Seri Kuliah Sosiologi Politik: (2) Pemikiran Awal Sosiologi Politik

[@luhgederairahayupradnyani6445]

Terimakasih bapak atas penjelasannya terkait materi pemikiran awal sosiologi politik sesi 2 ini, mohon izin untuk menanggapi dan bertanya bapak, terkait dengan pandangan optimis mengenai politik yang disampaikan oleh Aristoteles, disebutkan bahwa politik sebuah negara dapat dicapai apabila dapat diwujudkannya bonum publicum atau kebahagiaan bersama, lantas indikator apa yang dapat mendasari pemikiran Aristoteles terkait dengan dicetuskannya istilah bonum publicum ini pak? serta apa yang menjadi acuan dari sebuah negara agar mencapai suatu bonum publicum ini? dari sumber lainnya yang sempat saya baca juga, selain istilah zoon politicon dan bonum publicum juga terdapat istilah lain yang disampaikan oleh Aristoteles yakni eudaimonia, yang berarti bahwa apabila tujuan manusia tercapai maka akan melahirkan kesejahteraan, apakah istilah eudaimonia ini memiliki keterkaitan dengan istilah bonum publicum tersebut pak? atau terdapat perbedaan terkait kedua hal tersebut? lalu dimasa sulit seperti yang sedang dialami negara Indonesia dewasa ini , khususnya dalam bidang ekonomi dari dampak yang diakibatkan oleh pandemi, apakah eudaimonia ini masih dapat tercapai pak? sekian terimakasih🙏 Nama : Luh Gede Rai Rahayu Pradnyani NIM : 1907531212

[@thariqfauzi6398]

pak saya masih sma udah nonton pelajaran kuliah dari bapak, terimakasih banyak atas ilmunya yang sangat bermanfaat. semangat terus pak untuk selalu memberikan pelajaran, dan sampaikan salam saya untuk murid murid bapak untuk selalu belajar dengan giat. terimakasih🙏🙏

[@sintaerisma9514]

Terima kasih Pak Wahyu atas materi yang disampaikan. Seperti yang sudah disampaikan oleh pak wahyu, bahwa politik dapat dipandang optimis dan pesimis tergantung perspektif manusia itu sendiri. Salah satu pandangan optimis mengenai politik yaitu disampaikan oleh Plato yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan tujuan negara adalah Respublica. Sama seperti Indoneisa yang menggunakan kata Republik, berarti negara bertanggung jawab mengakomodasi seluruh kepentingan warganya. Melihat situasi dan kondisi di Republik Indonesia saat ini, para mahasiswa turun kejalan untuk menyuarakan aspirasinya, bahkan aktivis aktivis ikut besuara menyatakan mosi tidak percaya pada pemerintah. Masyarakat Indonesia merasa pemerintah tidak berpihak pada mereka. Pandangan optimis tersebut telah berubah menjadi pesimis karena masyarakat telah memandang politik hanya untuk kepentingan diri sendiri petinggi negara. Pertanyaan saya, apakah semudah itu kata Republik digugurkan dari suatu negara? Siapa yang dapat menggugurkan kata Republik dari suatu negara? Tentunya kita berharap NKRI tetap utuh dan segera mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada. Terima kasih pak, mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam penyampaian🙏🏻 Nama : Ni Made Sinta Erisma Dewi NIM : 1807521010

[@hasnakurniawan9767]

Terima kasih atas materinya, saya ingin bertanya, mengenai gaetano mosca walau dipaparkan apakah ada sangkut pautannya dengan sosiologi politik dan kalau ada boleh minta penjelasannya , dan apa bentuk implementasi pemikiran sosiologi politik gaetano mosca di masa saat ini? Terima kasih 🙏

[@sutiani3257]

Terima kasih untuk pemaparan materinya Bapak. Padangan pesimis dari Nicolo Machiavelli dimana menyebutkan pemimpin harus bersikap manis dihadapan rakyat untuk mengambil keuntungan darinya, seperti yang bapak contohkan dalam kampanye para caleg sangat ramah, datang ke masyarakat memberi bantuan, tanggap serta responsif namun ketika terpilih mereka lupa dengan pemilihnya. Hal seperti itu sangat sering terjadi dalam politik di Indonesia dan disisi lain masyarakat juga tetap saja termakan omongan serta janji manis dari para caleg. Apakah dari hal yang dilakukan para caleg di Indonesia itu yang menyebabkan atau mendasari politik selalu dipandang hal yang kotor atau di pandang pesimis oleh masyarakat? Ataukah ada hal-hal lainnya yang mendasari pandangan pesimis lebih banyak dilihat masyarakat terkait politik? Selain itu, ada beberapa pemimpin yang dianggap kotor dalam berpolitik oleh sebagian masyarakat serta sebagiannya lagi menganggap pemimpin yang patut dijadikan panutan dalam berpolitik, dari hal tersebut bagaimana tanggapan bapak terhadap sebagian masyarakat menganggap beberapa pemimpin yang dipandang baik dalam berpolitik malah dianggap sebaliknya? Terima kasih🙏 Ni Wayan Sutiani NIM 1907531029

[@ratnakusuma1432]

Terima kasih atas pemaparan materi yang bapak berikan. Dikatakan bahwa Nicolo Machiavelli memiliki karya yang berjudul Il Prince dan banyak pihak mengatakan karya tersebut terinspirasi dari pemikiran iblis. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa hadirnya Il Principe ini mempunyai pengaruh yang signifikan dalam proses perubahan dunia, khususnya dalam dunia politik seperti yang dapat kita lihat saat ini. Pemikiran politik Machiavelli memang dapat dikatakan suatu tindakan politik yang licik dan keji. Akan tetapi menurut sumber yang saya baca, bahwa pemikiran yang dicetuskan oleh Nicolo Machiavelli berangkat dari realitas (kenyataan) politik yang dialaminya sendiri dalam fase kehidupannya. Dengan demikian, maka tak mengherankan memang apa yang menjadi gagasannya tersebut mampu menembus tiga dimensi waktu, yaitu masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Jika memang dunia politik terus menerus seperti itu bahkan sampai masa mendatang, maka pandangan pesimis terhadap politik akan terus berlanjut. Mengenai hal tersebut, bagi Indonesia sendiri, apakah pemikiran dari Nicolo Machiavelli dapat mendatangkan kehancuran? Apakah ada cara untuk mengehentikan cara berpolitik seperti itu? Sekian bapak, terima kasih 🙏 I Gusti Ayu Agung Ratna Kusuma Dewi (1907531214)

