izin bertanya pak definisi kritik itu sendiri yang dimaksud poper seperti apa? hanya sekedar di kritisi kah, semacam orang yang memberikan argumen kekurangan dan kelebihan suatu hal, atau kritisi yang dimaksud hanya sekedar mendebat/bertanya tentang asal usul, sebab akibat, menggunakan cara apa dsb, atau kritisi seperti apa?
@arifologi2 ай бұрын
kritik yang dimaksud adalah kemungkinan untuk menghadirkan kontra narasi. kritik sebagai falsifikasi.
@yatinuryatinur5645 Жыл бұрын
Pak terimkasih penjelasannya mudah dimengerti
@arifologi Жыл бұрын
sama-sama semoga bermanfaat
@alfianabror70772 жыл бұрын
sangat mencerahkan terimakasih pak. sehat selalu
@arifologi2 жыл бұрын
Terimakasih
@yatinuryatinur5645 Жыл бұрын
Sehat selalu pak
@arifologi Жыл бұрын
amin. terimakasih
@yogiirdesputra Жыл бұрын
Terimakasih pak, sangat bermanfaat. Kalau boleh tau, sumber penjelasan bapak ini darimana ya ? artikel penelitian atau buku ? Terimakasih Pak
@arifologi Жыл бұрын
Itu sy dapat dari beberapa buku. Bukunya the story of philosophynya Magee, filsafat barat kontemporer inggris-jermannya K. Bertens, sama buku filsafat ilmunya zaprulkan.
@anggiepratiwi338411 ай бұрын
Tapi yang jadi pertanyaan sebenernya, instrumen falsifikasi musti ada standar juga gak? Balik lagi.... diverifikasi melalui pancainderawi juga. Intinya ilmu manusia itu terbatas oleh pengalaman sebjetivitas juga. Makanya bener Thomas Kuhn nganggap ini cuma sekedar saling geser menggeser inovasi aja.... selagi hukum2 yg sudah ada duluan msh relevan dipake pada kasus tertentu. Itu msh dikatakan sbg ilmu
@arifologi11 ай бұрын
@@anggiepratiwi3384 antara verifikasi dan falsifikasi itu beda, kalau verifikasi mencari pembenaran kalau falsifikasi menguji kebenaran (orientasinya kesalahan). Dalam falsifikasi tidak mesti empiris sebagaimana verifikasi. Yang penting punya kemungkinan untuk disangkal.
@arifologi11 ай бұрын
@@anggiepratiwi3384 Posisi Kuhn memang semacam kritik atas falsifikasi dan ini sudah saya jelaskan di video yang lain. Tapi Kuhn sendiripun sebenarnya juga tidak lepas dari kritik masih banyak filsuf lain yang melakukan kritik padanya.
@anggiepratiwi338411 ай бұрын
@@arifologi jadi mulai ngeh... kenapa penelitian itu yang sifatnya kuantitatif musti ada hipotesisnya bang. Krn menuntut adanya nilai signifikan dan reliabilitas kebenaran... ya gak sih? Saat eksperimen... diuji coba dulh ama sampel.... klo dia signifikan, boleh diuji ke populasi.... jika nilai korelasi/linieritasnya signifikan.... bru bisa dikatakan benar??? Artinya, saat melakukan verifikasi dan falsifikasi bukankah resikonya makin menemukan titik kebenaran mutlak????
@munymuz5982 жыл бұрын
Izin share pak
@arifologi2 жыл бұрын
Monggo. Dengan senang hati
@anggiepratiwi338411 ай бұрын
Tapi yang jadi pertanyaan sebenernya, instrumen falsifikasi musti ada standar juga gak? Balik lagi.... diverifikasi melalui pancainderawi juga. Intinya ilmu manusia itu terbatas oleh pengalaman sebjetivitas juga. Makanya bener Thomas Kuhn nganggap ini cuma sekedar saling geser menggeser inovasi aja.... selagi hukum2 yg sudah ada duluan msh relevan dipake pada kasus tertentu. Itu msh dikatakan sbg ilmu. Ketika sudah final kebenaran, tidak terbantah oleh verifikasi lg maka ia menjadi dogma. Dan bukan lg ilmu. Manusia jenuh dg dogma???? Apakah kerjaan manusi cm menyangkal??? Bukan. Tugas manusia memang mencari kemantapan pikiran dan hati. Krn puncak ilmu bukan sekdar bertemu dengan dogma. Tapi menerima kenyataan bahwa ada yang maha MENGALAHKAN. Yakni Tuhan maha Esa, Allah swt...pemilik segala Ilmu
@arifologi11 ай бұрын
Tentang verifikasi dan falsifikasi tadi sudah saya balas komentarnya di komentar anda yang lain. Intinya prinsip falsifikasi popper ini bukanlah akhir dari filsafat ilmu, masih banyak filsuf filsuf lain yang mengkritiknya dan terus membongkar lapis demi lapir dari ilmu. Kuhn salah satu di antara mereka, dan masih banyak lagi lainnya. Soal tujuan akhir ilmu itu tuhan yang maha esa itu kan pendapat saintis yang teistik, bagaimana jika ilmuan itu atheis, bukankah mereka menyangkal Tuhan bahkan ada yang mengatasnamakan sains justru mengebiri keimanan. Jika memang tujuan akhir ilmu itu adalah seperti yang anda jelaskan, maka bagaimana anda menjelaskan fenomena ilmuan yanh ateis?
