu donk
@erensumbas1888
@erensumbas1888 2 ай бұрын
Setelah saya mendengar,saya tertarik utk share ( menghargai pendapat masing2,dimana wa/dpt saya hubungi.tks🙏
@mdihmdih2032
@mdihmdih2032 2 ай бұрын
Sebagai theist, mungkin keimanan akan kepercayaan saya yg membuat saya memutuskan untuk tidak menjadi anti natalis, setidaknya secara spiritual Kira2 apa alasan kawan2 untuk tidak menjadi anti natalis selain alasan teologis
@rinaoke3889
@rinaoke3889 Ай бұрын
Pada kasus tertentu atau saat tertentu anti natalism itu prlu di terapkan, misal ny program KB tlh di canangkn bhkn di anjurkn, jg aborsi utk hal yg urgen bisa di legalkan...atau Anda lebih memilih melihat manusia dgn kekurangan secara disik atau mental yg akan menimbulkan masalah1 di kemudian hari baik utk diri nya bhkn orang lain (keselamatan ibu yg melahirkan) ....
@BrunoCantanghende
@BrunoCantanghende 2 ай бұрын
bang mau nanya serius abang benci gk sama orang tua abang?
@Jay_Joel
@Jay_Joel 2 ай бұрын
Antinatalisme mencemaskan yg tidak/(belum) ada tp tidak pro mortalisme,itu hal yg konyol. Yg katanya kebahagiaan dalam hidup tidak sebanding dengan penderitaan yg dialami,coba bandingkan dengan beban (parasitisme) yg kita berikan kepada orang lain ketika kita tetap hidup. Antinatalisme berargumentasi kalau kebanyakan orang memiliki anak karena motif-motif egois,nah kita yg sudah terlanjur hidup sebenarnya juga memiliki motif-motif pribadi. Kita naik motor jadi polusi,kita beli BBM subsidi pemerintah,kita makan Indomie ada plastik sampah,kita pakai listrik dari batubara,kita pake hp yg hasil eksploitasi alam dan manusia,kita makan daging harus membunuh hewan dulu,kita sekolah membebani guru,kita bekerja membebani anak buah,kalau statusnya anak buah mungkin membebani rekan kerja,bahkan bekerja membebani diri sendiri. Kalau yg tidak pernah terjadi dan tidak pernah dirasakan adalah kebahagiaan,dan lebih besar daripada merasakan kebahagiaan (yg bersifat mungkin) ketika hidup di dunia,maka kematian selain tidak melanjutkan penderitaan,juga tidak mewujudkan kebahagiaan yg mungkin terjadi. Ya jadi sama aja,yg satu nggak ada start tp yg satunya ada start tp direset. Dalam regulasi tertentu aborsi dan suntik mati itu dibolehkan bahkan dianjurkan. Penderitaan2 yg terjadi karena natalitas maupun pra natalitas seperti 2 kasus tersebut,solusi terbaiknya ya pro mortalisme. Terus kalau dipahami lebih radikal,jika tidak ada urgensi tp memiliki pemahaman bahwa dunia ini penderitaan,itu sudah cukup untuk berada di posisi pro mortalisme. Antinatalisme berargumentasi kebanyakan orang melahirkan karena motif-motif pribadi yg egois dan takut membebani anak,tp di sisi lain sebenarnya juga bermotif egois karena tidak mau hidup ribet (merawat anak) dan justru kalau sampai tua memberatkan diri sendiri bahkan mungkin membebani orang lain. Kalau sakit butuh dokter,kalau nggak mau menggelandang malah hidup di panti,dan itu membebani para petugas panti. Antinatalisme tp tidak pro mortalisme itu konyol! Note: Bukannya gw pro mortalisme,tp gw cuma berpikir logis dan realistis. Bukannya gw brutal....,gw bunuh semut sama nyamuk aja mikir 2 kali dan nggak tega,ya kalau terlanjur yaudah sih 😅
@vinovaction
@vinovaction 2 ай бұрын
Paradox bang semua nilai nilai
@ramaazhari2247
@ramaazhari2247 2 ай бұрын
tapi kan argumennya yg lahir udah kadung menderita bang, sedangkan yg belum lahir msih bisa diselamat dari penderitaan
@Jay_Joel
@Jay_Joel 2 ай бұрын
@@ramaazhari2247 aborsi atau membunuh bayi atau bahkan bund1r setidaknya juga bisa menyelamatkan dari penderitaan-penderitaan yg mungkin akan terjadi. Kalau nggak mau melahirkan anak karena takut membebani anak. Tp diri kita ini juga membebani orang lain termasuk membebani orang tua kita.