[@ismawirantini9902]

Selamat Siang bapak, terima kasih atas penjelasannya. Terkait dengan pandangan politik baik pesimis maupun optimis, tentunya hal ini berasal dari pemikiran masyarakat. Salah satu sumber pemikiran nya ialah gaya kepemimpinan pejabat politik. Agar memperoleh citra yang baik di masyarakat sekaligus menebarkan pengaruh bahwa politik itu baik, para pemimpin haruslah bersikap baik. Namun apakah ada parameter dari 'baik' itu sendiri pak? Masyarakat seringkali menyatakan bahwa pemimpin yang baik itu mengikutsertakan masyarakatnya ke dalam perumusan kebijakan-kebijakan politik, namun terkadang hal yg terjadi di lapangan menyulitkan masyarakat untuk menilai setiap gambaran besar dari kebijakan politik yang akan disusun, sehingga masyarakat keliru menafsirkan dan akhirnya terkesan hanya bisa mengkritik pemimpin tanpa mau memberikan solusi yg efektif. Padahal menjadi pemimpin itu kan susah ya pak? Andai kata bapak menjadi salah satu pejabat politik, apakah yang akan bapak perbuat agar masyarakat dapat percaya bahwa bapak 'baik'? Dan membuat mereka dapat ikut berkontribusi ke dalam setiap kebijakan yang bapak buat tanpa menghilangkan kewenangan bapak sebagai pemimpin itu sendiri? Putu Isma Suyanti Wirantini (1907531019)

[@candraafidaa]

bagaimana menurut pandangan Bapak dengan kenyataan yang ada di Indonesia bahwa rata-rata politisi yang menganut politik machiavelli? lalu mengapa kita masih saja terus menerus tertipu dengan tindakan para politisi itu, padahal kita sebagai masyakarat juga sudah tau bahwa hal itu hanyalah trik para politisi agar terpilih di masyarakat? Nama: Candra Nur Afida Putri NIM: 1807521108

[@34_nimadewangijuliasih56]

Terimakasih atas penjelasannya Pak, mohon ijin bertanya terkait penjelasan bapak tentang arti kata Republik yang berarti pemerintah mengakomodasi kepentingan seluruh rakyatnya. Seperti kita tahu bahwa negara kita adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik sesuai dengan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, tetapi apakah dalam pelaksanaannya Indonesia sudah mencerminkan makna dari kata Republik? Terimakasih Ni Made Wangi Juliasih (1907531188)

[@taraasti715]

Terima kasih atas pemaparan materinya bapak. Saya izin bertanya, dalam pemikiran J.J Rousseau yang sempat bapak singgung tadi manusia adalah makhluk romantis artinya manusia adalah makhluk yang baik dan bersikap baik terhadap sesama. Di zaman sekarang banyak juga manusia yang tidak bersikap baik terhadap sesamanya terlebih dalam konteks politik. Apakah pemikiran J.J Rousseau tidak lagi relevan? Terima kasih🙏 Ni Putu Tara Asti Nugraheni 1907531035

[@jhistawiguna6139]

Menurut bapak apakah praktik politik di Indonesia hanya untuk kepentingan pejabat tinggi saja? Karena melihat banyak sekali kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan apa yang masyarakat inginkan. Lalu menurut Bapak bagaimana eksistensi, kelebihan dan kekurangan dari politik di Indonesia jika di bandingkan dengan negara lain? I Gusti Made Jhista Wiguna/1907531136

[@salsabillaprapta2611]

Terima kasih atas pemaparan materinya bapak. Tadi sempat disinggung mengenai tiga tipe kepemimpinan menurut Max Weber yaitu Kepemimpinan Legal Formal, Tradisional, dan Charismatik. Izin bertanya bapak, di Indonesia sendiri ketika ingin menjadi seorang pemimpin maka mereka harus melakukan suatu kampanye atau secara kasarnya mengiming-ngimingi masyarakatnya agar mau memilihnya menjadi seorang pemimpin, yang nantinya apa yang ia iucapkan lama-kelamaan tidak terpenuhi sehingga masyarakat kecewa telah memilihnya. Nah, apakah taktik ini sudah diterapkan sejak dahulu? Dan jika iya, mengapa masyarakat tetap saja terpengaruhi oleh iming-iming tersebut yang akhirnya masuk ke dalam lubang yang sama? Terima kasih bapak🙏 Nama: Salsabilla Amalia Prapta Deadewi NIM: 1907531037

[@danniapunkysyaharani1593]

Terima kasih atas materinya pak, saya tertarik dengan pandangan pesimis dari Nocolo Machiavelli karena lumayam relate dan sering saya temui, saya mau bertanya apa saja yang melatar belakangi pandangan pesimis dari Nicolo Machivelli? Nama: Dannia Punky Syaharani NIM: 1807521020

[@kadekdiahlistiyaniputri1517]

Terimakasih atas penjelasannya Bapak, saya ijin bertanya mengenai du contract social. Apakah kontrak sosial tersebut pernah diterapkan dan eksistensinya masih berlanjut hingga sekarang? Mengingat bahwa pada realitanya banyak oknum yang malah bertindak seperti apa yang dikatakan oleh Nicolo Machiavelli? Kadek Diah Listiyani Putri (1907531131)

[@rimaantari7698]

Terimakasih atas penjelasannya Pak, ijin bertanya mengenai birokrasi. Menurut Bapak apakah semua Birokrasi di setiap negara sudah efektif atau optimal berpengaruh terhadap budaya politik, terutama di Indonesia? Kalau masih belum, mengapa ketidak optimalan ini masih saja terus terjadi sampai skrng apa sajakah yang harus diperbaiki? Sekian, Terima kasih (Luh Putu Rima Antari_1807521048)

[@jlhataexplore]

Kira2 siapa2 tokoh pemikir terbesar sosiologi?

