How South Korea Deals with Brain Drain - Gi-Wook Shin | Endgame

  Рет қаралды 41,555

Gita Wirjawan

Gita Wirjawan

Күн бұрын

Join the Korea Program and the Shorenstein Asia-Pacific Research Center (APARC) of Stanford University for an in-person, half-day conference in APARC's 40th-anniversary series, featuring three panels with academics and Korean screenwriters and actors who will consider the future of K-drama and Korean cinema while envisioning how these media genres could help expand the horizons of the field of Korean studies.
The event will be held on April 19, 2023, concurrent with Korea's 63rd anniversary of the 'April Revolution'-a revolution that started the country's democratization story and paved the way to its success today,
More about the event:
fsi.stanford.edu/events/futur...
-----------------
Many have argued about the determining factor behind Korea's rapid development and miracle transformation. Some suggested due to their economic policy; some emphasized the country's democratization process.
Enriching our understanding of Korea's unparalleled evolution, this conversation tries to cover from a different perspective-featuring a political and historical-comparative sociologist who has been teaching at Stanford University for more than 20 years Gi-Wook Shin.
Prof. Shin highlights the undeniable influence of soft power and Koreans' competitive nature. Furthermore, he explores the potential threat that might turn the country's successful modern history upside-down: demographic and democratic crises.
In addition, he also talks about his modified theory of brain drain and how this phenomenon has been playing a role in shaping two of Asia's hegemonies, China and India, as well as how we can learn from them.
#Endgame #GitaWirjawan #GiWookShin
-----------------
About the guest:
Gi-Wook Shin is the Director of APARC, Senior Fellow of the Freeman Spogli Institute for International Studies, and Founding Director of the Korea Program at Stanford University.
About the host:
Gita Wirjawan is an Indonesian educator, entrepreneur, and currently a visiting scholar at APARC, Stanford University.
-----------------
Episode Notes:
endgame.id/eps133notes
-----------------
SGPP Indonesia Master of Public Policy:
admissions@sgpp.ac.id
admissions.sgpp.ac.id
wa.me/628111522504
Other "Endgame" episode playlists:
• International Guests
• Wandering Scientists
• The Take
Listen on Spotify:
endgame.id/spotify
Visit and subscribe:
/ @sgppindonesia
/ @visinemapictures
-----------------
Chapters
00:00 [Intro]
01:32 Life Journey
08:51 Korea's Miracle Evolution
16:40 Demographic Crisis
25:03 Brain Drain
38:38 Foreseeing Korea
43:35 Democratic Regress
51:59 Projecting China & India
57:35 Emulating South Korea's Success

Пікірлер: 68
@andraqi9
@andraqi9 11 ай бұрын
Terima kasih Pak Gita, telah menghadirkan orang orang yg membuka wawasan kami terkait apa dan bagaimana orang orang diluar sana yg bisa maju dan bisa bertahan bahkan bisa diikuti dan dicintai budayanya oleh negara lain, walaupun kondisi (masalah) politik dan masyarakat nya tidak berbeda jauh dengan negara negra lain. Dua atau tiga kali beliau menyebutkan bahwa negara kita Indonesia adalah negara yg besar dan memiliki sumber daya alam yg luar biasa, dan itu membuat saya sedih dengan kondisi yg terjadi dimasyarakat kita dimana masih besaranya kesenjangan sosial yg terjadi. Mudah mudahan kedepannya pemerintah betul-betul memikirkan perkembangan dan kualitas masyarakat generasi kita kedepan janganlah kami masyarakat kecil hanya dijadikan bahan bakar untuk proses demokresi di negeri ini (yg hanya jadi abu setelah proses pemilu). Kami berharap kedepannya orang orang seperi Pak Gita, pak helmi, Pak Sandiaga dan orang orang punya kecintaan terhadap negeri ini bisa kembali muncul dan membesarkan negeri ini dengan semangat cinta negeri dan mempunyai semangat untuk berkompetisi secara sehat. Demi kemajuan bangsa. Jangan sampai generasi gerasi kita yg saat ini apatis terhadap bangsa ini berlarut larut.
@MIN-iy4gy
@MIN-iy4gy Жыл бұрын
This is one of my favorite episodes! I’m currently working on my thesis, touching on Korean history and I am using Gi-wook Shin’s works as one of my references. I got so excited when I see the title of this video because I finally get to see him in person through this interview 😊
@rosbelladevy
@rosbelladevy Жыл бұрын
Good luck on your Thesis!
