Dialog dengan Pendeta: Atheism dan Kekristenan

  Рет қаралды 3,981

Apriadi Yadi

Apriadi Yadi

Күн бұрын

Пікірлер: 169
@provoaktif
@provoaktif 4 ай бұрын
Thanks bro yadi❤ Dari sekedar chat di salah satu postingan ternyata ditanggepin serius. Semoga bisa tuker pikiran lagi nextnya yaa… God bless you😁😃
@ApriadiYadi
@ApriadiYadi 4 ай бұрын
Siap, mas. Mari agendakan lagi.
@ladiboneng562
@ladiboneng562 4 ай бұрын
Jadi inget buku the magic of reality manusia dilrang membunuh satu suku tapi membunuh suku yg lain hanya krn mereka menyembah dewa yg berbeda, moral keyakinan menurut ku gak objektif.
@parkjul718
@parkjul718 4 ай бұрын
sedikit masukan nih.. mungkin perlu menjadi kesepakatan bersama tentang apa itu moralitas dan kebenaran objektif. sy menjadi ateis tanpa melupakan pertimbangan keobjektifan tentang klaim keberadaan tuhan dan keterlibatannya dlm kehidupan manusia (tp sy menolak beragama bkn krn semata-mata klaim agama itu tdk objektif). definisi gw tentang kebenaran objektif adalah bhw kebenaran objektif adalah kebenaran (artinya berbicara tntang kenyataan tentang seseorang/kejadian) yg bisa dibuktikan dan oleh karena itu bisa diterima oleh siapapun. dan agama itu tdk memenuhi syarat kebenaran ini. misalnya, agama tertentu meminta pengikutnya utk mengakui sosok tertentu sbagai nabi/tuhan/org yg tercerahkan sedangkan pengikutnya itu sendiri tdk mungkin bs bertemu dan mengenal sosok itu krn terpisah ribuan tahun. bagaimana misalnya kalau yesus muncul di abad ke 21 dan mengatakan bhw ajaran yg dia setujui adalah ajaran kristen yg bukan denominasi kita, atau malahan ajaran yg sama sekali bukan kristen? tentu umat kristen akan menolak mengakui sosok itu sebagai yesus. sosok itu tentu bakal disebut penipu. namun bagaimana kita bs menolak krn tidak ada sumber yg bs memberi deskripsi pasti wajah yesus (deskripsi awal malah sangat beragama dan berbeda dgn gambaran yesus yg ikonik). kita dipengaruhi bias kepercayaan kita tentang yesus. okelah yesus itu org bijak tapi bagaimana kalau ternyata yesus tdk mengakui gender equality di dunia pendidikan dan menurutnya wanita tdk layak utk menjadi pengajar agama atau bahkan utk sekadar belajar agama dan menjadi muridnya (suatu pandangan yg umum pada jaman itu bahkan banyak filsuf yunani yg mengatakan wanita mahkluk inferior)? tentu yesus yg demikian ditolak sebagai yesus yg asli krn yesus hrs memenuhi standar moral atau ideologi modern. apalagi kalau sudah berbicara tentang tuhan. kita tdk lagi berbicara tuhan yg sebenarnya itu bagaimana, tapi yg kita yakini sebagai tuhan adalah tuhan yg sesuai dengan ide kita tentang kebaikan dan superpower. jelas tuhan yg serba maha itu bukan kebenaran yg objektif krn kemahaan-nya membuat org bisa mengklaim tuhan bisa begini begitu tanpa mempertanggung jawabkan klaimnya knp tuhan bisa begini dan begitu. problem of evil pun juga berkaitan dgn masalah objektifitas tuhan ini. apakah tuhan yg mengijinkan/menyebabkan penderitaan di dunia? jawabannya ya dan tidak bergantung sama siapa yg menderita dan yg menyebabkan penderitaan. bagi yg menyebabkan penderitaan, kejahatan yg dilakukan tdk boleh dianggap kehendak tuhan krn akan membenarkan kejahatannya. bagi yg menderita, kejahatan yg dialaminya harus dianggap sebagai kehendak tuhan krn org yg menderita harus berdamai dgn penderitaannya agar bisa move on.
@provoaktif
@provoaktif 4 ай бұрын
@@parkjul718 btw, justru Yesus yang menerobos gender equality di zamannya bro, dan rasanya meyakini pribadi Yesus sebagai moral objektif adalah pandangan yang bisa relevan sampai kapanpun karena dasarnya bukan di kitab suci tapi apa yang Yesus katakan & ajarkan yang bisa kita temukan dalam bible (fokusnya bukan di bible, tapi Yesus yang ada di bible). Btw, kalo Yesus datang sekarang artinya second coming sih bro, gak bakal ada lagi kita debat2 agama. Hehehe But i get your point. Thanks ya masukannya
@satriabatapink
@satriabatapink 4 ай бұрын
@@ladiboneng562 boleh tahu apa itu moral keyakinan ? karena baru sekarang saya dengar ?