[@ririnsinthya7529]

Terimakasih untuk penjelasannya pak, namun saya ingin bertanya , terkait dengan mengapakah setiap gerakan sosial dikatakan politis ? Apakah setiap gerakan sosial memang selalu dilandasi dengan politik walaupun hal-hal yang diangkat dalam gerakan sosial tersebut memang berbau kemanusiaan ataupun hal-hal lain yang memang diluar politik. KADEK RIRIN SINTHYA DEWI (1907531018)

[@bintangmaheswari1258]

Terimakasih atas materinya pak, saya ingin bertanya pandangan optimis dijelaskan bahwa politik itu untuk kepentingan bersama dan pada pandangan pesimis dijelaskan bahwa manusia itu bersifat individual yang menggunakan politik untuk kepentingannya sendiri. Yang ingin saya tanyakan di Indonesia menganut sistem demokrasi yang mengepentingkan kepentingan bersama dan disatu sisi banyak oknum yang menggunakan politik untuk meraup keuntungan sebesar besarnya demi keperluan pribadi, bagamaina tanggapan bapak mengenai hal tersebut? Bintang Maheswari/1907531091

[@nicholasrumawas8765]

Terima kasih pak atas penjelasan materinya, saya ingin bertanya. Jadi seperti yang kita ketahui mungkin kesadaran berpolitik pada anak muda di zaman sekarang seperti generasi saya sudah mulai melemah akibat pemikiran bahwa "politik itu kotor", apakah menurunnya minat berpolitik dan sikap tak acuh ini merupakan dampak dari pandangan pesimisme politik? Dan apakah minat berpolitik akan terus menurun? Ataukah ada suatu pandangan baru yang bisa merubah pesimisme ini? Maaf kalo banyak pertanyaannya pak, terima kasih. Nicholas Eldrick Rumawas 1907531066

[@aadwiagitaari682]

Terimakasih atas informasinya pak. Disebutkan bahwa apabila suatu negara yang menggunakan kata republik tapi tidak atau belum mengakodomasi kepentingan seluruh warganya berarti kata republik tersebut dapat digugurkan. Di Indonesia sendiri masih ada beberapa daerah yang jauh tertinggal dan bahkan belum banyak tersentuh oleh pemerintah, ini artinya bahwa Indonesia belum mampu mengakomodasi kepentingan rakyatnya. Apakah ini berarti kata republik di Indonesia dapat dihapus atau digugurkan? Anak Agung Dwiagita Ari Priestyaloka (1907531097)

[@pasekpuspadewi]

Terimakasih atas penjelasannya pak. Saya ingin bertanya, pada saat apakah suatu negara dapat dikatakan tidak bertanggungjawab atas kepentingan rakyatnya? Karena politik selalu menghasilkan pro dan kontra sehingga pasti ada saja kepentingan rakyat yang tidak dapat terpenuhi dari kebijakan yang dihasilkan pemerintah. Terimakasih pak. Luh Gde Pasek Puspa Dewi (1907531111)

[@sc_ayuwidyanti6544]

Terima kasih atas pemaparan materinya, Pak. Ketika kita berbicara mengenai politik, tentunya akan mendatangkan pandangan yang berbeda, baik pandangan optimis maupun pandangan pesimis. Seperti yang telah dijelaskan dalam video, kebanyakan masyarakat awam mengatakan bahwa politik itu kotor. Sejauh ini, pandangan pesimis mengenai politik masih mendominasi pemikiran masyarakat Indonesia, hingga tak jarang beredar pemikiran bahwa peran politik hanya untuk mempertahankan hak-hak kaum elite semata. Saya ingin bertanya, bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk meluruskan pemikiran masyarakat yang sudah terlanjur “bengkok” mengenai politik? Menurut Bapak, apabila pandangan pesimis mengenai politik terus berkembang di tengah masyarakat, apa yang akan terjadi dengan keberlangsungan politik di Indonesia? Terima kasih. Ni Made Ayu Widyanti 1907531158

[@niluhyuliantari2850]

Terimakasih Atas Materinya Pak Wahyu, Saya izin bertanya namun sebelumnya saya sempat membaca bahwa pandangan pesimis ini bukan hanya berpikir negatif tapi juga mencakup sikap berfokus pada tujuan atau sesuatu yang mungkin terjadi di kemudian hari, namun apakah kira kira yg menyebabkan masyarakat cenderung merasa pesimisme ini ke arah negatif tanpa mencoba melihat sisi lain atau manfaat lain dari pandangan pesimis ini pak? Terimakasih🙏 Nama : Ni Luh Yuliantari NIM : 1807521015

[@021_desakmadedianlestari6]

Terima kasih atas pemaparan materinya Pak. Seperti yang Bapak paparkan tadi, pandangan optimis ataupun pesimis terhadap politik tergantung pada sudut pandang atau persepsi dari masyarakat. Tidak jarang, pihak-pihak yang terlibat dalam politik pun menganggap politik terutama birokrasi yang panjang menyebabkan kesulitan bagi beberapa pihak dalam mengurus hal-hal tertentu, dan sering kali ketika masyarakat mengurus 1 surat saja di kantor desa bisa memerlukan waktu berhari-hari dengan alasan bahwa sistem birokrasi yang ada terlalu panjang serta rumit. Jadi, sebenarnya bagaimanakah masyarakat sebaiknya memandang politik terutama birokrasi itu sendiri, apakah harus dilihat di dalam berbagai persepsi atau lebih baik hanya dilihat dari sudut pandang positif saja? Selain itu, apakah faktor kemalasan dari pegawai sendiri dapat menyebabkan sistem birokrasi yang ada menjadi sangat rumit? Terima kasih Bapak. Desak Made Dian Lestari (1907531021)

[@saninga.p2620]

Terimakasih atas pemaparannya pak, ijin bertanya terkait pandangan optimis dan pesimis, sosiologi politik kalangan muda saat ini termasuk dalam pandangan seperti apa ? dan apa alasannya ? I Gd Md Nandana Saning A.P (1907531268)

[@okiananda3740]

Terimakasih pakk. Disini saya ingin bertanya dimana tadi dijelaskan bahwa jika suatu negara menggunakan embel” Republic maka negara tersebut bertanggung jawab untuk mangakomodasi kepentingan warga negaranya, Namun diindonesia seperti kemarin terjadi demo besar besaran penolakan ruu cipta kerja namun nyatanya ruu tersebut tetap saja disahkan padahal masyarakatnya menolak. Apakah ini tetep dapat dikatan sebagai republik pak ? Terimakasih Nama : Komang Oki Ananda Saputra Ardita NIM : 1807521073

[@idaayuputudamayanti8682]

Terima kasih atas pemaparan materinya Bapak. Mohon izin bertanya, apakah pandangan optimis dan pesimis mengenai politik yang dinyatakan oleh para tokoh yang telah dijelaskan tersebut mempengaruhi kriteria politik suatu negara pada saat ini dan bagaimanakah dampak dari pandangan pesimis yang dinyatakan oleh para tokoh tersebut utamanya untuk para tokoh politik saat ini? Ida Ayu Putu Damayanti (1907531153)

[@niputunatalia8575]

Terimakasih atas materinya pak. Disini saya ingin bertanya, dimana diawal dikatakan pemikiran awal sosiologi potitik berbeda dengan merintis kajian sosiologi politik, apa yang membedakan kedua hal tersebut ? Selanjutkanya dijelaskan kalau terdapat dua pandangan politik yaitu optimis dan pesimis. Apakah ada dampak dari pandangan tersebut terhadap politik di masa sekarang ? Jika ada, seberapa besar dampak tersebut mempengaruhi politik saat ini ? Nama : Ni Putu Natalia NIM : 1807521094

[@adeliaislamiyanti8782]

Nama : Adelia islami yanti Nim : 1807521114 Tadi yang dijelaskan menurut max weber terdapat 3 kepemimpinan. Perdedaan dari ketiga kepemimpinan tersebut?

