Simbol bukan semata menjadi tanda melainkan juga sebagai bahasa. Konsumsi simbol yg dilakukan oleh masyarakat konsumsi tercipta dari adanya keberadaan media yg memberikan pengaruh terhadap masyarakat yg mengkonsumsi media tersebut. Selain itu media juga mempengaruhi keberadaan masyarakat tontonan sehingga terjadi penularan dari individu ke individu lainnya. Terima kasih pak atas tambahan ilmunya mengenai pemikiran Baudrillard tentang masyarakat konsumsi 🙏
@finayulfa76022 жыл бұрын
Selamat sore, terima kasih banyak Pak atas penjelasannya mengenai Postmodern oleh Jean Baudrillard. Dari penjelasan Bapak, dapat saya simpulkan bahwa era post moder merupakan dimana konsumsi lebih masif dibandingkan produksi. Konsumsi yang dilakukan masyarakat pun tidak berdasarkan kebutuhan tetapi lebih kepada konsumsi nilai simbol. Dari nilai simbol tersebut, masyarakat terdefinisikan sebagai masyarakat tontonan dimana meraka lebih perhatian pada hal-hal yang dikonsumsi orang lain. Merek baju, jam tangan, handphone, dll yang digunakan seseorang menjadi magnet perhatian tersendiri pada era postmodern ini. Beralih dari masyarakat tontonan, bapak menjelaskan teori simulacra dari Baudrillard. Teori simulacra merupakan teori yang merubah hal-hal konkret menjadi hal abstrak dan sebaliknya. Misalnya di Disney, disana kita bisa melihat kartun disney yang ada di televisi seolah-olah nyata dan bahkan bisa diajak foto bersama. Dan juga dari teori simulacra ini menghasilkan Hiperrealitas dimana hal yang dilihat seseorang ternyata tidak sesuai dengan realitasnya atau ditambah-tambahkan sehingga lebih menarik perhatian. Kemudian pertanyaan saya adalah apakah teori simulacra ini menjadi salah satu teori bagi kaum kapitalis untuk mengamini imajinasi yang berlebih dari konsumen??? Imajinasi yang saya maksud contohnya seperti seseorang yang ingin bertemu langsung dengan kartun atau artis-artis yang ditontonnya lewat televisi atau media massa lainnya, contoh lainnya adalah seseorang yang ingin dianggap selalu bahagia lewat media sosial, padahal pada kenyataannya sangat wajar jika seseorang pernah merasakan sedih. Fina Yulfa Laila/1912511040
@abhiem4 жыл бұрын
Temanya asik dan menarik. Keep update good posting ya Sanglah Institute!
@SanglahInstitute4 жыл бұрын
so pasti, iklannya jangan di-skip ya ka, hehe
@josercapablanca3 жыл бұрын
Halo pak, saya bukan ahli filsafat. Saya arsitek. Tapi dengan adanya ahli filsafat yang sharing ilmu di yutub, hal ini sangat membantu saya. Terimakasih sudah sharing pak
@Don69Muk3 ай бұрын
Maturnuwun mas
@melkideni97124 жыл бұрын
Luar biasa. Bahasa ringan dan menyederhanakan konsep2 Jean Baudrillard
@SanglahInstitute4 жыл бұрын
untuk lebih dalam, sengaja biar didiskusikan di kolom komentar saja, tapi tidak menutup kemungkinan nanti dibuat materi lain yg menjelaskan pemikiran tokoh2 secara lebih rumit, hehe
@TRIKASTAIN4 жыл бұрын
mantaf semoga dapat memberikan pelajaran bermanfaat kepada masyarakat
@masakinisangatconfused Жыл бұрын
aaa videonya bagus bgt mksh bg
@krisnapunk4 жыл бұрын
Akhirnya yang saya tunggu tunggu selama ini
@SanglahInstitute4 жыл бұрын
terus like, subscribe dan share ya ka
@krisnapunk4 жыл бұрын
giveaway buku dong kakak
@zeii51674 жыл бұрын
Akhirnya setelah ditunggu-tunggu.. Selanjutnya Foucault dong.
@SanglahInstitute4 жыл бұрын
setelah ini Derrida dulu kaka, baru Foucault...
@panggiorestu53974 жыл бұрын
Boleh saranin ya...sebelum masuk ke post strukturalisme Derrida dan Foucault, mungkin dibahas dulu tentang percabangan ilmu dari Biologi ke Linguistik melalui fonologi, kemudian munculnya strukturalisme Saussure dan Levi Strauss, baru kemudian Poststrukturalisme. Makasih
@Yeaa1223 жыл бұрын
Terima kasih atas penjelasannya sangat bermanfaat dan mudah dipahami🙏
@alazhariids56034 жыл бұрын
Mantapp mas, ditunggu lagi update kajian filsafat tokoh posmodern selanjutnya
@SanglahInstitute4 жыл бұрын
berikutnya adalah Derrida, stay tuned ya!
