Wow, saya jadi ingat sama Dr.-Ing. Ridwan Sartiono, waktu itu saya kuliah tehnik sipil juga di TU-Berlin, pak Ridwan asistennya Prof. Peter Jan Pahl dan Prof. Rudolf Damrath ngajar TM III. Cerita dan pengalaman pak Ridwan agak mirip sama saya selama di Jerman. Salam dari Berlin, Prof. Dr.-Ing. Eddy Widjaja.
@ellylauw34585 ай бұрын
Betul mesti toleransi , hidup di luar negeri jangan dikit2 bawa2 agama . Tetangga KU bermacam bangsa kita tetap hidup dgn suasana yg sepi aman dan rukun ❤🎉
@kusmaradewi72215 ай бұрын
Sejak lahir sy tinggal di kompleks perumahan sebuah BUMN tp kehidupan sosial tdk kompleks. Orang tua fokus bekerja dg rajin walau gaji kecil (tahun 70an tdk sprti sekarang), anak-anak fokus sekolah dan belajar hingga mndapatkan pekerjaan yg layak. Kehidupan sosial antar tetangga pun aman dan damai, saling membantu pdhal kami dari suku dan etnis berbeda. Sebelah kiri rumah turunan Belanda beragama kristen, sebelah kanan dari Jawa dg aliran Kejawen, depan rumah suami istri beda suku (Ambon dan Sunda), yg lainnya dari Padang, Palembang, Cina Medan, dll. Sampai orang tua kami pensiun dan meninggal dan keluar dari kompleks, anak-anak kompleks masih melanjutkan silaturahmi bahkan saya dg yg beragama Kristen bagai saudara, masih saling komunikasi dan berkunjung. Bertoleransi.... Alhamdulillah....
@FerryIRW5 ай бұрын
Pak Ridwan sangat menginspirasi 😇
@Penggemarsotoayam5 ай бұрын
Justru dari video-video ARJ yang aku lihat selama ini, dengan pembawaan mbak Nofi yang ceria dan ramah jadi bikin suasana obrolan menjadi rileks, jadi nonton videonya juga jadi menyenangkan. Kebayang groginya kalau diwawancara dan mewawancara. Salut yaa untuk tim ARJ yang suka rela bikin komunitas ini untuk membantu sesama mewujudkan mimpi masa depan. Sukses dan semangat selalu, salam dari Jütterberg.
@rohanaby84565 ай бұрын
Di Jerman org pintar dihargai
@marnobudianto15145 ай бұрын
Kalo org yg pintar di Jerman pasti di hargai dan di hormati, itu pasti . Tapi kalo di negara kita di singkirkan .
@ketutberka39715 ай бұрын
Tapi klo pinter jilat , pssti lancar ...
@citrachanel.l5 ай бұрын
bkn disingkirkan tpi kalah sm ordal.... susah nya kerja di pemerintahan sbb ga ada org dlm..jaman itu
@ketutberka39715 ай бұрын
@@marnobudianto1514 sisa sisa sistim penjajahan .... sedap juga nampaknya .
@ArahLurus1003 ай бұрын
Sukses selalu P Ridwan. Sehat wal afiat selalu.🙏 Banyak yg bisa digali dr beliau, trutama pengalaman belajar dan keahlian.
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@soetarnosoetarno92025 ай бұрын
Saya senang dengarnya, nara sumbernya bagus, sayang kurang optimal, biarkan pak Ridwan bicara lebih banyak , sebaiknya bicara hostnya dikurangi . . , tetap semangat buat mbak Novi!
@margarethapeli27375 ай бұрын
Mba biarkan Pak Bercerita .Berbagi Pengalaman .Banyak bertanya .kurang suka saya .jadi .tdk ada pengalaman yg khusus yg di petik dari crita ini
@agusb65055 ай бұрын
Kalau orang Indonesia berkaliber ilmuwan Pejabatnya sulit bodohi rakyatnya / korupsi Salut liputan ini
@cangkirkopiraden5 ай бұрын
Hanya masukan, dengan narasumber seperti bapak ini saya yakin klo digali, banyak ilmu yang bermanfaat, mungkin perlu di buat kerangka pertanyaan yang mengalir, karena dilihat dari pendidikan narasumber perlu in depth interview supaya mind mapping penonton mengalir dengan baik.