[@nikomangsripeniciptasari3786]

Terimakasih atas pemaparan materinya bapak🙏 Dari materi yang bapak sampaikan bahwa terdapat pemikiran awal tentang sosiologi politik, yaitu ada pemikiran dari Karl Marx, Max Weber, dan Alexis de Tocqeville. Selain itu terdapat pula pandangan-pandangan mengenai politik baik dari segi optimis (Plato, Aristoteles, dan J.J Rousseau) maupun pesimis (Epicurus, Thomas Hobbes, dan Nicolo Machiavelli). Namun, ada hal yang ingin saya tanyakan, yaitu dari beberapa pemikiran awal dan banyaknya pandangan mengenai politik. Lalu, pemikiran ataupun pandangan mana yang digunakan dalam merintis istilah politik ini pak sehingga munculnya pengertian politik yang fasis digunakan sampai sekarang ini? Nama : Ni Komang Sripeni Cipta Sari NIM : 1907531048

[@fennywijaya3553]

Terima kasih atas penjelasan materinya pak🙏🏼 dari yang sudah bapak jelaskan, saya dapat menyimpulkan bahwa politik Machiavelli ini termasuk ke dalam praktik politik yang kotor dimana pemimpin akan melakukan segala cara agar mendapat keuntungan bagi diri sendiri, saya ingin bertanya apakah ada cara untuk mencegah praktik politik ini agar tidak terus dilakukan oleh banyak pemimpin? Nama : Fenny Wijaya NIM : 1807521091

[@dwinantari6013]

Terima kasih atas penjelasannya pak🙏 Dari yang saya perhatikan, saat ini kebanyakan masyarakat Indonesia menganggap bahwa politik itu adalah sesuatu yang kotor atau bisa dibilang memandang pesimis politik itu sendiri. Permasalahannya, pandangan pesimis tersebut sering kali berakhir dengan "permakluman" atas tindakan yang sebenarnya tidak benar itu. Saya izin bertanya pak, menurut bapak bagaimana cara untuk mengatasi masalah tersebut? Apakah media-media pers juga bisa membantu untuk memberitahu masyarakat untuk tidak sepenuhnya pesimis dan justru terus mengawasi kegiatan politik di negara ini? Jika iya, apa peran yang bisa diambil oleh media-media pers tersebut? Nama: Ni Made Sandyarani Dwi Nantari NIM: 1907531031

[@popywulandari2626]

Terima kasih atas penjelasannya pak, saya tertarik dengan penjelasan pada bagian pandangan optimisme mengenai politik, telah dijelaskan mengenai negara republik dimana tujuan utamanya untuk mewujudkan kepentingan bersama, dengan demikian seharusnya negara bertanggungjawab untuk mengakomodasi seluruh kepentingan masyarakatnya, jika hal ini tidak diwujudkan maka kata republik bisa digugurkan. Nah, bagaimana dengan situasi negara kita saat ini yang menurut pemahaman saya kurang mengakomodasi kepentingan masyarakat sehingga sering menimbulkan kekacauan hingga mengeluarkan mosi tidak percaya pada pemerintah. Bagaimana tanggapan bapak terhadap hal tersebut? Sekian, terima kasih.. Kadek Popy Wulandari (1807521033)

[@vandagrace1100]

Nama : Vanda Grace Novelia Ohee Nim : 2007531290 Terima kasih atas pemaparan materinya pak 🙏, namun saya ingin bertanya, Apa dampak, baik yang positif maupun negatif dari gagasan yang dikemukakan oleh karl max bagi politik dunia?

[@diansukmadewi1214]

Sebelumnya terimakasih untuk pemaparan materinya pak. Mohon izin untuk bertanya, tadi dijelaskan bahwa politik menimbulkan pandangan optimis dan pesimis. Apa saja akibat yang ditimbulkan dari munculnya pandangan pesimis tersebut baik bagi pemimpin maupun masyarakat? Serta bagaimana upaya yang dapat dilakukan pemimpin untuk mengubah pandangan pesimis menjadi pandangan optimis karena mungkin saja ada pemimpin yang baik namun karena pandangan pesimis tersebut dia juga dipandang pemimpin yang hanya mencari keuntungan untuk diri sendiri? Made Dian Sukmadewi (1807521067)

[@haryapradnyasign8305]

PUTU GEDE HARYA PRADNYA MAHA ARSA 1907531264 apakah sistem politik diindonesia yang sekarang sudah sesuai atau ada sistem yang lebih baik?

[@iwayankerthayasa7005]

Nama : I Wayan Kerthayasa NIM : 1807521236 Terimakasih banyak atas pemaparan materinya bapak Saya ingin bertanya, menurut bapak mayoritas masyarakat di indonesia memiliki pandangan baik atau buruk pada politik pak? Dan apa penyebabnya masyarakat memiliki pandangan seperti itu?

[@niputuaristadianaputri1756]

Nama : Ni Putu Arista Diana Putri Nim : 1807521054 Terimakasih pak atas materinya🙏. Saya ingin bertanya mengenai gerakan sosial tsb kan aksi atau tindakan kolektif yang dilakukan oleh masyarakat untuk menentang suatu rezim yang dianggap merugikan hak-hak mereka sebagai individu dalam masyarakat. Pada penjelasan materi tadi,sempat dikatakan bahwa setiap gerakan sosial itu bersifat politis, mengapa bisa demikian ? Dan mengenai pandangan politik optimis agar dapat melakukan politik secara optimis, apakah ada cara - cara yang harus dilakukan ?

