Point utama yang saya ambil : Mau belajar, dan introspeksi Ini berlaku untuk semua generasi
@diarydarikaАй бұрын
true, masih ada waktu buat berubahh semangatt guys 🤍
@RidwanAnnas-su6qmАй бұрын
Benarkah Gen Z Segagal yang Kita Bayangkan? Generasi Z, atau yang biasa disebut Gen Z, mencakup mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Tumbuh di era revolusi digital, mereka sangat terhubung dengan teknologi dan media sosial. Kehidupan mereka pun berbeda jauh dari generasi sebelumnya. Namun, di balik keunggulan mereka dalam dunia digital, Gen Z seringkali menghadapi stereotip negatif. Mereka dianggap malas, tidak kompeten, dan kurang siap menghadapi dunia nyata. Apakah anggapan ini benar adanya, ataukah hanya sekadar prasangka? Menurut Dr. Jean Twenge, seorang psikolog dan penulis buku "iGen", Gen Z memang menghadapi tantangan besar, khususnya dalam hal kesehatan mental. Tingkat kecemasan dan depresi di kalangan generasi ini lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, yang sebagian besar dipengaruhi oleh media sosial. Namun, tantangan tersebut tidak membuat mereka lemah. Sebaliknya, Gen Z menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan mental dan isu sosial. Mereka juga dikenal kreatif dalam mencari solusi atas berbagai permasalahan. Tak hanya itu, survei dari Pew Research Center menunjukkan bahwa Gen Z menghadapi tekanan besar dari segi ekonomi dan ketidakpastian pasar kerja. Biaya pendidikan yang tinggi, ancaman utang, serta persaingan global menambah beban yang harus mereka pikul. Meski demikian, mereka tetap mampu beradaptasi dengan cepat. Menurut David Stillman, pakar generasi, Gen Z lebih memilih jalur kerja fleksibel seperti freelance atau berkarier di industri digital, dibandingkan pekerjaan tradisional yang stabil namun kaku. Dalam dunia kerja, motivasi Gen Z juga berbeda. Mereka lebih mengutamakan pekerjaan yang bermakna dan sejalan dengan nilai pribadi mereka, alih-alih hanya mengejar gaji tinggi. Hal ini seringkali dipandang sebagai ketidakseriusan oleh generasi sebelumnya, tetapi bagi Gen Z, ini mencerminkan tekad mereka untuk menciptakan keseimbangan hidup. Namun, potensi Gen Z tidak bisa diabaikan. Generasi ini memiliki kemampuan inovasi yang luar biasa. Mereka memanfaatkan teknologi untuk menciptakan peluang baru, baik dalam bentuk startup, aplikasi, maupun gerakan sosial. Banyak dari mereka yang berperan aktif dalam isu global seperti perubahan iklim dan kesetaraan gender, menunjukkan kepedulian mereka terhadap masa depan. Sebagai generasi yang lebih tua, kita perlu memberikan ruang bagi Gen Z untuk berkembang. Menurut Adam Grant, penulis "Think Again", kolaborasi antargenerasi adalah kunci untuk menciptakan solusi inovatif yang lebih baik. Kita harus mendengarkan mereka, memahami tantangan mereka, dan mendorong mereka untuk menunjukkan potensi terbaiknya. Pada akhirnya, setiap generasi memiliki tantangan uniknya masing-masing. Gen Z bukanlah generasi yang gagal, melainkan generasi yang sedang beradaptasi dengan dunia yang penuh perubahan. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa kita menuju masa depan yang lebih baik. Referensi: 1. Twenge, Jean. "iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy-and Completely Unprepared for Adulthood." Atria Books, 2017. 2. Stillman, David, dan Jonah Stillman. "Gen Z @ Work: How the Next Generation Is Transforming the Workplace." Harper Business, 2017. 3. Pew Research Center. “On the Cusp of Adulthood and Facing an Uncertain Future: What We Know About Gen Z So Far.” 2020. 4. Grant, Adam. "Think Again: The Power of Knowing What You Don't Know." Viking, 2021.
@GaffialfatihАй бұрын
Saya tambahin, KONSISTEN JUGA PENTING! 😊
@aguzleo85Ай бұрын
tapi point khusus genZ jangan naif jangan instant jangan baperan, meskipun berlaku untuk semua generasi tapi genZ lebih parah keknya
@Pertamax93Ай бұрын
Percuma pintar, kreatif , inovasi tapi gak bisa konsisten Dikit dikit lelah butuh healing ini yg biasa saya denger dengan gen Z Gen sebelumnya selalu mengorbankan kebahagiaan demi masa depan Gen z mereka memang diciptakan tidak bisa mengorbankan kebahagiaan demi masa depan
@MisdanWijaya07Ай бұрын
serius guys, detox sosmed itu solusi biar gk terlalu apa2 comparing, biar biasa jg baca/ liat video yang panjang agar informasinya utuh, bukan potong2an, sosmed tuh terlalu menvalidasi apapun emosional kalian, kalau lg galau feed kalian galau jg dan kaya nge iyain emosi kalian, please be wise
@NunuUnu-vc8koАй бұрын
Iya gua gen z lagi berusaha of sosmed
@muhammadamal83Ай бұрын
Reallll, gw lagi proses ngurangin maen sosmed
@SweetestCookiesАй бұрын
dan juga lebih 'lihai' pada penggunaan AI. Ku juga gen Z kok. Tapi, please kalo lagi emosional atau butuh banget bantuan, better to talk/berdo'a curhat being vulnerable to Allah the Almighty God atau bisa juga ke a real person atau bahkan seeking for help to psychological professionals. Bukan galau curhat atau chat ke AI minta validasi emosi dan justifikasi tindakan kita. Kita yg train dan custom AI, tentu AI akan kasih jawaban yg hampir mirip dengan kemauan kita. Banyak fenomena sekarang kalo galau dan minta life advice ke AI ditelen mentah2 tanpa disaring lagi. AI still doesn't have amount of emotions, intuitions, and wisdoms as advanced as human :") detox di sini juga bukan berarti off socmed total maksudnya, tapi kurangin intensitas penggunaan socmed dan lebih wise lah pilah pilih konten serta saring lagi atau kelola dulu sebelum langsung telen dan mikir "oh iya relate. Bener"
@hanhaidarАй бұрын
Klo buka sosmed macam ig reels cuma buat scroll² meme gimana bang?
@j3fk4Ай бұрын
Tanpa sosial media sama sekali ya boleh aja, tapi kalo ketinggalan ya juga jangan ga seneng. Musti konsekuen.
@zsecretzpАй бұрын
JUJUR AKU SEBAGAI GEN Z SETUJUU BANGEET, AKHIRNYA AKU NEMUIN VIDEO YANG SELAMA INI AKUU RASAIN😭 percaya atau engga, tapi itu bener² yang aku rasain persis. hanya saja aku terkadang bingung harus bagaimana & harus ke siapa ceritanya, bcs lingkungan aku di penuhi dgn teman² spt itu.
@m.r.d8821Ай бұрын
Sini cerita
@sharalnaja9437Ай бұрын
Aku juga seperti ini dulu pas kuliah, dn cara aku ngatasinnya sebenarnya berawal dari di sakitin temen deket sendiri wkwk aku sadar ternyata aku tu naif. Dari situ aku mulai lebih kritis, tpi bukan berarti jadi orang jahat Trus setelah masuk dunia kerja, ntar kmu sadar klo kerjaan itu ya kerjaan, bukan tempat kamu taruh hati / bawa perasaan
@kmusiapaaАй бұрын
sama kakkk
@num1football289Ай бұрын
cari lingkungan yg ada org agak tua kak, yg umuran milenial, biar ga sama2 gen z semua. Biar ada wawasan tambahan kk. Jgn mengacu sosmed aja kk
@Semukeres29 күн бұрын
curhat dan belajar dari generasi diatasnya yg berpengalaman
@IychoenkАй бұрын
Yg dilupakan Gen Z: "Sebanyak2 apa pun ilmu2 & teori yg kalian kumpulin dr socmed, itu semua gk akan bisa ngalahin pengalaman nyata Karena d dunia ini, gk ada yg bisa ngalahin kerja keras & pengalaman nyata!"
@MuhajirinJirin-u4pАй бұрын
Gue baper 😅😅😅
@hasyimizwan2066Ай бұрын
@@Iychoenk sy setuju.. sy slalu bagitau kat anak2 muda/remaja di Malaysia, "PENGALAMAN HIDUP ADALAH GURU YG TERBAIK UTK KITA"..
@amalyakurnia7323Ай бұрын
Correct
@dimasdwiprasetyo5572Ай бұрын
Generalis, terlalu generalis karena salah pendidikan, juga informasi terlalu cepat menyebar sehingga kebenarannya jadi kabur. Mungkin ini tidak terjadi di negara maju karena mereka mendidik anaknya untuk menjadi ahli di satu bidang. Di Indonesia tidak begitu semua harus jago semua harus bisa jadi, alih alih menjadi profesional mereka menjadi generalis yang sok tau karena pengetahuan yang nanggung tadi. Gw gen z dan sadar betul akan hal ini(kelemahan), sampe ada pikiran seharusnya gw lahir di sanghai
@MoonOfLife7Ай бұрын
gw sebagai muslim, ga harus ngerasain dulu gmna rasa panasnya api neraka atau, ga harus ngerasain dulu gimana rasanya kotoran ayam... dengerin nasihat dari yg lebih tua gw mau, tapi gw filter dan ga 100% bakal gw ikuti semua.. itu udah masuk dlm pemahaman mempelajari pengalaman org lain. kerja keras bisa dikalahkan dgn pengetahuan dan pemahaman, yg berpengalaman belum tentu paham, hidup harus efektif dan efisien. "belajar" belajar gmna?, misal ad anak dari keluarga yg kurang mampu, belajar memahami knp ortunya dulu bisa miskin dan belajar gimana dunia ini bergerak, setiap masa, setiap zaman, variabel yg mempengaruhi pola pikir dan cara hidup itu selalu berubah dan bertambah, jd ga semua pengalaman yg dirasakan gen sebelumnya itu bakal sama dgn yg dirasakan gen selanjutnya, cara penyelesaiaannya jg ga bisa sama. Itu utk gen z dan sebelumnya, mungkin genz dgn gen yg lebih muda, bakal berubah lagi variabel dan cara hidupnya, like what? Ai, hidup mereka bakal lebih berat dibanding genz.. Pengalaman org2 gen sebelumnya itu ga semua bisa disinkron kan keseluruhan dgn gen yg lebih muda..
@JhncrterАй бұрын
Pengalaman yang gw alamin kerja bareng gen Z (ga semua tapi most of them) : 1. Lembur fiktif 2. Kerja modal bacot doang 3. Dikasih beban dan pressure dikit ngeluhnya yaampun 4. Kaga ada SOPAN SANTUN! 5. ngomong binatang sama kasar kaga ada filter bahkan sama orang yang usianya lebih tua 6. Giliran ngelakuin salah malah blaming ke orang lain 7. Sulit banget buat ngucap "tolong", "maaf" dan "makasih" 8. Claiming kerja harus smart bukan kerja keras, tapi hasilnya 0 besar, dan gue yang kebagian nyebokin kerjaan mreka 9. Standar kerja mereka pake standar kerja konten sosmed, fak lah!
@sentientialcrisis9919Ай бұрын
Semoga anda bisa mendapatkan rekan kerja Gen Z yang mapan 🙏
@triwid152Ай бұрын
agreed. kyk ga dididik sama ortunya ato ortunya terlalu melindungi karna anaknya terbuat dari emas
@nansikmabanhetАй бұрын
no 7 lagi aku usahain kak❤
@murim-4289Ай бұрын
10. rasa tanggung jawab nya kurang ada 12. apa apa gampang banget ngediemin orang, padahal belum tentu orang nya salah 13. talk more do less
@gepossenti22Ай бұрын
Astagaaa poin2nya dapet smua dgn yg gue rasain krja bareng gen-z walau gk smua tpi almost of them are related
@hendrickhanjaya104Ай бұрын
1. Gen z haus validasi 2. Ingin diakui tapi enggan dikritik 3. Ditegur dikit, healing 1 bulan 😂 4. Begitu achieve, cenderung pamer disosmed 5. Ga ada privasi, smua diumbar di sosmed
@JariSaktiStudioАй бұрын
Ditegur dikit healing 1 bulan 😂
@fitrirusdendi1231Ай бұрын
Ga ada privasi, tapi kalau kenalan sama cwe gen z lalu nanya sudah punya pacar cuman di jawab privasi 🤣🤣🤣
@jkman819Ай бұрын
Gw gk tuh bang
@yulipermanaАй бұрын
point 4 katanya sih bukan pamer lebih ke personal branding 🤙🏼
@emasmagnetrezekiprobolingg1394Ай бұрын
lengkap banget nih.. , pengalaman juga punya karyawan gen-z ?
@zakyalikhsan2343Ай бұрын
Profesional is profesional, jangan bawa-bawa masalah pribadi, masalah keluarga, dan segala emosimu ke pekerjaan. Ketika gue magang, Gue pernah dimarahi dengan nada yang sombong sama atasan gue karena gue lelet kerja, jujur gue kesal, cuma gue tetap stay fokus dan terima kritikannya. Ketika dirimu dimarahi atasan, itu jelas banget bikin kamu kesel, tapi dirimu harus tetap fokus.
@chaerunnisajiji1406Ай бұрын
@@zakyalikhsan2343 kekny gen z ni kurang ospek kali y..mana skrg mah ad komnas prlindungan anak lah, dikit2 viral d medsos.gw milenial,dulu ospek dkata2in gmn sm kk kls,dksi tugas berat2,kena hukuman berat2 sm guru,rileks2 aj..kgak dendam ap gmn.beres ospek,trus jd genk sm kk kls.chill aj.cerita k ortu abis kena hukuman sm guru,ortu gw malah ktawa2 aj.msuk dunia krja,awal2 biasalah kena bully senior,tp krn ud trbiasa dgn budaya "ospek" dr jaman skolah,jd gw slalu mikir,ah biasalah tu paling tar lama2 jg jd genk.yg pnting gw krja sesuai jobdesk&sop. Klo atasan yg negur ywd terima. Klo dkata2in ywd g usa baper.eh bnr sih lama2 sm senior jd genk,sm atasan jg ok2 aj.g prnh pindah2 krja.gw resign krn nikah aj.
@ErnaWati-qg9opАй бұрын
Nah ini yang g bisa dilakukan mayoritas gen z. Selalu mental health yang dijadiin senjata.