@anggiepratiwi338411 ай бұрын
@@arifologi bagaimana menjelaskan fenomena ilmuwan yang atheis??? Ya tinggal tanya balik. Kenapa anda yakin TUHAN tidak ada???? Kita pake alat mereka biar jd boomerang. Yakni falsifikasi juga. Tuhan tidak ada apakah krn tidak bisa diverifikasi oleh inderawi???? Sedang Tuhan membuka lebar jalan penyangkalan2 para atheis.... misal gak yakin dg Al-Qur'an. Yasudah.... bikin yang semisal al-Qur'an... tapi gak bisa??? Penyangkalan mereka bukan krn sportifitas.... tapi karena keangkuhan. Kita umat muslim diprogram berpikir kritis karena redaksi Al-Qur'an bukan DOGMA versi kaum Katolik saat itu. Ketika gejolak hati galileo menggugat geosentris... maka terdampak penindasan. Makanha orang benci dg dogma. Seakan dogma tidak sejalan dg ilmu. Penyangkalan tuhan pun.... krn hati yang sombong. Dan dogma yang salah. AL-qur'an jg memberi tahu.... tugas Nabi bukan memaksa..... tapi memberi peringatan dan kabar gembira bagi orang yang beriman.
@anggiepratiwi338411 ай бұрын
@@arifologi btw, makasih bang nemu pemaparan filsafat yang enak disimak. Ringan dipelajari 🙏
@hamkaelgifari497 Жыл бұрын
Kalau teori falsifikasi ini apakah memiliki kelemahan ya pak? Terima kasih sebelumnya
@arifologi Жыл бұрын
Ada kelemahannya, dan ini disadari oleh Thomas Kuhn. Tentang pemikiran Kuhn yang mengkritik falsifikasi bisa cek di video yang lain.
@vdya93352 жыл бұрын
Kalau hubungannya dengan agama gimana Pak.? Misal, pemahaman kelompok A bilang kalau maulid itu bid'ah, tapi kelompok B bilang enggak.? Apa hal ini bisa dikatakan problem yg ilmiah Pak.?🤔
@arifologi2 жыл бұрын
Sepanjang satu sama lain tidak saling membuka diri untuk menerima kritik (falsifikasi) maka ia tidak bisa disebut sebagai ilmiah, ia lebih pas disebut sebagai dogma. Begitu kira kira jika meminjam teori falsifikasi
@vdya93352 жыл бұрын
@@arifologi Oh ya Pak, nilai kebenaran "ilmiah" dalam teori Falsifikasi Karl Popper itu objektif atau gimana Pak.?
@arifologi2 жыл бұрын
@@vdya9335 nilai kebenarannya tergantung pada keterujiannya dan keterbukaan nya pada kritik. Semakin tahan kritik maka ia semakin benar. Semakin terbuka pada kritik maka ia semakin bernilai ilmiah. Jadi bukan lagi objektif, karena kalau kebenarannya bersifat objektif berarti ia berlaku universal dan bisa benar kapan saja atau tidak bisa dikritik atau tidak bisa difalsifikasi.
@vdya93352 жыл бұрын
@@arifologi Oalah begitu tohh.. Wahh keren sekali pemikiran Karl Popper..😅 Terima kasih banyak atas penjelasannya Pak..😊 tercerahkan..🧠
@arifologi2 жыл бұрын
@@vdya9335 sama sama semoga bermanfaat
@khasanialbadik63 Жыл бұрын
Izin bertanya pak, berarti sesuatu yang bersifat ilmiah itu kalau menurut Popper tidak bisa sesuatu yang 100% benar? Karena kalau yang 100% benar itu tidak bersifat ilmiah lagi melainkan menjadi dogma? Apakah ada contoh lain selain yang dicontohkan oleh Karl Popper? Terimakasih pak. 🙏🏻
@arifologi Жыл бұрын
Misalnya ada iklan di TV atau di KZbin bilang begini, minumlah obat.... pasti batukmu akan mereda. Kata pasti di sini adalah jaminan bahwa itu 100% akan terjadi. Nah, ini kalau dilihat pakai kacamata falsifikasi akan dianggap sebagai tidak ilmiah, karena meyakini benar 100%.
@khasanialbadik63 Жыл бұрын
@@arifologi Oke, mudah dipahami. Terimakasih pak. 🙏🏻
@khasanialbadik63 Жыл бұрын
@@arifologi Izin bertanya lagi pak. Apakah ada batasan dalam falsifikasi? Maksudnya apakah falsifikasi ini bisa tidak diberlakukan pada beberapa hal? Terimakasih. 🙏🏻
@arifologi Жыл бұрын
@@khasanialbadik63 falsifikasi itu wilayah kerjanya adalah dalam hal keilmiahan ilmu pengetahuan. Di luar itu, sudah bukan lagi wewenangnya. Di wilayah agama, Tuhan, tentu falsifikasi tak berwenang. Kalangan beriman, pasti tak akan mau ada falsifikasi atas adanya Tuhan.