[@puspitaita0]

Terima kasih atas pemaparan materi melalui video ini pak, video nya disajikan dengan bahasa yg ringan sehingga saya dapat memahami apa yg bapak telah paparkan. Izin bertanya pak, seperti yg telah bapak jelaskan dalam video, bahwasannya karl max sangat pro terhadap kaum buruh. Pertanyaan saya, kira-kira apa yg melatarbelakangi politik karl max bisa sangat peduli terhadap kaum buruh dibandingkan kaum kapitalis? Nama : Ni Wayan Ita Puspita Nim : 1907531078

[@krisdj5231]

Terimakasih atas penjelasannya pak, dijelaskan tadi bahwa kita dapat melihat politik machiavelli dari sebagian besar caleg-caleg di indonesia yang awalnya mereka sangat menjanjikan membantu masyarakat apabila terpilih ( manis di awal ). Tapi mengapa rakyat indonesia sampai saat ini masih mempercayai janji-janji tersebut atau sangat sedikit masyarakat yang berpandangan pesimis terhadap politik padahal hal tersebut sudah dilakukan berulang kali dan terjadi sangat lama di Indonesia? Sekiam pertanyaan dari saya, terimakasih pak. Nama : Kadek Krishna Dhananjaya Nim : 1907531083

[@elsadonita5121]

Terima kasih atas pemaparan materi yang telah bapak berikan. Dari pemaparan materi diatas, menurut saya pandangan mengenai politik itu kotor tidaklah betul-betul salah. Karena, pandangan mengenai politik tersebut dibagi menjadi 2 yaitu pandangan optimis dan juga pandangan pesimis. Kemudian, yang ingin saya tanyakan yaitu apakah pandangan pesimis dari masyarakat terkait politik di negaranya dapat mempengaruhi kinerja dari pemerintahan negara tersebut atau tidak pak? Terima kasih Elsa Donita (1907531279)

[@niputubellaarisuwitri1934]

Terima kasih bapak atas penjelasan materinya, namun saya ingin bertanya mengenai pernyataan setiap gerakan sosial bersifat politis. Pertanyaan saya, apa yang melatarbelakangi pernyataan itu ? Faktor atau bagian apa dari gerakan sosial yang menyebabkan gerakan sosial itu bersifat politis ? Terima kasih bapak🙏🏻 Ni Putu Bella Ari Suwitri 1907531098

[@Magfiroh1]

Terimakasih atas pemaparan materi nya pak 🙏🏻. Saya ingin bertanya, apakah ada dalam suatu negara hanya mengandung pandangan optimis saja atau sebaliknya hanya mengandung pandangan pesimis saja? Atau dalam suatu negara pasti mengandung kedua pandangan tersebut? Jika setiap negara pasti mengandung kedua pandangan tersebut menurut bapak, manakah yang lebih dominan? Jika pandangan pesimis yang lebih dominan, apakah benar bahwa politik itu jahat? Magfiroh 1807521024

[@dyahjayanti8024]

Nama : dyah jayanti arimbawa Nim : 1807521210 terimakasi pak wahyu🙏🏻 atas penjelasan materinya. disini saya ada sdikit bertanya jadi menurut bapak apakah politik di indonesia itu bisa bersih? tanpa adanya pihak2 yang memiliki tujuan tertentu yg merugikan rakyat seperti pandangan menurut nicolo machiavelli

[@erikameitard]

terimakasih atas ilmu yang disampaikan pak, penyajian dalam bentuk video seperti ini lebih menarik untuk dipelajari. namun disini saya ingin bertanya yang menyangkut dengan kajian max weber mengenai birokrasi. saya sempat membaca kalau kedudukan birokrasi terhadap partai politik di Indonesia semenjak Presiden Suharto tidak lagi bisa dikatakan netral. mengapa bisa demikian pak? terimakasih. Nama : Putu Erika Meita Rina Dewi NIM : 1807521235

[@niwayanninasuariyanti6390]

Trimakasih atas materi yg disjikan pak wahyu, dsni sya ingin bertanya terkait dengan pemikiran awal dari Max Webber yang menyatakan bahwa birokarsi itu dibuat untuk mempermudah peran dan fungsi pemerintah. Namun di Indonesia ini banyak skli adanya kritik terkait kebijakan birokrasi yg diterapkan hingga banyak PNS mengkritinya hingga menyatakan bahwa birokrasi Indonesia kontraproduktif. Apakah Indonesia saat ini sedang berada pada posisi pesimis dalam politik atau bagaimna pak? Sehingga pro kontra antara pemain politik dengan masyarakat yang harusnya diutamakan kesejahteraanya terus terjadi Nama : Ni Wayan Nina Suariyanti NIM : 1807521004

[@nova5416]

Nama: Nova Widya Ningsih NIM: 1807521038 Terimakasih atas materinya pak 🙏🏻 dari penjelasan yang saya tangkap, artinya perspektif masyarakat yang menganggap bahwasanya politik adalah kotor, tidaklah betul-betul salah. Karena memang sejatinya, pandangan terkait politik ini terbagi menjadi 2 yakni pandangan optimis dan pandangan pesimis. Saya ingin bertanya pak, manurut bapak apa yang akan terjadi, jika negara Republik yang notabene harus mementingkan kepentingan rakyat, justru malah banyak yang menganut pandangan pesimisme? Apakah negara tsb masih dapat dikatakan sbg negara Republik?

[@widyaaricahyathi5496]

Nama : I Gusti Ayu Widya Ari Cahyathi Nim : 1807521102 apakah politik machiavellia ini akan selalu ada?