@yuniantosuwarno2439Ай бұрын
PAK IJIN GAK MASUK..KUICNG SAYA SAKIT. WRITTEN by GEN Zoonk
@revimfadli4666Ай бұрын
mending dimarahin sesuai kesalahan, daripada oknum otoritas yg memanfaatkan kesalahan orang buat puas2in menyalahkan, marah, menjatuhkan dll
@wichywitch5938Ай бұрын
@@revimfadli4666 setuju banget, paling benci lihat orang marah dan selalu disangkut-sangkutin yang lain. Bukan fokus sama kesalahan yg dilakuin saat itu
@mohamadyogaswara1757Ай бұрын
Utk adik2 Gen Z tersayang, sy dr gen X, dan ingin menguatkan apa yg disampaikan bang raymond ttg pentingnya bljr dr para senior yg sdh terlebih dulu teruji dan sukses. Jujur aja, 1 hal yg plg tdk sy sukai dr menua adl makin sedikit senior dmn sy bs menimba ilmu. Jd mumpung kalian msh muda, msh bnyk senior di atas kalian, bnyk2lah bljr dr mrk, krn mrk tdk akan ada selamanya. Suatu saat nnt akan tiba giliran kalian utk menerima tongkat estafet kepemimpinan dan tdk ada lg org yg bs anda tanyai, bs jd krn mrk telah tiada atau kalian pun sdh tll sibuk. Bang Raymond baik sekali pada kalian. Ini betul2 demi kebaikan adik2 semua...
@michaelraditya4738Ай бұрын
betul kak terimakasih udh mengingatkan, saya gen Z & saya saat ini lagi magang. meskipun hampir semua hal bisa dicari di internet apalagi skrng udh ada gpt, saya ttp lebih suka tanya langsung oleh temen" senior, karena kesempatan seperti ini tidak datang dua kali 😇🔥
@rizkyahmadsetyadi6692Ай бұрын
Betul bgt gk akan ada senior yg akan selalu bantu juga dan saat sudah diposisi senior siap2 lah tidak akan ada orang yg bisa kita tanyain atau memberi ilmu cuma2
@kamado_X_tanjiro-DSАй бұрын
Benar kak terimakasih sudah mengingatkan😁🙏
@fathiralfathdinharahap5581Ай бұрын
Makasih bang
@Botakhitam9961Ай бұрын
Terimakasih sifu 🙏
@stateofrie179826 күн бұрын
Kalau mau berubah belajarlah untuk cuek. Cuek pada sosmed, pada rayuan duniawi, pada cemoohan, pada pengakuan, pada nafsu, pada gengsi dll. Pencerahan akan datang sendiri seiring pengalaman yg bertambah.
@mahibes1Күн бұрын
Nah ini baru sadar aq
@aqilmannanАй бұрын
Aku Gen Z, aku kerja plus kuliah. Kerja sebagai Staff Tenaga Administrasi Sekolah Swasta. dan sangat setuju dengan statement Bang Raymond. Aku sadar betul akan pentingnya profesionalitas dan kredibilitas dalam dunia kerja. Walhasil aku sudah terbiasa dengan segala macam kondisi dan ragam kebiasaan yang kerap kali diluar dugaan ku. Buat temen2 gen z yang nonton video Bang Raymond ini. Aku cuma mau bilang : Let's Flight higher bro!
@imelimeldaxyАй бұрын
semangat kak, kamu keren🤍
@danis3724Ай бұрын
Keren kakak ❤
@jorgeale8533Ай бұрын
Keren mas Aqil. Tetap semangat!
@jorgeale8533Ай бұрын
Keren nak Raymond. Salah satu podcast milenial yg sering ku share ke anak ke 2 dan anak ke 3ku, yang gen Z. Bismillah mereka jadi gen Z yang keren. Aamiin. Terima kasih dengan konten² dan podcast yang keren²...semoga ilmunya menjadi amal jariyyah...tetap mencerdaskan bangsa ya!
@endangsf3Ай бұрын
No need flight higher just do it and do it
@selfardhiya6384Ай бұрын
Rekomendasi Buku Self Improvement : 1. Start With Why - memulai setiap hal dengan pertanyaan mengapa 2. GRIT - membangun daya juang diri 3. Psychology of Emotion - untuk lebih bisa memahami emosi diri
@ochivefАй бұрын
gw mau beli ketunda mulu, beneran worth it?
@selfardhiya6384Ай бұрын
@ochivef worth it banget kalo buat aku pribadi, tergantung lagi butuh nya apa/problem nya apa
@ochivefАй бұрын
@@selfardhiya6384 lu udah banyak baca buku self improvement kah? gw mau tanya²
@selfardhiya6384Ай бұрын
@@ochivef lumayann sebenernya baca nya belum sampe full selesai sih, tapi sambil diskusi sm temen juga yg suka baca self improvement... kebantu banget karna diskusi itu dan ditambah nontonin podcast orang luar kayak mel robbins
@selfardhiya6384Ай бұрын
@@ochivef tanya aja gapapa, nanti ku tanyain temen biar lebih paham juga
@dinim919828 күн бұрын
gw gen z, memang ga semua gen z begini tp rata” yg gw temuin relate bgt sm yg dijelasin.
@HzlnuttsАй бұрын
Gw sebagai Gen Z kesel liat Standar kehidupan tiktok yg sampah itu. Tapi sulit juga jadi gen z. Dengerin kritik, masukan mah mau ajah, cuma gen z terlalu banyak apa-apa disalahin & dijelekin, jadi kita juga bingung mau ambil informasi yang bener tuh yg mana. Seolah kalo orng liat gen z udh pasti dianggap kita semua buruk.
@lenny6157Ай бұрын
Bro/sis, lu tunjukkin punya jiwa tahan banting, extra mile, unggul usahalu dari yang lain + attitude yang tulus and selalu lihat sisi positif. You'll shine and no one would look down on you.
@sentientialcrisis9919Ай бұрын
Begitu lah alhasil generasi paling muda dalam industri pekerjaan.. 10-15 tahun lalu generasi millenial lah yang paling dikucilkan oleh generasi Boomer dan gen X, dibilang sok drama dan lain"nya. Sekarang giliran gen Z menjadi tumbal, dari sifat-sifat minoritas gen Z yang bermasalah, yang terkena dampaknya adalah kita semua generasi Z yang bekerja keras oleh dampak generalisasi :( Yang penting adalah pantang menyerah menuju cita"mu, guys 👌
@Ensiklopedia_DasarАй бұрын
@@sentientialcrisis9919mungkin memang sudah tabiatnya setiap generasi. Semoga gen alpha nggak merasakan hal-hal buruk yg sama dengan apa yg dirasakan generasi2 sebelumnya.
@PenyukaKueKejuАй бұрын
Faktanya di lapangan gw mah liat kinerja terlepas dia dari generasi mana kok. Ada gen Y yang bermasalah, ada juga gen Z yang bermasalah. Tapii sejauh yang gw alami, emang gen Z ini agak 'loyo'. Ga mau nyoba usaha terbaik mereka di perusahaan.
@eci9387Ай бұрын
Sejauh ini di tempat gw (pns kementrian) ada gen Z 97 dia bagus banget kinerjanya, berprestasi pula. Tapi ada jg milenial 92 ampas banget. Udh tiga tahun tidak ada perubahan juga. Jadi tergantung orangnya sih ya. Tapi mari kita liat di gelombang cpns baru tahun depan.. Pasti banyak anak gen z
@ActuallyNotARobotАй бұрын
Gua Gen Z kelahiran 2007 dan Alhamdullilah, saya bukan orang yang sering main sosmed dan juga gak baperan amat. Tapi perlahan-lahan aku lagi proses buat ngilangin si "serba instan" di dalam diri yang mana itu makin hilang saat saya makin tumbuh besar.
@helmidcrows9449Ай бұрын
Intinya jgn maen sosmed keseringan
@RafibaekАй бұрын
Sama gw juga lagi proses menghilangkan distraksi yang ga penting
@zuzuzuzuperАй бұрын
Sama, di bagian instannya yg masih perlu diperbaiki😂
@thaufansyaifuddin9992Ай бұрын
km hebat kesadaran pribadi km jadikan kesadaran utk semua anak muda ya
@ifaalmirauqyiiАй бұрын
Belajar konsisten dr hal kecil misal pemakaian kata "gua, aku, saya". Diawal pkai kata gua, tengah aku, akhir saya tndanya belum konsisten dlm hal kecil dek
@tinesprangdewanti5453Ай бұрын
Doa2 terbaik aku langitkan untuk anak2 ku yg gen z.. Terimakasih untuk tetap berproses.. Ibu akan selalu menemani.perjalanan mu selama ibu hidup.. Barokallah fiikum..barokallah anakku
@septiandwilesmana3357Ай бұрын
Sy kelahiran 1988 mulai kerja umur 22 jual jagung bakar, kerja di resto, serabutan, padahal orang tua sy cukup mampu tp gengsi minta uang, sampai umur 25 kerja ikut konsultan (jasa keuangan) walau gaji di bawah umr tp ilmunya banyak dan sy sangat effort dan mencintai profesi sy. Sampai usia 29 (tahun 2017) buka kantor sendiri jasa konsultan keuangan freelance jatuh bangun, tahun 2020 covid malah awal titik kebangkitan sampai sekarang Puji Tuhan omzet per bulan sudah 3 digit, kantor 2 cabang dan staff sudah belasan orang. Semua butuh proses dan saat kita sudah melewati proses itu yakin terjatuh pun sangat2 mudah bangkit lagi. Gen Z kalian masa depan Indonesia nikmati proses dari 0 jgn cari sesuatu yg instan ya.
@FHSMedical26 күн бұрын
terima kasih untuk ilmunya Pak 🙏🏻😊
@SupriYanto-g9w2n19 күн бұрын
Gimana ga stress saya gen z Kalo cuma jadi buruh swasta di cikarang gaji paling umr (5, 4 jt an) tambah tunjangan, uang makan, transport paling 12-14 jt 😅 sedangkan buat idup layak butuh 15 jt di indo mininal😅😅
@techaddict1129Ай бұрын
so true. gw jg ngelola software agency dan rekrut beberapa gen-z. here is the truth. Mindset apa apa pengen instan itu NYATA banget, dunia yang udah makin dimudahkan dalam belajar bikin mereka "overwhelming'', makin banyak alasan buat prokras, nunda nunda dan susah berkembang. Sosial media juga bikin fokus mereka jadi pendek, ga mampu konsentrasi lebih dari 3-4 jam. cepet capek, dikit'' pengen healing. Belum ngomongin performa, gw waktu seumuran mereka (pas kerja sama org lain), selalu berpikir utk deliver more and more, even beyond apa yang jadi jobdesk gw. tp ga gw temuin itu di rata-rata pekerja gen-z, kerja ekstra dikit ngeluh, baru masuk kerja udh punya standar ga realistis. saran buat gen-z. menej konsumsi sosial media, mulai organize apa yang muncul di sosial media dan perhatikan screen time. mulai perbaiki fokus kalian.
@hafizma22Ай бұрын
gw gen z dan gw apresiasi orang orang yg mau kerja ekstra diluar jobdesk mereka. tapi kalau orang gamau kerja diluar jobdesk mereka menurutku juga ga salah. kan kita dibayar untuk nglakuin kerjaan yg emang dah ditentuin apa aja. gw nerapin itu selama gw kerja. alhasil ya penghasilan gw jadi lebih banyak. kerja pns kementrian, buka beberapa usaha, ngejob video prewed, ngerjain ilustrasi. menurutku yg penting kerjaan beres dan ga nyusahin orang lain sudah sangat cukup. hehe
@desgharadinalpubapradikta845Ай бұрын
@@hafizma22 mnurut lo gk salah ? ya bener ternyata lo gen z
@hafizma22Ай бұрын
@@desgharadinalpubapradikta845 ya emang gw dah bilang gen z. Emang salahnya apa bang kalau kerjaan kelar dan sesuai? Coba jelaskan
@techaddict1129Ай бұрын
@@hafizma22 buat gw penting utk deliver more di konteks karir profesional yang punya jenjang karir. mungkin beda halnya kalo sekedar yang penting kerja aja. emg bukan common mindset, tp kalo mau stand out dan naik kelas ya harus cari tantangan, ga nglakuin rutinitas aja. kalo gw kerja niatnya buat upgrade skill & cari pengalaman sbnyak''nya dan gak punya target kerja selamanya. Jd uang udh ga jadi pertimbangan utama, yg pnting slalu ada tantangan baru, relasi baru. gw slalu percaya more opportunity will come itself when we do beyond our limits.
@techaddict1129Ай бұрын
anyway, thanks for commenting! no offense. good luck in your career bro ;)
@farihahqueen977328 күн бұрын
Bilangin Bang sm Generasi Soft Touch : 1. Professional itu antara Pekerjaan dan Hati jaraknya jauh. Hati didalam dada, sdangkan professional 20 centimeter kedepan... 2. Tugas pekerjaan lakukan saja, kalau cinta baru pakai perasaan... 3. Kehidupan orang di medsos kurang lebih mewakili 1-10% kehidupan asli mereka.. 90% nya penonton nggak tau... 4. Jika orang kaya lama dicapai dalam waktu 20 - 30 tahunan.. makan turun sedikit tuk adik gen Z mungkin sekitar 5-10 tahunan... kalau bisa instant kaya dalam 1-3 tahun roda kehidupannya akan berputar bisa instant misqueen lagi....
@rohmadhidayatullah5526Ай бұрын
Saya Milenial, awal pertama saya kerja di usia 17thn dan alhamdulillahnya dapat kerja di office, 2019 saya sudah ikut meeting tahunan dengan owner perusahaan (Perusahaan besar dgn jumlah karyawan ribuan), pertama kali presentasi itu saya di marah habis2an karena ada data yang kurang... seriusan marah semarah2nya, tapi saya nggak baper dan nggak pengen resign 😂😂😂 Sepertinya karena saya belum termakan konten sosmed, kesadaran saya saat itu dunia kerja ya memang seperti itu dan harus kuat... saya belajar dan berlatih, endingnya... di tahun2 berikutnya setiap giliran saya yg presentasi selalu lancar dan saya masih inget sampai saat ini kata2 salahsatu direktur "Wah, giliran si R ya, cepet nih pasti" dgn wajah yang sumringah dan antusias 😅
@Eleganttf2Ай бұрын
kerja di ELPI ya bang ? 😅
@ujangariffin6924Ай бұрын
terbaik ulasan kali ni bro..