@adrielprastyanto
@adrielprastyanto 4 ай бұрын
Halo Bro Yadi! Ini pertama kalinya aku menemukan channelmu. Cukup menarik juga untuk membahas agama dalam sudut pandangan filsafat dan bagaimana cara pandang atheis terhadap agama. Aku tergelitik untuk menjawab The Problem of Evil. Aku kira bro Jerry akan menjawab permasalahan tersebut ada keterkaitannya dengan Free Will, tapi ternyata tidak. Dan aku melanjutkan nonton di menit-menit selanjutnya, emang benar menyinggung sedikit tentang Free Will, tapi seakan enggan untuk membahasnya lebih lanjut karena akan menjadi sebuah topik panjang tersendiri. Menurutku, mau tidak mau, pertanyaan problem of evil ini harus dijawab secara teologis dari sudut pandang kekristenan. Disclaimer dulu, saya bukan seorang pendeta atau seseorang yang mengambil jurusan teologi, hanya umat beragama biasa, dan saya bukan orang yang mendalami filsafat dengan berbagai teori dan pandangannya seperti yang disuguhkan di video ini. Saya pun cukup asing mendengar nama-nama pemikir dan teori-teori yang disebutkan dalam video ini. Jadi, menurut saya, The Problem of Evil itu memiliki keterkaitan dengan Free Will. Untuk mendapatkan sebuah kasih yang sempurna, dibutuhkan sebuah kehendak bebas untuk membuktikannya. Kasih yang sejati atau sempurna itu adalah kasih yang tanpa paksaan. Tidak mungkin kasih yang sejati atau sempurna itu hadir tanpa kehendak bebas, karena jika kita hidup mengasihi tapi masih dalam kendali suatu entitas yang lebih tinggi, maka menurut saya, kehidupan kita hanya akan menjadi sebuah program yang berjalan atau seperti robot yang hanya berjalan mengikuti kehendak pemogramnya, dengan begitu kita tidak lagi memiliki kehendak bebas. Dan untuk menjawab, kenapa masih ada kejahatan di bumi ini, padahal itu bertentangan dengan konsep Allah yang Maha Kasih dan Maha Kuasa. Menurut saya, Allah Maha Kasih, dan Ia menciptakan manusia itu sendiri untuk memiliki konsep kasih, sehingga untuk mencapai kasih yang sempurna --kembali ke penjelasan sebelumnya-- dibutuhkan adanya kehendak bebas agar manusia dapat menentukan mana yang akan dilakukan, yaitu melakukan kasih tersebut atau hal-hal yang bukan kasih. Dan benar, Allah Maha Kuasa, tapi Allah sendiri tidak akan mengkontradiksikan diri-Nya dengan melanggar ketentuan yang telah Ia sendiri telah buat. Benar Allah Maha Kuasa, mampu untuk menghilangkan kejahatan di dunia ini dengan instan dan mengubah manusia untuk melakukan kehendak baik, tapi itu akan menghilangkan kehendak bebas manusia, dan manusia hanya akan bergerak sesuai program tanpa tahu mana yang baik dan mana yang bukan, tanpa tahu konsekuensi dari tindakannya. Dalam Alkitab pun, manusia pertama, Adam dan Hawa diberikan kehendak bebas untuk dapat menunjukkan kasihnya kepada Allah. Allah hanya memberikan peraturan untuk tidak memakan buah terlarang sebagai bentuk ujian dari kasih yang sempurna. Apakah manusia tetap akan mengasihi Allah dengan tidak menyakiti hati-Nya dalam bentuk melanggar ketentuan-Nya atau tidak. Dan sebenarnya Allah pun sudah memberitahukan konsekuensi yang terjadi apabila mereka melanggar hal tersebut. Mungkin jawaban saya akan bertentangan dengan jawaban Bro Jerry di menit 31:31, karena Bro Jerry mengatakan bahwa pandangan tersebut akan bertentangan dengan Ben Shapiro yang mengatakan bahwa manusia tidak tahu konsekuensi yang didapatkan atas free will, dalam artinya manusia baru tahu konsekuensi dari tindakannya setelah mengambil tindakkan tersebut. Kembali lagi ke disclaimer saya sebelumnya, saya tidak begitu mengerti filsafat maupun teori-teori yang dikemukakan oleh orang-orang yang namanya disebutkan dalam video ini. Tapi, dalam kisah Adam dan Hawa, Allah sebenarnya sudah memberitahukan konsekuensi dari melanggar peraturan yang ditetapkan oleh Allah itu sendiri, yaitu kematian. Mungkin dalam sudut pandang lain, Allah tampak jahat karena melanggar perintah kecil seperti memakan buah saja kok sampai dihukum mati. Tapi kembali lagi, adanya aturan tersebut ada untuk membuktikan kasih yang sejati itu tadi. Dan karena kasih Allah itu tadi, maka Ia sendiri akan menebus manusia, kelak, dengan menjadi manusia untuk menggantikan menerima ganjaran tersebut. Jadi kurang lebih inti dari konsep kekristenan ada di sini. (1) Manusia diberikan kehendak bebas untuk membuktikan kasih yang sempurna. (2) Manusia tidak mampu membuktikan kasih yang sempurna sehingga mendapatkan ganjarannya. (3) Allah menggantikan manusia untuk menerima ganjaran tersebut dalam diri Yesus. Itu tadi mengenai kasih dan kehendak bebas dalam konteks kisah awal manusia dalam teologi Kristen. Kalau mau diambil keterkaitannya dengan keadaan sekarang, ya sebenarnya kejahatan atau keadaan bumi yang tidak ideal itu adalah hasil dari akumulasi tindakan kehendak bebas manusia. Karena aku penasaran dengan kehendak bebas yang seakan enggan dibicarakan lebih lanjut dalam video ini karena akan menjadi sebuah topik yang panjang, akhirnya aku sendiri jadi mencari pandangan kehendak bebas dari sisi filsafat. Ternyata penjelasannya panjang betul! Dan aku sendiri masih kurang begitu paham karena ada istilah-istilah sulit yang masih baru buatku dan ternyata emang sepanjang itu pembahasan untuk topik yang satu ini. Kalau aku boleh mencoba menjawab sedikit permasalahan tentang kehendak bebas ini, aku setuju kalau seakan manusia tidak benar-benar memiliki kehendak bebas, karena kehendaknya adalah akumulasi dari pengaruh yang diterima sebelumnya. Tapi, menurutku itu adalah pandangan yang sangat ekstrim ya, karena manusia seakan-akan memang tidak bisa mengambil kehendak mereka sendiri karena kehendaknya adalah hasil pengaruh dari pihak eksternal. Tapi, menurutku, walaupun dipengaruhi, dalam beberapa kasus, sebenarnya manusia mengetahui konsekuensi atas tindakannya. Dan menurutku ini bisa menjadi pandangan yang valid untuk membuktikan bahwa manusia memliki kehendak bebas, yaitu karena mereka tahu konsekuensi dari tindakannya. Hal ini serupa dengan bagaimana Allah dalam kekristenan telah memberitahukan Adam dan Hawa atas konsekuensi dari tindakan yang akan mereka ambil. Tapi pandangan kehendak bebas ini akan bertentangan dengan konsep Allah yang Maha Tahu, membatalkan konsep omniscience. Sepertinya itu akan menjadi topik lain yang akan sama panjangnya dengan kehendak bebas. Mungkin segitu dulu jawabanku, mohon maaf kalau terlalu panjang dan mungkin tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan ilmu-ilmu filsafat, ya kembali lagi, saya hanya orang awam, tidak mengikuti tentang filsafat tapi tergelitik untuk menjawab pertanyaan dari The Problem of Evil. Saya sangat tertarik untuk menonton video Bro Yadi kalau-kalau akan membahas kehendak bebas lebih lanjut dari pandangan filsafat.