[@susanthiwidyanaputri3594]

Terimakasih atas penjelasannya bapak yang sangat bermanfaat bagi saya, namun saya ingin bertanya mengenai penjelasan yang telah bapak jelaskan mengapa setiap pergerakan sosial dikatakan sebagai politis bapak? (Putu Susanthi Widyana Putri_1907531137)

[@gedenandadharmawanpulasari3738]

Mengapa dapat dikatakan setiap gerakan sosial sifatnya politis? Apakah politis disini mengandung pandangan optimis atau pesimis dari politik ? Nama : Gede Nanda Dharmawan Pulasari NIM : 1807521057

[@ketuapengawas_karismadewi7937]

menurut pandangan Bapak, apakah baik jikalau ada seorang yang selalu memiliki pandangan optimis mengenai politik? dan bagaimana cara kita memposisikan diri sendiri pada situasi kita harus percaya politik, dan tidak percaya pada politik? Nama : Ni Kadek Karisma Dewi NIM : 1907531130

[@muhamadnabil7979]

Terima kasih atas penjelasannya pak, materinya sangat bagus dan mudah dipahami. saya juga ingin bertanya tadi dikatakan negara republik artinya negara bertanggung jawab mengakomodasi kebutuhan atau kepentingan seluruh warga negara nya. indonesia merupakan negara yang berbentuk republik, menurut bapak apakah definisi dari negara republik ini sudah diterapkan atau terlaksana di indonesia mengingat akhir akhir ini banyak sekali penentangan yang dilakukan masyarakat terhadap pemerintah. terima kasih Muhamad Nabil (1907531119)

[@feliciaelisabethwinatha9124]

Terima kasih atas pemaparan materinya, Bapak. Saya ingin bertanya, apakah ada cara-cara untuk mengetahui apabila seorang caleg menganut politik Machiavellian? Nama : Felicia Elisabeth Winatha NIM : 1907531100

[@adityawibawa4165]

Terimakasi atas materi yang telah disampaikan pak, saya ingin bertanya , politik di indonesia masih banyak bersikap manis kepada rakyat untuk mengambil keuntungan sendiri atau pribadi, apakah bisa politik indonesia menghilangkan pandangan pesimis tersebut? I gede aditya wibawa 1907531259

[@putugede9750]

Nama : I Putu Gede Darma Putra Nim : 1807521051 Terima kasih atas materinya pak, ijin bertanya, akhir" ini kan sedang ada demonstrasi mengenai pengesahan UU omnybus law, kira kira pandangan politik yang manakah yang sedang berlangsung saat ini? Apakah optimis atau pesimis dan sesuai dengan pendapat siapa?

[@rajaagils5429]

Apakah politik mempengaruhi budaya atau budaya yg mempengaruhi politik pak ? Raja Agil Sassa 1807521116

[@manikjulythia2964]

Terimakasih sebelumnya atas materi yang sudah bapak jelaskan. Materi yang dijelaskan sudah lengkap dan mencangkup secara jelas. Sebelumnya saya ingin mengomentari 3 tokoh pemikiran awal mengenai sosiologi politik yang menurut saya sangat hebat sebab beliau bertiga-lah yang mencetuskan berdirinya sejarah sosiologi politik itu sendiri sehingga muncul terobosan terbaru di kehidupan masyarakat dengan munculnya sosiologi politik tersebut. Ada yang saya ingin tanyakan kepada bapak, dalam pemikiran Karl Marx disebutkan bahwa kaum buruh bersatu untuk menumbangkan kapitalisme atau kaum borjuis. Saya ingin tau, apakah ada alasan lain mengapa hanya kaum buruh yang bersatu untuk menumbangkan kapitalisme, padahal menurut saya kaum buruh tidak memiliki kewenangan atau kekuasaan yang berarti di masa pemerintahan zaman dulu. Mengapa tidak memakai kaum bersenjata seperti tentara atau kepolisian pada zaman itu untuk menumpas kapitalisme, Menagapa harus kaum buruh? Berarti kaum buruh memiliki kekuasaan yang lumayan berpengaruh ya pak? Terimakasih pak,sekian saja pertanyaan dari saya. Nama : Ni Putu Manik Julythiawati NIM : 1907531211

[@komangdarmayanti3964]

Terimakasih pak atas materi yang disampaikan. Saya ingin bertanya, kemarin saat kehebohan yang terjadi karena UU Cipta Kerja, lebih banyak masyarakat yang kontra terhadap UU tersebut, banyaknya demo yang dilakukan dan akhirnya merusak properti, apakah tindakan tersebut didasari oleh pandangan pesimis terhadap politik? Karena masyarakat yang selalu menganggap bahwa pemerintah menunggangi kebijakan yang dibuat untuk kepentingannya sendiri, apakah artinya sebagian besar masyarakat memiliki pandangan pesimis terhadap politik? Apakah ada cara untuk mengubah pandangan masyarakat menjadi optimis terhadap politik pak? Terimakasih pak Nama : Ni Komang Darmayanti NIM : 1807521240

[@Putri-zd6vx]

Selamat siang bp Wahyu, trima kasih atas materi yang sudah disampaikan. Disini saya tertarik untuk memahas mengenai pandangan-pandangan para filsafat seperti contohnya pada pemikiran Hobbes yang terdapat pada karyanya Leviathan yang menggambarkan negara sebagai makhluk raksasa yang melegitimasikan diri semata-mata karena kemampuannya untuk mengancam dikarenakan pada pemerintahan di zamannya terkenal dengan negara yang absolut. Hobbes tidak mau membenarkan kesewenangan para raja. Keadaan tersebut tentunya berbeda dengan keadaan saat ini, lantas apakah pemikiran-pemikiran tersebut masih relevan untuk kita cermati ? Trima kasih (Putri Sofiah Sari 1807521041)

[@dwisurya868]

Bagaimana tanggapan bapak terkait dengan negara bisa juga menyalahgunakan kekuasaan untuk mendominasi masyarakat dan menindas masyarakat? Nama : I Kadek Dwi Surya Adinata NIM : 1807531201

[@intanchintya9430]

Terima kasih atas materi yang telah Bapak sampaikan, diketahui bahwa Du Contract Social karya dari J.J Rosseau menyatakan bahwa pemimpin atau kepala negara harus membuat kontrak dengan masyarakat atau warga negara nya. Sehingga jika pemimpin menyimpang maka warga negara berhak mengkoreksi atau mengganti pemimpin tersebut. Di Indonesia sendiri merupakan negara republik dengan kekuasaan tertinggi ditangan rakyat. Saya ingin bertanya apakah menurut Bapak, di Indonesia penerapan Du contract Sosial sudah berjalan dengan optimal atau belum? Karena dari pengamatan saya masih terdapat beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh pemimpin tetapi warga negara masih takut untuk mengkoreksi hal yg dilakukan oleh pemimpin tersebut. Bagaimana cara agar warga negara mau mengkoreksi pemimpin jika salah tanpa ada rasa takut dan bagaimana cara agar penerapan du contract sosial berjalan lancar tanpa memberatkan salah satu pihak Nama : Ni Luh Intan Chintya Cahyani NIM : 1907531213

[@niputulisnaardityawati7539]

Nama : Ni Putu Lisna Ardityawati NIM : 1807521022 Sebelumnya terimakasi atas materi yang telah Bapak sampaikan. ijin bertanya, tadi telah disebutkan tiga tipe kepemimpinan politik menurut Max Weber yaitu Kepemimpinan Legal formal, kepemimpinan tradisional dan kepemimpinan karismatik. Dari ketiga tipe kepemimpinan tersebut tipe yang manakah yang paling mempermudah birokrasi dalam pemerintahan dan paling memberikan dampak baik bagi kehidupan masyarakat? Terimakasi.