@maximillianusforrestАй бұрын
Gw keinget di hari pertama kerja magang, dimarahin kepala divisi lain yang bukan kesalahan gw.
@STke-s8bАй бұрын
Itu dia, kita keseringan liat video orang presentasi sempurna sampai lupa yang namanya kegagalan. Andai gw bisa kayak kamu mas, pengen gitu punah hati kuat padahal mah sendiri udah sadar mental tempe tapi seakan akan mental gak mau berubah
@sukajajan877Ай бұрын
Dongeng ga nih?
@educonomy7763Ай бұрын
Gw setuju berat sama konten ko Ray ini. Sangat relate dengan apa yg gw alamin sebagai pengusaha. Karyawan Gen Z yg gw hire itu mereka dominan kinerjanya ga sesuai ekspektasi. Pengennya kerja nyantai tapi gaji gede. Giliran diminta kontribusi atau feed back kebanyakan alesan. Dimarahin karena salah kerja malah baperan trus tiba-tiba ngilang ga masuk lagi. Jam kerja malah keseringan bengong dan plototin hp scroll-scroll konten ga sesuai kerjaan. Ga bisa kerja bukan belajar tapi denial Rungkad emang
@dediprihatinsihombing6536Ай бұрын
Yess yaaa begitulah udah jadi karakter broo... Gula usaha cafe karyawan gua paling lama 1 bulan 😂
@bagaspria1237Ай бұрын
for real, kapok gw ga mau lagi hire gen z deluded,denial,weak minded rela gw ngasih rate twice demi mature employe haha
@dediprihatinsihombing6536Ай бұрын
@@bagaspria1237 gua sih berusaha buat kalih pemahaman tapi mantul teruss😃 besoknya hilang suru transfer via dana upah kerja yg beberapa hari😄
@sentientialcrisis9919Ай бұрын
@@bagaspria1237 Tidak semua orang sama lah bro haha.. Jika generasi masa depan tidak dilatih, bagaimana bisa melanjutkan usaha hingga masa depan
@malicent2705Ай бұрын
@@bagaspria1237 ya mau sampai kapan ngandelin mature employee doang? Lu pikir mereka ga bakalan retire atau tua gitu? Lu ga mau usaha lu bisa bertahan jangka panjang? Aneh logikanya. Intinya harus pandai2 nyari gen z yg siap ditempa. Ga semua gen z itu bobrok dan ga semua gen lu itu paling "kuat mental".
@Kings-67316 күн бұрын
Ibadah,keep moving forward no matter what happens & hadapi persoalan dan hadapi segala rintangan put God First ❤
@riszels3743Ай бұрын
sebagai gen z terima kasih ko Raymond jadi emotional support kita dengan memberi kritik yang membangun, apalagi akhir2 ini fresh grad lagi pada susah nyari kerja, kalaupun dapet biasanya agak lama, gabisa lagi maksa ke startup
@grahamusiku8331Ай бұрын
contoh nyata gen z , berterima kasih tapi tetap mengeluh dan pesimis 😅
@jalubimantara5927Ай бұрын
Bukan susah, tp pilih2.. di tmptku lowongan kerja banyak tp orgnya pada pilih2
@mrai-69xАй бұрын
terus tingkatin skill, kalo belum keterima artinya memang belum layak keterima
@muhammadjoko8297Ай бұрын
@@grahamusiku8331Kenapa selalu memojokkan Gen z? Gen z adalah bentuk didikan dari Generasi Sebelumnya. Gw muak sama orang yg selalu memojokkan Gen Z karna ga mau di setir. Kalian memojokkan Gen Z , karna Faktanya perusahaan di Indonesia cuma mau memperbudak karyawan. Kalian kesal karna Gen z ga mau diperbudak, ingin menggaji Gen z semurah mungkin dan bekerja sekeras mungkin. Come on bro, kami bukan Gen mental Budak
@leefromnycАй бұрын
@@muhammadjoko8297 Lo bener bro, justru Gen Z itu generasi terbaik karena mereka berani memutus kebobrokan yang dibentuk generasi tua.
@Yogasp333Ай бұрын
Menarik dan to the point. Saya menambahkan dari sisi lain saja, bahwa Gen Z ini juga hasil didikannya generasi yang katanya lebih tangguh dari Gen Z. Berarti di sini ada Gap di building value. Kadang sesederhana dimulai dari ngasi anak balita HP supaya ga merengek, ngasi wejangan ttg kesuksesan tapi ga bangun enabling condition misalnya ga tega liat anak berangkat sekolah sendiri, ga tega liat anak uang jajanannya dikit, dll. Video ini jadi refleksi buat saya yang non Gen Z bahwa saya jg bertanggung jawab sama apa yang anak saya alami saat ini.
@beriamangulo2865Ай бұрын
komentar anda tidak akan di support jika tidak ngatain gen z secara brutal seperti komentar lain. Saya salut sama anda
@devyl1516Ай бұрын
Betul. Saya Gen-X, seorang guru, murid² saya Gen-Z, dan sangat merasakan itu. Orang tua mereka rata² seumuran saya, Gen-X juga, berharap banyak pada anak² mereka, memberikan pendidikan dan kesempatan sebaik mungkin. Tapi kenapa output-nya banyak yang tidak seperti harapan mereka? Menurut saya ada missing link di sini. Gen-X berusaha mendidik dengan cara yang dianggap lebih baik dari jaman Baby Boomers mendidik mereka. Sekarang lebih demokratis dan lebih terbuka. Hal ini juga saya rasa karena Gen-X merasa tidak ingin anak mereka dididik secara keras seperti yang mereka alami dulu. Harusnya output-nya lebih baik kan? Kenapa tidak? Itu menurut saya yang harus dilakukan penelitian lebih lanjut. Dicari di mana missing link-nya. Apa ortu sekarang, yang mostly Gen-X, over protective? Ada betulnya. Murid² saya cukup terdidik secara tata krama, tapi kemandirian mereka masih sangat kurang. Rasa tanggung jawab juga masih kurang, begitu juga dalam menyelesaikan masalahnya, karena apa² dibantu oleh ortunya dan tentunya, teknologi. Akhirnya produk akhirnya adalah mudah menyerah dan kurang determinasi. Ini yang harus dibenahi.
@alfisyahriana20 күн бұрын
saat ini sy gen Y, 10-20 tahun lalu sy pasti termasuk gen Z jg mudah baper, naif, dan instan. Setelah 20 tahun merenung dan belajar nilai2 hidup, sy berusaha untuk mengurangi intensitas sifat baper, naif, dan instan sy. Artinya.. gen z juga perlu waktu dan ruang seperti kita gen Y untuk tumbuh dewasa hingga tercapai penghidupan yang baik saat ini. Semangaat semua generasi X Y Z Alpha🎉🎉🎉 tujuan kita sama, sama2 sukses dunia akhirat.
@rizkanursakinah8654Ай бұрын
Thanks ko, uda jadi mentor gw lewat youtube. Gw gak akan bosen dengerin semua insight dari koko. Please terus bikin konten, gw gak mau jadi tolol.
@fajarabrarmaulana3385Ай бұрын
Thank you koh, solusinya. gw sebagai gen z pernah ngerasain hal yang sama, dan pernah di posisi memimpin gen z dalam sebuah agenda di kampus, emg bener begitu. Cengeng minta ampun, ditekan dikit semua lansung ngejauhin gw. Hanya 2 orang yg bener-bener pekerja keras selebih nya cuma protes dan pas gw serahin acara nya pada ga mau dan lempar-lemparan. Gw dari kecil emg banyak berteman dg org yg lebih tua, secara gw juga PKL sejak SMP. Ternyata bukan cuma gw yg ngerasain.
@chelestialleАй бұрын
Iya sama, kenapa ya kayak gitu 😢 kelakuan gen Z yg lembek bikin gen Z yg setrong jd aib
@RatriWeningАй бұрын
sama bang, gw gen z juga tapi kesel juga ama yang modelan kaya gitu, mereka nggak bisa bedain antara males sama efisien. alhasil yang nge cover kerjaan ujung ujungnya ketua, kalau ada yang ambisius egoisnya minta ampun. apalagi sekarang zaman tiktok, semuanya apa apa di kontenin. hadeh
@angelamupfАй бұрын
sama banget, gua pernah mimpin organisasi gen z juga suka serba salah. pake pendekatan santai malah ngelunjak, dikerasin dikit langsung baper trus ga aktif lagi 😢
@k.l.kusolife7586Ай бұрын
Sama bang, lu ga sendiri 🗿
@FredHotMixАй бұрын
🤣🤣inilah rasanya ketua rasa jongos 🤣🤣
@inasyaridamayanti574228 күн бұрын
aku ingin nambahin aja bang, aku gen Z, yg dibilang bang raymond ini bener banget hal yg bener2 aku kritisin itu ini 1. Gen Z dpt buanyak ilmu tp gamau verify ilmunya itu bagaimana, sosmed itu terdiri dari banyak sudut pandang, mereka gamau nyari sudut pandang dari dia dulu (bacotnya kegedean) ditambah literasinya juga kurang 2. Pengalaman kerja ga banyak tapi pengen gaji 2 digit, ya gabisa dong semua itu butuh proses apalagi yg ngomong ini fresh grad dan skillnya belum mumpuni 3. extend sebentar tapi ngeluhnyaaaaa ga kira kira padal extend sejam aja gaada 4. sebenernya gaji di lingkup pekerjaanku udah cukuppp banget (bahkan banyak) untuk UMR paling rendah se Indo tp bilangnya dikitttt gajinya apasih susahnya menerima ya amponnn 5. soal kesehatan mental ini kek jd pisau bermata dua (btw aku rutin ke psikiater udah mau jalan 4 th) tp jg empet pada romantisasi mental health, kalaupun memang punya mental health mbo yaa diperiksain terus di pelajarin kok bisa begini begitu yang nyebelin tuh mereka seolah olah memaksa orang lain kudu menahami mereka (hellawwww) dikira dunia berputar di idupnya aja padal tujuan periksa ke psikiater tuh biar dia bisa berdiri sendiri tanpa bantuan kalaupun ketriggger ada coping mecanism sendiri gitu loh btw ini pointku sesama GenZ dalam mengamati GenZ juga wkwkwk🤣
@MadeWidy27 күн бұрын
Kalau soal ini aku gak bisa jawabnya
@inasyaridamayanti574227 күн бұрын
@@MadeWidy maksudnya gabisa dijawab?
@sentientialcrisis9919Ай бұрын
Intinya Gen Z masih muda, belum terbiasa bekerja dan kurang berpengalaman dibanding dengan senior" mereka. TETAPI dengan bimbingan dan kebiasaan bekerja, Gen Z bisa berkembang tumbuh dengan cepat dan akur dengan senior"nya dalam kurang lebih 5 tahun ke depan. Jadi saya mohon untuk senior" untuk bisa bersabar dan melihat Gen Z berkembang menjadi generasi rekan kerja yang kalian mimpikan 🙏
@friedec3622Ай бұрын
Gw sebagai genZ heran dengan style di perusahaan gw sendiri. Gw bersikap professional, work oriented, dan enggak sharing tentang hal pribadi berlebihan. Tapi gw dianggap penyendiri, tak acuh, dan kurang bersosialisasi. Njir, mau gmn gw seharusnya? Yakali ngobrol dengan coworkers ceritain masalah dan dilema hidup gw. Yang enggak toh? Kalo ada waktu free, ya gw gunakan untuk belajar, bukan ngerumpi.
@ytviewers2045Ай бұрын
Atasanmu Milenial, kah? Atau Gen X?
@loocydity6119Ай бұрын
Nahhh ini gimana ya, aku pernah di fase yg sama juga.. tp kl mengacu dr Ko Raymond sih mgkin disini tantangan perseverance nya, gmn kita bisa hadapin hambatan2 ini secara profesional
@Edwarddo-h1gАй бұрын
Dari bahasamu keliatan gen z banget 😂 Ok gpp gini, bersosialisasi itu bukan membahas hal yg dianggap privasi, lebih ke nimbrung obrolan2 biasa aja. Sebab banyak hal yg selesai justru dengan diobrolkan. Berhubung gw gatau bidangmu apa ya susah jelasinnya, intinya Raymond udah jelasin, ga ada yg instant termasuk soal bersosialisasi
@ElsaMadarisАй бұрын
Gue juga gen Z, suka kesunyian ketenangan ketenteraman dan nggak suka basa-basi, tapi lama-lama ternyata di tempat kerja kalau ada ngobrol ringannya asik juga. Jadi merasa ada koneksi baru, walaupun sekadar bahas cuaca hari ini, atau bahas drakor yang ditonton semalam (sama yang nonton drakor juga wkwk). Nggak harus seberat ngomongin masalah idup, karena rekan kerja juga pasti udah mumet sama masalah masing-masing. 😂 Kayaknya yang penting ada ngobrol-ngobrolnya aja walaupun sedikit. 😂
@v4ndelionАй бұрын
ya tinggal bomat lah njir kek pny waktu aja
@Gilangfer86Ай бұрын
Gw gen z sangat setuju. Memang sebuah tamparan tapi itu semua fakta. Apalagi soala instan, semua perlu proses. Prinsip yg selalu gw pegang itu, semua orang yang kritik gw itu peduli sama gw jadi gw harus hormati mereka. Kecuali mereka yang hanya bertujuan untuk merendahkan dan menghina gw baru ga gw denger. Karena orang tua gw selalu bilang "hormati orang jika ingin dihormati, dan jangan hormati orang yang tidak menghormati kita. Hormati lah orang yang pantas."
@hasanr9lmb397Ай бұрын
Berpikir tenang adalah kunci klo pengalaman pribadi saya. "Anda bukan satu satunya karakter utama" dalam film box office ini yang disebut Real Life. Anda tidak wajib merubah hidup orang lain walau se breng sek apapun mereka. Yg wajib anda rubah adalah hidup anda sendiri. Untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin.