@komecitos199
@komecitos199 4 ай бұрын
Halo mas Adriel, penjelasannya kamu sangat bagus dan menarik. Kesimpulan yang saya ambil adalah adanya kesengsaraan dan hal yang kita pandang tidak baik karena adanya free will dari Tuhan. Bagaimana dengan argumen dari para neurosaintis yang mempelajari cara kerja otak manusia, yang mengatakan bahwa free will itu tidak ada?
@LorenzoPelupessy
@LorenzoPelupessy 4 ай бұрын
@@komecitos199Hmm, neurosaintis bilang freewill gak ada? Saya rasa jika hal tersebut benar sudah ada di beranda saya deh... setahu saya freewill masih cuman konsep dalam filsafat yang sering diperdebatkan! Sebagai protestant jawaban saya untuk the problem of evil adalah bahwa kejahatan adalah ketidak adaan kebaikan! Alasan mengapa saya menjawab seperti itu karena doktrin Original sin.
@andrerandomart8306
@andrerandomart8306 2 ай бұрын
terlepas dari free will itu nyata atau ilusi tapi mungkin penjelasan freewill dlm kaitannya dgn problem of evil mencoba menjawab sebagian persoalan penderitaan manusia,, tetapi bagaimana dgn penderitaan mahluk hidup lain ya? dan juga penderitaan manusia yg tidak terkait dgn freewillnya sendiri,, banyak bayi terlahir dgn cacat genetika dan penyakit serius yg blm ada obatnya misalnya,, atau penderitaan manusia yg tak berdaya akibat freewill manusia lain,, bbrp waktu lalu berita kriminal mengungkap seorang anak jadi korban perkosaan ayah kandungnya sndiri,, sejak usia 6 sd 8 tahun,, apa ya makna penderitaan tsb pada si anak tsb?
@RayifaArimin
@RayifaArimin 4 ай бұрын
Jujur sy sekarang pun atheis, tpi rada berharap beragama agar bisa sinkron terhadap masyarakat. Terkadang sangat berat menyesuaikan diri di masyarakat, jika anda menjadi minoritas.. Pdhl sosok ktp mayoritas. Menurut ku ini fase.. agar suatu saat lebi pecaya dengan amat dalam untuk beragama wlo menyampingkan logis atau tidaknya, sy pgn berbaur dengan masyarakat tanpa ada kebohongan..
@Gdg195
@Gdg195 4 ай бұрын
anda ga sendri d luar sana udh bnyk yg ga percya sekte agama gw juga ex utusan pedo dr gurun
@fa_mad
@fa_mad 4 ай бұрын
kadang ada yang tetap nongkrong depan rumah pakai sarung dan berpeci, seminggu sekali ikut berjamaah ke masjid untuk sosialisasi.
@ADeeSHUPA
@ADeeSHUPA 4 ай бұрын
​@@Gdg195 Agama Pagan Islam
@jakasamudra2212
@jakasamudra2212 2 ай бұрын
​@@ADeeSHUPA korban hoax
@ardihidupsehat3294
@ardihidupsehat3294 3 ай бұрын
Serius nih....bisa dibuktikan bahwa Ateis (yg TDK percaya Tuhan) adalah orang yang menderita? Justru negara yg religus adalah yg paling TDK bahagia, sementara penduduk negara yg TDK religius, jauh lebih bahagia
@Renaisans_ID
@Renaisans_ID 4 ай бұрын
Ada beberapa komentar saya terkait pembahasan tentang moral di video ini: 1. Jika moral itu bisa berubah tergantung subjek, konteks sosial & zaman, maka itu bukan lagi moral objektif (krn kebenarannya bisa dipengaruhi oleh variabel² tadi), justru jatuhnya adalah relativisme moral (benar salah relatif thd subjek, konteks & waktu). Dikatakan objektif sepertinya halnya dalam matematika 1+1= 2 yg berlaku dimanapun, kapanpun & dalam situasi apapun. 2. Jika memang moral itu objektif & absolut dari Tuhan, fakta bahwa manusia memahaminya secara berbeda-beda melalui berbagai interpretasi di kitab suci, sehingga kebenaran moralnya menjadi subjektif justru menimbulkan masalah internal : antara Tuhan yg tidak mampu mengkomunikasikan ajaran moralnya secara efektif sehingga menimbulkan multitafsir dari manusia (tp Dia Mahakuasa?) atau memang tidak ada moralitas objektif itu in the first place, sehingga perbedaan interpretasi tsb menjadi hal yg alamiah krn nature dari moral itu sendiri (ada sisi objektif & subjektifnya). Jadi, tidak heran kalau misalkan kita lihat ada orang beriman dari agama yg sama punya stance yg berbeda-beda thd suatu kasus moral/sosial, walaupun mereka punya panduan moral dari kitab suci yg sama. 3. FYI, moralitas objektif dari worldview ateisme itu ada lho (walaupun dari sudut pandang Teis itu hanyalah konstruksi sosial atau subjektivisme kolektif), namun ada kriteria² rasional & koheren untuk membangun model moralitas objektif itu dari pandangan dunia Ateisme. Coba deh liat debat antara William Lane Craig dgn Shelly Kagan dgn judul: "Is God Necessary for Objective Morality?" untuk lebih jelasnya. Sejauh ini itu aja sih, but overall keren bro. Ada peningkatan kualitas di konten YT-nya. Guestnya juga oke. Keep it up lah 🔥
@RealPoseidon86
@RealPoseidon86 4 ай бұрын
​@@antoniobanderas9168nomor 1 contohnya, secara moral, dulu hampir semua agama/peradaban melakukan praktek pedofilia maupun perbudakan dan hal tersebut adalah normal pada masanya, sekarang sebaliknya
@RealPoseidon86
@RealPoseidon86 4 ай бұрын
@@antoniobanderas9168 saran gw belajar sejarah jangan dari pendeta ya.
@satriabatapink
@satriabatapink 4 ай бұрын
"Jika memang moral itu objektif & absolut dari Tuhan, fakta bahwa manusia memahaminya secara berbeda-beda melalui berbagai interpretasi di kitab suci, sehingga kebenaran moralnya menjadi subjektif justru menimbulkan masalah internal" dalam dunia quantum mekanik ada 3 interpertasi untuk menjelaskan dunia quantum semuanya berbeda , apakah berarti ga ada yang menjelaskan quantum mekanik secara benar ?