@iamputri.27
@iamputri.27 Жыл бұрын
im happy for u.. what an interesting experience!
@MIN-iy4gy
@MIN-iy4gy Жыл бұрын
@@rosbelladevy Thank you so much! 🥰
@yohanesrendhika9781
@yohanesrendhika9781 Жыл бұрын
I was working with my korean colleague . Mostly they working super hard and dedicated their life for work. Not gonna lie , afterwards i work harder than previously because my colleague motivated me a lot 😂
@megaratnamaimunah949
@megaratnamaimunah949 Жыл бұрын
Pak Gita, boleh ngasih insight gak ya sbg ARMY (fandom BTS)😁 jujur saya ARMY baru. Dulu saya fokus ngikutin konten2 yg ud jelas genre nya edukasi spt Endgame ini. Bahkan bs dibilang dulu saya agak mandang sebelah mata jg sama KPop. Sampe saya akhirnya kena jg sm BTS. Tapi disitu saya merasa justru perspektif saya bertambah luas dan terbuka. Memberi saya keseimbangan dlm berpikir. Dulu mgkn saya tll sempit dlm memandang KPop dan br menyadari bhw pandangan saya itu hanya didasari stigma dan stereotype semata, yg justru menunjukkan ketidakobjektifan dan ketidak-independen nya saya dalam menilai sesuatu. Ngarep bgt sih Pak Gita bs menghadirkan RM alias Kim Namjoon sbg tamu Endgame. Saya selalu ingat kata2 bbrp tamu Endgame yg mengutarakan bhw harus ada bahasa baru yg menghubungkan dunia yg "serius" (edukasi, ekomomi, lingkungan) dg dunia yg lbh popular (entertainment, industri, dsb). Stlh mengikuti sepak terjang BTS bbrp bulan belakangan ini kok saya merasa mereka punya poin kunci yg mgkn bs berperan penting dalam terciptanya bahasa baru ini. Diharapkan dg bahasa baru ini, isu2 krusial spt edukasi, lingkungan, dsb bs mjd lebih populer dan terdelivery dg baik kepada kalangan yg lbh luas. FYI, BTS sndri sudah mencapai berbagai prestasi dan mjd duta utk UNICEF, dan pembicara dlm forum PBB yg mengangkat isu SDGs, pembangunan anak muda, mental health, dan baru2 ini Kim Namjoon sendiri mjd duta Departemen Pertahanan Korea. Dg deretan prestasi itu, saya rasa insight dr Kim Namjoon dapat memberi keluasan dr prespektif yg berbeda. Dan RM ini yg paling fluent dlm bahasa Inggris, jd sepertinya tidak akan ada kendala yg berarti dlm hal bahasa. Karya2 mereka jg mendorong penggemarnya utk membaca buku. Lagu2 mereka yg mengedukasi isu mental health mengambil referensi dr teori Map of The Soul oleh psikolog kenamaan Karl Jung. Video lagu "Blood, Sweat, and Tears" mengambil referensi dr buku Demian karya Hermann Hesse. Lagu Magic Shop mengambil referensi metode psikoterapi Magic Shop yg diterapkan oleh seorang dokter ahli bedah syaraf.
@LG_37sure-iany
@LG_37sure-iany Жыл бұрын
Narsum endgame are the next level people
@jojojojo-qu5pp
@jojojojo-qu5pp Жыл бұрын
Menonton podcast endgame jadi berasa cerdas, sambil rebahan dan memikirkan bagaimana merubah Indonesia menjadi negara yang hebat.
@eric_beatrix
@eric_beatrix Жыл бұрын
Terima kasih Pak Gitta, meskipun saya dari manado, namun saya siap & tetap semangat mau lanjut kuliah diluar negeri, mencari & meningkatkan hard-skill baru.
@nayakhabiza2502
@nayakhabiza2502 Жыл бұрын
Terima kasih Pak Gita. Narasumber kali ini definisi the next level. I have learned about soft power during my college dan South Korea memang sangat berhasil dalam melakukannya. Hal yang cukup menarik untuk disadari adalah keberhasilan South Korea saat ini dipicu dengan tekanan big powers di sekitarnya. Also it is really mind-changing while listen about brain drain. Karena ternyata berbakti pada negeri itu nggak cuma bisa dilakuin dengan "pulang" secara physically.
@shdas123
@shdas123 6 ай бұрын
wonderful insights, so much to learn from endgame.
@iwayanbagus2271
@iwayanbagus2271 Жыл бұрын
one of my favorite episode. thanks Pak Gita
@satriawansyah6159
@satriawansyah6159 7 ай бұрын
Terima kasih banyak bapk gita ... chanel bapak tujuan saya untuk belajar anythiny
@fauzananwarz2260
@fauzananwarz2260 Жыл бұрын
thanks a lot Pak Gita . very enlightening
@sguntarto
@sguntarto Жыл бұрын
South Korea has created programs to encourage overseas Korean professionals to return home and financial incentives for students to study abroad. Many skilled people stay abroad. South Korea invests in education and training to create a skilled workforce. Brain drain requires international cooperation. Great podcast
@Kanalogic
@Kanalogic Жыл бұрын
you right.
@diannoeh9155
@diannoeh9155 Жыл бұрын
Baru nonton 5 menit pertama. Dua peristiwa yaitu president assasination dan democracy movement tahun 1980 Gwangju itu di angkat ke film layar lebar dengan sangat baik. Khas Korea: great plot, strong script, excellent acting skills. Saya rasa, actors mereka punya kemampuan yang baik karena tingkat empati yang tinggi, yang diajarkan sejak kecil, ada di buku Nunchi.
@streetscienceofficial8675
@streetscienceofficial8675 11 ай бұрын
Eeh Ada Dian noeh Kumaha Damang? Aya naon atu
@ghinagy
@ghinagy 11 ай бұрын
Mbak, buku Nunchi itu dijualkah?
@diannoeh9155
@diannoeh9155 11 ай бұрын
@@ghinagy dijual, saya beli di toko buku Kinokuniya berapa tahun lalu, publishernya adalah Penguin Books dan penulis adalah Euny Hong.
@liefamily3586
@liefamily3586 Жыл бұрын
❤ good show. Bro GIta always stay tune with you. From Boise Idaho usa
@dhedhelotus7475
@dhedhelotus7475 Жыл бұрын
Thanks Pak Gita,
@didinsyafruddin49
@didinsyafruddin49 Жыл бұрын
LPDP can learn from this interview on brain drain
@wayanowl97
@wayanowl97 Жыл бұрын
Terimakasih atas episode kali ini pak. Selalu menginspirasi generasi muda.
@TheAben07
@TheAben07 Жыл бұрын
mana nih millenial indonesia, tontonannya seperti ini dong...masa viewsnya segini doang,,seharusnya podcast2 seperti ini yg trending...sayang sekali
@abdulmuntholib4674
@abdulmuntholib4674 10 ай бұрын
Keren banget Prof
@fauzirz
@fauzirz Жыл бұрын
Dari sini saya pahami bahwa yang membuat masyarakat S Korea lebih kompetitif adalah karena mereka aware akan ancaman dari big powers di sekitar mereka. Kira-kira yang bisa membuat masyarakat Indonesia lebih kompetitif lagi apa ya?
@mayasandioriva
@mayasandioriva Жыл бұрын
Indonesia ga punya tekanan dari negara sekitar secara military, australia pun tidak terlalu di anggap ancaman.
@m.arifrahman3584
@m.arifrahman3584 Жыл бұрын
Sekali kali BICARA SEJARAH dong pak gita, ya tentang bagaimana prinsip historis bangsa ydi waktu dulu. Narasumber nya (JJ RIZAL - KOMUNITAS BAMBU 😊
@-halolelly
@-halolelly 4 ай бұрын
"If we want to become better ; going forward, learning from other places." Terimakasih sudah membantu saya menambah wawasan disini dengan menghadirkan orang - orang hebat, Pak Wirjawan. Saya dari golongan middle low, daridulu punya minat yang besar pada sosiologi dan edukasi, bagi saya mempelajari kedua aspek ini sangat penting untuk meningkatkan mutu SDM di negara kita. Saya jadi terpantik buat memperjuangkan study abroad dan mempelajari pola kehidupan serta perspektif dari negara lain. 👍🏼
@a_gussalim17
@a_gussalim17 Жыл бұрын
Penasaran gimana korea maju, jd langsung klik
@isalutfi
@isalutfi Жыл бұрын
Episode yg menarik. Menyimak dulu. Terima kasih pak Gita
@bolupung587
@bolupung587 Жыл бұрын
podcast dgn narasumber berkelas
@thedrakath8106
@thedrakath8106 Жыл бұрын
one of key take away is Human Capital
@bloomy7369
@bloomy7369 Жыл бұрын
We need Cinta Laura on Your Podcast
@pacarnyazee
@pacarnyazee 6 ай бұрын
Kuncinya chaebol!