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@cangkirkopiradenАй бұрын
@bungyorga8166 ...setuju
@NNNN-md6ku5 ай бұрын
Maaf mau kasih masukan, Better dengerin aja narsumnya biar bercerita ngga usah dikit2 komen ok, aha, atau apa pun...jd mengalir aja gt narsumnya ngga terpotong
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@Rosula-c5v5 ай бұрын
Sudah di perbaiki tata komunikasi sistematis bagus
@wawanjunaedi775 ай бұрын
Saya harap untuk kedepan jgn ada dikriminasi pendidikan di negara ini yg rugi kita sendiri banyak angsa yg bertelor emas dipungut oleh negara lain .😂😂😂
@KetutJineng5 ай бұрын
Kami sekeluarga sangat bangga sekali,dan pastinya sangat memotivasi khususnya untuk anak-anak muda untuk tidak lekas menyerah menimba ilmu dan bekerja sampai sukses di negara luar. Tetap semangat, sayang keluarga,kerabat dan jaga toleransi. Suksema🙏.
@margarethapeli27375 ай бұрын
SALAM SEHAT SELALU BAPAK .SALAM KASIH TUHAN❤
@janibuurmeester83865 ай бұрын
Betul aku tahun 89 di belanda aja biaya telpon 1 menit 6 gulden.
@tjahjowatimargaretha65005 ай бұрын
🙏🏻🌸
@friedaoey24515 ай бұрын
Salam kenal dgn pak doktor Ridwan dr Serpong Tangsel
@ridwandr.sartiono33545 ай бұрын
Salam balik dari Wedelheine. Nanti Oktober dan November saya di Indo, tinggal di Appartement Skandinavia di TangCity, Tangerang Kota
@mcmsilvia52572 ай бұрын
@@ridwandr.sartiono3354salam kenal pak Doktor,sy tinggal di Serpong juga dan anak saya lagi kuliah di Jerman,selamat berlibur di indonesia
@enybudihardjo61225 ай бұрын
Narasumber nya bagus, jadi mirip diinterogasi. Dan pengalaman beliau yg kita tunggu jadi tdk maksimal.
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Terima kasih banyak atas kritik dan sarannya, semoga kedepannya lebih baik lagi. Terima kasih atas kunjungannya, silahkan kunjungi video ARJ lainnya semoga bermanfaat. 🙏
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@YusNidar-q1g5 ай бұрын
Hostnya bicara dominan sehingga pembicaraan, kita ingin dengar pengalaman dari bintang tamu.
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@arniaf7015 ай бұрын
Salam dr tangerang bpk ❤🇮🇩
@ridwandr.sartiono33545 ай бұрын
Salam balik Bu. Nanti bulan Oktober dan November saya dan istri di Indonesia, tinggal di Tangerang dan juga ke tempat2 lain yang indah di Indonesia dengan keragamannya.
@abdurrozaknaufal4 ай бұрын
Cepet bgt kalo ngomong, emang doktor
@lindacsaky8695 ай бұрын
Pengalaman yg sama. Saya lulusan LMU. Studienkolleg di Muenchen.
@hotmariadiana16155 ай бұрын
Lain waktu tanyakan, berapa biaya tiket ke Jerman di tahun 1972, lalu maskapai apa yg di pakai?. Berapa lama tinggal di jerman baru merasa hommy?. Setelah berapa tahun baru pulang libur ke Jkt?