@muhammadjoko8297Ай бұрын
Kenapa selalu memojokkan Gen z? Gen z adalah bentuk didikan dari Generasi Sebelumnya. Gw muak sama orang yg selalu memojokkan Gen Z karna ga mau di setir. Kalian memojokkan Gen Z , karna Faktanya perusahaan di Indonesia cuma mau memperbudak karyawan. Kalian kesal karna Gen z ga mau diperbudak, ingin menggaji Gen z semurah mungkin dan bekerja sekeras mungkin. Kenapa kalian terlalu fokus cuma ke Gen Z seolah olah Generasi sebelumnya udah sempurna, Gen Z dianggap bodoh hanya karna ga mau diperbudak seperti Gen gen sebelumnya, justru yg Naif itu Gen sebelumnya. Karena merasa mereka punya mental baja, tahan banting. Padahal itu cuma mental budak yg ga sadar dimanfaatkan perusahaan di indonesia, untuk menggaji mereka sekecil mungkin tapi kerja dibawah tekanan sekeras mungkin
@hasanr9lmb397Ай бұрын
@muhammadjoko8297 apa anda pikir gen milenial, boomer ga sadar kalau lagi "diperbudak". Apa menurut anda gen milenial suka rela "diperbudak"? Menjilat karena suka rasanya menjilat? Rata rata gen milenial belajar dari boomer. Gen z belajar dari standar medsos. Yg gen milenial pelajari dari boomer. Salah satunya adalah. Life is choice. So we never blame our choice. Apalagi sampai menyalahkan orang lain atas pilihan yg sengaja dengan 100% sadar dipilih. Kita hidup di sinema yg berjudul 'kehidupan nyata'. Jadi, pilihan anda apa?
@Almas-ThalhahАй бұрын
Kalau hidup di tempat atau wilayah yang membutuhkan tenaga kerja banyak bener si cuyy. Hidup adalah pilihan, tapi jika pekerjaaan cuman ada 1 saingan 10.000 baru bukan pilihan. Yang ga bisa di pilih adalah kita lapar kita makan.
@Fransisca-van-der-Manube11 күн бұрын
@@hasanr9lmb397yg jadi anak buah gen apa??😂😂
@hasanr9lmb39711 күн бұрын
@@Almas-Thalhah berarti km udah paham akan sesuatu yg disebut dgn "privelege". Itu yg dicari para oligarki. Mereka udah bny duit. Tp mau jd presiden, menteri, dsb. Orang awam ngira mereka ngejar gaji. No!. Penghasilan mereka jauh diatas gaji + tunjangan pejabat. Mereka mengejar kekuasaan. Kekuasaan melahirkan privelege. Privelege melahirkan pilihan. Mereka dan saya, termasuk kamu. Setiap saat memilih pilihan masing masing. Bedanya dengan mereka. Mereka punya banyak sekali pilihan
@arkaumi6650Ай бұрын
Setuju bang sepakat sama lu bang, intinya jangan baper tahan banting mau belajar, tangguh. Dan ga da yg instan plis berproses sama byk bersyukur lah sama setiap keadaan. 🔥🌟
@ariprioАй бұрын
Aku Gen Z , dan aku ingin bilang bagi sesama GEN Z Kerja sepenuh hati kalau ada yang tidak enak bicarakan baik baik dengan rekan kerja atau atasan , jangan mental block, kurangi naif, jangan terpaku kumpulkan harta sebanyak banyaknya demi hal duniawi saja, kalau bisa bagus tapi pikirkan KESEHATAN kalian Duit mau kecil mau gede yang penting MAKAN, Sehat, Ibadah Segini yang mau aku sampaikan, semoga bagi beberapa orang, kata kata aku bisa diterapkan di kehidupan real life 😊
@ardhansyah259129 күн бұрын
Betull bang.. Mantap 👍
@арикханифАй бұрын
Saya Gen-Z tahun 2000 pas. Saya bersyukur Alhamdulillah, ketika SMP-SMA saya minta ortu memasukkan saya ke Ponpes modern Al Irsyad, merantau jauh dari orangtua dan hidup sendiri di kota orang. Di pesantren saya berbaur dengan berbagai karakter orang dari berbagai daerah dan negara. Pulang pergi saat liburan sendirian naik Bus, jarang dijenguk. Ortu terutama ayah tegas & keras. Terkadang saya berpikir kenapa sih orangtua saya tidak seperti orangtua yang lain yang menjemput, menjenguk, dan memanja anaknya, saya ketika kecil sering sekali bilang "ayah jahat ayah jahat" ketika ayah marah bentak bentak dan nyambuk pakai sabuk kulit. Tapi akhirnya saya sepenuhnya sadar ketika umur 20 bahwa Dunia ini jauh lebih jahat dan kejam daripada yang ayah saya lakukan, ayah saya mendidik saya untuk jadi orang yang kuat, tahan banting dan mandiri. Di usianya yang sudah hampir menyentuh 55 tahun sedih rasanya melihatnya menua, saya hanya bisa berdoa untuk mereka dan berusaha agar mereka bangga melihat anaknya sukses. Lagu dari Virgoun : Saat Kau telah mengerti. Itu benar benar relate. . Semangat terus untuk kamu yang juga masih berjuang untuk membuat bangga kedua orangtua....
@budak_korporatАй бұрын
alirsyad tengaran kah ??
@rivaldiangАй бұрын
@@budak_korporat haha, saya juga mau nanya begitu😅 saya nurul islam tengaran hehe
@MadeWidy27 күн бұрын
Gue juga gitu
@hazmilucidrubyАй бұрын
Buat gw, semua punya kesalahan masing-masing. Yang muda baperan, yang tua terlalu skeptis. Dunia profesionalisme emang kejam dan kalau mau bertahan jelas harus profesional.
@bluehikari6945Ай бұрын
Intinya sama aja semua 😂. Yang pemimpinnya kagak bener, yang dipimpin cengeng juga. Duo maut
@hazmilucidrubyАй бұрын
@@bluehikari6945 Penting nya "Kecerdasan Emosi"
@elrisuhendra5644Ай бұрын
@@bluehikari6945😂😂
@muhamadyusuf6808Ай бұрын
Alhamdulilah gua gen z,semenjak gua nonton vidionya bang raymond mindseat gua berubah yang dulunya suka instant kini harus di proses terlebih dahulu.semangat temen gen z gua yang berjuang🙏
@rest.area_idnАй бұрын
Mas Raymond... Semua masalah Gen-Z hanya selesai saat mereka STOP DENIAL segala hal ttg mereka.. Setelah menonton video ini, kemungkinan mereka akan berbagi kegelisahan ini dg teman yg mereka sebut "se-frekuensi"... Mereka akan saling meng-afirmasi satu sama lain... Ditambah lagi, sosmed akan meyakinkan mereka bahwa mereka tdk salah dlm berpikir dan bertindak... Mereka hanya akan mendengar sesuatu yg mereka ingin dengar, bukan yg mereka butuhkan... Begitu luar biasanya dampak sosmed 😅
@iputuswastikaАй бұрын
Benar, karena gen Z mungkin jarang berkonsultasi, minta bimbingan kepada Gen di atasnya. Gen Z hanya saling meng afirmasi sesama mereka
@ajisaputra2456Ай бұрын
bener, nyari masukan sih, tapi yang sefrekuensi aja lah yaa.. wkwkwkwk emng GenZ bgt
@rizqiaf5010Ай бұрын
Curhat tapi pingin dapat solusi seperti yg mereka mau
@atsushinekojima639616 күн бұрын
Mereka cuma cari teman yg senasib buat saling healing, bukan instropeksi
@ars4collection643Ай бұрын
Alhamdulillah gw gen Z namun mindset gw sejak SMA itu "tidak ada kesuksesan yang instan" kalimat itu masih ada di bio IG sejak dibikin waktu SMA😊 bismillah bisnis terus2an keluar modal😂 nombok terus TPI ga pernah kapok build customer base,, sulit bngt karena gw bukan siapa2😅
@dediprihatinsihombing6536Ай бұрын
Terus berjuang bro.. Selama kita berusaha pasti ada pembelajaran yg bisa menjadi batu loncatan, setidaknya kamu sudah melangkah ❤
@excalibluuАй бұрын
semangat bro, lu orang hebat 😏🫵 suatu saat buah dari perjuangan lu pasti menghasilkan sesuatu yang pasti itu wah banget entah cepat atau lambat 🫡
@jessejessuАй бұрын
Sama bro, klo bukan siapa2 ngebuild dari bawah biar besar kayak ngimpi gitu, masih struggle juga gw gimana caranya wkwkwk tp nikmatin ajalah
@hanzuru4483Ай бұрын
Semangat bro. Itu nilai kehidupan yg mesti dipegang 🔥
@Ensiklopedia_DasarАй бұрын
Kita punya pola pikir yg sama, bro!
@ayukhaerunnisa1218 күн бұрын
Sebagai gen z saya 100% setuju dengan video ini 🙏🏻 Terima kasih atas pesan yang menyadarkan saya koh. Dan saya mau untuk terus belajar 🙏🏻
@SigitPW-s2cАй бұрын
Hi raymond..sy irt dgn 2 anak..cm mw bilang trm ksh yg tulus buat semua effort raymond & team utk konten2 yg bagi sy, inspiratif & edukatif. Atas ijin Allah SWT, anak bungsu sy saat ini msh studi d jerman, mimpi sy suatu hr dia balik k Indo dgn ilmu yg cukup & paling tdk ksh bs kontribusi ke ibu pertiwi, walopun kecil. Tp dgn putusan tersangka kasus timah, sy bilang k anak utk berkarir aja d luar..krn sdh terang benderang g ada niat & keseriusan negara utk nuntaskan korupsi...bener2 sdh hopeless dgn negara ini
@TeamBulls_SMCTraderАй бұрын
jangan Hopeless Bang... negara ini perlu orang Baik ....
@maldinitanАй бұрын
Sebagai Gen Z, dulu waktu kerja dari bangunan sampai kuli kapal Generasi milenial hebat cari muka didepan bos karna saya 8 tahunan hidup diperantauan.. Memang benar sebagai Gen Z kalau sudah merasa bosan atau merasa sudah capek mudah gonta ganti pekerjaan bahkan melawan atasan
@dediprihatinsihombing6536Ай бұрын
Bukan cari muka juga kali bro... Mungkin dia berusaha menjadi versi terbaik dirinya, ya terlepaas dia cari muka atau muka hilang dia berhasil ini kompetisi, namanya juga dalam berkarir itu hal yg lumrah. Kalau kamu nggak nyaman iya skip aja brooo
@jonpaul3868Ай бұрын
Lu salah mengartikan fleksibel Ama "cari muka" gua sendiri dari gen milenial, punya istri gen z. Beuh, kerasa bener kalau "ga cocok" langsung main vonis aja, kayak lu sekarang. Sedangkan dalam dunia kerja itu ada fase maju-mundurnya, toleransi
@Jowypurple24 күн бұрын
Liat bro.. komen diatas, mereka ga terima di kritik, jd tau kan siapa yg baper dan anti kritik
@limjiho14 күн бұрын
Bener sih kata koko. Kalau kita selagi makan gaji sama org harus profesional, itu juga yg selalu diingatkan sama mamaku. Harus kuat mental & harus bisa menerima kritik, karena dunia kerja itu keras. Lu kalo ga mau nerima kritik ya goodbye. Kalo liat kwn² kalian yg udh pada menikah, punya mobil mewah, rumah mewah, flexing keluar negri travelling jgn terpancing. Akan ada saatnya kita juga bisa seperti mereka. Percaya dgn proses yg kita jalani, semua itu tidak bisa instan. Perlahan namun pasti pelan² pasti bisa asal mau berusaha, kerja keras, mau menerima kritik, selalu menghadapi/melakukan apapun dgn kepala dingin, jgn patah semangat, jgn lupa berdoa sama Tuhan & pastinya jgn pernah merasa pinter karena diatas langit masih ada langit, kalau kita merasa kita ini paling pinter ingat masih ada org yg lebih pintar dari kita, stay humble bahkan org² pinter kaya Albert Einstein sekalipun ga pernah sombong & blg dia itu hebat/pintar. Harus ada kemauan utk terus belajar. Sekian
@qing5506Ай бұрын
Saya Gen-Z dan alhamdulillah saya tidak punya semua sifat" Yg kau bilang di vidio bg. Mungkin karna dulu sekolah di smk yg "dididik keras" untuk harus siap tempur didunia kerja. Lulus smk langsung merantau ke jakarta bekerja sebagai teknisi lift yg mengharuskan untuk selalu belajar dan belajar. Pake sosmed juga cuma pake WA, yutup, dan game. Dan alhamdulillah masih survive sampai sekarang dengan semua tekanan, kritik dan apapun yg saya terima di dunia kerja🙏🙏
@hanundahliaАй бұрын
Dia bilang tidak semua. Tapi faktanya, mungkin kamu hanya 1% dari 99% Gen Z yang seperti ini. Saya juga Gen Z, dan sangat setuju dengan statementnya Bang Raymond. Salam kritis untuk Gen Z yang lebih baik!
@diestans1587Ай бұрын
Hmmm gen z ya.. mungkin karena mayoritas seperti itu, jadinya memang yg gen z pekerja keras, tahan krisar pedes, mau kritis, dan tetep bakoh walau baper itu agak susah... Saya pernah waktu masih kerja di studio, hire yg baru aja lulus SMK, lahir tahun 2003 kalo ga salah, anaknya nurut, mau berusaha belajar, mau kerja keras.. Padahal lawannya orang2 berpengalaman dan generasi milenial, tp justru dia yg di hire, belum banyak pengalaman, baru aja lulus SMK... Digempur kayak gimana nggak ngaruh, bahkan mau bolak balik Magelang Jogja tiap hari... Sekarang udh 3 tahunan kerja dan masih bertahan... Salut sih... Jadi kalau kalian mau bisa bertahan dan bisa meningkatkan kualitas generasi selanjutnya, pesan Koh Raymon ini penting banget... Dan saya setuju... Tantangan berikutnya akan ada lagi ketika menghadapi generasi yg berbeda... generasi beta... Seperti halnya kami milenial menghadapi kalian, seperti halnya generasi x menghadapi kami, dan seterusnya....
@sentientialcrisis9919Ай бұрын
Saya setuju.. Sudah saatnya kita semua mengakhiri konflik antar-generasi. Kita semua seharusnya bekerja sama untuk masa depan yang cerah, bukan terpisah dan tidak akur.
@adisiswanto254617 күн бұрын
Tambahan ya hidup itu pilihanmu, semua tergantung polapikir, kalo kamu memilih stres lu akan depresi tapi kalo Lo cari jalannya syukur,, gimna bisa buat dirilo bahagia, insyaallah gak bakal depresi, misal Lo pusing stres sama kerjaan, ya gajilo buat membahagiakan menyenangkan dirilo😊
@kshurablinkАй бұрын
Thanks bang, jujur saya sebagai gen-z generasi awalan lah ya karena lahir tahun 2003 . Emang betul banget saya susah fokus, susah profesional, gampang ke distract dengan hal kecil, terutama saya sendiri emang bodoh dan egois yang selalu ingin diperhatikan orang lain, yaa intinya selalu ingin dipujilah 😢. Namun akhir akhir ini gua sadar gua gak bisa terus begini, harus lebih profesional dan menjunjung tinggi kode etik. Sebab, saya juga seorang guru, masa guru tidak profesional mageran dan susah fokus.