@ngalamstoreofficial9654
@ngalamstoreofficial9654 2 ай бұрын
Min, saya mau tanya tentang konsep sakaratul maut, dalam pandangan anda sebagai orang skeptis, apakah benar proses sakaratul maut itu sangat menyakitkan seperti yang diceritakan agama2 samawi?
@back_again7560
@back_again7560 2 ай бұрын
Menuju kematian, yg ditakutkan bukan sakit sakaratul maut, (walaupun menakutkan sebenarnya, siapa juga yg mau merasa sakit,) tapi ketakutan terbesar adalah apa yg menanti kita di setelah kematian itu, baik utk orang beragama maupun atheis, konsep setelah kematian sama2 menakutkan karna di agama ada konsep neraka dan penyiksaan tiada tara, begitu juga bagi atheis, gambaran setelah kematian bahkan lebih menakutkan karna ga ada petunjuk sama sekali. Itu menurut saya...
@ddarby8
@ddarby8 2 ай бұрын
up
@back_again7560
@back_again7560 2 ай бұрын
@@aragakitoni2925 pingsan rasanya sama dg tidur ga?
@Kangmunthu
@Kangmunthu 2 ай бұрын
Baik bang yadi terimakasih atas kontennya Izin tanya bang, tadi kan disebut alasan logical falacy dari orang yang ingin mempunyai anak yaitu lebih karena motivasi survival nya alih-alih peduli akan beban hidup entitas yg bakal dijadikan "tumbal" survival, pertanyaan saya lalu adakah alasan yang paling bijak untuk mempunyai anak ? Kemudian, bagaimana jika pandangan anti natalisme ini "disalahartikan" oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab? Misal kasus dia "sebar benih" dimana mana tapi hanya untuk memuaskan nafsu seksual saja (entah itu menggunakan kontrasepsi atau kasus pmo) dan berdalih menganut anti natalisme
@ApriadiYadi
@ApriadiYadi 2 ай бұрын
1. Aku bukan antinatalis, namun aku belum nemu alasan paling bijak untuk mempunyai anak. 2. Apa yang kamu sebut sebagai perilaku "sebar benih" has nothing to do with antinatalism. Soalnya sebar benih bisa dilakukan siapa saja, antinatalis, promortalis, ateis, agnostik, kaum relijius, konservatif, liberal, marxist, utilitarianis, etc.
@Kangmunthu
@Kangmunthu 2 ай бұрын
@@ApriadiYadi terimakasih tanggapan nya bang Tentu saya paham bang Yadi bukan antinatalis, bahkan dari konten sebelumnya yang membahas tema ini bang Yadi telah menegaskan kalau sebatas memberikan pandangan dan tanggapan Maka disini saya ingin tanya personal bukan bermaksud berdebat, karena saya sendiri paham mengenai kekhawatiran yang dibawa para antinatalis dan sempat terbersit keinginan menyampaikan ke "orang terdekat" , tapi muncul pertanyaan itu bang yang menurut saya mungkin saja akan ditanyakan oleh "orang terdekat" saya yang awam dan cenderung berfikir konservatif
@ApriadiYadi
@ApriadiYadi 2 ай бұрын
@@Kangmunthu Siap siap. Ngerti kok, kang.