@nadiagitacahyani50482 жыл бұрын
Selamat siang pak, terimakasih untuk materinya. Saya tertarik dengan materi masyarakat tontonan(spectacle society) yakni masyarakat yang saling menonton dan bertukar simbol. Kemudian bapak sisipkan dengan contoh ketika kita menonton film dimana aktor itu menggunakan mobil bmw kita juga ingin menggunakannya. Ketika kita sdh membelinya, kita juga bisa mempengaruhi orang lain untuk membeli dan menggunakannya juga. Hal ini mengingatkan saya isi dari buku "The Power of Language" terjemahan dari Bahasa Korea. Di halaman 23, penulis mengatakan "antonim dari karya mungkin adalah komoditas. Komoditas dapat dikatakan sebagai sesuatu yg serba seragam dan pasif, maka karya adalah sesuatu yg dibuat dgn kreatif dan aktif. Aku harap kehidupan seseorang itu bukanlah sebuah komoditas, melainkan karya. Terutama jika itu adalah kehidupan 'milikku' sendiri. Kalau kehidupanku adalah sesuatu yg seragam dan pasif sehingga tanpa diriku pun tempat kosong yg kutinggalkan bisa diisi dgn mudah oleh orang lain, rasanya hal itu akan menjadi hal yg sangat menyedihkan". Saya rasa isi dari buku ini dapat menggambarkan bagaimana kita masyarakat menjadi suatu komoditas yg selalu ingin seragam dan pasif dengan orang lain. Kita belum mampu untuk menciptakan suatu karya yg dibuat dgn kreatif dan aktif untuk diri kita sendiri karena kita terjebak dalam masyarakat tontonan. Terimakasih pak. Nadia Gita Cahyani/1912511047
@panggiorestu53974 жыл бұрын
Contoh lain dari hiperrealitas, ketika Film Marvel seperti The Avengers memiliki realitas baru. Kita lebih mengenal Robert Downey Jr. Sebagai Tony Stark atau Iron Man daripada si Robert itu sendiri, atau apakah si Robert itu benar2 Robert seperti yang kita percayai di Media. Kemudian muncul teori2 mengenai The Avengers, muncul opini2 dan spekulasi skenario dari para fans bahwa nanti kelanjutannya akan begini akan begitu. Marvel dan para Avengers yang tadi nya semu, seakan2 hidup diantara kita
@SanglahInstitute4 жыл бұрын
terima kasih kaka, ciamik sekali penjelasannya :)
@vinachansung4 жыл бұрын
Mas saya mau tanya, seorang penggemar K-pop yang berimajinasi bahwa idolanya adalah kekasihnya dengan cara mereka bermain peran seolah-olah dirinya adalah seorang artis K-pop dan berimajinasi dengan berpacaran dgn sesama pemain yang bermain peran juga dan menganggap/merasa seolah-olah dirinya sedang berpacaran dengan idolanya yang asli apakah juga bisa dikatakan hiperealitas? interaksi antar pemain yang menggunakan foto dan identias idol K-pop sehingga membuat mereka merasa seperti berpacaran dengan idola yang asli, apakah itu juga termasuk hiperealitas? semoga dijawab ya mas, thank u
@kristinasitorus7887 Жыл бұрын
Sebelumnya terimakasih untuk pemaparan materi yang bapak berikan. Saya izin bertanya pak perihal bagian sampai visual, apakah mungkin dampak dari sampah visual ini bisa menjadi salah satu pemicu tingginya angka kriminalitas dalam masyarakat? Terimakasih pak.
