Рет қаралды 5,092
• KAPAN MAPURWADAKSINA V...
Kapan Maurwadaksina Vs Maprasawiya
#MengapaBerputarSearahJarumJam
#MaprasawiyaBerputarBerlawananDenganJarumJam,
#GerakkanMemutar
Di banyak daerah seringkali dijumpai arak-arakan atau prosesi berputar, baik dilakukan di tempat upacara atau di beberapa tempat tertentu, misalnya di setiap perempatan jalan dilakukan tahapan berputar. Lalu apa arti semua (perputaran) itu ? Dalam tradisi Hindu kata purwadaksina juga sering dikatakan dengan pradaksina merujuk gerak atau aktivitas berputar dari arah Timur (purwa, asal muasal) menuju arah Selatan (daksina, kiri). Dengan demikian aktivitas atau gerakkan melingkar seperti gerak jarum jam. Sedangkan prasawiya berarti gerak sebaliknya dengan pradaksina atau purwadaksina yaitu gerakkan yang tidak se arah jarum jam, sebuah yang dimulai dari Timur ke arah Utara atau bergerak ke kiri. Menurut kamus Jawa Kuna, Zoetmulder menjelaskan kata pradaksina dengan pengertian, mengitari dengan mengarahkan ke sisi kanan (zoetmulder, 1995 : 835). Mapradaksina, berjalan berputar searah dengan jarum jam. “kamuliling maputeran mapradaksina ri ratha Danghyang Krpa.” Gerakan ke kanan adalah Gerakan searah dengan perputaran jarum jam. Kata pradaksina di Bali juga dikelnal dengan istilah mapurwa daksina, suatu Gerakan berputar yang diawali dari arah Timur ke Selatan dan seterusnya searah dengan arah jarum jam. Sedangkan kata Prasavya dalam bahasa Sanskerta terbentuk atas preposisi pra- dan kata dasar savya. Pra dapat berarti ‘ke depan, di depan dan kata sawya artinya kiri. Dengan demikian, Prasavya dalam konteks ini dapat diartikan ‘bergerak ke depan mengelilingi suatu objek dengan menempatkan objek tersebut di sebelah kiri (Monier-Williams, 1986: 182). Mengapa terdapat perbedaan seperti itu dalam Hindu ? Mapradaksina dan maprasawya tidak hanya dimaknai sebagai gerakan sirkulasi ke kanan dan atau ke kiri dalam tataran horizontal sesuai arah mata angin, tetapi juga sebagai simbolisasi pergerakan vertikal dari atas ke bawah atau sebaliknya. Secara umum pradaksina atau mapurwa daksina dilaksanakan sebagai rangkaian untuk meningkatkan status kesucian dan pergerakan turun dari beliau yang Mahasuci (Sanghyang Widhi dengan berbagai Ista dewata-Nya) dan sebagai simbolisasi utpti dan stiti (penciptaan dan pemeliharaan). Sedangkan Prasawya, adalah gerakan yang bermakna mempralina, melebur hal-hal ragawi/badaniah yang negatif menuju rohaniah yang positif. Lalu kapan masing-masing Gerakan itu dilaksanakan ? Dalam kegiatan Dewa yadnya misalnya piodalan pradaksina dilakukan saat di panggungan pemendak dengan mengusung daksina linggih atau Pratima. Mapurwadaksina juga dilakukan pada saat melaspas pedagingan dengan mengelilingi pelinggih-pelinggih di utama mandala. Pradaksina juga dilakukan dari dari melasti di panggungan pemendak sebelum masuk ke utama mandala. Pada saat upacara mapepada, semua binatang korban, sarana upacara dan bahan-bahan upacara, mapurwa daksina mengelilingi areal pura. Pradiksina juga dilakukan saat upacara tawur padanan. Setelah rangkaian upacara tawur selesai dilaksanakan, maka Ida Bhatra turun dari Pura dan mapurwa daksina mengelilingi tawur. Pada puncak karya, mapradaksina saat Ida Bhatara turun dari bale pepelik menuju bale kambang. Juga saat memasar ke jaba diawali dengan mapurwadaksina. Prosesi mapurwadaksina juga Kembali dilakukan saat upacara Nyenuk dan Nyineb. Dalam upacara pitra yadnya, khususnya pada saat ngaben, gerakkan yang dilakukan adalah prasawya. Ketika mayat keluar dari rumah duka, selanjutnya bertemu dengan perempatan atau pertigaan, maka bada/wadah berputar tiga kali. Dan setelah sampai di tempat pembakaran, mayat juga diarak mengelilingi tempat pembakaran sebelum naik ke tempat pembakaran. Ketika dilanjutkan dengan upacara memukur, sebelum puspalingga di naikkan ke payadnya diawali dengan prosesi upacara mapurwa daksina. Juga pada upacara nglinggihang, daksina linggih diusung mapurwa daksina di sanggah kemulan. Dalam Butha Yadnya, acara nyomya upakara caru atau dikelilingi dengan maprasawiya. Dalam Manusa yadnya, misalnya pada saat upacara nyambutin turun tanah juga dilakukan upacara berkeliling mapurwadaksina. Pada upacara Upacara pakala-kalan, dilakukan upacara mapurwadaksina mengelilingi upakara pakala-kalan dengan berbagai rangkaiannya. Dalam pergelaran tarian Wali, ketika menarikan tarian rejang dilakukan upacara mapurwadaksina diiringi dengan kidung aji kembang.
Bagaimana penjelasan selanjutnya, silahkan simak sesuluh Yudha Triguna melalui Yudha Triguna Channel pada KZbin, juga pada Dharma wacana agama Hindu.
Untuk mendapatkan video-video terbaru silahkan Subscribe
www.youtube.co...
Facebook: yudhatriguna
Instagram: / yudhatrigunachannel
Website: www.yudhatrigu...