@HanafiAzmi-bd1nfАй бұрын
Beda Ama gw bg, gw yg selalu di puji puji di lingkungan gw yg sekarang malah racun buat gw
@Rapliii19Ай бұрын
Sebenernya yah yang bikin kita gak berkembang tuh lingkungan gak sih keknya gw kayak gini juga karena lingkungan gw gitu² aja
@Faujan007Ай бұрын
pantesan dikit dikit di kriitik baper ternyata oh ternyata kemakan standarisasi sosmed, nah bener sekali bang butuh perjuangan apapun itu,karena instan itu faktor keberuntungan Ingat keberuntungan hanya sebagian orang yg dapat. mantap Kohhhh unek uneknya dikeluarij
@riyadushsholihinstudyАй бұрын
1:53 men-Justifikasi tuh apa sih definisi simplenya?. "Telen Perkataan mentah-mentah(klo itu masuk akal) tanpa pikir panjang" kan?.
@andechiiwirnata9078Ай бұрын
Thank you untuk konten ini, semoga bisa reach ke Gen Z dan menjadi wake up call. Kerja sama gen Z memang capek karena baper, tiba² ngilang, kurang menghargai waktu orang... Tapi mudah²an ini hanya proses pendewasaan😅
@dearahadian1484Ай бұрын
You're totally right 👍 Saya punya banyak sekali anak didik (crew) dari Gen Z dan dari berbagai macam negara, and it doesn't matter from where you are, they're similar. How do I approach them? Mereka butuh validasi, if we can give them a proper validation, they'll listen to what we're saying. Terkadang tidak selamanya kita dapat memenuhi atau mengakui mereka, dan itu berat buat kita Gen X atau diatasnya. Great topic, semoga Gen Z dapat banyak berubah dengan adanya video ini dan banyak berkontribusi ke negara.
@macanguring6886Ай бұрын
Sebenarnya dr jamannya gen milenial atau sebelumnya pun selalu ada orang2/kelompok yg ingin membawa budaya/tren toxic kedunia ini, cuman bedanya sekarang pengaruh medsos teramat sangat besar, itulah yg meng influence generasi jaman skrg terlepas itu gen z atau gen2 lainnya, inilah kenapa secara tidak langsung membuat pengaruh buruk sekaligus stigma negatif ke gen z atau mungkin ke gen2 setelahnya…tp kita masih beruntung, setidaknya dengan konten2 seperti ini gen z atau gen manapun harusnya bisa introspeksi diri, kita itu hidup harus berkontribusi bukan hanya mencari benefit, jangan cuma ingin jadi benalu bergaya inang…
@muhammadjoko8297Ай бұрын
Kenapa selalu memojokkan Gen z? Gen z adalah bentuk didikan dari Generasi Sebelumnya. Gw muak sama orang yg selalu memojokkan Gen Z karna ga mau di setir. Kalian memojokkan Gen Z , karna Faktanya perusahaan di Indonesia cuma mau memperbudak karyawan. Kalian kesal karna Gen z ga mau diperbudak, ingin menggaji Gen z semurah mungkin dan bekerja sekeras mungkin. Kenapa kalian terlalu fokus cuma ke Gen Z seolah olah Generasi sebelumnya udah sempurna, Gen Z dianggap bodoh hanya karna ga mau diperbudak seperti Gen gen sebelumnya, justru yg Naif itu Gen sebelumnya. Karena merasa mereka punya mental baja, tahan banting. Padahal itu cuma mental budak yg ga sadar dimanfaatkan perusahaan di indonesia, untuk menggaji mereka sekecil mungkin tapi kerja dibawah tekanan sekeras mungkin
@macanguring6886Ай бұрын
@ skrg saya mempekerjakan beberapa pekerja lapangan dengan upah 3 jt per orang/per minggu/sekali jobdesk menjadi pengawas timbangan di lapangan, + uang makan minum rokok 250 rb per hari, kamu anggap itu murah atau tidak? Sedangkan idealnya bisa saja sy memberi upah 7 -8 jt perbulan dengan pekerjaan yg sama, saya sampai seperti itu agar mereka bisa tetap semangat dan fokus kerja di lapangan sehingga jika mereka rajin bisa memperoleh upah bersih 9 - 12 jt perbulan, (diluar uang makan 5,2 - 7 jt perbulan), Dan saya tidak mengeneralisir semua gen z seperti itu, ada genz yg memang bekerja sangat baik, namun yg seperti dimaksud memang rata2 dr karyawan2 gen z…dr yg saya alami di sini jika pekerja gen z berhasil mendapatkan 2 kali job desk aja dlm sebulan mereka izin libur seminggu ( seminggu bahkan bisa lebih dan tiap bulan cuy alias cepat puas dan tidak mnsyukuri pekerjaan). Meskipun disaat pekerjaan kami sedang padat & masih banyak jobdesk menunggu, (karena dalam setahun ada di bulan2 tertentu atau kurang lebih 2 - 3 bulan dimana usaha kami memang tidak terlalu ramai job nya tpi tetap ada job2 kecil) berbeda dengan gen milenial yg minimal 4 kali jobdesk bahkan lebih baru izin libur… itulah perbedaan kalian…dan skrg hanya 1 orang pekerja gen z yg masih sy pekerjakan karena dia memang bekerja secara profesional…terserah kalian jika tidak ingin merasa di perbudak silahkan ciptakan lapangan kerja sendiri, dan setiap bentuk usaha atau perusahaan tidak ingin membeda2kan generasi pekerja selama itu masuk akal antara cost dan profit usahanya …
@thomaskristian6123Ай бұрын
@@macanguring6886 betul top komen. Bdw saya dari gen milenial, lagi nyari kerjaan bang. Ada lowker gak di tempat nya Abang.?🙏
@macanguring6886Ай бұрын
@@thomaskristian6123 sampai saat ini ratio antara pekerja dan kapasitas job rutin yg kami terima terbilang sdh cukup sih…lagipula usaha kami ini agak di pedalaman kalimantan, ada perjanjian tidak tertulis/semacam etika yg kami jalin jika para pekerja memang diambil berdasarkan rekomendasi & harus dr orang sekitar…semoga kamu segera dapat pekerjaan yg cocok ya…🙏
@isaalmahd715229 күн бұрын
@@macanguring6886izin tanya mas, ada loker ga ya di perusahaannya? 🙏 saya pengalaman di kontraktor kurang lebih 3 thn
@freepalestina162Ай бұрын
buat gen z yang sedang mengalami trauma, kecemasan, dan depresi perbanyaklah literasi dan ilmu sesungguhnya ilmu dan literasi bisa membuatmu bangkit dan bertawakalah kepada Allah
@aipstreamingАй бұрын
Gen Z, mempermasalahkan yg seharusnya tidak dipermasalahkan. Mempersulit yg seharusnya tidak sulit. Menjadikan "OH HARUS BEGINI" jadi "AH GA MAU TAU".
@farewell-done241228 күн бұрын
Bener. Blundernya paling fatal. Ga bisa misahin mana yg harus dipermasalahkan, mana yg bisa "suka2 gue" dan yg tidak,mana situasi yg butuh empati dan mana yg justru harus diputus rantai nya
@sidrakor2384Ай бұрын
Dari beberapa karyawan Gen Z, Baru kemarin cut 2 gen z yang jago bikin ane tiap hari ngelus dada : Baperan, kurang inisiatif, tidak bisa sat set, kurang tanggung jawab pada jobdesk yang nyebabin banyak point yang tidak selesai dan sering ga masuk kerja 🫠
@RidwanAnnas-su6qmАй бұрын
Benarkah Gen Z Segagal yang Kita Bayangkan? Generasi Z, atau yang biasa disebut Gen Z, mencakup mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Tumbuh di era revolusi digital, mereka sangat terhubung dengan teknologi dan media sosial. Kehidupan mereka pun berbeda jauh dari generasi sebelumnya. Namun, di balik keunggulan mereka dalam dunia digital, Gen Z seringkali menghadapi stereotip negatif. Mereka dianggap malas, tidak kompeten, dan kurang siap menghadapi dunia nyata. Apakah anggapan ini benar adanya, ataukah hanya sekadar prasangka? Menurut Dr. Jean Twenge, seorang psikolog dan penulis buku "iGen", Gen Z memang menghadapi tantangan besar, khususnya dalam hal kesehatan mental. Tingkat kecemasan dan depresi di kalangan generasi ini lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, yang sebagian besar dipengaruhi oleh media sosial. Namun, tantangan tersebut tidak membuat mereka lemah. Sebaliknya, Gen Z menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan mental dan isu sosial. Mereka juga dikenal kreatif dalam mencari solusi atas berbagai permasalahan. Tak hanya itu, survei dari Pew Research Center menunjukkan bahwa Gen Z menghadapi tekanan besar dari segi ekonomi dan ketidakpastian pasar kerja. Biaya pendidikan yang tinggi, ancaman utang, serta persaingan global menambah beban yang harus mereka pikul. Meski demikian, mereka tetap mampu beradaptasi dengan cepat. Menurut David Stillman, pakar generasi, Gen Z lebih memilih jalur kerja fleksibel seperti freelance atau berkarier di industri digital, dibandingkan pekerjaan tradisional yang stabil namun kaku. Dalam dunia kerja, motivasi Gen Z juga berbeda. Mereka lebih mengutamakan pekerjaan yang bermakna dan sejalan dengan nilai pribadi mereka, alih-alih hanya mengejar gaji tinggi. Hal ini seringkali dipandang sebagai ketidakseriusan oleh generasi sebelumnya, tetapi bagi Gen Z, ini mencerminkan tekad mereka untuk menciptakan keseimbangan hidup. Namun, potensi Gen Z tidak bisa diabaikan. Generasi ini memiliki kemampuan inovasi yang luar biasa. Mereka memanfaatkan teknologi untuk menciptakan peluang baru, baik dalam bentuk startup, aplikasi, maupun gerakan sosial. Banyak dari mereka yang berperan aktif dalam isu global seperti perubahan iklim dan kesetaraan gender, menunjukkan kepedulian mereka terhadap masa depan. Sebagai generasi yang lebih tua, kita perlu memberikan ruang bagi Gen Z untuk berkembang. Menurut Adam Grant, penulis "Think Again", kolaborasi antargenerasi adalah kunci untuk menciptakan solusi inovatif yang lebih baik. Kita harus mendengarkan mereka, memahami tantangan mereka, dan mendorong mereka untuk menunjukkan potensi terbaiknya. Pada akhirnya, setiap generasi memiliki tantangan uniknya masing-masing. Gen Z bukanlah generasi yang gagal, melainkan generasi yang sedang beradaptasi dengan dunia yang penuh perubahan. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa kita menuju masa depan yang lebih baik. Referensi: 1. Twenge, Jean. "iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy-and Completely Unprepared for Adulthood." Atria Books, 2017. 2. Stillman, David, dan Jonah Stillman. "Gen Z @ Work: How the Next Generation Is Transforming the Workplace." Harper Business, 2017. 3. Pew Research Center. “On the Cusp of Adulthood and Facing an Uncertain Future: What We Know About Gen Z So Far.” 2020. 4. Grant, Adam. "Think Again: The Power of Knowing What You Don't Know." Viking, 2021.
@sentientialcrisis9919Ай бұрын
Semoga kamu bisa bekerja sama dengan Gen Z yang bertanggung jawab dan ulet kerja 👍
@roesman.roesman.50528 күн бұрын
Bagus Bung Raymond Chin Saya aja pingin dievaluasi dan dikritik orang. Saya gak butuh orang yang tanya saya kerja di mana? ❎ Saya selalu evaluasi diri dan terbuka jika ada saran dari orang Saya berperilaku dan berbicara, orang disekitar saya yang menilai. Allah SWT ciptakan saya untuk dievaluasi perilaku saya dan saya juga mengevaluasi perilaku orang lain.
@MadeWidy27 күн бұрын
Ok
@hasyimizwan2066Ай бұрын
Berkat didikan, mentaliti, attitude n disiplin dari org tua, keluarga n guru2 di sekolah bermula dari kecil, majoriti gen z di Malaysia tidak seteruk gen z di indonesia.. Alhamdulillah syukur YA ALLAH..
@ahmadasad7001Ай бұрын
bagus
@erhazetАй бұрын
Betul memang kalau Malaysia itu SDMnya lebih berkarakter daripada SDM Indonesia
@PrvktrАй бұрын
Bagus. Makanya sekarang diserbu bangla
@edwardelric1163Ай бұрын
@@Prvktr Lah? kok bahas bangla? yang dibahas disini itu Gen Z bukan bangla
@FitriSari-y9cАй бұрын
1. Didikan agama masih kuat 2. Kalo dikasih tahu gak ngelawan merasa si paling bener 3. Orang tetua masih banyak yang menghormati. 4. Menasehati secara blak"an masih sgt ditoleransi karna memang untuk kebaikan sendiri. Bukan kaya disini.. malah jawab "emang loe siapa? gausah ngatur hidup gua" 😂
@nurnadhirahsaing6169Ай бұрын
Saya sebagai gen Z setuju sama bang Raymond. Video ini memang kelihatan dan kedengaran jahat tapi percayalah, ini merupakan salah satu bentuk "kasih sayang". Di Malaysia, ada sebuah pepatah berbunyi, "sayang anak tangan-tangankan". Artinya kalau sayang sama anak harus selalu "negur" sama "hukum" sang anak apabila mereka melakukan kesalahan biar menjadi manusia yang berakhlak baik. Negur dan hukum di sini bukan berarti menyakiti anak dari segi apa pun, tapi merespon dengan sewajarnya jika anak melakukan kesalahan dan jangan dibiarin aja. Nah, peparah ini cocok sama apa yang bang Raymond lakukan di video. Kata-katanya pedas, tetapi merupakan sebuah teguran buat para gen Z. Jujur, saya sendiri pernah merasakan apa yang bang Raymond katakan. Mudah baperan, sering bandingin diri sendiri, iri melihat kesuksesan orang2 di sosmed, memendam rasa daripada berbicara secara empat mata, mau segalanya instant, etc. Tapi Alhamdulillah, saya banyak membaca postingan2 dan menonton video2 yang mengandungi nasihat positif, sehingga saya bisa untuk terus kuat menghadapi tantangan yang mendatang. Ingat guys, di dunia ini gak semuanya bakal terus manis dan indah. Ada masanya kita akan melalui masa2 yang pahit dan suram. Tapi masa2 itulah yang akan membantu kita menjadi semakin dewasa dan mempunyai wawasan yang lebih baik.