@ridwandr.sartiono33545 ай бұрын
Selamat malam, saya coba menjawab. Tiket pesawat ke Jerman tahun 1972 saya lupa, tetapi saya masih ingat, bahwa kurs devisa tahun 1972: 1 DM (Deutsche Mark) sebesar 130 Rp, jadi 1 € (Euro) sebesar 260 Rp. Sekarang 1 € lebih tinggi dari 17.000 Rp. Tahun 1972 saya naik pesawat KLM (maskapai Belanda). Setelah menikah tahun 1978 dan mempunyai anak, baru merasa hommy, itu prosesnya per-lahan2 dan agak lama. Dulu saya selalu bilang di „kami“, itu maksudnya di Indonesia, dimana keluarga saya tinggal, tetapi tidak terasa berubah tanpa sadar setelah berkeluarga, saya bilang di „kami“, itu maksudnya di Jerman, dimana keluarga saya yang baru. Prosesnya tidak bisa ditentukan, tergantung apakah kita bergaul dan hidup selalu di lingkungan orang Indonesia, atau kita berintegrasi dengan penduduk setempat. Saya tekankan „integrasu“, jadi bukan „asimilasi“. Pertama libur ke Indonesia tahun 1975, setelah 3 tahun bersama pacar saya orang Jerman. Tahun 1975 kami tukar cicin di Indonesia dan tahun 1978 menikah di Jerman. Sampai sekarang kami dikurniai dua anak dan tiga cucu
@totosukatendel92095 ай бұрын
Saya thn 1992 naik pesawat dari Dusseldorf ke Berlin Barat, terbangnya rendah biarpun jet, lewat tembok Berlin menyeberang ke Berlin Timur, nyata benar bedanya.
@ahmattakharuri2113 ай бұрын
Mohon info berapa jumlah WNI yg tinggal di Germany? Kpn nge Vlog sama mas. VENDA Flog berasal dari Blora Jawatengah Ditunggu. 🙏👍 slm dari Semarang 👍👍🙏
@inabohner5 ай бұрын
Maaf ya, Hostnya terlalu banyak bicara, tata bahasa dan pertanyaan2nya juga perlu diperbaiki...
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Terima kasih atas masukan, kritik dan sarannya. Semoga kedepannya lebih baik lagi.
@kwonglie2145 ай бұрын
❤ bagus anda WAWANCARA Ini gaya anda yg hrs dihormati. Salam hormat utk anda dsri jauh from Boise Idaho usa
@kwonglie2145 ай бұрын
❤ lesson for life. Salam hormat Dari jauh. From Boise Idaho usa
@EniWinawati-jy1qe5 ай бұрын
Lebih baik ketimbang pake terjemahan google!
@JanHeindrich5 ай бұрын
" Masale tate bahase kalo buet 'conversation informal', kage perlu diperhati'in mas bro,nyang penting pertanye'annye cukup sopan😅"
@chandraemirullahtiwon32165 ай бұрын
Host perlu menyiapkan pertanyaan2 yg menarik misalnya bagaimana pengalaman bekerja di Volkswagen dsb
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Terima kasih atas masukannya, semoga kedepannya lebih baik lagi.
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@TonnyTambunan5 ай бұрын
Maaf host kurang mampu menggali informasi
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Terima kasih banyak atas kritik dan masukannya, semoga kedepannya akan lebih baik 🙏🙏🙏 Silahkan kunjungi video2 ARJ lainnya, semoga bermanfaat.
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@victoria196320105 ай бұрын
mungkin BP ini bisa bikin podcast
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@Suharso-so3lr5 ай бұрын
Isinya sangat bagus....hostnya sangat mengganggu, prosentase bicara banyak buat host 😂
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih 🙏
@kutilangaja91575 ай бұрын
@@AnakRantauDiJermankan bisa belajar dr podcast2 yg ada, kita bs menilai kok yg gmn yg mengganggu yg gmn yg asik, ga perlu jd jurnalis dulu😀 anyway thx effortnya utk tim anak rantau, sukses selalu!
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@PamudjoRahyudi5 ай бұрын
..jangan pada banyak komentar kaya pinter sendiri aja...dengerin sampai selesai...
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@b.a.pakpahan10615 ай бұрын
Host nya banyak bicara jadi mengganggu ceritera narasumber. mestuinya kasih kesempatan nara sumber bicara dengan satu pertanyaan.
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Terima kasih banyak atas kritik dan sarannya, semoga kedepannya lebih baik. Silahkan mengunjungi video2 ARJ lainnya, semoga bermanfaat 🙏
@b.a.pakpahan10615 ай бұрын
@@AnakRantauDiJermanmantap Sukses selalu, selainnya Ok.
@cuderafania48645 ай бұрын
Dear admin mohon diliput mengenai satu perusahaan nirlaba global katalyst stutgart, mohon infonya apakah perusahaan ini bergerak dibidang apa?
