Terima kasih P. Stef & Bu Ingrid dan team Katolisitas ❤
@lorentnzАй бұрын
Sebelumnya terimaksih buat pak Stef dan bu Inggrid sudah memberi diri untuk mengulas dan membagikan pengetahuannya bagi banyak orang dan semoga membantu banyak orang juga. Dalam sesi ini saya belum menemukan jawaban atas pertanyaannya "bagaimana membuktikan bahwa Tuhan rindu pada manusia, kepada orang yang goyah imannya? Saya pikir sipenanya ingin mendapatkan jawaban berupa tanda (bukti) terhadap dirinya atau sesuatu disekitarnya walaupun dia dalam kegalauan terhadap iman akan Allah. Apa tanda (bukti) itu?
@gregoriusgiyus8094 жыл бұрын
Saya setiap Kali tidak mengerti tetang ayat kitap suci atau Ada pertanyaan yg sulit utuk di jawab saya selalu merujuk di katolisitas.org. untuk kompendium KGK saya sudah miliki, juga buku ziarah batin, semua rujukan itu saya gunakan untuk homili saat memimpin ibadah Hari minggu Dan Hari Raya (PSHMR). Katolisitas.org sangat membantu bagi saya untuk memahami tradisi gereja Dan tafsir kitab suci. Tuhan Yesus memberkati...
@opuschannel4194 Жыл бұрын
Terima kasih Katolisitas ❤
@charokaro48054 жыл бұрын
Kalau boleh jujur Pak Stev dan Ibu Ingrid. Saya banyak belajar dari katolisitas.org, berhubung dulu saya adalah non Katolik dan saya memang benar benar mencari iman saya sendiri shg saya berjumpa dengan GK. Terimakasih Pak Stev dan Ibu Ingrid. Berkah dalem.
@densu27134 жыл бұрын
Mulailah duluh berdoa rosario, nanti bunda Maria sendiri yg akan menuntun kamu,
@charokaro48054 жыл бұрын
@@densu2713 Benar sekali. Hal inilah dulu yg pertama sekali saya laksanakan.
@balanginsquad28624 жыл бұрын
Menarik untuk disimak, direnungkan untuk menumbuhkan iman kekatolikan, karena sekarang ini, mohon maaf banyak Denom protestan yg menuduh ajaran Katolik hanya buatan manusia dan tdk Alkitabiah, nah dari channel ini lah kita bisa menemukan jawaban dari tuduhan itu. Terimakasih team Katolisitas 🙏😇
@Brennan.eagan.santamaria3 жыл бұрын
Sangat berguna u pertumbuhan iman kits
@susiatimulya24494 жыл бұрын
Beruntung bisa ketemu chanel katolisitas.
@yantondona36924 жыл бұрын
Terima kasih pak Stef dan bu Inggrid. Sy pmbaca setia Katolisitas. Sangat membantu. Tuhan mmberkati pak Stef dan bu Inggrid.
Terima kasih pa stef.. BerkatTuhan utk settiap pelayanannya
@robertusjanggur75033 жыл бұрын
Mksi ulasannya.salam sehat buat bapak dan ibu Tuhan Yesus Memberkati
@thamricity7883 жыл бұрын
Bless you and family
@bramjumapolo84454 жыл бұрын
Sukses terus mba igrid dlm pelayanan
@djonirijanto73834 жыл бұрын
Siippp.. Terus maju pak Tay... mencerahkan...
@ratihkiranadewi90984 жыл бұрын
Kami senang mendengarkan dan selalu mengikuti untuk memperdalam dan menguatkan iman kita.
@katolisitas_official4 жыл бұрын
Terima kasih atas apresiasinya, Ratih. Salam dari kami di Katolisitas.