@FeliciaHendraDwiPutri27 күн бұрын
Jadi pengen kerja d bawah bimbingan anda.. Yakin gw bisa jd orang pinter n sukses kl belajar dr anda👍👍.. Sulit nyari orang kek gini.. The one and only. best person that i ever know... God Bless ko..
@SuksesLogisАй бұрын
Sangat setuju soal profesionalitas di tempat kerja, rata" gen-z sperti yg dijelaskan di vidio, memang gak smua, tapi rata" . Krn gw di kantor dengan posisi sbagai atasan, dan ngehandle gen-z itu harus banyak sabarnya, bahkan kadang diremehin pun harus banyak sabar nya 😢
@qutamisyamАй бұрын
ini konten literasi + edukasi yg full manfaat banget buat di simak bae2 (dengerin sambil di pahami bnr2 y) kakak2 millenial dan adik2 gen Z dari awal banget video sampai tuntas selesai (jgn setengah2/sepotong2) klw gk mau ending'y bakal keliru memahami. coz di konten ini Ko Raymond lumayan adil untuk jelasin dari sudut pandang millenial dan dari sisi gen Z itu seperti apa bahkan secara gamblang. please jgn trllu mudah melabeli diri kalian dan org lain semacam mental health, NPD, dsb nya Krn sebab sesuatu yg kurang berkenan di terima oleh diri kita. coba berusaha dulu utk di terima, introspeksi, dan berusaha perbaiki. krn mengambil sebuah keputusan dgn kondisi emosi yg gk stabil itu biasa'y akan berending penyesalan, kebanyakan yaaa.... bertumbuh itu terus berlanjut tanpa batas usia, terbukti di video inipun ko Raymond ngasih tau klw org2 yg udh sukses, kaya, pengusaha dsb itu ttp bisa menerima saran, ide, bahkan kritikan klw itu memang utk bertumbuhnya mereka dan usaha mereka jd lebih sukses lagi. terima kasih banyak ko Raymond dan tim yg udah mau berbagi ilmu, waktu, dan dedikasi diri dan kepintaran kalian melalui konten2 yg insyaallah bermanfaat dan berdampak positif untuk kami yg menyaksikan.
@muhammadjoko8297Ай бұрын
Kenapa selalu memojokkan Gen z? Gen z adalah bentuk didikan dari Generasi Sebelumnya. Gw muak sama orang yg selalu memojokkan Gen Z karna ga mau di setir. Kalian memojokkan Gen Z , karna Faktanya perusahaan di Indonesia cuma mau memperbudak karyawan. Kalian kesal karna Gen z ga mau diperbudak, ingin menggaji Gen z semurah mungkin dan bekerja sekeras mungkin. Kenapa kalian terlalu fokus cuma ke Gen Z seolah olah Generasi sebelumnya udah sempurna, Gen Z dianggap bodoh hanya karna ga mau diperbudak seperti Gen gen sebelumnya, justru yg Naif itu Gen sebelumnya. Karena merasa mereka punya mental baja, tahan banting. Padahal itu cuma mental budak yg ga sadar dimanfaatkan perusahaan di indonesia, untuk menggaji mereka sekecil mungkin tapi kerja dibawah tekanan sekeras mungkin
@rizkihartono9792Ай бұрын
When you love the process then you will love whatever the result. Tuhan sudah menyuruh kita utk fokus di ikhtiar bukan utk fokus di hasilnya.
@pandutrihatmodjo1124Ай бұрын
Apresiasi besar buat konten ini... 1.etika dalam mengkritiknya dapat,ngasih tau secara jleb to jleb tapi tetap mengapresiasi nilai apa yang kita punya 2.penyampaiannya emang terasa tulus untuk membangun bukan cuman sekedar menghakimi dan sekedar yapping😂 3.pointnya jelas,baik itu dari point ngasih pelajaran maupun ngasih tau celah kita dimana to the point gak banyak bacot Terimakasih atas speak up nya mengenai kebobrokan kami
@sitihamsaniah8225Ай бұрын
Ayo Gen Z , saatnya kalian jadi pengusaha Muda ! Jangan melulu bercita2 jadi karyawan. Belajarlah sabar untuk investasi jangka panjang ! Selain iptek, Iman dan taqwa pun bekal berharga untuk kalian bisa menghadapi tantangan/ macan kehidupan di masa depan
@Rapliii19Ай бұрын
Nah itu gw mikirnya kesitu gw juga gak pengen jadi karyawan seumur hidup
@ARS.030Ай бұрын
Pengusaha muda pastinya banyak tantangannya yaitu kegagalan dan tidak sesui yang diharapkan. Tapi apakah gen z tipikal yang kerja keras, sabar dan gigih untuk terus berusaha dari kegagalan?
@riki8782Ай бұрын
Ga ada modal ya susah.😅
@naufadizaАй бұрын
semangat terus gen 90... difase sekarang beban kita menuju puncaknya, apalagi kalo keadaan ekonomi masih belum stabil, ga ppaa, kita biasa bertahan & menang... ❤
@demon_0.Ай бұрын
Kamu patut ko menang sebutan "bapak literasi" karna memang seakurat gitu bikin riset tentang data + bikin videonya juga cocok sesuai hari ke hari Thanks ko Raymond udh mengajari kami eh maksudnya BPK literasi 😅❤🔥
@lordforger_2619Ай бұрын
Dr awal gw ngikutin elu ko pertengahan tahun 2023 sampe skrg dan sejauh ini apa yang lu sampein ke kita" mayoritas gen z ini sgt bermanfaat dan setelah gw terapin ternyata real bgt Thank u untuk ilmunya ko🎉
@yulitrirahayu76125 күн бұрын
Bener Ko...kalau sudah kerja apa pun kondisinya ya bertanggung jawab. Jangan sembunyi dibalik "mental health". Orang ga akan melihat masalah kita ya, bereskan dulu tanggung jawab kita
@kartikamoonАй бұрын
Terima kasih Ko, curhatan elu mewakilkan kekesalan gw selama ini. Gw bangun Penerbitan di awal tahun 2024, partner gw Gen Z 2 orang, sampai akhirnya cuma berjalan sampai akhir tahun ini mereka ga kuat dengan bilang gw terlalu perfectionist lah, gw egois lah, mereka ga bisa nyamain spirit gw lah. Sampai akhirnya gw mutusin kalau gw ga mau lagi bangun bisnis bareng sm Gen Z. Tapi gw percaya banyak Gen Z di luaran sana yg emg tangguh, ga baperan, inisiatifnya tinggi dan gw belum ketemu aja sama mereka.
@ochivefАй бұрын
sabar ya bang, pasti lu nanti dapat gen z yg lebih baik
@kartikamoonАй бұрын
@@ochivef Iya bang, tapi malah jadi bikin trauma buat gw. Jadi mikir berkali-kali kalau mau punya partner bisnis gen z
@arifhakim6056Ай бұрын
0:34 Iklan Seblak Terselubung, menghipnotis dalam alam bawah sadar...
@novitayantie598Ай бұрын
Let him cook😅
@DinSaefudin28 күн бұрын
Jangan pernah terikat kepada 3 hal Harta Tahta Wanita Lalu apa yang harus aku pegang teguh. ilmu pengetahuan Salam sukses
@fatimahh_ctАй бұрын
Ya setiap orang tidak bisa memilh terlahir di generasi mana. Tapi bukan salah Gen Z sepenuhnya karna ada juga peran pengasuhan orang tua dari generasi sebelumnya. Tapi di zaman sekarang memang jadi tantangan sendiri didunia serba cepat, tanpa sadar membentuk pola pikir instan. Setuju banget setiap generasi harus belajar terutama Gen Z yang menapaki usia produktif. Apa pun Peranmu belajarlah kepada Orang yang berpengalaman dan dapat diambil ilmunya juga mereka yang menjaga adabnya
@paddyjunАй бұрын
ga bisa memilih lahir di zaman mana tp mereka bisa memilih untuk commit apa ngga. salah ya mah salah aja gen z ini. apakah kurang pendidikan dr ortu atau guru? ya ngga juga. ya mereka salah menempatkan diri aja berada di lingkungan pergaulan yg mana. salah mencari referensi yang benar. saya rasa mah diinternet juga banyak konten yang baik juga. kuncinya kan kalau dikasih tau hal baik jangan ngeyel, punya niat untuk menjadi lebih baik, percaya kepada yang lebih berpengalaman, jangan egois dan merasa sok pinter, jangan banyak bacot kritik tanpa solusi. saya rasa mah ini berlaku disemua zaman.
@bottomethgear9622Ай бұрын
Saya bisa beri komentar yang agak hangat/panas. Salah/tidaknya gen z di situasi ini tidak relevan. Seberapa banyak kritik/caci maki dari generasi atas pun tidak relevan. Dalam kurun waktu dekat, dunia ini akan dijalankan oleh gen z. Apa yang dihasilkan oleh gen z, dengan cara gen z, akan dinikmati oleh gen z. Dan generasi-generasi diatas gen z akan meninggalkan dunia, tidak tahu kelak dunia seperti apa dengan hidup ala gen z yang digadang-gadang "bermasalah" itu. Semua orang punya hak untuk memilih mau bekerja dengan/mempekerjakan orang yang seperti apa. Kelak ketika generasi diatas gen z sudah tidak ada, ya tidak ada pilihan, selain mempekerjakan sesama gen z, atau dibawah gen z. Poinnya adalah belajar atau tidaknya suatu generasi atau individu itu tidak tergantung pada kita, tapi tergantung pada keadaan mereka. Kalau apa yang mereka lakukan pada akhirnya membawa kerugian bagi mereka sendiri, ya mereka akan terdorong untuk belajar. Kalau tidak, ya berarti apa yang mereka lakukan bekerja baik-baik saja. Membuat suatu generasi mengikuti tatanan generasi lain itu buang-buang tenaga. Pada akhirnya setiap generasi dibentuk oleh keadaan masing-masing.
@bottomethgear9622Ай бұрын
@@paddyjun kalau masih mikir salah siapa ya kamu tidak ada bedanya dengan gen z dik. Saya lihat yang kenalan saya juga kalau anaknya nangis pakai jalur instan, kasih cocomelon aja. Ya soak otaknya. Mau bapak mau anak sama-sama maunya instan, terima jadi. Ya mau jadi apa dunia.
@thomaskristian6123Ай бұрын
@@paddyjunbener sih bang... Gw dah sering di rendahin Ama gen z. Bahkan adek gw sendiri palakunya. Di nasehatin baik2 ngeremehin, di marahin malah ngelawan, eh malah bapak gw ngebelain dia. Ywdah abis tu gw ga mau tau, mau mereka hidup atau mati, gw ga peduli lagi😂
@yuanitarizkiwijayanti539Ай бұрын
Terima kasih Koh Rey, kontennya bagus bgt. Meskipun saya bukan gen Z, tapi itu menjadi masukan bgs bgt buat saya untuk terus memperbaiki diri dan bersemangat belajar untuk meningkatkan value saya. Konten ini juga mengingatkan peran saya sebagai calon istri dan calon ibu betapa penting menyusun kurikulum mental, adab untuk pendidikan anak-anak. Semangat Koh Rey, Dan ditunggu konten selanjutnya
@dediprihatinsihombing6536Ай бұрын
🎉
@IrmaFitriani-i8s27 күн бұрын
Bang, gua tontonin konten konten lu sebelum tidur biar jadi asupan positif buat gua daripada gua scrolling sosmed ga jelas liat kehidupan orang lain lewat sosmed yang malah bikin gua makin naif bahkan standar kebahagiaan gua jadi kepengen kek mereka. Makasii bang, semangat terus spread positif buat kaum kaum gen z biar kita lebih merasa tertampar dengan semua ucapan yang udah lu jelasin. Bang sumpah lu keren🙌
@ZYANSMАй бұрын
Baru paham kenapa dulu si bos suruh jangan maen sosmed. Simpen data transaksi / struk belanja di minimarket dsb. Update status tentang tempat kerja pernah kena tegur. Ditempa selama 4 tahun untuk "menderita" dalam sangkar. Awalnya gw banyak ngeluh tapi setelah merenung dan berpikir akhirnya gw paham maksud dan arahnya kemana. Jujur gw ga pinter2 amat, sering kali mengulangi kesalahan yang sama, kena tegur dalam hal yang sama. Bermodalkan kejujuran dan loyalitas akhirnya gw dapet yang namanya buah dari proses. Itu hanya singkat cerita, intinya jangan bermental mudah menyerah. Pengalaman mempengaruhi lu dalam menilai seseorang. Intinya kalo dapet bos yang keliatan ketika susah atau senang dia ga pernah ada kata mecat lu lebih baik loyal dulu aja. Karena disaat bangkit, si bos bisa lebih loyal terhadap lu, atau bahkan lu bisa jadi pewaris blueprint selanjutnya. Semua itu masalah pola pikir, lu seorang pejuang pada akhirnya akan menemukan jalan kepada kesuksesan. Lu pecundang, pada akhirnya akan terombang-ambing dan terjebak akan pola pikir yang membelenggu diri lu sendiri.
@somwanorsamtingАй бұрын
bener kata windah 🗿 "Jadi anak jangan sombong, jangan melawan orang tua, jangan takabur...~"
@idhamaja297Ай бұрын
Djangan awoer-awoeran 🗿
@tajathirah9 сағат бұрын
Thank you kak udah buat vd ini dan ini aku setuju bgtttt aku yg anak gen z pun sgt merasa melihat seumuran aku dna dibawah2 ku memang banyak yg hrs diperbaiki terutama dari pola mindset mereka dan etics2 mereka jg. Sosmed emg sgt amat berpengaruh byk yg jdnya mager sampe scroll berjam2, kl sosmed dimanfaatin bercuan oke tp no untuk scrolling time and that's make waste time. That's the point dri yg lainnya adalah "bagaimana cara kita berpikir" > mindset yg hrs ditata ulang dan dri adanya itu "do action" then berkumpul dg manusia2 yg memang kalian butuhkan. Manfaatkan sosmed untuk hal2 bermanfaat jg ntah ngonten atau bisnis dll. Salam gen z, yuk bangkit! 🔥
@Dk-cf9ukАй бұрын
ternyata yg sempet setress sama Gen Z bukan cuma GW , gua muak sama mereka yg baperan & gak sopan berani bentak bahkan sama manager yg ngingetin mereka. Note : gw gak maksud nge-staple all gen z itu bullshit , tapi hampir semua yg kerja gw temuin penyakit "baperan nya ini loh" cerna dulu situasinya , pahami dulu orng ngomong apa bukan langsung nge gas ! kyk gak punya adab sama yg lebih tua.
