Рет қаралды 35,118
Kebanyakan dari kita tumbuh besar dengan keajaiban Disney, dari The Lion King, Peter Pan, Snow White, Sleeping Beauty, hingga beberapa film klasik baru seperti Toy Story atau The Incredibles
Semua film ini mengajarkan kita pelajaran hidup yang berharga. Dalam The Lion King, kita belajar tentang tanggung jawab. Di Peter Pan, kita diajarkan untuk selalu menjaga semangat. Dan tentu saja, di Toy Story, kita belajar tentang kekuatan persahabatan. Namun, masa keemasan Disney sudah lama berlalu. Saat ini, hal yang paling SERING dilakukan oleh Disney adalah menghancurkan brand-brand di bawahnya dan terlibat dalam pertarungan politik
Tidak hanya itu, Disney mengalami kegagalan demi kegagalan di box office, dan mereka juga memperkenalkan hal-hal kepada anak-anak yang banyak orang tua tidak ingin anak-anaknya pikirkan. Ini mungkin mengejutkan bagi yang tidak mengikuti drama Disney, tetapi kenyataannya Disney sedang runtuh, dan situasinya sebenarnya jauh lebih buruk daripada yang terlihat. Disney yang dulu kita cintai berubah menjadi semacam "penjahat"
Kita juga tidak bisa melupakan akuisisi Marvel pada 2009 seharga 4 miliar dollar, yang bisa dibilang salah satu akuisisi terbaik dalam sejarah. Meskipun Disney telah meraih kesuksesan besar dengan waralaba Marvel, mereka juga berhasil merusaknya sedikit demi sedikit. Sebagai seseorang yang bukan penggemar Marvel, rasanya sangat sulit untuk mengikuti semua perkembangan waralaba ini. Mereka terus-menerus merilis sesuatu yang baru setiap minggu dan setiap bulan,
tapi kenapa Disney sering menambahkan unsur lgbt ?
menurut saya karena tuntutan dari para kaum lgbt yang ingin Disney bisa menambahkan konten-konten diversity agar mereka bisa merasa terwakilkan Selain itu mereka juga ingin menyebarluaskan paham liberal kepada para penonton di dunia dan berharap bahwa mereka bisa menerima budaya kebebasan ini Bahkan mereka sendiri secara terang-terangan mengakui kalau mereka ingin memberikan pelajaran kepada anak-anak mengenai dunia lgbt
Masalahnya, Disney kadang terlihat memaksakan unsur-unsur budaya populer ke dalam setiap film barunya tanpa mempertimbangkan apa isu-isu tersebut, seperti SJW atau LGBTQ, malah jadi gangguan bagi film itu sendiri. Terlebih lagi, ada kemungkinan bahwa hal tersebut sengaja digunakan sebagai teknik marketing. Jadi, meskipun strategi ini bisa membuat film tetap dibicarakan, ada risiko besar bahwa hal ini malah bisa menjadi bumerang bagi Disney, apakah mereka akan menuju masa depan yang cerah atau malah mengalami kemunduran.
Gerakan representasi LGBT semakin aktif sejak memasuki tahun 2020, di mana Disney mulai memasukkan unsur LGBT secara terbuka dalam banyak karyanya. Misalnya, film Onward menampilkan seorang polisi lesbian, film Lightyear menampilkan adegan ciuman antara dua wanita lesbian, kartun Amphibia memperkenalkan dua karakter amfibi lesbian, dan kartun The Owl House menjadi serial kartun Disney pertama dengan karakter utama yang merupakan bagian dari komunitas LGBT. Baru-baru ini, film Strange World juga menjadi film animasi pertama dengan karakter utama yang termasuk dalam komunitas LGBT.
SUBSCRIBE
/ danielfredrik8