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Sementara ini, kami masih berkonsentrasi mengumpulkan narasumber yang tinggal di daerah Niedersachshen dan Jerman bagian utara. Semoga permintaannya bisa terealisasi di masa yang akan datang. Terima kasih
@kawaiilovers25795 ай бұрын
Bukunya bisa dibeli dimna? BTW mba, biarkan narasumber berbicara banyak. Pak Ridwan, bhs Indonesianya bagus banged. Sehat slalu pak Ridwan
@ridwandr.sartiono33545 ай бұрын
Selamat Sore, karena saya sejak tahun 2013 sudah pensiun dan tiap tahun 2 kali berlibur bersama istri di Indonesia selalu 2 bulan, maka dari itu bahasa Indonesia saya menjadi lancar kembali. Salam sejahtera, Ridwan
@ismawati96484 ай бұрын
@@ridwandr.sartiono3354 Pak, apa bukunya tersedia di marketplace online?
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@vivo69luwuk435 ай бұрын
Setahu saya tidak ada pensiunan doktor, profesor emeritus ada.
@ridwandr.sartiono33545 ай бұрын
Di Indonesia hanya ada satu istilah di masa tua, yaitu Pensiun. Tetapi di Jerman ada dua istilah setelah orang tidak aktif kerja dan mendapat biaya hidup: 1. Pensiun: hanya pegawai negri yang mendapat. Selama pegawai kerja, pemerintah yang tanggung tabungan pensiunannya. 2. Rente: orang yan bukan pegawai negri, jadi mereka harus membayar asuransi pensiunannya tiap bulan. Mereka bayar 50% dan perusahaannya membayar 50% juga. Saya bukan pegawai negri, maka saya menikmati hidup saya melalui Rente (asuransi Rente) dan juga mendapat extra Rente dari perusahaan Volkswagen. Volkswagen yang menabung untuk pegawainya. Di Jerman orang mendapat Pensiun atau Rente sampai meninggal dunia. Ini keterangan saya tentang perbedaan Pensiun di Indonesia dengan Pensiun/Rente di Jerman. Salam sejahtera & sehat untuk kita semua, Ridwan
@ananin98874 ай бұрын
@@ridwandr.sartiono3354 Guten Morgen Pak, saya komen di lapak ini saja untuk meng-irim buku bpk ke e m 4 i l saya ini ' anani nino et 6mail d0t kom P s. setelah saya telusuri di Google pihak youtube melarang setelan komen tar yang berupa tautan/ li nk karena me langgar ke bijakan you tube Vielen Dank im Voraus
@amiruddinseho27565 ай бұрын
host ny tidak focus pertanyaan ny, kenapa tidak tanya sekalian toilet ny😅😅😅
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@TheDailyPlanet57535 ай бұрын
banyak ok...ehe...nggak fokus jadi dengerinnya mbak yu...
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih 🙏
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@good_people1235 ай бұрын
Orang sepandai Dr Ridwan, gak laku di Indo. Kalo gak ada orang dalam...ooops....benar gak? Dan di sini rasis pula 😂😂 Dr Ridwan sudah benar berada di Jerman
@SigitPW-s2c5 ай бұрын
Saran mb novi..mungkin hrs dibedakan cara bertny saat interview formal vs ngobrol dgn teman sebaya agar bs lbh byk informasi yg bs digali. Sayang narasumbernya klo ga optimal. Trm ksh
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Terima kasih banyak atas saran dan kritiknya, semoga kedepannya kita bisa lebih baik lagi.
@margarethapeli27375 ай бұрын
KALAU SAYA LEBIH SUKA DAN BIARKAN BAPAK BERCERITA BERBAGI PENGALAMAN .DAN AKHIRNYA HANYA AMBIL KESIMPULAN DARI CERITA BPK GITU SAJA MBA .ITU BUKAN TEMAN SEBAYA KITA MBA .JADI BIARKAN BANYAK CERITA SAJA
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@zafrullahsalim29655 ай бұрын
Host jangan terlalu banyak interupsi. Dengarkan beliau cerita. Kita agak terganggu, padahal banyak pengalaman yg peelu disimak ceritanya .. Maaf ya
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@laurentiussuryotoispandria63305 ай бұрын
Di mana bisa dapat buku dokter ya?