@satriabatapink
@satriabatapink 4 ай бұрын
@@antoniobanderas9168 tentu , orang menafsirkan moral secara berbeda-beda bukan berarti moral objektif itu ngga ada
@Renaisans_ID
@Renaisans_ID 4 ай бұрын
​​​@@satriabatapink Anda mencampuradukkan antara fakta moral dgn fakta deskriptif ttg hukum alam. Hukum alam itu bisu, tersembunyi dan tidak menampakkan diri dgn sendirinya, seperti: "hey, inilah aku partikel subatomik yg bekerja dgn cara begini begini...!". Bagaimana alam itu bekerja hanya bisa diketahui melalui penyelidikan yg cermat & hati² (sejauh ia bisa diobervasi) thd realita itu sendiri, bukan alam yg mendiktekannya pada kita, sehingga wajar muncul beragam spekulasi/interpretasi krn memang alam itu kompleks & kepingan puzzle yg berhasil kita temukan juga belum lengkap/final. Berbeda halnya dgn domain moral, dalam konteks ini adlh moral agama dimana orang beriman percaya bhw kebenaran moral itu didiktekan langsung oleh Tuhan, sehingga benar salahnya menjadi clear (seharusnya). Namun, fakta bahwa orang beriman memahaminya secara berbeda-beda (bahkan bisa berseberangan satu sama lain), meskipun sudah ada otoritas yg membantu menerangkannya, justru disitulah masalah internal yg saya maksud. Sekalipun memang ada interpretasi moral di kitab suci yg benar, tapi atas dasar apa kita bisa bilang bahwa interpretasinya tepat dan yg lain keliru? Karena tidak ada reality-check ketika tafsirannya salah, sebagaimana halnya dalam sains ada eksperimen terukur yg bisa dilakukan. Pada akhirnya, moral agama hanya bergantung pada otoritas mana yg Anda ikuti, entah itu penafsiran sendiri maupun institusi/pemuka agama A. Dalam domain yg objektif spt matematika, tidak ada matematikawan yg "berbeda pendapat" soal jawaban dari persoalan matematis karena memang solusinya cuma satu. Tidak ada jawaban dilematis, seperti halnya dgn dilema moral. Pada akhirnya, baik Teis maupun Ateis tetap suffer dgn problem moral ini. Sekalipun memang ada benar-salah yg objektif dalam setiap persoalan moral itu, tetap saja tidak ada kesepakatan rasional yg bisa kita capai untuk semua kasus. Namun, hal seperti itu justru tidak mengherankan dalam dunia naturalistik karena seiring pemahaman manusia tentang dirinya dan dunia disekitarnya terus berkembang, cara kita memperlakukan diri sendiri, orang lain, hewan & lingkungan di sekitar kita juga berkembang (yg mana itu masuk kedalam wilayah moral). Justru itu menjadi problem bagi Teisme yg sudah mengklaim di awal bahwa moralitas itu objektif, namun dalam kenyataannya pemahaman moral mereka bisa berubah seiring perkembangan zaman (e.g. perbudakan, pernikahan anak dibawah umur, posisi perempuan dlm masyarakat contoh kasusnya). Dan fakta menariknya adalah bahwa rata² orang beragama tidak hidup lebih bermoral daripada orang ateis/agnostik. Orang saleh dari agama A tidak lebih baik dari orang saleh dari agama B (menjalankan moral dari agama yg benar harusnya memberikan output yg berbeda dgn menjalankan moral dari agama yg salah, bukan?)
@KOKO-ASUN
@KOKO-ASUN 3 ай бұрын
pembahasan moralitas dr sudut pandang SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF itu sbnr nya GA PENTING banget , intinya cuman 1 : MIRROR NEURON is the answer of morality
@freddyabrahams3957
@freddyabrahams3957 3 ай бұрын
Problem of Evil bisa dijelaskan dari Alkitab: akibat 'kejatuhan manusia awal kepada dosa' dan 'keterpisahan manusia dari Tuhan' ......Alkitab: Kejadian 3: 13-15 ; 23
@andrerandomart8306
@andrerandomart8306 2 ай бұрын
yg sy blm ngerti knapa manusia jatuh dosa,, tapi yg dikutuk bumi y,, seolah bumi diciptakan untuk manusia,, blm lagi penderitaan mahluk hidup lain,, apakah itu juga akibat dosa manusia,, bukankan itu jadi antroposentris sekali?
@user-rl8pd2mw1e
@user-rl8pd2mw1e 2 ай бұрын
​​​​​@@andrerandomart8306bumi dan isinya memang utk manusia, manusia adalah imago Dei. Adam diberi otoritas utk itu mengelola alam ciptaan (hewan, tumbuhan, dan benda2 lain) tapi karena kejatuhan dlm dosa, manusia sbg citra gambar Allah itu rusak, cemar, kehilangan kemuliaan. Hanya Allah yg bisa memulihkan itu maka diutuslah Tuhan Yesus. Ya intinya pada akhirnya ada langit dan bumi baru pemulihan ciptaan. Akhir zaman iman Kristen bukanlah penghancuran alam semesta tapi restorasi
@andrerandomart8306
@andrerandomart8306 2 ай бұрын
@@user-rl8pd2mw1e oh iya saya pernah tau untuk konsep itu ya,,kalau itu ya doktrin kristen secara umum,,
@user-rl8pd2mw1e
@user-rl8pd2mw1e 2 ай бұрын
@@andrerandomart8306 agama selain Kekristenan adalah work based, list lakukan ini lakuin itu/kumpulin pahala spy masuk surga atau apapun itu sebutannya utk mencapai kehidupan abadi. Kekristenan mengajarkan diselamatkan karena hny anugerah saja oleh krn belas kasihan Allah itulah esensi Injil
@andrerandomart8306
@andrerandomart8306 2 ай бұрын
@@user-rl8pd2mw1e yg saya masih sulit menerima kenapa manusia yg berdosa tapi bumi yg dikutuk dan hewan hewan juga ikut menderita,, tetapi terimakasih untuk komentarnya...