@willybyun1834
@willybyun1834 3 ай бұрын
Character of Korean is stubborn, non detailed and pride . It’s amazing they have come this far. God has been working in Korea this is the only answer.
@ErinErtin
@ErinErtin Жыл бұрын
Topik yang sangat bagus untuk dibahas.
@gurupedagogik8875
@gurupedagogik8875 Жыл бұрын
Narsum Endgame gak kaleng-kaleng 😮
@andims7345
@andims7345 Жыл бұрын
Terimakasih end game
@bloomy7369
@bloomy7369 Жыл бұрын
We need Cinta Lauraaaaaaaa
@bloomy7369
@bloomy7369 Жыл бұрын
Cinta Laura for another Guest
@masteroogway8601
@masteroogway8601 Жыл бұрын
zizek dong pak kapan2
@brain-sport4947
@brain-sport4947 Жыл бұрын
Enak ya punya privilege circle yg baik
@hexahanikam3726
@hexahanikam3726 Жыл бұрын
Pak gita mohon di bantu, apakah merch endgame tidak aktif lagi? Sudah saya whatsapp selama 2 minggu dan belum juga di balas pak Mohon di bantu
@gwirjawan
@gwirjawan Жыл бұрын
Sedang dalam masa peralihan ke sistem yang baru sekaligus restock. Akan diinfokan di sosmed bila sudah bisa pesan lagi.
@raisaja2347
@raisaja2347 Жыл бұрын
Sub indonya nga bisa?
@iseptianto
@iseptianto Жыл бұрын
bisa
@alifrasya3604
@alifrasya3604 8 ай бұрын
18:35
@alifrasya3604
@alifrasya3604 Жыл бұрын
20:05
@laksmikarsono9013
@laksmikarsono9013 Жыл бұрын
Wow..! I didn't know there was such an assassination in South Korea😢 Hopefully it was the last tragedy SK experienced ever
@bambangpramusinto2
@bambangpramusinto2 Жыл бұрын
Podcast Yang Berkualitas Dan Followers Yang Banyak Bukan Podcast Yang Banyak Followersnya Tapi Enggak Berkualitas
@alifrasya3604
@alifrasya3604 Жыл бұрын
39:01
@alminafirman5168
@alminafirman5168 Жыл бұрын
Mantra sukses korea = jadi anak buah amerika.
@marimo6732
@marimo6732 Жыл бұрын
Tapi tanpa kesadaran utk kerja keras emg bisa..?
@alminafirman5168
@alminafirman5168 Жыл бұрын
@@marimo6732 yang membedakan itu mereka fokus ke keterbukaan tidak terbelenggu dengan agama. Sebenarnya agama jg bukan masalah andaikan dijalankan dengan benar, sekarang ini diindonesia khususnya banyak yg memanfaatkan agama untuk kepentingan pribadi. Ormas,politik, bahkan dunia pendidikan seperti pesantren banyak menghambat kemajuan bangsa.