@odiegendasefanda69474 жыл бұрын
Sebelumnya terimakasih atas kuliah onlinenya. Saya mau bertanya mengenai konsep simulasi. Pada 9:26 telah disinggung bahwa menghadiri konser musik merupakan wujud simulasi. Tetapi dalam presentasi, simulasi kiranya belum diuraikan. Pertanyaannya: apa itu simulasi? Apa beda antara simulasi dan simulakra? Dan, bagaimana rumusan konsep simulasi? Mohon penjelasannya Terima kasih 🙏
@panggiorestu53974 жыл бұрын
Simulacra and Simulation buku Baudrillard tahun 1981 (muncul di pembuka film The Matrix th 1999 yg merepresemtasikab pemikiran Baudrillard ini). Simulasi, Simulacra dan Hiperrealitas itu seperti fase pengaburan, pembelokan atau peghapusan realitas di dunia postmodern. Kondisi dimana media bisa membenturkan citra, kode, tanda, image dll yg semu menjadi real atau sebaliknya, sehingga batas2 antara real dan semu tidak ada lagi,,sudah carut marut. Contohnya kita setiap hari hidup dengan simbol itu, seperti Kita lebih cocok dengan shampoo clear, lebih keren kalau pakai adidas dll. Bicara tentang simulasi, ya kita sendiri sudah sering mendengarnya dan paham. Lalu apa bedanya dengan simulacra? Simulasi adalah imitasi dari realitas. Imitasi dari proses dari realitas, dunia nyata dll. Seperti simulasi menerbangkan pesawat, simulasi game balap mobil dll. Klo konser musik dimana simulasinya? Ya ketika kita mendengarkan dan menonton konser itu, menikmati dan larut di dalam konser yang di dalamnya terdapat simulasi audio, simulasi performing, posisi panggung dan penonton yang ditata, semua dikondisikan dan disetting termasuk bagaimana si artis tampil, berperan se menyenangkan mungkin. Tanpa kita tahu "realitas" si musisi itu, apakah semenyenangkan yg kita tonton. Sedangkan simulacra itu jiplakan dari sebuah realitas, atau bukan realitas sm sekali yang tak punya referensi keaslian. Simulacra adalah kondisi dimana realitas itu dibelokkan, dihilangkan atau ditutup. Klo bicara konser musik tadi, apakah benar band yang kita tonton di depan itu adalah band yang sebenarnya ? Karena kita sering melihat dan mendengarkan lagu mereka di media, yang semu. Atau melihat band yg meng cover lagu dr band lain di konser. Atau klo pernah liat band gorillaz, yang menggunakan kartun sebagai penggambaran musisinya, dan ketika konser mengunakan hologram, itu bisa jadi fase selanjutnya yaitu hiperrealitas. Dimana saking kuatnya tanda mencitrakan diri sebagai realitas akhirnya tanda yang semu itu melebihi realitas itu sendiri. Jadi kalau bisa disimpulkan simulasi itu imitasi dari realitas sistem, proses kehidupan, kebudayaan dll. Sedangkan simulacra itu bisa jiplakan dari realitas atau bahkan produksi sebuah realitas baru dari sesuatu yang bukan real atau nyata, atau produksi dari pembelokkan dari realitas itu sendiri. Keduanya muncul karena kita hidup berdampingan dengan media
@odiegendasefanda69474 жыл бұрын
@@panggiorestu5397 ada dua istilah kunci yg saya tangkap dari uraian anda mngenai batasan antara simulasi dan simulakra, yaitu "imitasi" pada simulasi, dan "jiplakan" pada simulakra. Keduanya sama² dimaksudkan sbagai wakil atas realitas. Persoalannya: bukankah imitasi dan jiplakan itu dua terma yg asosiatif? Jika keduanya sama, maka apa bedanya? Kata Baudrillard, dalam Simulacra and Simulation: "The media represents world that is more real than reality that we can experience. People lose the ability to distinguish between reality and fantasy. They also begin to engage with the fantasy without realizing what it really is. They seek happiness and fulfilment through the simulacra of reality, e.g. media and avoid the contact/interaction with the real world." Dari pernyataan itu, kiranya media lebih diyakini sebagai yang-real atau realitas dari hasil fase pengkopian terus-menerus, sehingga media pada akhirnya menggeser posisi realitas. Saya tidak tahu mana yg pasti, tetapi dari keterangan Baudrillard, saya sepakat bahwa simulasi memang jiplakan atau imitasi atas realitas, sementara menurut hemat saya, simulakra bukan sekadar jiplakan dari realitas, melainkan jiplakan dari jiplakan atau imitasi dari imitasi atau jiplakan/imitasi dari simulasi secara terus-menerus.
@odiegendasefanda69474 жыл бұрын
@@panggiorestu5397 terima kasih uraiannya 🙏
@SanglahInstitute4 жыл бұрын
@@odiegendasefanda6947 secara sederhana, simulasi adalah apa yang dihasilkan simulakra, sehingga yang termasuk dalam simulasi adalah hiperealitas, rekayasa, dsj. tetapi dlm karya "Ektase Komunikasi", Baudrillard mencetuskan istilah 'fastamorgaria' untuk simulasi seperti konser musik, pertunjukan2, atau bisa juga cafe2 dengan tema tertentu. jadi, fastamorgaria adalah upaya menciptakan "suasana" scr disengaja.
@SanglahInstitute4 жыл бұрын
@@panggiorestu5397 terima kasih kaka, kata pak wahyu, meskipun kaka bukan pegiat SI, tapi ada hubungan dekat dengan SI. hubungan apa nih? hehe
@gerhanamerah20243 жыл бұрын
Apakah pertunjukan teater juga termasuk hyperrealitas?
@selvianasanul_0208 Жыл бұрын
Selamat siang Pak, sebelumnya terima kasih atas materinya.Saya Selviana Sanul dengan Nim 2012511020, ijin bertanya. Bagi Baudrillard, televisi merupakan medan di mana orang ditarik ke dalam sebuah kebudayaan sebagai black hole. Ia menyebautnya Simulacra, di mana realitas yang ada adalah realitas semu, realitas buatan (hyper-reality). Begitulah Baudrillard memandang hakikat komunikasi massa. Lantas bagaimana pandangan Baudrillard tentang hakikat komunikasi massa dan aapa sebetulnya yang dimaksud dengan simulacra dan apa kaitannya dengan proses komunikasi?