@BedaGenre
@BedaGenre 4 ай бұрын
Bagus, Yadi. Terima kasih pak pendeta 🙏🏻
@djuwitohimpun
@djuwitohimpun 2 ай бұрын
Sungguh damai caranya berdialog. Tq ya
@steadyfamily6450
@steadyfamily6450 4 ай бұрын
Bro semua yang merasa masih THEISM .. stop jangan debat dengan para atheism.. dan jangan berharap kita bisa kembali . karna bagi kami yang sudah atheism kecil kemungkinannya kembali menjadi THEISM .. justru malah BESAR kemungkinanya para THEISM yang mempunyai benih benih rasional di otaknya menjadi ATHEISM.. yah benar walopun yang theism dalam banyak hal menang debate dengan para atheism tapi menang debat belum tentu argumen pemenang debat itu benar dalam persepektif fakta ilmiah .. debat itu cuman menjatuhkan argumen si lawan . Peduli ngarang atau gx bisa dibuktikan atau gx yang penting pihak lawan merasa dipermalukan
@satriabatapink
@satriabatapink 4 ай бұрын
@@antoniobanderas9168 "debat itu cuman menjatuhkan argumen si lawan . Peduli ngarang atau gx bisa dibuktikan atau gx yang penting pihak lawan merasa dipermalukan" heran kalau ada ateis bilang gini
@satriabatapink
@satriabatapink 4 ай бұрын
yang saya komentari ateis yang bilang gitu
@arsan1388
@arsan1388 4 ай бұрын
Theis yang sudah jadi atheis jelas akan susah kembali, karena mareka sudah mengetahui kebenaran dan tidak mau dibodohi oleh orang zaman dulu yang ngaku nabi atau tuhan
@satriabatapink
@satriabatapink 4 ай бұрын
@@arsan1388 "Theis yang sudah jadi atheis jelas akan susah kembali, karena mareka sudah mengetahui kebenaran dan tidak mau dibodohi oleh orang zaman dulu yang ngaku nabi atau tuhan" maksud anda atheist yang jadi theist itu dibodohi oleh orang jaman dahulu, walaupun sekelas ilmuwan atau akademisi ada loh orang jadi atheist balik lagi jadi theist gara-gara richard dawkins
@arsan1388
@arsan1388 4 ай бұрын
@@satriabatapink susah bukan berati tidak bisa yah
@ethnanahmad5675
@ethnanahmad5675 4 ай бұрын
apa cuma perasaan saya saja ya. mas Apriyadi keliatannya mengalami perubahan karakter, tanda doy selalu berproses dan berprogres. bahagia selalu mas Yadi 😊
@ardihidupsehat3294
@ardihidupsehat3294 3 ай бұрын
Memang Tuhan butuh diperhatikan, di apresiasi?
@i.indriawan
@i.indriawan 2 ай бұрын
Pendeta nya gak kaleng-kaleng, diawal video agak pesimis saya ternyata luarbiasa!!
@tukiransosro78
@tukiransosro78 4 ай бұрын
Tuhan adalah konsep yg tercipta dr pikiran manusia itu sendiri ,maka dr itu percaya tuhan ada atau percaya tuhan tdk ada itu sama aja ,keduanya cuma konsep di kepala
@satriabatapink
@satriabatapink 4 ай бұрын
"Tuhan adalah konsep yg tercipta dr pikiran manusia itu sendiri"
@tukiransosro78
@tukiransosro78 4 ай бұрын
@@satriabatapink sejak kapan tuhan punya nama ,sejak manusia mengenal bahasa
@TyHz-z2w
@TyHz-z2w 4 ай бұрын
@@satriabatapinkini akan jadi debat kusir yang g akan ada jalan keluar nya, bukan bermaksud melarang orang untuk beragama atau tidak itu hak orang tapi jangan membagikan agama/kepercayaan ke orang lain
@TyHz-z2w
@TyHz-z2w 4 ай бұрын
Alam semesta masih luas untuk dipelajari, hidup terlalu singkat jika hanya mempertanyakan sesuatu yang ada atau tidak ada
@satriabatapink
@satriabatapink 4 ай бұрын
@@TyHz-z2w terus maksud tujuan anda berkata seperti itu apa ? supaya orang atheis ngga menjadi beragama kah ?
@muhammadnafarin8836
@muhammadnafarin8836 4 ай бұрын
Ada dialog gini, aku jadi tahu teologi Kristen bagaimana langsung dari pendeta, juga nemu titik temu dengan agama aku terutama ajaran kenabiannya, memperbaharui kembali pemahaman yang disimpang siurkan ummat agama nabinya terdahulu, bukan ajaran kitabnya yang dinafikan ya, tapi pemahaman ummatnya terhadap kitab yang menyimpang diluruskan kembali dan tetap mengimani kitab nabi sebelumnya. Terimakasih Bro Yadi, aku harap dengan adanya konten dialog di channel ini antar internal teis sendiri maupun aties bisa saling mengerti keyakinan/pemahaman/pandangan lain, karna kadang ada saja alasan yang variabel-variabelny subyektifitas, dan subyektifitas itu sangat personal.
@Sannnvckry
@Sannnvckry 3 ай бұрын
sebagai muslim dan saya percaya yesus dengan kasihnya karena yesus adalah utusan dari Tuhan yang maha kuasa, dan seharusnya setiap muslim begitu, lalu bagaimana kedudukan saya dalam perspektif kristiani??
@apel.ogetika
@apel.ogetika 3 ай бұрын
Gali lebih dalam lagi. Mau sama Yesus atau mhmd? Karena keduanya kontradiksi.
@sifuk19
@sifuk19 4 ай бұрын
argumen dari narasumber tentang Tuhan: 1. pengalaman pribadi yang tak terjelaskan 2. moral itu objektif dan dari Tuhan 3. semesta ini terbentuk dari uncaused causa
@keumalacmhl8574
@keumalacmhl8574 4 ай бұрын
Menurut saya argumen2 nya lucu-lucu 😁
@satriabatapink
@satriabatapink 4 ай бұрын
@@keumalacmhl8574 boleh tahu kenapa lucu ?
@sifuk19
@sifuk19 4 ай бұрын
@@keumalacmhl8574 yg penting bahagia ya bang
@EvanCartin
@EvanCartin 7 күн бұрын
Cuma sebab-akibat yang logis yang lain nol.