@ridwandr.sartiono33545 ай бұрын
Kalau ada minat, bisa saya kirim online dalam format pdf-file
@neniastamayadtm5 ай бұрын
Hallo bapak Ridwan,saya juga mau file fdp nya.Vielen Dank.Grüße aus Dortmund
@ridwandr.sartiono33545 ай бұрын
@@neniastamayadtm Selamat Pagi Bu Neni, tolong beri tahu alamat emailnya, nanti saya kirim pdf-file nya. Salam dari Wedelheine
@ananin98874 ай бұрын
@@ridwandr.sartiono3354 Guten Tag Bapak Ridwan saya juga minat bukunya, tadi selama video di putar saya juga melakukan pencarian di Google tentang bukunya bapak tapi tidak ada. Apakah bisa bapak? Vielen Dank im voraus, Grüße von mir in Kupang NTT
Host-nya siapa sih? Narasumber bagus begini hostnya ngga punya sense of jurnalis.
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih 🙏
@RenggaThe5 ай бұрын
@@AnakRantauDiJerman saya juga sedang merantau di Brunei darussalam. Melihat konten begini di tanah Eropa ada kerinduan untuk mendengar cerita dan perjalanan hidup narasumber yang bisa menginspirasi kami anak muda. Sebaiknya ada briefing dan ada script dan cerita narasumber jauh lebih penting untuk didengar ketimbang narasi-narasi yamg dibuat Host. Keep up the good work! Salam dari bandar seri begawan
@idasitorus25215 ай бұрын
Kita mau dengar Bpk ini yg ngomong tp si Bpk dikit dia yg banyak ngomongnya
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@nurulfitri96465 ай бұрын
Hostnya kurang bagus cara menginterviewnya, terlalu banyak penjabarannya, padahal tanya saja intinya biar tamunya yg bicara banyak. Jangan hostnya yg bicara banyak.
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@Lim-ce4fc2lv9v5 ай бұрын
Mba.kalau mewawancara jgn nyerocos terus... Malas mendengarkan....anda terlalu banyak ngomong....... Harus bertanya satu kali biarkan Nara sumber yg ngomong lebih banyak. ..... ...malas...mendengarkannnnn
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@whiskytango48535 ай бұрын
terlalu banyak OK2 nya nih yg interview jadi bikin pusing
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
@samuelk22405 ай бұрын
Hostnya terlalu dominan, padahal yg dibutuhkan Narasumbernya.
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@adasemua-zi2rm5 ай бұрын
Host tata bahasa perlu diperbaiki lagi, kesan sopan santun kurang
@StarCrystal95 ай бұрын
Dn terburu buru! Payah juga .
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih 🙏
@arryadrian39375 ай бұрын
Host nya ga prof, meleter
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih 🙏
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@hardjito14315 ай бұрын
Pertanyaannya tidak bermutu, aksennya tidak enak
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@Maria-rt9zp5 ай бұрын
Hostnya ditukar saja🙏
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih Satu lagi, untuk mendapatkan host yang bersedia secara sukarela tidaklah mudah, kami sudah berusaha mencari sana-sini. Terlebih menggunakan host yg profesional, kami masih belum mampu untuk membayarnya.
@hermansion5 ай бұрын
Iiiiih...yg interview lbh banyak omong ....
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Tidak mudah untuk menjadi host, terutama menghadapi orang2 yang berpendidikan tinggi juga pengalaman hidup yang fenomenal. Mbak Novi ini selain bukan jurnalist, beliau juga bukan host profesional. Kita ARJ, hanyalah sekumpulan orang2 yang berusaha membuat konten anak rantau yang tinggal di Jerman untuk berbagi informasi pengalaman dan informasi. Dan harus diingat, tidak ada satupun dari kami termasuk mbak Novi sebagai host menerima upah ataupun bayaran. Kami melakukannya dengan suka rela. Jadi mohon dimaklum atas segala kekurangan dari kami. Kami anggap komentarnya sebagai kritik dan saran supaya kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Silahkan mampir ke video lainnya, semoga bermanfaat.