@mochilhamafdol2664 жыл бұрын
Jika kita keasyikan nonton konten ini apakah sebuah simulakra juga?
@OT3334 жыл бұрын
Saya mau tanya, bisa kah konsep hiperrealitas ini di kaitkan dalam kehidupan dunia nyata, contoh misalnya dalam kasus vidio games, seserang yg kecanduan vidio games lalu rela mengeluarkan uang yg tidak sedikit untuk memenuhi kebutuhan nya bermain game di bandingkan kebutuhan nyatanya (seperti kebutuhan pokok) yg di sebabkan karena efek dari simulasi itu. Apa bisa memahaminya seperti itu?
@Nokitron3 жыл бұрын
Mau bantu jawab aja nih. Tentunya bisa sih, cuma mungkin bukan soal hiperrealitas, lebih ke simulakra. Uang yang awalnya barang konkret justru dikonversi jadi cash virtual yang abstrak untuk memenuhi hasrat simbolis, entah itu item yang membuat kemungkinan menang lebih tinggi atau cuma sekadar item kosmetik.
@Ignakrisna4 жыл бұрын
Apakah perguruan tinggi bisa sukses menjadi ladang bisnis dikarenakan simulakra?
@ellen90572 жыл бұрын
Selamat malam bapak , mohon maaf baru menanggapi krna ada kendala d kuota pak , terimakasih atas materinya 😇🙏 Ijin menanggapi pak Konsumsi simbol adalah kegiatan yang menggunakan dan menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa bukan karena kebutuhan akan value dari barang atau jasa tersebut, melainkan dari value eksklusifitas yang dimiliki barang atau jasa yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan prestis diri. Mengkonsumsi merupakan suatu kegiatan yang lazim dilakukan dalam memenuhi kebutuhan individu. Dewasa ini konsumsi lebih daripada kegiatan kebutuhan primer dan yang mana sebagai keinginan (desire). Dunia konsumsi saat ini menawarkan kebutuhan baru agar individu mengkonsumsinya. Salah seorang tokoh pemikir postmodernisme yang consent mengkaji masyarakat konsumerisme yakni Jean Baudrillard mengatakan bahwa konsumerisme sebagai anak kandung kapitalisme telah merangsek sampai ke jantung masyarakat. Perilaku konsumsi dipandang sebagai homogenisasi atau heterogenisasi budaya global. Homogenisasi diartikan sebagai budaya local yang terkooptasi oleh budaya global atau sebaliknya. Budaya local semakin menunjukkakn eksistensinya ditengah berkembangnya budaya global. Perubahan perilaku konsumsi ini seringkali di pandang sebagai suatu yang negatif, menjadi kambing hitam dalam beberapa hal termasuk terdegradasinya budaya lokal dan budaya nasional maupun budaya internasional. Pergeseran perilaku konsumsi tidak lagi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tetapi didasarkan motivasi untuk mendapat tantangan, suatu senses, kegembiraan, sosialisasi, menghilangkan stress, memberikan pengetahuan baru dan menjadi trend yang berlangsung dalam kegiatan aktivitas komunikasi sehari hari pada masyarakat Palembang. Selera merupakan upaya seseorang untuk mempresentasikan identitas dan ideologinya. Saat ini kegiatan konsumsi merupakan suatu aktivitas komunikasi di dalamnya terdapat simbol-simbol sosial yang memuat status, prestise yang membentuk personalisasi diri dipertukarkan diantara anggota masyarakat.. Terimakasih bapak Bergita Elnisa Sule /1912511010
@OwlHowl984 жыл бұрын
Bahas sejarah peradaban donk
@agusdwiadnyana17832 жыл бұрын