@marimo6732
@marimo6732 Жыл бұрын
@@alminafirman5168 kurang setuju. Karena saat ini keterbukaan & kebebasan itu "Overrated" bgt, apalagi dgn kampanye & propaganda masif LGB** karena hal ini harus ditarik lagi. Menjadi religius bukan artinya jgn terbuka utk belajar & eksplor science . Contohnya sosok Habibie. Tapi lebih ke background(natural resouce) & bagaimna hal itu mempengaruhi & menentukan watak(human capitalnya). Dan dalam kedua hal itu sangat berkebalikan antara Indonesia & Korea, padahal punya garis startnya sama Agustus 1945. Opini gw 'rasa nyaman' karena dianugrahi sumber daya alam luar biasa membuat kita bener2 hanyut dgn rasa nyaman itu, apalagi tak ada ancaman dari luar, Beda dgn generasi Bung Karno, Hatta & tokoh Sumpah Pemuda lainnya, yang jadi produk dari "Brain Drain" saat Belanda terapkan Politik balas budinya sehingga mereka sekolah keluar dgn tujuan jelas karena memang di 'kondisi terancam/terjajah', sampai akhirnya bisa keluar. Setelah merdeka terlepas dari ancaman malah kita hanyut lagi dgn rasa nyaman. Dan utk mempertahankan 'rasa nyaman' itu kita malah bangun kekuatan & dominasi kelompok dgn cara korupsi & menindas rakyat sendiri, persis yg Belanda lakukan pada kacungnya dari pribumi yg diberi jabatan. Dan ormas hanya lah salah satu medianya yg kebetulan populer di Indonesia, di negara lain bisa dlm bentuk lain. Saat Korea merespon dgn menyadari jalan satu2nya mereka dgn berlomba(competitive) dgn investasi manusia, kita menyurkan energi dgn berlomba(competitive) bangun kerajaan kecil sendiri buat pertahankan 'rasa nyaman' tadi & berebut sumber daya. Dan hal terwarisi sampai sekarang, KKN kita salah satu tertinggi di dunia dan masih belum bisa menyelesaikannya persoalan tersebut.
@alminafirman5168
@alminafirman5168 Жыл бұрын
@@marimo6732 nah makanya diatas kan dijelasin terlalu banyak orng2 indonesia ini yg memanfaatkan agama untuk kepentingan pribadi dan tidak memahami esensi dari agama itu sendiri kan habib jafar juga udh jelasin oanjang lebar, masyarakat kita masih mudah terhasut dengan hal2 yang sebetulnya gak penting. Mau berubah juga susah, pejabat mementingkan kepentingan parpolnya bukan masyarakat keliatan kan pas kemarin mahfud md.
@alminafirman5168
@alminafirman5168 Жыл бұрын
@@marimo6732 kemarin juga masalah sepak bola dibawa2 kepolitik dan masih ada unsur agamanya disitu, katanya mau sepakbola maju tapi begitu. Dilihat dari sudut pandang politik aja jelas gubernur 2 itu blunder gue jamin karir politiknya meredup.
@halimfusianto225
@halimfusianto225 Жыл бұрын
Sayang pak gita tidak menanyakan tentang tekanan hidup seperti tingkat bunuh diri yang tinggi dan residu dari cara mereka membangun negaranya.
@marimo6732
@marimo6732 Жыл бұрын
Emg gak diperdalam ttg excessive nya, tapi emg itu konsekuensi karena mereka 'terlalu cepat'. Tapi masalahnya kita yg kita butuhkan chapter 1 & 2 mereka. Chapter 4 nanti aja, apalagi budaya kita yg mudah puas/merasa cukup dan faktor agama bakal otomatis bisa meng-counter hal itu. Dan menurut saya mustahil juga bisa benar2 seperti mereka (progres secepat itu), karena momentum nya beda. Makanya emg pantas disebut miracle.
@indrakurnia5825
@indrakurnia5825 Жыл бұрын
Wuih patenn
@initiallblast
@initiallblast Жыл бұрын
ya kpop lah
@abcchanel2246
@abcchanel2246 Жыл бұрын
Mantap,,, DRAKOR, bollywood, Telenovela. fvrit emak2
How to bring sweets anywhere 😋🍰🍫
00:32
TooTool
Рет қаралды 32 МЛН
Conversation on a Course - Part 1 | Makna Talks x Endgame
25:06
Makna Talks
Рет қаралды 64 М.
Think Faster, Talk Smarter with Matt Abrahams
44:11
Stanford Alumni
Рет қаралды 1,1 МЛН
2045 Perlu Guru yang Bagaimana? | Rocky Gerung, Karlina Supelli & more
17:30
Southeast Asia‘s Verge of Victory
30:04
Gita Wirjawan
Рет қаралды 413 М.
Bikin Baju yang Sembuhkan Bumi - Denica Riadini-Flesch | Endgame #105
1:26:42
Kishore Mahbubani: ASEAN Deserves a Nobel Peace Prize | Endgame #14
1:33:01
Think Fast, Talk Smart: Communication Techniques
58:20
Stanford Graduate School of Business
Рет қаралды 38 МЛН
Maria Ressa: Diktator yang Sebenarnya | Endgame #180 (Luminaries)
1:03:33
Noam Chomsky: On China, Artificial Intelligence, & The 2024 Presidential Election.
1:03:24
Through Conversations Podcast
Рет қаралды 1 МЛН