Рет қаралды 21,337
Menelusuri kembali silsilah yang diwariskan dari generasi ke generasi tidak begitu sulit bagi kelompok masyarakat Batak yang masih menjalankan hukum adat dalam kehidupannya sehari-hari.
Dalam hal ini masyarakat adat keturunan Raja Naibaho merupakan komunitas yang dalam banyak hal masih menjalankan dan mengedepankan hukum adat, seperti dalam pengelolaan lahan, penyelesaian konflik, dan dalam pelaksanaan upacara atau ritual-ritual adat.
Bila kita berbicara tentang leluhur Raja Naibaho tentu tidak lepas dari Siraja Oloan yang merupakan ayah dari Raja Naibaho. Pernahkah terbersit di dalam pikiran kita siapa itu Siraja Oloan?,siapa Bapaknya dan siapa Oppungnya?
Kita kembali ke belakang sejenak. Siraja Oloan adalah anak keempat dari ayahnya yang bernama SORBADIBANUA, dan cucu dari Tuan Sorimangaraja anak dari Raja Isumbaon ,dan Raja Isumbaon adalah anak dari SiRaja Batak.
Maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Raja Naibaho merupakan generasi keenam dari SiRaja Batak.
Raja Naibaho sendiri mempunyai 4 anak laki laki dan 2 perempuan, antara lain : Porhas Japjap, Tolpak Lading, Guru Hellung dan Guru Sojuppangon. Selanjutnya MarhiteOmbun menikah dengan Marga Simbolon. Dan MarsintaDongan menikah dengan Marga Sitanggang
Sebagaimana dicatat dalam prasasti yang terdapat di dalam tugu Raja Naibaho, Porhas Japjap yang tinggal di Samosir mempunyai 5 orang Anak, yaitu : Naibaho Siahaan, Naibaho Sitakkaraen, Naibaho Sidauruk, Naibaho Hutaparik dan Naibaho Siagian.
Sedangkan Tolpak Lading yang kebanyakan Tinggal di Dairi mempunyai 7 orang anak, yaitu : Ujung, Angkat, Bintang, Capah, Kudadiri, Gajah Manik dan Sinamo.
Tak jauh dari Tugu Raja Naibaho terdapat juga situs spiritual yaitu Partonunan Siboru Naitang yang sangat disakralkan oleh Keturunan Raja Naibaho. Dipercaya bahwa dibawah pohon jabijabi inilah siboru Naitang melakukan aktivitasnya sehari-hari. seperti martonun dan manduda. Dan Tempat ini kerap kali dikunjungi oleh banyak peziarah untuk berdoa dan meminta sesuatu.
Seperti dikisahkan Boru Naitang dan Inarnaiborngin adalah dua saudara yang lahir secara kembar dan memiliki satu tali pusar. Mereka berdua tak terpisahkan semenjak lahir hingga akhirnya dewasa kelak. Namun Boru Naitang dan Inarnaiborngin melakukan hubungan terlarang yang menyebabkan orangtua mereka mencoba menjodohkan Boru Naitang dengan seorang pria bermarga Sinaga.
Rasa cinta Boru Naitang menyebabkannya membunuh pria bermarga Sinaga tersebut, sang keluarga dari pihak mempelai laki-laki marah dan meminta agar Boru Naitang dibunuh.
Atas inisiatif sendiri Boru Naitang kemudian menenggelamkan diri di Danau Toba seraya menangis karena harus meninggalkan Inarnaiborngin dan juga anaknya Situnggarnageduk.
Selanjutnya kita akan menuju Dolok Paromasan.
Disebut paromasan karena dianggap berharga bagaikan emas.
Didolok inilah Tulang Belulang Leluhur Raja Naibaho dikubur dan disimpan di dalam Batu-batu Besar yang dipahat. Ritual ini biasanya dilakukan pada waktu sipahasada atau bulan pertama pada tahun Batak. Namun setelah kedatangan Belanda, Batu ini sudah tidak difungsikan lagi. Paromasan kini menjadi satu lokasi sebagai tanah wakaf atau lokasi kuburan para leluhur.
Adapun rumpun marga yang terdapat didalamnya adalah Bius Sitolu Hae Horbo yaitu : Naibaho, Sitanggang, dan Simbolon. Ada juga Malau, Silalahi, Nainggolan, Tamba dan masih banyak lagi.