@kamiliatedja92354 жыл бұрын
33 hadir
@user-dg7qv8yu7b3 жыл бұрын
Karena ada Anugrah Nya (tanpa syarat ) / Kasih RahmatNya / di pilih Nya ( Predestinasi Roma 9: 10-16) shg manusia berdosa bisa mengenal , bertobat kembali kpd Tuhan Yesus , karena free will manusia telah rusak terbelenggu dosa , setiap perbuatannya menuju dosa slalu kej 6:5; Roma 5:12-21, contoh Adam Hawa lari dari Allah ssdh berdosa karena tidak sanggup berhadapan dengan Kesucian Allah, namun inisiatip Allah yg mencari Adam Hawa. ( jangan dibalik )
@corneliuspulung94263 жыл бұрын
1. Ketika Gereja Katolik mengafirmasi ajaran tentang rahmat, ia tidak menolak atau mengecualikan kehendak bebas. Menegaskan perlunya rahmat tidak membuat manusia kehilangan kehendak bebasnya. Berikut ini adalah penjelasan yang diambil dari karya St. Agustinus, On Nature and Grace (5.10-5.12) mengenai rahmat dan kehendak bebas. Dalam karyanya ini, St. Agustinus membantah ajaran sesat Pelagius. Singkatnya, Pelagius menekankan bahwa rahmat diberikan berdasarkan pahala manusia (dan St. Agustinus membuktikan bahwa rahmat diberikan secara cuma-cuma dan tidak bergantung pada pahala manusia). Zakaria 1:3 " Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Aku pun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam." Menurut St. Agustinus, ketika Allah mengucapkan hal ini, salah satu perbuatan tergolong ke dalam perbuatan yang dilakukan kehendak manusia (“kembalilah kepadaku”) dan perbuatan satunya tergolong ke dalam rahmat (“Aku akan kembali kepadamu”). Namun ini tidak berarti bahwa perbuatan “kembali kepada Allah” hanya perbuatan manusia belaka tanpa didahului rahmat, atau bahwa rahmat hanya diberikan atas dasar jasa/perbuatan baik manusia (ini adalah ajaran sesat Pelagian). Di sini Agustinus mengafirmasi baik rahmat dan kehendak bebas dan tidak mempertentangkan keduanya atau hanya mengecualikan salah satunya. Lebih lanjut, St. Agustinus mengatakan bahwa kembalinya manusia kepada Allah adalah berkat karunia Allah, dan ia pun mengutip ayat berikut: Mzm 80:8: “Ya Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat” atau dalam bahasa Inggris ungkapannya lebih jelas dan selaras dengan Zakaria 1:3 (“God of hosts, turns us to you - Allah semesta alam, kembalikanlah kami kepada-Mu”). Penegasan tentang rahmat dan kehendak bebas pun diperlihatkan melalui 1 Kor 15:10 dan 2 Kor 6:1. Ayat ini menekankan tentang rahmat: “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang”, dan ayat selanjutnya menekankan kehendak bebas: “dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua”, dan kehendak bebas manusia juga ditekankan dalam 2 Kor 6:1 “Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.” Lalu agar tidak ada yang berpikir bahwa kehendak bebas mampu melakukan perbuatan baik tanpa rahmat, maka ditambahkan pula ayat selanjutnya: “tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.” Lalu St. Agustinus memberikan komentar: “Aku tidak sendirian, tapi rahmat Allah beserta aku. Dengan demikian, bukan rahmat Allah saja, atau sang rasul saja, tetapi rahmat Allah bersama dengannya.” Sebagai penutup: jangan lupakan kisah tentang perumpamaan anak yang hilang (Luk 15:11-32), ketika anak bungsu menyadari keadaannya lalu bangkit dan pergi kepada Bapanya dan mengakui dosanya, lalu bapanya melihat dari jauh dan hatinya tergerak oleh belas kasihan, lalu berlari menuju anaknya. Umat Katolik tidak menafsirkan kisah ini seakan-akan pertobatan anak bungsu adalah usahanya belaka tanpa rahmat Allah, melainkan di sini rahmat Allah sudah bekerja lebih dahulu dan kehendak bebas manusia bekerja sama dengan rahmat tersebut, sebagaimana terlihat bahwa baik sang anak dan bapanya sama-sama berlari untuk saling bertemu.
