Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Pembelajaran ke-15 hadits Ke-377 dari Usair bin Amr رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut; Melanjutkan hadits dalam riwayat Muslim dari Umar beliau berkata, sesungguhnya saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, وفي رواية له : عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ إِنَّ خَيْرَ التَّابِعِينَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ وَلَهُ وَالِدَةٌ وَكَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَمُرُوهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ Artinya, “Sesungguhnya sebaik-baik Tabi'in adalah orang yang disebut Uwais, dia memiliki ibu dan dulunya berpenyakit sopak, maka suruhlah dia agar memohonkan ampunan untuk kalian”. Hadits ini memberikan pelajaran kepada kita tentang kedudukan Uwais al Qarni رحمه الله تَعَالَى. Bahwa Uwais al Qarni adalah sebaik-baik Tabi’in. Jadi sebaik-baik Tabi’in itu bukan Sa'id ibn al-Musayyib dengan segala ilmu fiqh beliau atau bukan Imam Mujahid dengan segala ilmu tafsir beliau atau bukan Atha bin Abi Rabah dengan segala fatwa-fatwa beliau di kota Suci, namun Tabi’in terbaik adalah Uwais al Qarni. Dan beliau mendapatkan titel yang begitu tinggi tersebut melalui iman beliau, amalan hati beliau, khususnya ketawadhuan beliau dan bagaimana focus beliau kepada akhirat dan tidak tertipu dan tidak tenggelam dalam euforia ketika mengetahui kedudukannya benar-benar di tinggikan dan di angkat oleh Rasulullah ﷺ. Ini memberikan pelajaran yang mahal bagi kita bahwa bagaimana tabi’in terbaik itu justru berasal dari sosok yang tidak terduga. Bahkan kita sudah bahas bagaimana sosok ini mengalami bulian dan direndahkan. Dalam riwayat Muslim, dari Usair bin Jabir رضي الله عنه, وفي رواية لمسلم أيضا :حَدَّثَنِي سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أُسَيْرِ بْنِ جَابِرٍ أَنَّ أَهْلَ الْكُوفَةِ وَفَدُوا إِلَى عُمَرَ وَفِيهِمْ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ يَسْخَرُ بِأُوَيْسٍ فَقَالَ عُمَرُ هَلْ هَاهُنَا أَحَدٌ مِنْ الْقَرَنِيِّينَ فَجَاءَ ذَلِكَ الرَّجُلُ فَقَالَ عُمَرُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَدْ قَالَ إِنَّ رَجُلًا يَأْتِيكُمْ مِنْ الْيَمَنِ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ لَا يَدَعُ بِالْيَمَنِ غَيْرَ أُمٍّ لَهُ قَدْ كَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَدَعَا اللَّهَ فَأَذْهَبَهُ عَنْهُ إِلَّا مَوْضِعَ الدِّينَارِ أَوْ الدِّرْهَمِ فَمَنْ لَقِيَهُ مِنْكُمْ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ Artinya, ”Bahwa penduduk Kufah datang kepada Umar dan di tengah-tengah mereka ada orang yang selalu menghina Uwais. Maka Umar berkata, 'Apakah di sini ada seorang dari marga Qaran?' Maka orang tadi datang. Lalu Umar berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda, 'Sesungguhnya ada seorang yang akan datang kepada kalian dari Yaman, namanya Uwais, dia tidak meninggalkan apa-apa yang di Yaman selain ibunya, dia dulu berpenyakit sopak lalu dia berdo’a kepada Allah dan Allah pun menghilangkan penyakitnya, kecuali bagian sebesar satu koin dinar atau dirham. Barangsiapa di antara kalian bertemu dengannya, maka hendaknya dia memohonkan ampunan untuk kalian'.”. Ini menunjukan bahwa kedudukan-kedudukan tinggi, bisa jadi tidak di anggap oleh orang-orang ketika di Dunia dan biasa-biasa saja di mata masayarakat. Makanya ketika Uwais mau pergi ke Kufah, lalu ditawarkan oleh Umar fast track berupa surat yang langsung akan diserahkan ke Gubernur Kufah, untuk memudahkan segala akses urusan Uwais al Qarni, lalu apa kata beliau? أَكُونُ فِي غَبْرَاءِ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيَّ “Aku hidup bersama orang-orang yang biasa-biasa saja, orang-orang yang di bawah atau orang-orang yang fakir, tidak di kenal itu lebih aku sukai daripada aku mendapatkan privilege ini dan itu”. Dan ternyata orang ini menjadi Tabi’in terbaik. Dan ketika salah satu tokoh Kufah datang ke Umar lalu di tanya oleh Umar tentang Uwais al-Qarni, lalu apa jawaban tokoh tersebut? تَرَكْتُهُ رَثَّ الْبَيْتِ قَلِيلَ الْمَتَاعِ “Saya meninggalkannya dalam keadaan rumahnya jelek dan perabotannya sedikit”, artinya dia bukan siapa-siapa, padahal beliau tabi’in terbaik di era beliau. Dan setelah beliau tahu tentang kedudukan beliau dan setelah Umar sampaikan kedudukan beliau dan Umar sampaikan bahwa ini bukan dari beliau tetapi dari Nabi ﷺ langsung, Uwais al Qarni tetap seperti itu. Bahkan beliau menghilang dari Kufah, ketika kondisinya atau kedudukannya terus meningkat di Kufah, dia pergi dari Kufah dan bukan menjadikan itu sebagai kesempatan menjadi tokoh baru di kota Kufah. Dan ini membuat kita semakin yakin akan sabda Nabi ﷺ, semakin kita yakin bahwa Nabi ﷺ tidak berbicara dengan hawa nafsu, tetapi dari wahyu yang Allah wahyukan kepada beliau. Dan ini pelajaran besar bagi kita bagaimana harus bersikap ketika kita punya keutamaan, kedudukan, bagaimana pentingnya tawadhu dan tidak suka disanjung-sanjung orang dan berusaha melawan syahwat atau rasa suka terhadap popularitas. Sebagaimana yang dijelaskan para ulama diantaranya As-Syatibi رحمه الله تَعَالَى bahwa ‘Suka popularitas adalah sifat buruk terakhir yang keluar dari diri orang-orang shalih’. Dan untuk mengusirnya butuh perjuangan dan butuh mujahadah an nafs yaitu kesungguhan untuk melawan hawa nafsu dan menghindari segala perilaku yang dilarang الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan kalaupun berhasil mayoritas orang shalih baru berhasil mengusir cinta popularitas itu di terakhir. Tidakkah itu menjadi catatan bagi kita dan itu yang membuat Uwais al-Qarni benar-benar menjaga dirinya. Walaupun keluar dari Kufah, sebagaimana sempat kita tekankan bahwa ini adalah sikap pribadi dan tidak harus diikuti. Simpel saja, ketika Abu Bakr dan Umar di kenal, apakah Umar menghilang dari Madinah? Rasulullah ﷺ ketika sudah di kenal oleh Umat apakah beliau menghilang? Jawabannya tidak!. Tetapi ada persamaan bahwa mereka semua tidak suka dengan popularitas. Bahkan ulama kita mengatakan bahwa, ‘Belum jujur dan ikhlas kepada Allah, orang yang suka dengan popularitas’. Tetapi bagaimana menyikapinya? Itu tergantung maslahat dan peran di masyarakat. Ini menunjukan bagaimana mengekspresikan ketawadhuan itu berbeda-beda dan itulah pentingnya hilm atau wisdom dalam ilmu. Dan sikap pribadi Tabi’in atau Sahabat itu tidak harus diterapkan semua pihak, namun di lihat kondisi, situasi serta maslahat dan mudharat. Tetapi hendaknya kita mengambil Ibroh, artinya sekaliber Uwais al-Qarni hati-hati dalam masalah ini, mungkinkah kita pasti terbebas dari virus-virus ini? artinya sebaik-baik tabi’in saja sangat hati-hati sampai-sampai beliau menghilang, mungkinkah kita dengan gampangnya mengclaim bahwa hati kita bersih? Hati kita ikhlas? Hati kita tidak punya penyakit hati seperti itu? Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Rabu, 19 Dzul Hijjah 1445 AH/26 Juni 2024 Ahida Muhsin
@hikmah17586 ай бұрын
Semoga kita bisa mencontoh akhlak Uwais rahimahullah
@Nabila_marsy6 ай бұрын
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat Jazakumullahu Khairan wa barakallahu fikuum Ustadzuna dan Tim
@Bintang_dilangit3556 ай бұрын
Barakallah fiikum ustadz dan tim Semoga kita bisa meneladani dari kisah Uwais al-Qarni rahimahullah
@elvirawidyatiofficial62476 ай бұрын
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillah Subhanallah Alhamdulillah Laaillahaillalah Allahu Akbar Astaghfirullah Syafakallah Ustadz hafidzahullah... La ba'sa thohurun in syaa Allah
@jajangjamil14146 ай бұрын
Siapa yg sakit?
@syaputrifebrinasari48406 ай бұрын
Masya Allah Tabarakallah
@dzikristore5286 ай бұрын
Alhamdulilah
@MuhammadSoeparnosaragi-jg4kp6 ай бұрын
Asalamualaikum Alhamdulilah
@herwanisarmansugianto91266 ай бұрын
🙏
@herwanisarmansugianto91266 ай бұрын
Syukron
@ahidamuhsin9536 ай бұрын
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Maaf admin, kalimat ini apa artinya ya? قوله غبراء الناس بفتح الغين المعجمة وإسكان الباء وبالمد وهم فقراؤهم وصعاليكهم ومن لا يعرف عينه من أخلاطهم والأمداد جمع مدد وهم الأعوان والناصرون الذين كانوا يمدون المسلمين في الجهاد