@evolusioner07Ай бұрын
I feel tertampar
@kartikamoonАй бұрын
Gw juga pernah bangun usaha sama Gen Z, sumpah MUAK. Giliran gw kasih kritik mereka bilang gw perfectionist, bilang gw egois. Lah giliran gw minta mereka kasih inisiatif supaya usaha ini lancar, jawabannya malah "kita ga ada inisiatif" padahal itu bidang mereka
@Exoskel2Ай бұрын
Gen z soalnya kalau beda pendapat dikit dianggapnya toxic. Kalau lagi seneng seneng disebutnya toxic positivity. Kalau dikritik boss dianggapnya bossnya toxic abusive. Atau apalah itu bahasanya Twitter
@gerrardshaw4667Ай бұрын
i feel u bro. Waktu itu pernah koreksi kesalahan mereka. Waktu negur/koreksi pun nadanya netral. Tapi mereka malah ngegas dan bapernya pun sampe sekarang. Seriusan masa depan bangsa ini sangat menghawatirkan si dengan ditambah pemerintahan buruk kaya sekarang
@aliyasaabubakar1643Ай бұрын
Seharusnya aku ketemu bos kaya gini... Aku gen z tapi atasanku bukan nyuruh kerjaan tapi masuknya ranah pribadi kaya lo temennya siapa, makannya apa, habis ngapain, bla bla bla, kek orang tua gua tapi ya orang asing ngapain sampe segitunya😢😢😢 sumpah sekali dua kali oklah berarti berusaha ramah, tapi lama lama tuh muak njir jijik
@tetilisnawati4043Ай бұрын
rata rata gen Z, kerja so iye...hasil nol besar.... dinasehati malah ngeyel, begitu kena batunya mewek cari pembelaan... ingat sekuat apapun kemampuan kalian, kalian kalah dari pengalaman... so hargailah rekan kerja kalian yang lebih tua/ senior mu... dekati dia, cari ilmunya sebanyak mungkin,dan hormatilah dia,so dia akan senang hati mengajari mu sepenuh hati
@AchmadMaulana-e7nАй бұрын
Kata kuncinya "mungkin senang" dan "kalo beruntung"
@febrifebri5272Ай бұрын
Generasi jaman terdahulu sudah teruji dan terbukti sukses. Belajarlah dari pengalaman hidup para senior. Ambil baiknya buang buruknya.
@ismailbila06Ай бұрын
Sebenarnya semua Gen itu hanya berulang saja kemampuan nya, orang Boomers bilang millenial bermasalah, millenial bilang Gen Z masalah dan seterusnya nya, yg jadi masalah attitude nya yg makin ke bawah makin hilang, dan gen Z merasa mereka tau dan lbh ngerti dari generasi diatasnya karena semua bisa mereka temukan di internet, ini yg banyak dilihat generasi diatas nya bahwa gen Z rada soong, nah pada saat gen Z ini ke reality life baru keliatan klo pengalaman segala nya dibeberapa bidang seperti operasional, Marketing dan pekerjaan2 yg membutuhkan personality skill, speed thinking dan inovatif. Jadi kalau mau manfaat kan Gen Z harus di ajarkan analisa bisnis dulu baru ke lapangan baru bisa dimanfaatkan. Klo langsung ke lapangan percaya lah mereka lbh sok pinter diantara gen lainnya dan akan fatal hasilnya 😂😂
@AntiPembodohanАй бұрын
Fakta lapangan genZ itu bukan sebutan untuk golongan generasi th lahir, melainkan golongan termakan trend jaman. Banyak kok org kelahiran 9x yang karakter seperti yg dsebut sbg GenZ. Intinya korban trend jaman ini adalah mreka yg dkit2 mental health issue, mreka malas untuk mencerna history suatu case sehingga cukup di level apa yg trend itu yg benar lalu mudah judge. Bahaya dari kemudahan yg mereka terima ialah meremehkan hal fatal yaitu "INTEGRITAS". Saat ini krisis org punya value.
@Ensiklopedia_DasarАй бұрын
Betul
@cidkageno4948Ай бұрын
Bukannya gen Z yang Raymond maksud lebih ke yang kelahiran 2007-2000 an?
@ffyyddhАй бұрын
emg anak 2003-2007 udah kerja dikantoran gitu ya?@@cidkageno4948
@SekilasDunia6 күн бұрын
Sekilas Dunia Percaya... "SADAR DULU"...👍🏻
@raisahsuarni182528 күн бұрын
Poin-2nya bagus semua, saya setuju. Saya tambahkan satu saja, Gen Z berdasar pengalaman saya keras kepala ampun merasa udah paling tahu. Mungkin karena begitu mereka lahir sudah dengan internet di depan mata, semua bisa dicari Jadi susah banget dikasih tahu, padahal salah. Dikerasi malah nangis dan ngadu bukannya introspeksi. Gak nyadar kalo buang waktu orang lain itu bikin kesel dan gak efisien di dunia kerja.
@Malz164Ай бұрын
Saya sebenrnya udah males curhat.. tapi ya hati saya tergerak buat melakukannya. Saya seorang gen z, di awal tahun 2022, saya pernah bekerja di sebuah kursusan dengan label franchise ternama.. umur saya waktu itu baru 19 tahun dan di tawari mengajar oleh ownernya karna dia mengetahui kemampuan saya dalam berbahasa inggris, di saat itu juga saya memulai karir saya sebagai GURU LES. Bayangkan saja saya sudah bisa mengajar les di kursusan b inggris di umur 19.. bisa di kira² seberapa besar arogansi saya pada masa itu😂 Singkt cerita beberapa bulan berlalu, Persis seperti yang di vidio katakan.. saya menjadi orang yang sok tau, sok paham, sok mengerti yg namanya inovasi dsb. padahal sebetulnya kemampuan saya 0 besar😂 saya komplain masalah ini, itu, menganai hal yg ga seharusnya di lakukan oleh sistem pekerjaan, dll. Semua saya pikirin dan saya ikut ambil pusing di dalamnya wkwk, ya.. begitulah saya di waktu itu.. sangat² NAIF.. merasa si paling berguna, padahal sebenarnya tidak bisa apa apa.. Tetapi walau begitu, dengan kedatangan saya sebagai bagian dari karyawan di perusahaan kursusan b inggris tersebut, perusahaan menjadi bertumbuh dan tidak stuck seperti sebelumnya.. banyak sekali murid²/peserta baru yang mulai belajar di sana. Semua sistem administrasi dan penjadwalan secara perlahan dan bertahap saya rapih rapih.. bersama dengan leader saya. Singkat cerita, beberapa minggu berlalu.. Tiba² masing² guru di panggil, per orangan ke ruangan leader saya.. ketika giliran saya tiba dan di tanyai macam² pertanyaan, tiba² leader saya memutuskan untuk memecat saya.😂 Karna beliau kecewa berat dengan saya, dengan alasan saya menjelek jelekan namanya. Di saat itu saya bingung sejak kapan saya menjelekan.. yg saya alami waktu itu.. saya sering berdiskusi bersama guru les lain, waktu itu kami banyak mengkritik mengenai kebijakan leader saya yg menurut saya dan teman² kurang tepat dan merugikan, dan semua guru les saling sependapat..tetapi setelah interogasi tersebut.. saya di pecat😂 HIKMAHNYA KALIAN CARI SENDIRI😂
@morenoharjoyudanto8889Ай бұрын
Sama mas nasibnya hahaha, emang gen z susah diterima pendapatnya, Karena mungkin gen diatas kita kaget melihat kemampuan kita yang cepet banget tanpa proses yang mereka lakukan. Saya setuju kalo soal mentalitas gen z itu lemah, saya pun mentalnya juga lemah dan baperan. Tapi kalo soal kemampuan saya berani bertanggung jawab kalo gen z itu lebih hebat hebat, makanya kita selalu dipojokkan ketika berhadapan dengan gen diatas kita.
@morenoharjoyudanto8889Ай бұрын
Karena banyak yang ga terima Akhirnya munculah para cctv dan ular penyebar fitnah, hancur dehh muka kita di depan atasan, akhirnya dipecat juga...
@Resmawan-jw5dxАй бұрын
Kemampuan.ok. Attitude jelek Mental lumayan tapi Gampang Baperan. Belajar lagi de ya Krn loe sama sekali blom teruji ,anggap itu pengalaman
@SuomitroАй бұрын
Emang banyak "oknum" generasi atas yang anti kritik apalagi kalo kritik dari yang mereka anggap "di bawah mereka"
@sabatae2362Ай бұрын
Gen Z energinya memang besar, tp mrk suka meledak2 yg kadang ga cocok klo dlm organisasi
@ZulAhmad-g4t8 күн бұрын
Di agama, ada uang ada tanggung jawab, semangat buat para pejuang rupiah🙏
@lastmanstndg9349Ай бұрын
5:54 Titik awal poin perubahan itu harus sadar dulu
@Art_styleeАй бұрын
Saya lahir 1992. Menurut saya balik ke diri orang itu masing², di lingkungan kerja saya mereka yg fresh graduate banyak kok yg dewasa (gk cengeng). Mereka butuh partner leader aja. Ada temen saya kelahiran 90an hobbynya posting (flexing) jg kok. Pointnya balik ke diri masing² sih 🙏
@RizalBathekiАй бұрын
sebenernya bersifat gak baik itu gak ada syarat usianya, semua orang bisa. cuma kebetulan aja media sama beberapa orang itu cari kambing hitam. milenial 15-20 tahun ke belakang pernah di posisi Z sekarang, waktu itu belum punya pengalaman. akhirnya saat ini di umur 30-40an sebagian dari mereka udah lebih mapan sifatnya kan? dan bener kalo harus ada leadernya yg bisa pimpin dgn baik.
@irfanhidayat2076Ай бұрын
@@RizalBathekiMungkin juga gen x 25-30 tahun yang lalu juga ngerasain hal yang sama kayak gen z sekarang, bahkan gw percaya sampe generasi jauh sebelum silent generation pun pas mudanya juga ngalamin hal yang sama kayak gen z sekarang. Cuman pas masa muda mereka, semua gen sebelum gen z belum ada sosmed aja 😂kalo ada pun palingan millenial yang mengalamj sinyal lelet, kaga ada cerita curhat-curhatan di sosmed kalo situasinya begitu. Sebenarnya itu semua karena ego nya gen z aja yang masih tinggi, karena umur mereka masih kisaran 14-27 tahun, cuman karena ada sosmed aja makanya kesannya nih generasi kok parah banget. Tunggu aja gen z kelahiran 97 ulang tahun yang ke 30, gw yakin polemik gen z akan berkurang sedikit demi sedikit
@RedscarfssАй бұрын
Setuju banget kak, semua banyak faktor yg mempengaruhi, generasi bukan jd faktor utamanya tapi didikan lingkungan terdekat seperti keluarga, teman sekolah/kuliah, dkk.
@RizalBathekiАй бұрын
@@irfanhidayat2076 cari di google, ada istilahnya buat gen X: slacker generation sama MTV generation. merekalah yg beneran generasi 80-90an, yg tumbuh dewasa di era itu dan pernah disebut pemalas juga. akhirnya cuma soal nyalahin keadaan, terus aja berulang. yg muda sama tua sama sama gak saling mengalah dan ngerasa paling bener, ditambah lagi belum matang ambil sikap. keliatan kan bedanya sewaktu semua udah dewasa sama matang pikirannya.
@Jowypurple24 күн бұрын
Nah ini baru relate
@Jekylle120 күн бұрын
jujur banget. ga siap buat masuk dunia kerja. tapi di satu sisi gw siap buat belajar n terima kritikan. tujuan gw lebih ke maturing buat diri sendiri ke depan nya aja sih. nyari pengalaman.
@29MuhammadNurАй бұрын
saya gen-z tapi serius saya gak tau apa itu NPD di menit 2:03, ya mau gak mau saya cari tau dan akhirnya saya tau apa itu NPD (Narcissistic Personality Disorder atau gangguan kepribadian narsistik). setau saya dunia kerja itu ya Profesional still Profesional, kalo gak mau profesional ya resign simple tapi ya resiko di tanggung pemenang. entah kau memang beruntung kedepan atau malah buntung kedepannya.
@thelanguagemap6896Ай бұрын
Saya sebagai generasi Millenial, menurut saya apa yang terjadi pada Gen Z sekarang adalah kesalahan kita generasi yang lebih tua. It's not them who failed. Its us (Gen X and Millenial).
@handukgamersАй бұрын
Keren nih komentarnya 👍👍👍
@drock8439Ай бұрын
Sorry guwa sanggah..krn millenial pun dulu diperlakukan hal yg "keras dan sinis" oleh generasi sebelum nya tp respon ank millenial gak norak dan cengeng kya gen zet..
@thelanguagemap6896Ай бұрын
Exactly! Do you think millennial sekarang khususnya mereka yang udah jadi orang tua/ayah/ibu masih menggembleng mental anak anak mereka kyk orang tua kita dulu? No. Why? Karena mereka sibuk. Sibuk ngapain? Sibuk internetan juga, sibuk sosmed juga. Ujung²nya apa? ya, these kids had less attention from their parents yang seharusnya mampu memberikan mereka bekal² penting soal hidup. But they didn't do that. Bahkan untuk compromise kenyamanan mereka, spy nggak diganggu si anak², they let these Gen Z. They let them do what? Sama, di kasih hp, bahkan dibelikan, diberi kebebasan untuk internetan, main game, soscmed. If we say, dikit dikit anak gen Z curhat di soscmed, dikit dikit komplain. Well, they learned all of that from us, Millennial. Now, who to blame? Ortu? Our society? We, millennial and gen x, our negligence had let this happen to them. They're just products yang tanpa sadar sudah kita created. So, deal with it!