@corneliuspulung94263 жыл бұрын
2. Setelah kejatuhan manusia pertama, kodrat manusia menjadi terluka, dan daya-daya jiwa, salah satunya akal budi dan kehendak bebas, juga terluka, namun tidak rusak secara total. Pelagius mengajarkan bahwa dosa Adam hanya melukai Adam saja dan bukan seluruh umat manusia dan manusia dilahirkan dalam kondisi seperti kondisi Adam sebelum kejatuhannya. Lebih lanjut, dalam karyanya On Nature and Grace, St. Agustinus membantah ajaran Pelagius yang lain, yaitu bahwa kodrat manusia tidak mengalami cedera atau luka. Singkatnya, Pelagius mengatakan bahwa manusia itu mampu melakukan perbuatan baik dan mencapai keselamatan tanpa membutuhkan rahmat Allah. St. Agustinus mengatakan dalam karyanya on Nature and Grace: “Kodrat [manusia] sudah terluka, yang tentangnya Kitab Suci berkata: “Mengapa congkak, engkau yang hanya debu dan abu?” [Kodrat] sudah terluka, ia membutuhkan tabib, ia berseru, “Tolonglah kiranya, Tuhan” (Mzm 12:2), ia berteriak “Tuhan, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku” (Mzm 41:5)” Tabib yang dimaksud adalah Tuhan Yesus, Ia dinamai Yesus sebab “Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka” (Mat 1:21), dan Tuhan Yesus sendiri menyatakan “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit... Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mat 9:12-13). Dalam karyanya On the Grace of Christ and of the Original Sin, St. Agustinus merangkum keseluruhan ajaran Pelagius sistem daya-daya jiwa, yang dibedakan menjadi tiga: kapasitas, kemauan, dan perbuatan. Dan St. Agustinus menjelaskan bahwa menurut Pelagius, rahmat Allah hanya membantu daya “kapasitas/kemampuan”, sedangkan kemauan dan perbuatan tidaklah dibantu oleh rahmat, seakan-akan kapasitas tersebut yang ditanamkan dalam kodrat manusia begitu lemah, sedangkan kemauan dan perbuatan manusia sudah kuat dan tidak membutuhkan pertolongan! Dari sini bisa disimpulkan bahwa menurut St. Agustinus, baik kemauan dan perbuatan manusia juga sama-sama membutuhkan bantuan rahmat, yang menandakan bahwa keduanya juga lemah (dan St. Agustinus tidak mengatakan kalau keduanya rusak total). St. Agustinus menyanggah ajaran Pelagius tersebut (yaitu Ia tidak membantu kita untu menghendaki, tidak membantu kita untuk bertindak, tapi hanya membantu dalam hal kemungkinan untuk menghendaki dan bertindak”) dengan mengutip Flp 2:12-13: “Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar” sambil memberikan komentar berikut: “Dan agar mereka dapat yakin bahwa itu bukan hanya dalam kemampuan mereka untuk bekerja (karena ini telah mereka terima di dalam kodrat dan dalam pengajaran), tetapi dalam pekerjaan mereka yang sebenarnya, bahwa mereka dibantu secara ilahi, rasul [Paulus] tidak mengatakan kepada mereka, Karena Tuhanlah yang bekerja di dalam Anda untuk dapat berbuat, seolah-olah mereka telah memiliki kemauan dan aktivitas di antara sumber daya mereka sendiri, tanpa memerlukan bantuan-Nya sehubungan dengan keduanya; tetapi dia berkata, “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya sendiri” (Flp 2:13) atau, seperti yang dibacakan dalam salinan lain, terutama dalam bahasa Yunani, baik untuk kehendak maupun untuk berbuat.” Masih banyak pembahasan St. Agustinus lainnya, namun saya cukupkan sampai di sini saja untuk membuktikan pernyataan di nomor 1 dan 2.