@bhistory8
@bhistory8 Ай бұрын
Seorang korban kecelakaan kereta api hancur tubuhnya, namun termasuk salah satu dari 6 orang yang selamat dari 700an korban yang meninggal dunia. Keluarganya mengucap syukur karena berkat doa-doanya salah satu anggota keluarganya selamat, tuhan menyelamatkannya. Korban adalah tulang punggung keluarga dengan seorang istri dan 6 orang anak yang masih sekolah. Sementara 700-an keluarga bersedih karena kehilangan anggota keluarganya. Tapi tak sampai 1 bulan dia meninggal, sekali lagi mereka menyatakan tuhan lebih sayang.....jadi yang menentukan itu sebenarnya manusianya, menentukan tuhan sayang, tuhan marah, tuhan merestui dan sebagainya. Tuhannya akan selalu benar di mata penganut theisme, karena ia seperti ruang kosong yang bisa diisi apa saja seenak yang memikirkan. Sebaliknya bagi atheis, konsep demikian kekanak-kanakan karena tak lebih dari imaji. Penganut theis berkata pelangi ciptaan tuhan, sementara atheis menyatakan berdasarkan ilmu pengetahuan bahwa pelangi adalah fenomena pembiasan cahaya semata. Demikian juga dengan hujan, gempa, gunung meletus dan berbagai fenomena alam lainnya. Konflik antara theis dan atheis sebenarnya tidak akan terjadi apabila keduanya tidak saling memaksakan untuk meyakini pendapat satu dan lainnya. Bagi theis manusia pertama itu sepasang, bagi atheis mereka lebih menyandarkan diri pada teori evolusi dan berpandangan bahwa kalau sepasang tidak masuk akal karena anak keturunannya kawin dengan siapa? kecuali kawin dengan saudara sendiri atau ibunya. Sehingga secara ilmu genetika, tidak akan berlanjut kehidupannya setelah beberapa generasi akibat terjadinya inses tersebut. Jadi dua kutub ini tidak akan pernah didamaikan, yang paling masuk akal adalah biarkan setiap orang memilih untuk menjadi theis dengan sekian banyak ragam, atau menjadi sebaliknya juga dengan banyak ragam. Yang theis bisa menyatakan yang lain konyol, sebaliknya juga demikian.
@AriyoAP
@AriyoAP 4 ай бұрын
Perbanyak diskusi kaya gini bro. Supaya bisa mencerdaskan bangsa. Hehe
@Nadira1503
@Nadira1503 4 ай бұрын
Kepercayaan dalam bentuk agama berbeda dengan logika. Logika di gunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu hal dengan hipotesis secara empiristik, sehingga mengasilkan bukti nyata. Sedangkan kepercayaan adalah sebuah rasa yang datangnya dari dalam diri untuk menjawab hal-hal yang tak mampu di pecahkan oleh logika. Jadi ada dua alat dalam hal ini, yang satu "logika" dan yang ke dua sistem "kepercayaan ". Kesalahan banyak orang adalah mencoba mencampurkan antara logika dan kepercayaan. Sehingga kepercayaan sering di uji dengan logika. Hasilnya perdebatan ini takkan selesai sampai akhir zaman. Orang yang beragama dan percaya Tuhan, mereka memiliki dua alat yang satu "logika" Dan yg satu lagi "sistem kepercayaan", yang dimana logika di gunakan untuk menjalank kehidupan secara nyata dan sistem kepercayaan di gunkan untuk menjawab hal yang tak dapat di cerna logika. Sedangkan orang yang tak bergama dan tak percaya tuhan mereka hanya memiliki satu alat yaitu "logika". Jadi bedanya di situ. Jika kita percaya Tuhan artinya kita beriman, jika kita mencoba membuktikan tuhan dengan logika di situlah gugurnya iman. Karna iman berdasarkan kepercayaan bukan berdasarkan logika. Ada yang mau bantah?
@LorenzoPelupessy
@LorenzoPelupessy 4 ай бұрын
Hmm, saya rasa anda membuat argumen buat keberadaan Tuhan hanya sekedar Gods of the gaps... Definisi anda tentang iman dan logika benar, saya bahkan akan kasih ayat (Ibrani 11: 1)
@rekklesofisial8944
@rekklesofisial8944 19 күн бұрын
Tuhan pencipta langit dan bumi berbeda dg agama, mengikut Tuhan tentunya berbeda dg mengikut agama.
@qoqosan3530
@qoqosan3530 4 ай бұрын
Kalau mau diupload dicek dulu volumenya. Kalau kecil, bisa diup volumenya
@beiyongzui
@beiyongzui 4 ай бұрын
8:50 tanpa ada Tuhan tidak bisa objective? Tuhan itu subjek terpisah dari kita, kalau ada seorang bapak yang tidak ingin anaknya dibunuh sedangkan Tuhan ingin anak bapak itu dibunuh. Di saat itu terjadi perbedaan moralitas, Tuhan yang adalah sebuah subject, memiliki moralitasNya sendiri terlepas bapak yang tidak ingin anaknya dibunuh. Lalu apakah kamu bisa bilang itu objective? Menurut saya ga reasonable kamu bilang moralitas Tuhan itu objective karena dalam kenyataannya, ada 2 versi moralitas Tuhan dan bapak yang BERBEDA. Objective itu harus sama, dan tidak terikat sebuah label seperti "baik dan buruk", seperti kenyataan akan keberadaan sebuah pohon, mau orang lihat atau tidak, mau orang tau atau tidak, pohon tetap ada, mau orang sebut itu "pohon" atau orang lain sebut itu "tree". Pohon tetap ada. Itu objective. Kalau Tuhan tidak ada maka tidak ada moralitas, artinya moralitas itu subjective. Dan lagi, kalaupun kita semua sepakat bilang moralitas Tuhan itu objective, tidak akan mengubah apa-apa dalam kenyataannya. Apakah menurut kamu Habel akan selamat dari pembunuhan kalau dia bilang bahwa apa yang akan Kain lakukan kepadanya itu objectively salah? Apakah Russia akan stop serangan ke Ukraina ketika kamu bilang itu objectively salah? Tidak juga. Jadi secara filosofi moralitas objective ga masuk akal. Secara fungsional, tetap ga guna. Orang tetap punya keinginan sendiri dan pendapat sendiri.
@muhamadsyahrulrasyidin8681
@muhamadsyahrulrasyidin8681 4 ай бұрын
Wah, menarik banget topik-topik nya. Untuk next nya, Coba Bang Apri ngobrol sama narasumber dari pihak muslim. Hmm, kalau untuk rekomendasi, antara ustaz Felix Siauw, guru gembul, atau Pak Agus Mustofa.