Setelah menyimak materi ini ternyata membuat saya lebih banyak menghabiskan waktu melamun daripada menulis hal di kolom komentar ini. Akan tetapi, pemikiran Jean Baudrillard mengenai simulacra yang menciptakan hiperealitas ini sangat relevan dalam melihat kepariwisataan di Bali yang di mana dijadikan museum hidup. Adapun sebuah buku berjudul Simulacra Bali: Ambiguitas Tradisionalisasi Orang Bali (2008) yang membedah sekaligus mendeskripsikan hal tersebut tetapi dalam skup yang lebih kecil yaitu di Desa Tenganan, Kerangasem. (Berikut rujukannya: balebengong.id/membaca-kegamangan-bali-dari-tenganan/) Namun sebagai orang bali yang tidak berbudaya alias bali KTP, saya jadi makin skeptis melihat seruan para elit pejabat dan elit media lokal untuk meng-ajeg-an budaya bali. Timbul pertanyaan tentang mau melestarikan budaya siapa dan yang mana? Jangan-jangan yang selama ini dianggap budaya itu cuma warisan kolonial 'balinisasi' untuk kepentingan tertentu. Di samping itu, apakah seabrek upacara agama dan pentas kebudayaan itu masih dilakoni oleh orang bali dengan perasaan ikhlas (ngayah) atau justru sudah bergeser menjadi bersifat materialistis guna mendatangkan turis? Apalagi ketika melihat filsafat kehidupan orang Hindu Bali yakni Tri Hita Karana terasa begitu tidak relevan karena tidak menemukan titik praksisnya, alias tidak nyambung. Sebagaimana yang pernah diutarakan dengan epik oleh IBM Dharma Palguna (2005) dalam esainya, sesaat setelah orang menyembah dewi tanah, tanahnya laku dengan harga menawan. Uang penjualan digunakan menggelar upacara tebusan kepada tanah yang sudah tidak ada. Sungguh ironis, hehe. ...mungkin hasil lamunan saya hanya segitu yang bisa saya deskripsikan. Selebihnya, saya tiba kepada pertanyaan yang berbau utopis: apakah orang bali atau secara umum masyarakat tontonan lainnya bisa melampaui hal tersebut? Maksudnya, apakah mereka bisa 'bebas' dari sumulacra yang membentuk identitas diri mereka dan tidak terjebak terus menerus dalam hiperelitas yang diciptakan tersebut? I Kdk Agus_1912511031
@ayuyundarini4542 жыл бұрын
Selamat sore bpk, terimakasih atas materinya. Izin bertanya mengenai hiperealitas, apakah makna simbol pada film korea yanv mempengaruhi penonton seperti tren mengucapkan "oppa" "saranghae" termasuk dalam lingkup hiperealitas?🙏 Terimakasih Yunda/1912511002
@putuwulan78132 жыл бұрын
Selamat siang pak, sebelumnya terimakasih atas pemaparannya. Mohon izin menanggapi dan bertanya khususnya terkait dengan materi konsumsi simbol yang menghasilkan spectacle society (masyarakat tontonan). Saya pribadi pun merasakan bahwa saya juga bagian dari masyarakat tontonan yang bapak katakan akan terus meluaskan skalanya tersebut pak. Namun pertanyaan saya adalah apakah masyarakat tontonan yang erat kaitannya dengan pertukaran simbol yang telah "memasuki" kebutuhan primer manusia saat ini sepert sandang dan pangan ini juga telah "memasuki"pendidikan pak? Jika benar seperti apa contohnya pak? Sekian dari saya & mohon maaf jika ada yang kurang berkenan, terimakasih bapak Putu Wulan Purnama Dewi / 1912511026
@AsyrafKhayali4 жыл бұрын
Kalau seorang ilmuwan yang kecanduan dalam membaca buku, apakah itu juga adalah bagian dari simulakra?
@SanglahInstitute4 жыл бұрын
bisa jadi, tapi baudrillard lebih mencontohkan teks yang dimaksud adalah puisi dan novel, simulakra dalam wujud teks seperti puisi yang menulis "wajahmu bagi rembulan", intinya teks-teks yg penuh dengan metafora sehingga melampaui kenyataan...
@AsyrafKhayali4 жыл бұрын
Makasih mas atas jawabannya...😉 Saya tunggu video2 berikutnya. Sanglah Institute memang OK...👍👍👍👍
@Reyana9293 жыл бұрын
@@SanglahInstitute saya ingin bertanya wajahmu bagi rembulan itu termasuk hiperealitas atau simulakra
@muhammadarifmaulana86542 жыл бұрын
@@Reyana929 Simulakra. Kalau hiperealitas kan hal yang melampaui kenyataan seperti iklan yang jika kita pakai produk kecantikan maka ada yang bilang "Wahh, wajahmu cakep bagai rembulan."