@user-dg7qv8yu7b3 жыл бұрын
@@corneliuspulung9426 ya bro, Protestan mengikuti St. Agustinus , istilah Rusak Total berbeda dgn Rusak Mutlak ( jangan salah paham ) dan menolak pelagius. Dogma Protestan melihat dari sisi Kedaulatan Allah ( kalo katolik lebih melihat dari sisi manusia dulu shg ada perbedaan ) . di Protestan inisiatip dari Allah dgn berikan anugrah / dipilih sesuai kehendaknya (tanpa syarat), Roh Kudus bekerja dlm Free Will orang tsb shg dia sadar & rindu (mau bertanggungjawab) untuk mohon pertobatan dlm Iman kpd Kristus ( note = anugrah tanpa syarat apapun , jika hrs ada unsur perbuatan baik maka itu bukan anugrah lagi , melainkan Hukum Balas jasa/ pahala / paganism) . Free will man sdh terikat dosa shg tidak memungkinkan cari Allah , sgala tindakan manusia menuju dosa Roma 3: 10-25, oleh karena hanya anugrah Nya (Sola gratia) yg bekerja via free will man spy bisa sadar sdh berdosa & bertobat dlm Iman kpd Kristus (Sola fide ) , jadi manusia mampu menanggapi Keslamatan Allah karena terlebih dulu sdh dapat AnugrahNYa (ada inisiatip Allah terlebih dulu yang kemudian menggerakkan inisiatip Manusia yoh 6:44 , seperti Tuhan mencari Adam Hawa ketika berdosa , Adam Hawa tidak mampu mencari Allah ) Efesus 2: 8-9 , Roma 10 : 10-33 dst kalo di uraikan tentu sangat panjang lebar ttg perbedaan dogma tsb , silahkan di ikuti ajaran masing2 gereja, saya hormati & hargai perbedaan2 tsb.
@corneliuspulung94263 жыл бұрын
@@user-dg7qv8yu7b Mohon dipahami bahwa Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa rahmat diberikan karena jasa manusia atau perbuatan baik manusia. Rahmat diberikan secara cuma-cuma (gratis) tanpa mempertimbangkan perbuatan baik atau jasa manusia, sebagaimana dijelaskan St. Agustinus ketika membahas tentang pertobatan Paulus yang dahulunya adalah seorang penganiaya umat Kristen perdana.
@corneliuspulung94263 жыл бұрын
@@user-dg7qv8yu7b Intinya perbedaan utama Katolik dan Protestan adalah, kalau di Katolik free will tidak rusak sepenuhnya, melainkan hanya terluka atau dilemahkan sebagai akibat dari dosa asal. Jadi orang Katolik tidak akan menyebut free will telah "rusak" terbelenggu dosa. Sebab salah satu penafsiran ekstrim dari tulisan Agustinus juga dilakukan oleh Michael Baius yang juga beranggapan bahwa kehendak manusia sudah rusak. Dari spektrum pelagianisme dan baianism (keduanya sudah dianathema oleh Gereja Katolik), maka posisi Katolik dalam hal ini berada di tengah (tidak terlalu meninggikan atau merendahkan aspek kehendak bebas ini).
@christine_twins7407 Жыл бұрын
Dimana bisa beli buku Kompendiym KGK tsb, berapa harganya, mks
@katolisitas_official Жыл бұрын
Salam Christine, Silakan dicheck apakah ada di kantin rohani di gereja paroki Anda. Atau Anda dapat membelinya di toko-toko buku Katolik, seperti Toko Buku Obor dan Toko Avila.
@kamiliatedja25793 жыл бұрын
Shalom.saya lebih suka lihat ibu disisi kanan bp.dg begitu layar tidak begitu tertutup😀
@balanginsquad28624 жыл бұрын
Dimana bisa dapat beli buku Kompendium KGK dan buku Katekismus Gereja Katolik