[@suwandisuwandi7494]

mntp

[@shin74_]

Nama: Ni Kadek Shinta Paramita Nim: 1807521049 Sebagai negara yang masih menganut sistem pemerintahan demokrasi proletar (diktator proletariat) China tetap mementingkan kesejahteraan rakyat tapi mengapa ketimpangan sosial di negara tsb semakin melebar ? apakah yang menggunakan sistem tsb hanya negara komunis saja?

[@intansatwikaa]

Terima kasih atas penjelasannya bapak🙏 Sesuai yang bapak jelaskan, politik epicurus mengatakan bahwa manusia adalah makhluk individual yang bertujuan untuk mencari kebahagian sebesar-besarnya yang contohnya biasa digunakan oleh para koruptor untuk keuntungan diri sendiri. Menurut bapak apakah ada solusi untuk dapat mencegah praktik politik tersebut agar pandangan politik tersebut tidak terus dilakukan oleh para koruptor? Nama : I Gst Ayu Intan Satwika Pramesti NIM : 1907531244

[@sc_enjipebrianti6785]

Terima kasih atas penjelasannya bapak sangat bermanfaat sekali. Izin memberikan pendapat bapak, dengan adanya pandangan optimis dan pesimis mengenai politik menurut saya kedua hal tersebut tidak dapat dihindari dan dipilih salah satu, hal ini dikarenakan antara pandangan optimis dan pesimis di dalam realisasinya memiliki hubungan antara satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan. Tetapi saya ingin bertanya bapak, apakah latar belakang pendapat Nicolo Machiavelli mengenai "Raja atau pemimpin harus bersikap manis di hadapan rakyat untuk mengambil keuntungan lebih darinya..." ? Apakah pernah terjadinya suatu perdebatan diantara tokoh politik mengenai pendapat ini? Terima kasih bapak 🙏🏻 Nama : Ni Ketut Enji Pebrianti NIM : 1907531020

[@dewaprajadhita5329]

Nama: I Dewa Gede Dalem Praja Dhita NIM: 1907531135 Terimakasih banyak atas penjelasannya pak, saya ingin bertanya mengenai pandangan dari Nicolo Machiavelli yang dapat dikatakan sebagai politik bermuka dua, dimana seorang pemimpin harus bersikap manis di depan hadapan rakyatnya untuk mengambil keuntungan yang lebih. Di zaman sekarang sangat banyak bertebaran tipikal pemimpin yang menggunakan pandangan dari Machiavelli ini, nah bagaimana pandangan ini bisa sangat popular di praktikan oleh pemimpin masa sekarang mengingat pandangan dari Machiavelli ini adalah pandangan yang sudah cukup tua dan tidak relevan dengan keadaaan zaman sekarang. Terimakasih pak

[@ratnasintha5325]

Terimakasih atas materi yang bapak sampaikan, saya ingin bertanya. Bagaimana keadaan politik di Indonesia apabila diterapkan salah satu pandangan tersebut ? apakah dalam diterapkan salah satu pandangan tersebut dapat mencegah praktik politik yang merugikan masyarakat? Nama : Putu Ratna Sintha Wati NIM : 1907531004

[@krisnnd]

Terimakasih atas penjelasannya pak, disini saya ingin bertanya. Dividio sempet membahas mengenai pandangan masyarakat terhadap politik, pertanyaannya bagaimana cara menghilangkan stigma pada masyrakat yang memandang politik itu kotor? mengingat masyarakat kerap kali diperlihatkan bukti-bukti yang memperkuat pandangan ini. Ketut Krisnanda Dewi Sukmayana (1907531106)

[@jessicaanggi4450]

Terima kasih atas penyampaian materinya Bapak. Seperti yang telah dijelaskan mengenai pemikiran awal Max Weber tentang sosiologi politik, Max Weber memiliki kajian mengenai tipe-tipe kepemimpinan yakni legal formal, tradisional, dan kharismatik. Mohon izin bertanya Bapak, apakah seorang pemimpin harus menguasai tiga tipe tersebut untuk mempermudah pemerintah menjalankan birokrasi? Atau hanya memilih salah satu saja? Serta apa sajakah tantangan dalam melakukan reformasi birokrasi, dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut agar nantinya reformasi birokrasi dapat berjalan optimal? Terima kasih Bapak🙏 Nama : Ni Putu Jessica Anggi Wijaya Putri NIM : 1907531154

[@dewaayusrilaksmidewi1616]

Sebelumnya terimakasih atas pemaparan materinya pak. Di video tersebut ada dijelaskan mengenai pandangan politik yaitu ada yang optimis dan juga pesimis. Dimana pandangan optimis dikatakan jika politik adalah hal yang baik, namun sebaliknya pandangan pesimis dikatakan kalau politik itu adalah hal yang buruk. Nah, terkait hal itu di Indonesia sering terjadi demo yang sangat anarkis seperti kasus pada RUU KUHP serta RUU Cipta Kerja, dimana pemerintah seolah-olah membuat/mengesahkan undang-undang dengan sendirinya. Nah, saya ingin sedikit bertanya apakah masyarakat Indonesia memandang politik sebagai hal yang pesimis ? Mengingat pemerintah sering melakukan keputusan sendiri tanpa melibatkan masyarakat Nama : Dewa Ayu Sri Laksmi Dewi NIM : 1907531247

[@nikadekmeilani9719]

Terima kasih atas pemaparan materi yang bapak sampaikan disini saya hendak bertanya terkait pandangan optimis dan pesimis terhadap politik. Seperti yang bapak sampaikan bahwa pandangan optimis adalah pandangan politik sebagai hal yang baik sementara pandangan pesimis adalah hal yang buruk. Jika dikaitkan dengan keadaan saat ini, terdapat peraturan pemerintah yang baru diwacanakan kerap mendapatkan tanggapan pro dan kontra. Apakah hal tersebut dapat dikatakan bahwa pandangan masyarakat saat ini juga merupakan pandangan optimis dan pandangan pesimis terhadap politik ? Lalu bagaimana upaya pemerintah untuk membuat ketentuan ketentuan yang mampu meyakinkan masyarakat bahwa politik itu baik ? Nama : Ni Kadek Meilani NIM : 1907531027