@kartikaindasetianingrum6689 Жыл бұрын
Terimakasih atas pemaran materi yang bapak berikan. Mengenai simulakra dimana dijelaskan bahwa itu hanya simulasi saja seperti contoh yg diberikan yaitu realita tempat wisata yang tidak sesuai dengan di gambar. lalu, apakah kasus belanja online misalnya yang dimana barang terkadang tidak sesuai dengan yg ditampilkan di postingan itu dapat disebut semulakra? Terima kasih pak Kartika Inda Setianingrum/2012511001
@kesyanilibryanti51852 жыл бұрын
Selamat siang bapak, terimakasih atas pemaparan materinya. Disini saya tertarik dengan penjelasan terkait dengan simulakra, dimana di vidio telah dijelaskan bahwa simulakra merupakan sebentuk instrumen yang mampu merubah hal-hal yang bersifat abstrak menjadi konkret dan begitu pula sebaliknya. Jadi disini saya ingin bertanya apakah simulakra ini dapat dikatakan sebagai kebenaran dalam khayalan?, dan saya ingin bertanya juga bapak apabila terdapat sebuah berita yang sedang beredar dan berita tersebut belum diketahui pasti kebenarannya namun sudah di publikasi dan mungkin saja terdapat penambahan-penambahan informasi lain yang belum tentu adanya, apakah berita tersebut termasuk ke dalam simulakra bapak? Terimakasih bapak Kesyani Libryanti/ 1912511064
@indripardosi95262 жыл бұрын
Indriani Puspawati Pardosi/1912511068 Sebelumnya terima kasih bapak atas materi yang sudah dipaparkan. Saya ingin menambahkan sedikit bahwa distingsi adalah derajat perbedaan reaksi seseorang terhadap berbagai stimulus atau peristiwa yang berbeda-beda.Dalam Metodenya, Bernard Lonergan membedakan distingsi yang penting dalam pemahaman horison metodenya; yaitu disting antara "yang diketahui", "tahu yang tak diketahui" dan "tidak tahu yang tak diketahui". Nah, saya ingin bertanya pak contoh sederhana dari metode tersebut apa saja ya pak supaya saya bisa lebih paham terima kasih pak 🙏
@ardijayapratama46102 жыл бұрын
Terimakasih atas penjelasan materinya pak. saya Izin bertanya, pada pemamaparan tentang berakhirnya kehidupan sosial yang dimana sudah dijelaskan bahwa ketika seseorang terjebak dalam simulakra maka kehidupan sosial seseorang akan berakhir. misalkan contohnya dalam lingkungan pergaulan saya, ketika saya kumpul bersama teman-teman, bukannya saling bercerita dan menanyakan kabar, namun teman-teman saya malah sibuk dengan bermain game di Hpnya masing-masing dan cenderung mengabaikan saya ketika saya ajak bercerita. jadi pertanyaan saya melihat fenomena ini apakah dengan terjebaknya seseorang kedalam simulakra tersebut dapat mempengaruhi karakter dari seseorang itu yang dapat menjadikanya memiliki sikap individualistik ataukah bagaimana ? mohon penjelasanya pak. Terimakasih pak Komang Ardijaya Pratama / 1912511014
@herurizkiwahyudi19972 жыл бұрын
Terimakasih sebelumnya atas materi yang telah bapak paparkan tadi, dan materinya sangat menarik. Disini saya izin bertanya terkait tentang teori simulakra yang telah bapak sampaikan tadi, jika simulakra dapat merubah sesuatu yang konkret menjadi abstrak dan juga sebaliknya, baik dalam teks, visual, dan juga peristiwa. Lantas bagaimana contoh teori simulakra ini dalam bentuk teks apakah sesuatu seperti puisi atau karya sastra lainnya dapat dikaitkan dengan teori simulakra ini? Terimakasih Heru Rizki Wahyudi & 1912511004
@DianoAristo4 жыл бұрын
Yutub juga simulakra
@sidkalfin21154 жыл бұрын
Rekomendasi dong bukunya
@auliarista50293 жыл бұрын
Masyarakat konsumsi - Jean P Baudrilard
@igedebagusradityasuryadhar91003 жыл бұрын
Pada masa sekarang, simbol atau tanda menjadi bagian penting bagi kehidupan masyarakat saat ini. Simbol atau tanda berpengaruh pada beberapa sektor salah satunya sektor fashion atau gaya hidup. Rokok yang menjadi konsumsi masif pada remaja saat ini terjadi akibat adanya simbol atau tanda yang diciptakan oleh media massa atau cetak seperti iklan. Iklan menciptakan rokok sebagai simbol kejantanan, kemapanan dan maskulinitas bagi kaum pria. Maka dari itu sangat lumrah di masa sekarang dimana fenomena perokok di bawah umur marak terjadi di akibatkan remaja di bawah umur sedang berada di fase mencari jati diri. ( I Gede Bagus Raditya Surya Dharma - 1712511030)
@zakiizak19254 жыл бұрын
kurang menyinggung soal internet, dimana ia adl new media yg paling dekat dg kita saat ini
@srisaraswati19512 жыл бұрын