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@rudijoko38955 ай бұрын
kurang nyantai terlalu diburu-buru ngomongnya oleh host
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Terima kasih atas masukannya, semoga kedepannya lebih baik lagi.
@srisumarsih22975 ай бұрын
Hostnya berisik ya.🙂
@ananin98874 ай бұрын
Mohon maaf, host nya bukan lulusan jurnalistik dan emang asli anak Rantau di jerman yang bagian dari tim pembentuk platform youtube ini sebagai media sharing kisah sukses diaspora Indonesia di jerman. Jadi harap di mengerti
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?
@goenawandh7305 ай бұрын
Maaf ya hostnya oferlap
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Mohon maaf kalo videonya tidak sesuai dgn yg diharapkan, mbak Novi memang tidak memiliki latar belakang jurnalis dan juga tidak pernah jadi host sebelumnya. Jadi team ARJ ini bukanlah para profesional dalam jurnalisme, kami hanya sekumpulan masyarakat Indonesia di Jerman yg memiliki ide untuk mencoba mengumpulkan informasi positif dan berguna. Tidak ada satupun dari kami menerima upah, gaji ataupun bayaran. Bahkan kami mengeluarkan biaya sendiri untuk mencari dan berkunjung ke beberapa tempat narasumber. Sehingga memang kami bukan tenaga2 profesional didunia jurnalisme. Namun, komentarnya akan kami anggap sebagai saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih
@agusb65055 ай бұрын
Kejahatan bernilai dibawah Rp. 1 juta dianggap hal kecil , lumrah, sepele tak berdampak merugikan. Dilakukan tiap hari, tiap jam tinggal dikalkulasi besaran jumlahnya Maling ayam bisa putus nyawa dikeroyok warga sekampung Maling Negara korupsi Trilyun bahkan ratusan Trilyun bisa dianggap pahlawan karena bangunkan embung/ waduk penampung air orang di desa Orba Cendana 32 tahun sentralisasi korupsi US$35 billion / 600 T terjarah. Cikeas 10 tahun desentralisasi US$ 10 billion / 150 T terkuras. Jokowi Solo ngono yo jo ngono budaya pembiaran 10 tahun , 2014 - 2024 ; Menkominfo 80 T , DKI kelebihan bayar 400 T ludes proyek bongkar pasang, Bansos Depsos 400 T, Pemilu 72,6 T , Alutsista 1600 T , terus berlanjut hingga hari, detik ini ; Miris, ironis. Kemandirian Desa mutlak/ keniscayaan. 83.931 desa 16.377 pulau Pengentasan kemiskinan tugas Negara dalam UUD' 45 Ayo bergerak bersatu padu RI 79 tahun merdeka Ayo komunitas Diaspora tersebar di 120 negara Cerdaskan bangsa
@totosukatendel92095 ай бұрын
Komentar ngawur,
@slayer28215 ай бұрын
Ini hostnya gimana ya?, banyak ngoceh, haa hoo haa hoo.., harusnya diam ketika narasumber bicara, tolong bedakan wawancara sama ngobrol di poskamling
@AnakRantauDiJerman5 ай бұрын
Tidak mudah untuk menjadi host, terutama menghadapi orang2 yang berpendidikan tinggi juga pengalaman hidup yang fenomenal. Mbak Novi ini selain bukan jurnalist, beliau juga bukan host profesional. Kita ARJ, hanyalah sekumpulan orang2 yang berusaha membuat konten anak rantau yang tinggal di Jerman untuk berbagi informasi pengalaman dan informasi. Dan harus diingat, tidak ada satupun dari kami termasuk mbak Novi sebagai host menerima upah ataupun bayaran. Kami melakukannya dengan suka rela. Jadi mohon dimaklum atas segala kekurangan dari kami. Kami anggap komentarnya sebagai kritik dan saran supaya kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Silahkan mampir ke video lainnya, semoga bermanfaat.
@margarethapeli27375 ай бұрын
Kalau dgn teman boleh gitu mau menang sendiri .Tapi ini ORG HEBAT TDK ADA YG DI DPTI HASIL CERITA NYA
@bungyorga8166Ай бұрын
kalau view video ini 100rb, setuju gak kalau interview ulang Pak Ridwan denagan durasi lebih panjang dan lebih mendalam, teman2?