@kazukikun2043Ай бұрын
@@drock8439 sory w sanggah lagi nih bang, bener adanya didikan gen X ke milenial itu keras, tapi rata rata milenial ke gen Z itu berasa didikannya lembek dan kebanyakan mereka itu memiliki trauma untuk tidak menjadikan anak mereka seperti mereka, malahan gen Z ini kebanyakan di manjain Ama orang tuanya, gen milenial, jadi si anak ini punya sifat baper itu dari hasil didikan ortu dan pasti nya juga sosmed
@drock8439Ай бұрын
@kazukikun2043 gak semua milenial punya ank gen z..banyak jg gen x punya anak millenial..jadi emang gen zet nya aja yg cengeng Krn gak bisa ngikutin ajaran x sama millenial dan gak semua ortu millenial yg lembek ke gen zet..semua emang balik lagi ke diri masing2..dulu gen x sama millenial ditempa keras nya didikan boomer ..gen zet dikasih didikan yg sama malah cengeng..dan itu fakta..
@Godofharvestkamael22 күн бұрын
ada dua tipe manusia: jika diserang memilih belajar dan makin kuat/improviasi jika diserang tetap memelas dan tidak terima, memilih menutup diri kalian yang mana?
@MonzyJons10 күн бұрын
1🔥
@mikel_01Ай бұрын
Gua gen z tapi gua ngaku sih🗿 ya karena selama ini gua memang agak ngerasa, kalau gua terlalu mudah baperan, naif, sama pengen segalanya instan. Gua ngerasa pas waktu mulai² merenung tentang diri saya sendiri, "saya berpikir kok kerja saya kurang ya", "yang kurang dari saya ini apa". Semakin dipikir, akhirnya saya sadar, kalau selama ini saya yang salah, karena setiap hari ngeluh, dikit² salah atasan, dikit² bedmood pengen berhenti kerja. Semoga kedepannya lebih baik, hehe😁
@KingofFrayАй бұрын
we are on the same train
@mikel_01Ай бұрын
@KingofFray yeah
@KingofFrayАй бұрын
@@mikel_01 nice to meet you, fellow warrior. Let's do our best in our expertees in 2025
@mikel_01Ай бұрын
@KingofFray Yes, let's do our best, I wish you success
@FitriSari-y9cАй бұрын
Pernah pas baru lamar kerja diusia kira" 19 tahun.. bos ngerendahin depan bnyak orang, memang aku akui aku baper ga lama resign juga.. tapi faktor utamanya waktu itu bukan baper nya tapi skill aku yg masih ga cukup, dan si bos gamau ngajarin malah ga bisa ngajarin. Sarana waktu itu juga kurg memadai. Alhasil hasil kerja ga maksimal bgt. Kedua pernah juga kerja usia 20 thun. Bberapa bulan juga, resign lagi krna itu memang alasan kesehatan yg memang sgt harus diprioritaskan. Yg ketiga aku kerja di passion ku, gaji ga seberapa bos ya gk galak2 bgt cuman ya banyak juga sih masalah2 lain. Alhasil hasil kerjaku optimal, bodo amat ada masalah apa kek, mau dijutekin kek mau apa kek.. aku ttap stay dengan bahagia dgn pkerjaan ku. Kalau memang yg dimaksud si koko pertimbangan gen z ngerasa ga betah kerja di suatu tempat dgn mungkin alasan yg sama kya aku yaitu sbnrnya ga fokus kerja krna ga menikmati bukan passion nya dia.. menurutku gpp sih. Banyak memang org2 yg awalnya bukan passion stelah dikerjain malah menemukan kenyamanan dlm pekerjaannya tapi ya itu balik lagi ke tipe" org nya. Harus lebih mengenal diri sendiri sih kalo menurutku. Mengenal diri sendiri. Bukan mengenal org lain lewat postingan lalu kemudian merasa " iya ini gue banget" pdhal sedikitpun itu ga ada dlam bagian dirinya. Yg kedua memang gen z itu mendapatkan keinginan mereka tuh serba mudah, baik dari lingkungan mereka maupun dari didikan orgtua mereka.semua dibuat serba mudah. Ga kaya kita.. sabar udah dilatih dari kecil bahkan sampe umur dah 30 tahun baru melakukan beberapa impian masa kecil kita yg belum kesampaian. So untuk kedepannya didikan orgtua harus lebih mengutamakan pola pikir anak di masa depan dgn membiasakan mereka dgn sifat kesabaran, pengorbanan, semangat pantang menyerah dlam mengejar sesuatu. Bukan malah bilang "karna aku ga pengen anakku ngerasain apa yg aku rasain dulu" kita generasi2 kuat krna udah berhasil survive dlm menjalani rintangan hidup. Yaaa gk usah susah2 banget kaya emak bapak nya.. minimal ada' lah. 😊😊😊 semangat buat para genZ
@sentientialcrisis9919Ай бұрын
Semangat, kak!! Pantang menyerah 🤗
@frendyprabowo1750Ай бұрын
Real gen Z 😢
@FitriSari-y9cАй бұрын
@@frendyprabowo1750 jgn di sama ratakan semua org ya😊 saudara aja punya mindset yg beda, terlebih fisik nya berbeda, lingkungan yg beda, status ekonomi sosial yg berbeda.. 😊 aku mau bandingin perspektif berbeda dlam keadaan seseorang (entah itu gen z atau bukan) dlam mencari pekerjaan berdasarkan hanya ingin mencari pengalaman dan kepepet. itu perlu dikaji ulg biar ga salah dari start nya 😊 karna kenyamanan itu ga bisa ujug2 disamaratakan ke semua org yg udh lama bekerja.. kecuali punya tanggungjawab baik itu ke diri dia sendiri dan orglain 👍🏻
@FitriSari-y9cАй бұрын
@@sentientialcrisis9919 thankyu kk
@Army_destiny28 күн бұрын
kasian kadang karena mereka ga bsa nemu manusia yang mereka 'look up' waktu muda. alhasil jadi produk sosial media yg mereka konsumsi bertahun2. adek2 tekanan itu baik dalam batas tertentu. dstu kamu di tempa dan berkembang. jangan cepat ambil keputusan implusif resign, cerai, putus, dll. Saya yakin kapasitas kalian lebih dari itu. semangaat. buruan cari mentor yg berani PUSH kalian bukan yang bantu kalian terus mengedepankan kenyamanan.
@Lstvee13Ай бұрын
Saya gen Z kelahiran tahun 1998. Kadang agak miris dan sedih sama storotipe GenZ pada umumnya yang jadi bikin rugi semua GenZ yang padahal nggak bermasalah. Masalah baperan, saya emang cukup sensitif dan baperan. Saya sering nanya, sama psikiater saya. Harus nggak sih saya jujur masalah kesehatan mental saya kalo nanti kerja? Tapi psikiater saya bilang nggak perlu. Tapi masalahnya saya sering burn-out karena saya punya skizoafektif tipe depresi. Berat? Yaa bisa dibilang berat banget sih. Ditambah sejak dulu saya didik untuk nggak bisa mandiri. Saat berinisiatif, salah. Nggak inisiatif juga salah. Jadi bingung mau buat pilihan kayak gimana. Kerjaan saya? Dari dulu nurut sama kata ibu tapi saat coba memberontak dan ingin mempertahankan pendapat, selalu dibilang anak durhaka. Padahal apa? Padahal saya pengen kerja. Saya pengen maju. Tapi rasanya nggak boleh. Saat udah dapet kerjaan, selalu dispam chat dan telfon buat berenti kerja. Lemah? Iya, saya ngerasa diri saya ini lemah banget. Sedih? Sedih. Apa saya nggak berusaha? Saya sering usaha untuk bisa tapi ternyata memang bener ya, saat kita sering dicecokin kata-kata negatif, dikasih ketidakpercayaan, diremehkan bikin kita punya self-esteem rendah banget. Self-loathing dan nggak percaya sama diri sendiri. Tiap mau mencoba ngelangkah, malah milih mundur lagi karena terbiasa ditarik mundur. Cari pembenaran kah? Nggak. Tapi saya sebagai genZ yang menjauhi sosmed jujur kesel kok sama genZ lain yang ikut semua standar sosmed. Tapi di KZbin pun saya sering liat generasi di atas yang nggak mau terima pendapat orang lain, agak beda sih sama konteks video. Buat para genZ, ayo lah. Mari kita belajar dan perbanyak baca buku. Jangan cuma telan mentah-mentah apa yang kita liat di sosmed. Yuk, hidup nggak selalu tentang standarisasi sosmed. Harapan pribadi sih, semoga mental saya bisa stabil terus dan nggak gampang burn-out. Karena rasanya jujur sedih hidup gini tanpa ada kemajuan apa-apa. Edit: Skizoafektif tipe depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan gejala depresi dan skizofrenia yang menonjol pada saat yang bersamaan. Jadi ya begitu. Depresi aja udah bikin capek. Skizofrenia juga bikin capek. Apalagi skizoafektif. 😊
@sabatae2362Ай бұрын
Gen Z itu sering tdk proporsional antara stimulus dan responnya, stresor sedikit responnya kyk dunia mau runtuh aja😅
@Lstvee13Ай бұрын
@sabatae2362 maaf saya punya skizoafektif tipe depresi, apakah itu hal yang sepele?
@Lstvee13Ай бұрын
@sabatae2362 mental health itu nyata kok tapi buat yang self-diagnoses saya nggak membenarkan. Saya sudah ke psikiater sejak 2019. Saya rutin minum obat tapi emang stressor yang dianggap sepele ini buat orang dengan skizofrenia apalagi skizoafektif itu bisa bikin cepat ke-triggered. Kalo dibilang sepele, yaa sudah. Saya nggak mau beragumentasi apa-apa. Karena mau realistis dan berdasarkan fakta pun nanti dibilangnya cari pembenaran terus. Karena steorotipe buat genZ emang sejelek itu. Jadi ya sudah. Nggak apa-apa.
@hanzuru4483Ай бұрын
Ga semuanya salah Gen Z kok kak. Kadang orang orang terdekat kita sendiri malah yg menghambat kita untuk berkembang. Yang penting terus mencoba aja insyaallah akan ada hasil nyata
@muhammadlutvy480520 күн бұрын
introspeksi diri di perbanyak, baca, mikir, lebih banyak diem dan dengerin drpd ngomong, except kalo mau ngejokes karna ketawa juga bisa cairin suasana itu boleh tapi inget selalu tempatin pada waktunya. dan selalu inget kalo siapapun dan dimanapun kita nemuin strangers dia bisa aja lebih pinter atau tau informasi lebih banyak daripada diri kita sendiri dan kita bisa belajar dari itu, saya pribadi sering bgt ketemu strangers pas lagi pulang kerja atau sekedar minggir buat ngopi beberapa dari mereka banyak yang ceritain tentang perjalanan hidupnya dan dari situ saya pribadi bisa belajar banyak hal, atau bisa dibilang belajar dari pengalaman yang udah mereka laluin di hidupnya, dan menurut saya itu baik buat diri saya sendiri.
@GuaZull28 күн бұрын
Maka dari itu didikan generasi sebelumnya lah yang menentukan kualitas generasi berikutnya
@rainnarissaraАй бұрын
Just some adds on based off experience, and I'm gen Z so this should be applicable lol (to anyone actually) 1. Pisahin perasaan sama aksi. Perasaan itu valid, soalnya emang ada sesuatu yang terjadi yang memunculkan perasaan itu. Tapi bukan berarti membiarkan perasaan ini mengontrol aksi, keep being calm. You can vent it carefully later on. Buat sosmed, bisa alihin ke sosmed yang kontennya panjang kayak YT and find certified person. Konten pendek terlalu banyak opini, bisa bikin overwhelming. Shift the mindset, sosmed = public places, and everything stays there forever. Kalau gak sanggup di judge, be careful of your private thoughts and life. 2. Naivety is a lack of skills. Latihan kritis emang kuncinya, dan proses trainingnya panjang alias gabisa tiba-tiba kritis. Perlu paham issuenya, paham posisi diri dimana, dll. Plus, issue di dunia itu banyak, you can choose to be more aware in any kind of topic. Pingin bisa paham sempurna di banyak bidang itu sulit terutama ketika skill kritisnya masih kurang, start small. Dan, gak paham di satu isu itu normal, berarti waktunya mendengarkan. 3. Gak ada yang instan, bener banget. Semuanya hasil kerja keras, bahkan privilege pun adalah hasil kerja keras orang lain (parents, grandparents, etc). Apapun itu, take your time. Lebih apresiasi progress, I do it by journaling. Also, allow yourself to start in imperfection, buat mengurangi perfeksionisme (bagi yang punya, like me lol) How to do it all? Mungkin, be more self aware. Self awareness itu cikal bakalnya self improvement. A lot can be improved from there. Spoiler: It ain't easy at all, nothing is easy after all. Tapi hasilnya super rewarding. Try it. More notes : Try to find the concept of "shadow work"
@zhiaa606 күн бұрын
Sangat setuju, saya pribadi sangat suka dengan pemimpin atau atasan yang mau mengajarkan, ngasih masukan, mengkritik, menegur dan ngasih tau yang benernya tu gimana daripada atasan yang cuma bisanya ngomel² dan nyuruh² aja tanpa tau apa²
@WanPis78Ай бұрын
gw baperan, tpi ngaruh ke kerjaan paling cma 1%. dan gw gen z perbatasan milenials,, dan jujur lebih enak punya bos milenials daripada boomers. utk sosmed gw emang ga terlalu main, lebih ke main game. sifat naif gw terlalu rajin kerja wkwkwk. utk temen2 yg mau kerja, pake prinsip ini aja,, kerja sesuai target, kalo bisa di bawah target, karna kalo lu kerja melebihi target, nnti target lu bakal di naikin, itu yg gw alami skarang,, so semangat aja kwn2. untuk instant, paling gw ambil yg baik-baik nya aja.
@dagratinar7816Ай бұрын
Sama pak, gw gen perbatasan(97) ngeliat gen z di kantor gw, mereka cuma doyan ngegosip sama main kerjanya wkwkwk
@michelenandriajovani1923Ай бұрын
Kalo kelahiran 1998-1999 itu masih gen z peralihan dari milenial kah ?
@stevenblijanggaraАй бұрын
Generasi muda adalah cerminan lingkungan yang membentuknya. Gen z memang punya banyak kekurangan. Mumpung aku juga termasuk Gen z. Semua punya peran dalam membangun bangsa.Lihat juga bagaimana sistem, pendidikan, dan budaya berperan. Tapi, Gen Z harus berubah. Punyalah rasa malu. Banyak banget yang berikan keluhan terhadap Gen z
@ItsDainsleifDuhАй бұрын
lingkungan yang terlalu meng"emas"kan mereka iya. When the parents once tells "no", they didn't listen and then whine. Gw punya adik, keduanya Gen-Z, tapi mereka learned everything the hard way. Dan selama gw hidup, gw bakalan pertahankan itu