Selamat siang pak, sebelumnya terimakasih atas materi yang sudah dijabarkan. Setelah mendengar, saya jadi sadar bahwa lingkungan hidup saya dipenuhi dengan simulakra. Namun, yang ingin saya tanyakan, apakah mimpi manusia dapat disebut dengan simulakra pak? Karena sering kali mimpi menggambarkan instrumen yang abstrak menjadi konkret ataupun sebaliknya.. dan banyak sekarang iklan-iklan di televisi menggambarkan instrumen yang penuh daya khayal tinggi sama seperti di dalam mimpi manusia untuk menarik konsumennya.. dan apakah obat-obatan terlarang seperti LSD yang menyebabkan halusinasi juga dapat masuk kategori simulakra? Terimakasih, banyak pak🙏🏿 Sri Saraswati (1912511034)
@igedearijuliarsana38982 жыл бұрын
Selamat sore Pak, terimakasih atas materi yang telah Bapak sampaikan. Izin bertanya Pak, dalam beberapa waktu terakhir khususnya menjelang pemilu, banyak sekali terdapat spanduk maupun banner dari para oknum politisi yang hampir memenuhi setiap sudut di ruang publik. Apakah hal tersebut merupakan salah satu contoh dari sampah visual yang dimaksudkan oleh Jean Baudrillard? Terimakasih Pak I Gede Ari Juliarsana (1912511045)
@mhasanfadhil70902 жыл бұрын
Terimakasih atas pemaparan nya pak izin bertanya apakah era post modern seperti sekarang ini memiliki. Kekurangan dan kelebihan pak terimakasih Mhasan Fadhil 1912511023
@arikasugiati47962 жыл бұрын
Selamat siang Pak terimakasih atas materi yang Bapak sampaikan. Mendengar penjelasan Bapak terkait pemikiran dari Jean Baudrillard mengenai sampah visual. Bapak jelaskan tadi bahwa sampah visual merupakan kebiasaan akut para kapitalis yang gencar memasarkan produknya melalui berbagai spanduk berikut banner di pinggiran jalan yang mendistorsi alam pikiran kita. Kita ketahui bahwa di zaman seperti sekarang produk tidak hanya dipasarkan melaui spanduk, banner, ataupun terselip dalam adegan film. Iklan produk di masa sekarang bisa muncul saat kita mulai membuka sebuah web site atau membuka aplikasi lainnya, walaupun kita tidak ingin melihat iklan tersebut. Pertanyaan saya apakah iklan yang muncul tiba-tiba melalui aplikasi yang kita gunakan atau melalui sebuah web site termasuk sebagai sampah visual? Mohon penjelasannya Bapak, terimakasih 🙏🏻 Nama: Ketut Arika Sugiati Dewi NIM: 1912511001
@indrasetiawanpratama61793 жыл бұрын
Baudrillad mempunya pemikiran yang kriris mengenai masalah kehidupan sosial masyarakat. pemikirannya tentang masyarakat konsumsi dan simulakra menggambarkan masyarakat yang hedonis dan konsumtif. dimana masyarakat sudah tidak melihat lagi nilai guna atau petanda yang tergantung dalam barang yg dibelinya. kode, penanda, citra pada baranglah yang lebih penting sebab dengan adanya itu semua dpt membentuk kelas sosial yang diinginkannya. Indra Setiawan Pratama // 1812511024
@nandapramartha14292 жыл бұрын
Selamat siang pak 🙏 Nama saya Putu Pramartha Mudrananda NIM 1912511044 Saya izin berkomentar di bagian hiperealitas adalah segala sesuatu yg bersifat melampaui kenyataan atas pemikiran seseorang sehingga menimbulkan kebohongan yang dibawa simulacra, khususnya terkait penjelasan antara yg palsu lebih indah dari yang asli. Contohnya ketika ada seorang laki-laki yg memakai merek parfum tertentu dimana dalam hal ini seorang gadis akan mengikuti karena merek parfum yg dipergunakan, sehingga kerapkali dalam dunia periklanan kondisi tersebut digambarkan sebagai hiperealitas
@agnesmarthaulysibarani5752 Жыл бұрын
Sebelumnya terimakasih atas materi yang bapak paparkan. Dari yang bapak sampaikan mengenai Spectable Society (Masyarakat Tontonan) bahwa masyarakat tontonan adalah penukaran simbol yang dimana diantara kita canggung melihat orang2 menggunakan barang yang bermerk . Seketika waktu itu saya mendapatkan cerita dari kaka saya yang baru saja melihat orang menggunakan barang bermerk, dan pada saat itu kakak saya aga canggung untuk menirunya, tetapi setelah melihat banyak orang yang menggunakan dan membelinya. kaka saya mulai mencari tahu barang bermerk itu hingga akhirnya dia membelinya. Dan seketika itu teman-temannya bertanya mengenai barang bermerk itu dan akhirnya membeli juga hingga seterusnya. Agnes Marthauly Sibarani / 2012511012
@ichanisa53543 жыл бұрын
Terimakasih materinya pak tentang tokoh posmodern Jean baudrillard (Nisa kiromim 1421005030 )
@kidungkasih4 жыл бұрын
Saya menunggu "nothing is real" tapi sayang sekali tidak muncul.
@laili_indanazulpa51473 жыл бұрын
kok Saya terganggu sekali dgn bibir yg bergerak gak jelas itu
@muhammadarifmaulana86542 жыл бұрын
Hahaha lucu ya.
@yulindamaryana31meant622 жыл бұрын
Saya yulinda maryana dengan nim 1912511009 izin bertanya pak apa fungsi dari adanya konsumsi simbol itu sendiri pak???