@Kangmunthu
@Kangmunthu 2 ай бұрын
@@ApriadiYadi izin menanggapi lagi bang 1. Saya memiliki keinginan menikah, meski untuk perihal anak saya sedikit setuju pandangan antinatalis karena saya juga belum punya alasan logis yang tidak egois, tapi tentu ini akan menjadi konflik jika saya tetap tidak bisa menemukan jawabannya karena mungkin saja pasangan saya sangat mendambakan anak dengan apapun alasannya yang itu adalah hak nya, itulah mengapa saya tanya demikian siapa tau bang Yadi punya jawaban pribadi 2. Benar bang, perilaku "tersebut" bisa dilakukan siapapun tidak peduli apa latar belakang pemikiran nya, tapi saya menghawatirkan jika ketika hendak menegur seseorang yang melakukan perilaku "tersebut" dia akan berlindung atas dasar antinatalis, saya tidak bisa membenarkan tindakan ini (menyalahgunakan pemikiran) tapi juga tidak bisa memberikan argumen untuk membantahnya, oleh karena itu saya menanyakan nya
@ApriadiYadi
@ApriadiYadi 2 ай бұрын
@@Kangmunthu 1. Apakah akang dan istri udah merasa bener-bener siap secara finansial dan emosional untuk melahirkan anak? Kalo akang udah punya sumber daya yang cukup cenderung lebih dan bisa menjamin kebahagiaan anak nanti, saya pikir sudah sangat oke untuk mempunyai anak (terlepas alasannya egois, misal karena pengen bahagiain diri) 2. Kalo akang ingin mendebat perilaku ini, akang mesti bisa nunjukin kenapa perilaku tersebut morally salah dengan alasan yang bisa dia terima. Saran saya, jangan pake alasan dari agama karena orang-orang beragama pun ada yang melakukan hal yang sama namun dibungkus dengan ikatan so called suci. *Kecuali kalo agama akang kristen, bisa pake alasan agama karena kristen sangat kompatibel dengan perilaku monogami atau pun celibacy. Yang kepikiran sama aku sekarang, mungkin yang bisa akang lakuin adalah keluarin jurnal-jurnal yang membuktikan bahwa perilaku kayak gini (meskipun pake alat kontrasepsi dan sama-sama telah memberi izin sampe ga ada yang tersakiti) itu buruk untuk kesehatan dirinya dan kesehatan orang lain.
@RimbaRedmi2
@RimbaRedmi2 2 ай бұрын
anti natalism dibuku ini emang kejebak ama moralisme baik dan jahat doang ya? 😢
@louisprayogo8839
@louisprayogo8839 2 ай бұрын
Manusia adalah salah satu mahluk hidup yg menghuni dunia ini . Dan hanya diberi hak utk hidup tidak lebih. Semua mahluk hidup menjalani hidup hanya dengan mencontoh lingkunganya itu naluri. Dan manusia diberi otak dg kemampuan lebih dr mahluk lain dan diberikan petunjuk berupa ajaran kebaikan supaya manusia selamat dan tdk menderita. Tapi karena terlalu cerdas maka yg dipelajari semua justru tdk berkaitan dengan bagaimana kita belajar dan berusaha utk bisa praktek ajaran tsb. Malaha menggunakan pikiranya secara maksimal hanya utk menemukn berbagai hal tentang duniawi yg bisa menuntaskan nafsu kesenangan ragawinya di dunia ini. Sehingga manusia layaknya binatang yg hanya menjalani hidup dengan nalurinya semata. Dan sama sekali tidak pernah membentuk karakternya sendiri selama hidupnya ,sehingga selamanya tidak mampu utk mengendalikan pikiranya dengan baik . Itulh yg disebut penderitaan karena anda sam sekali tidak mengerti yg namanya pikiran dan perasaan itu apa . Percayalah dg anda mampu praktek ajaran agma apapun yg kamu anut dg 100% mak semua kebenaran akan bisa kamu rasakan. Karena KEBENARAN tidak bisa dicari didalam tulisan tapi dirasakan saat kamu konsisten belajr menjadi baik yg sempurna. Kedamaian dan kebahagiaan akan bisa kmu rasakan sepanjang sisa hidupmu ,itulah ganjaran bagi orang yg setia dan betul2 melakukan ajaran Tuhan tsb. Bukan ber Tuhan dengan meminta2 didalam doa dan ketempat ibadah saja ,kalau seperti itu tak jamin anda tdk tahu apa2 selama hidup
@temanangka3820
@temanangka3820 2 ай бұрын
Penonton ke 5
@sekolahbumi6837
@sekolahbumi6837 2 ай бұрын
Penonton ke 4 😂
У вас там какие таланты ?😂
00:19
Карина Хафизова
Рет қаралды 17 МЛН
Alasan Naturalism Lebih Masuk Akal
12:48
Apriadi Yadi
Рет қаралды 3,6 М.
Keluar dari Fanatisme
8:21
Apriadi Yadi
Рет қаралды 7 М.
Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-10: Abu Ubaidah bin Jarrah
3:23:54
Khalid Basalamah Official
Рет қаралды 9 МЛН
Cara Pintar Dapat Jodoh
51:35
Raditya Dika
Рет қаралды 473 М.
Devil's Advocate : Raymond Chin
55:37
Ferry Irwandi
Рет қаралды 677 М.
“Having Children is Wrong” | Antinatalism
28:46
Unsolicited advice
Рет қаралды 98 М.
Dr. Fahruddin Faiz: Akal Budi Tidak untuk Disia-siakan | Endgame #110
1:30:48
У вас там какие таланты ?😂
00:19
Карина Хафизова
Рет қаралды 17 МЛН