@grafiano90
@grafiano90 4 ай бұрын
mantep semua itu narasumbernya..
@muhamadsyahrulrasyidin8681
@muhamadsyahrulrasyidin8681 4 ай бұрын
@@grafiano90 Iya, bagus banget tuh.
@ilamwijaya389
@ilamwijaya389 4 ай бұрын
Felix & Mustofa tendensinya terlalu ke agama yg diyakini, podcast & zoom meeting
@muhamadsyahrulrasyidin8681
@muhamadsyahrulrasyidin8681 4 ай бұрын
@@ilamwijaya389 Ya nggak papa dong, namanya juga coba cari sudut pandang lain. Lagipula, Bang Apri juga kan bilang kalau beliau lebih bisa menghargai orang yang milih agama karena benar-benar yakin dengan ajaran agamanya, bukan milih agama karena butuh.
@yurenoaprilio1051
@yurenoaprilio1051 3 ай бұрын
coba dialog dengan elia myron 🙏🙏🙏
@Anggaje
@Anggaje 4 ай бұрын
Berasa ini optimis bias membedakan antar mana yang realitas subjektif, mana internal subjektif, mana objektif.
@yubabb30
@yubabb30 4 ай бұрын
Kapan ma dr ryu
@banjarbaruultra1
@banjarbaruultra1 4 ай бұрын
Saya muslim dan saya suka dg dialog2 seperti ini, lain kali dialog ama guru gembul/ coki pardede bang
@teodolusgandaputra8800
@teodolusgandaputra8800 4 ай бұрын
1 jam ga kerasa Keren banget obrolannya
@MuhHuda-su2sf
@MuhHuda-su2sf 4 ай бұрын
Saya mencoba berpendapat: Kenapa jika Tuhan itu sangat baik tetapi banyak sekali keburukan dan kejahatan di muka bumi ini? Kondisi kehidupan di dunia ini di mana ada kebaikan dan keburukan adalah sudah sempurna. Karena tidak akan ada dunia di mana isinya hanyalah kebaikan saja. Apa nilainya kebaikan jika tidak ada keburukan sebagai pembandingnya? Sekalipun kita sangat tidak suka terhadap keburukan, kejahatan dan bencana, sesungguhnya kehidupan kita memerlukan kondisi tersebut. Dapatkah kita membayangkan suatu kehidupan di mana semuanya adalah baik? Tidak ada kecacatan, tidak ada keburukan, tidak ada kejahatan, tidak ada kekurangan, tidak ada bencana? Apakah jiwa kita bisa berkembang dan bertumbuh? Tidakkah kita akan menjadi statis dan bosan? Dari mana datangnya keburukan dan kejahatan? Keburukan dan kejahatan datang dari perbedaan. Karena Tuhan menciptakan kita semua berbeda beda. Dari perbedaan itu timbullah perasaan superioritas dan inferioritas, muncullah perasaan cemburu, iri dan dengki, dan itulah induk dari semua keburukan dan kejahatan. Dan sifat inilah yang coba digambarkan dengan rasa iri dengki Iblis terhadap manusia Adam. Karena perasaan superioritas Iblis. Dan sifat ini paling rentan dihinggapi oleh manusia, merasa superior terhadap manusia lain atau bangsa lain. Bayangkan jika kita semua diciptakan dalam bentuk fisik yang sama semua… tidak ada perbedaan… tidak ada laki-laki dan perempuan… Maka semua sifat buruk akan hilang. Karena semua yang kita lihat adalah kita. Tidak ada persaingan dan kompetisi. Kita bahkan tidak akan mampu untuk memberi nama karena tidak ada perbedaan. Kita tidak akan menyakiti diri kita sendiri. Namun jika kita tdk punya perbedaan, apa artinya kehidupan? Apakah jiwa kita akan berkembang? Apakah otak kita akan berkembang? Tidakkah hidup kita akan statis, hambar dan membosankan? Tidak akan ada kehebatan perkembangan budaya, karena tidak ada kompetisi dan perlombaan untuk mencoba lebih unggul. Jadi keburukan dan kejahatan adalah konsekwensi dari perbedaan yang kita miliki. Dan inilah kesempurnaan ciptaan Tuhan. Supaya kita berkembang, bertumbuh, menciptakan kebudayaan dunia yang tinggi.
@Antoinne9
@Antoinne9 4 ай бұрын
Karena tuhan menjadikan kita konten untuk ditayangkan di "god tube"
@ilamwijaya389
@ilamwijaya389 4 ай бұрын
​@@Antoinne9bahkan banyak Apostle Dewa Zeus yg rungkad sampai mati dan viral di "God Tube"
@infopakrt9060
@infopakrt9060 4 ай бұрын
Bagaimana jika posisi kamu yang diciptakan sebagai pemeran keburukan, dan akan menerima konsekuensi hukuman neraka sepanjang masa?
@MuhHuda-su2sf
@MuhHuda-su2sf 4 ай бұрын
@@infopakrt9060 pertama keadilan Tuhan tidak sesederhana yang manusia fikirkan. saya percaya Tuhan akan mempertimbangkan semua kondisi dan proses yang diambil manusia dalam memilih keburukan. sepanjang manusia melakukan keburukan dia juga masih dinilai apakah dia punya hati/perasaan, apakah dia akan berhenti, dlsb... atau dia lebih memilih mengikuti keinginannya dan merusak jiwanya. kedua saya tidak percaya neraka itu abadi. suatu saat Tuhan akan memadamkan neraka dan memasukkan semua manusia ke dalam surga. Pada akhirnya semua manusia akan berkumpul di dalam surga, sebanyak apapun dosanya, segelap apapun jiwanya.
@yrmk8928
@yrmk8928 3 ай бұрын
Pantokan Moral itu Yesus, dan Hanya Yesus. Kalau di pikir pikir agama itu adalah hasil interpretasi atas pengalaman iman kan. Dan Yesua, Dia datang tidak membangun Agama tapi Yesus datang itu membawa Pola Objektivitas dari mata manusia yang sangat subjektif dan bergantung pada buku kitab.