[@evanaditya7099]

Terimakasih atas penjelasannya pak. Divideo di sebutkan dalam pandangan plato mengenai politik dimana plato menyebutkan bahwa manusia adalah mahkluk sosial ,tujuan negara mewujudkan res-publica, dimana res itu meruapakan kepentingan dan publica itu bersama, jadi tujuan negara meruapakan untuk mewujudkan kepentingan bersama. Apakah memang memungkinkan negara meweujudkan kentingan seluruh warganya? Tidak kah itu hanya angan2 , karena pasti di setiap keputusan akan selalu menimbulkan pro dan kontra. 1907531061 I Putu Evan Aditya Dharma Merta

[@helentriandinihardi1658]

Telah dijelaskan bahwa negara repuplik bertanggung jawab untuk mengakomodasi kepentingan seluruh masyarakatnya. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berbentuk republik. Pertanyaan saya, apakah Indonesia sudah berhasil dalam mengakomodasi kepentingan seluruh rakyatnya? Sekian pertanyaan dari saya terima kasih. Nama: Helen Triandini Hardi Nim: 1907531282

[@ikomangokasemaraputra1113]

Terimakasih atas materi yang telah bapak sampaikan 🙏. Saya ingin bertanya mengenai pandangan optimis dan pesimis, politik di Indonesia apakah termasuk pandangan optimis atau pandangan pesimis ? Nama : I Komang Oka Semara Putra NIM : 1807521066

[@suluhwidyataruna8983]

Pemaparan materi yang sangat baik dari Bapak. Poin utama yang saya dapatkan dari video ini adalah bagaimana pandangan dan pemikiran terkait dengan awal dari sosiologi dan politik. Pada saat ini ada hal yang ingin saya tanyakan, bagaimana posisi ilmu politik dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang lain? Terima kasih Suluh Widyataruna (1907531265)

[@julita_ruthwaer7409]

Terimakasih atas materi yang pak sudah sampaikan 🙏 Saya mau bertanya bagaimana agar Pikiran sosiologi politik di kalangan muda bisa terbuka? Nam : eva ruth julita Waer Nim :2007531291 Terimakasih 🙏

[@nikadeklistiani2836]

Terimakasih atas penjelasan materinya bapak. Seperti yang kita ketahui saat ini, banyak masyarakat yang berpandangan bahwa semua hal yang berkaitan dengan dunia politik itu tidak baik. Politik dikonotasikan sebagai penipuan, kebohongan, akal-akalan, permusuhan, atau hal-hal yang semuanya bisa berakibat buruk. Selain itu, masyarakat menganggap bahwa semua orang yang masuk dalam dunia politik itu akan menjadi kotor, jauh dari kebaikan dan akan bertindak tidak sesuai dengan peri kemanusiaan. Pertanyaan saya menurut pendapat bapak, apakah dunia politik akan selamanya dikatakan kotor? Dan dengan adanya pandangan pesimis dari sebagian masyarakat apakah dapat memengaruhi pandangan dari masyarakat lainnya? Dengan adanya perbedaan antara politik menurut Aristoteles dengan politik menurut masyarakat kita sekarang membuktikan bahwa beda waktu beda pandangan, lalu apakah mungkin suatu saat nanti akan muncul pandangan politik yang baru? Mengingat zaman yang terus berkembang. Terimakasih Nama : Ni Kadek Listiani NIM : 1907531034

[@hamzaxpx9j385]

Apa semakin banyak lembaga birokrasi maka kinerja pemerintah akan menjadi semakin baik atau justru sebaliknya? Nama : Handy Purnama NIM : 1907531003

[@arindrariswana9073]

Terima Kasih atas pemaparan materinya pak, nah tadi dikatakan J.J Rousseau pemimpin membuat kontrak dengan masyarakatnya, jika pemimpin itu menyimpang rakyat berhak untuk mengkoreksinya, nah pertanyaan saya, apabila Masyarakat Indonesia khususnya ingin memberikan kritik dan kritik tersebut ditanggapi sebagai ancaman kenapa rakyat atau masyarakat dilarang bebas berbicara Nama : Made Arindra Riswana NIM : 1907531272

[@dianwdrn]

Terimakasih pak, penjelasannya sangat menarik dan mudah dipahami namun masih ada yang ingin saya ketahui pak yaitu dari masa ke masa kalau dilihat pandangan manakah yang lebih terbukti, pandangan pesimis atau optimis? Apabila pandangan pesimis yang lebih banyak terbukti apakah orang yang berpandangan optimis tidak berubah pandangan menjadi pesimis? Nama : Komang Dian Widiarini NIM : 1907531150

[@edgarfranz8222]

Kenapa Amerika Serikat bisa dikatakan sebagai kampiun negera kapitalis di dunia ? Padahal utang negara yang semakin besar serta kesenjangan anatar eknomi atas dan rendah terus terjadi . Nama : Edgar Franz Bartholomew NIM : 1907531210

[@anggaprasetya1062]

Nama : angga prasetya putra Nim : 1807521088 Dalam implikasinya semua partai politik dapat dikatakan berlomba untuk menjadi yang terbaik dengan menjatuhkan partai yang lain , hal ini tentunya membuat rakyat berpikir pesimis akan politik , kenapa tidak sebaiknya parpol dihapuska sehingga rakyat membentuk mindet optimis dalam politik ?

[@suryanugraha3323]

Terimakasih atas materi yang diberikan tadi kan di jelaskan tentang tiga tipe - tipe kepemimpinan tolong berikan contoh " dari ketiga tipe - tipe kepemimpinan ? nama : I gede surya nugraha nim : 1807521225

[@Sudarta_24]

Nama : imade sudarta Nim : 1807521230 Makasi atas pemaparan materinya pak, seblumnya saya ingin bertanya kenapa setiap gerakan sosial itu sifatny politik pak? Sekian terimakasihh

[@adelyatriagustin4614]

Nama : Adelya Tri Agustin NIM : 1807521007 Terimakasih atas penjelasnnya pak, saya ingin bertanya tadi telah dijelaskan mengenai homo homini lupus bahwa negara bisa menyalah gunakan kekuasaan untuk mendominasi atau menindas masyarakat. Mengapa demikian? Bukan kah negara itu sebaiknya menuntun atau mengatur masyarakat agar bisa hidup berdaulat dan demokratis? Terimakasih pak🙏