@silfiputri93103 жыл бұрын
selamat malam pak terima kasih atas pemaparannya masyarakat tontonan bukanlah tujuan akhir ia akan terus mereproduksi masyarakat masyarakat tontonan lainnya meluaskan skalanya.apakah setelah itu banyak yang lebih parah dari masyarakat tontonan sebelumnya? silfi rahayu putri 1812511019
@retno15962 жыл бұрын
Terimakasih atas penjelasan nya mengenai pemikiran Jean Baudrillard pak, saya cukup tertarik dengan pembahasan mengenai simulakra. Dan saya ijin bertanya apakah ada tokoh lain yg mnjlskan terkait simulakra selain Jean baudrillard? Retno Asti/1912511016
@dayuputri55212 жыл бұрын
Selamat siang Bapak, Dapat saya ambil beberapa poin yakni simulakra ini merupakan gambaran dari realitas semu. Yang mana juga manusia pada abad ini hidup dalam dunia simulakra (dalam hal ini gambar dan citra). Mengenai hal tersebut, saya jadi teringat akan fenomena pilpres beberapa tahun lalu. Bagaimana dunia politik memproduksi komunikasi massa dan membentuk konstruksi sosialnya sendiri. Bagaimana seseorang digambarkan sebagai pemimpin dengan citranya. Bagaimana tanggapan bapak mengenai hal tersebut? terima kasih atas materi dan ilmu yg bermanfaat ini Bapak🙏 Ida Ayu Gede Putri Astiti/1912511042
@madearyasatya53842 жыл бұрын
Selamat siang pak. Sangat tertarik dengan konsep simulakra yang membuat bentuk abstrak menjadi sebuah bentuk yang konkret. Dalam era ini pun tentu juga sangat banyak dijumpai. Metaverse, era dunia atau kehidupan digital yang dulu bentuknya sangat abstrak sekali pun bahkan saat ini sudah dikonsepkan dalam bentuk yang konkret. Simulakra ini menurut saya juga menjadi salah satu bukti, bahwa era postmodern ini menjadi salah satu perkembangan umat manusia dengan imajinasi mereka yang seiring berjalannya waktu akan terus berkembang dan perlahan menjadi sebuah bentuh yang konkret. Made Arya Satya/1912511038
@ariwidhiarsa21562 жыл бұрын
Selamat siang pak. Dalam materi yang telah bapak berikan salah satunya yaitu mengenai masyarakat tontonan ( Spectacle Society) . Yang dimana dikatakan bahwa masyarakat tontonan bukan merupakan tujuan akhir tetapi akan terus mereproduksi masyarakat-masyarakat tontonan lainnya / meluaskan sekalanya. dari contoh yang telah bapak sampaikan. dilingkungan saya tepatnya di perkumpulan seka gong saya. Dimana dari awalnya temen-temen ngerokok, hingga pada akhirnya ada 1 orang temen saya mengganti rokoknya dengan vape. Setelah itu temen-temen saya yang lainnya merasa kalau orang ngevape itu keren . Sehingga yang ngerokokpun jga ikut-ikutan ngevape dan berhenti merokok. Apakah dari contoh diatas dapat dikatakan sebagai masyarakat tontonan pak?. Terimakasi Kadek Ari Widhiarsa (1912511051)
@adipranatha44672 жыл бұрын
Selamat siang pak, terima kasih banyak atas pemaparan materinya. Di era saat ini tentu media memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan simulacra karena dapat mampu membentuk reprensentasi masyarakat terhadap sesuatu. Televisi, iklan, media sosial misalnya, ‘mereka menawarkan simulacra yang begitu mempengaruhi sehingga masyarakat tidak dapat menyadari bahwa sesungguhnya mereka telah mengikuti arus. Trading binary option salah satu contohnya yg dimana diawal aplikasi tersebut akan memberikan akun demo kepada pemakai pemula sebagai bahan percobaan yang dimana dalam akun demo tersebut pengguna dengan sangat mudah bisa menang (baca:untung) , namun setelah mulai masuk ke akun asli pengguna tersebut kenyataannya sangat jauh berbeda. Mohon maaf apabila salah pak. I Ketut Primantara Adi Pranatha / 1912511032
@donitaezra66062 жыл бұрын
Selamat siang pak, izin menanggapi terkait simulakra. Saya tertarik dengan simulakra dalam wujud peristiwa melalui media musik yang dapat mempengaruhi atau mewakili perasaan seseorang yang sedang dirasakan. Saya sangat setuju dengan hal tersebut karena banyak sekali fenomena yang terjadi saat ini khususnya yang dirasakan oleh anak muda. Contohnya ketika seseorang sedang putus cinta yang awalnya perasaan orang tersebut biasa saja dan dapat dikendalikan namun setelah mendengar musik galau perasaan orang tersebut menjadi menggebu dan langsung teringat semua kenangan bersama mantan pacarnya. Selain itu, beberapa anak muda saat ini ketia ia ingin mengutarakan perasaannya kepada seseorang, hanya tinggal mengirimkan sebuah lagu yang dirasa dapat mewakili perasaannya. Terimakasih pak, mohon maaf apabila salah. Donita Ezra Nathaniella / 1912511066