@anomalimatter
@anomalimatter 2 ай бұрын
setuju selama ini yang mengatakan harus dibabtis adalah Yohanes Matius dan Paulus selebih dr itu Yesus hanya menyuruh meniru dia dalam kehidupan sehari2 krn ia adalah jalan, krn itu sy jg percaya Yesus tak memaksa orang utnuk menjadi krisen melainkan menjadi pedoman Hidup dan di teladani, bukan babtis bla2 rasany ga penting amat. yang membuat sy eneq sama teman2 beragama yang over fanatiq
@banjarbaruultra1
@banjarbaruultra1 4 ай бұрын
Gw muslim dan gw salut ama mas pendetanya, keren
@DonAlqa-ww4ru
@DonAlqa-ww4ru 4 ай бұрын
Ini bukan dialog apalagi debat.. ini lebih ke tanya jawab.. Tuhan itu ada tpi untuk semua makhluk hidup bukan untuk satu agama tertentu.. Tuhan itu sempurna, tunggal, dan tidak dapat di definisikan.. Akal manusia terbatas.. Ada yg tidak bisa dilihat oleh mata.. Ada yg tidak bisa di dengar oleh telinga.. DLL.. manusia lahir dengan segala keterbatasan.. dengan segala keterbatasan mustahil untuk manusia menjangkau tuhan.. apalagi mendefinisikan tuhan seperti apa.. Semua konsep tentang tuhan adalah bentuk pemikiran manusia dan tidak ada satupun agama yg mewakili tuhan.. karena tidak ada satupun manusia yg dapat memahami untuk apa tuhan menciptakan semesta beserta isi'a.. yg manusia yakini mungkin tuhan menciptakan manusia untuk berbuat kebaikan untuk seluruh makhluk hidup dan alam semesta.. itu maka'a setiap agama mengajarkan konsep kebaikan.. sebenar'a baik atau buruk itu masih paradox dan relative tergantung konteks'a.. karena ada baik dan buruk maka'a muncul konsep surga dan neraka.. sebenar'a tidak perlu mati untuk merasakan surga dan neraka karena sesungguh'a sewaktu kita hidup pun sudah merasakan apa itu surga dan apa itu neraka..
@myself8727
@myself8727 4 ай бұрын
Lalu manusia itu sebenernya sprti cuma korban donk, ibarat kelinci percobaan Tuhan gtu kah ??
@DonAlqa-ww4ru
@DonAlqa-ww4ru 4 ай бұрын
@@antoniobanderas9168 itu membuktikan agama hanya bentuk pemikiran manusia maka'a memiliki konsep yg berbeda".. ujung"a merasa agama dia yg paling mewakili tuhan dan bahkan menganggap agama lain salah atau sesat.. dari situ muncul perdebatan kalau agama'a lah yg paling bebar sehingga byk menyebabkan konflik dan bahkan juga perang mengatas namakan agama
@DonAlqa-ww4ru
@DonAlqa-ww4ru 4 ай бұрын
@@myself8727 wah saya tidak tau apa yg tuhan pikirkan saat tuhan menciptakan manusia.. mungkin saja kita akan tahu jawaban'a langsung dari tuhan klo kita meninggal.. tpi itu cuma satu dari begitu banyak'a kemungkinan karena kematian adalah misteri terbesar makhluk hidup.. apa yg terjadi setelah kita mati memiliki byk versi di dunia..
@YouKys-2024
@YouKys-2024 4 ай бұрын
@@DonAlqa-ww4ru Apa yang membuat lu sangat yakin Tuhan itu Ada ?
@DonAlqa-ww4ru
@DonAlqa-ww4ru 4 ай бұрын
@@YouKys-2024 nah pertanyaan kyk gini tuh sebener'a sama kyk mengapa tuhan ga ada?? Klo kamu hanya bisa yakin dengan melihat tuhan langsung itu jelas kemungkinan'a bisa dikatakan hampir mustahil.. ada byk hal sebenar'a fenomena di dunia yg sampai saat ini masih lom di ketahui kebenaran'a oleh sains.. saya kasih 1 jawaban dari byk hal yg saya yakini mengapa saya yakin tuhan ada.. di bumi ini cuma manusia yg diberikan otak dan bisa digunakan untuk berfikir dan memiliki perasaan untuk merasakan baik dan buruk.. peka terhadap bahaya yg bisa mengancam keberlangsungan hidup.. pertanyaan saya mengapa harus cuma manusia yg di ciptakan spesial atau unik di bandingkan makhluk hidup lain.. klo kita mengikuti teori evolusi sebenar'a byk chance buat makhluk hidup lain mempunyai kelebihan seperti manusia.. coba bayangin ada ikan mempunyai kemampuan berfikir seperti manusia?? Mungkin di laut mereka bisa hidup bersosial dan bahkan mempunyai tekhnologi mereka sendiri.. nah ini baru di bumi.. gmn dengan semesta?? Mungkin ada juga makhluk seperti manusia yg bisa berfikir.. kita semua tau klo semesta ini sangat luas.. kemungkinan'a pasti ada walaupun kecil.. nah pertanyaan'a jika tuhan ga ada?? Bagaimana bisa manusia itu spesial/unik di bandingkan mahluk hidup lain??
@AndikaNuriswara
@AndikaNuriswara 4 ай бұрын
Apapun itu kalo objeknya tentang kepercayaan sebuah agama pasti seseorang akan tendensius dalam beropini walau seliberal atau senertal apapun orang itu. Menurut saya sebenrnya bukan masalah mana yang paling layak dipeluk atau mana yang paling benar tetapi mana yang sesuai selera aja.. Mana yang paling sesuai adatnya mana yang paling susuai secara moral tetapi itupun untuk diri sendiri. Karena kalo sudah memaksakan pada orang lain yang seleranya beda itu yang jadi masalah.. udah hargai aja semua ada orang yang suka asin ada juga yang suka manis gak usah cari mana yang lebih enak.. emang gak bisa dinilai objeknya..
@AndikaNuriswara
@AndikaNuriswara 4 ай бұрын
@@antoniobanderas9168 Ateis menurut ane sih they don't appetite the dishes.. Ya meraka bukan masuk dalam rana selera orang makan aja ngak mau.. apakah mereka salah ngak mau makan ya ngak.. apakah mereka masalah nyalahin orang punya selera makan ya itu problemnya.. walapun ada beberapa selera yang merusak appetide si ateisme itupun menurut saya dua duanya ngak usah debat dah.. hargai masing masing aja..
@AndikaNuriswara
@AndikaNuriswara 4 ай бұрын
Ini kayanya gua yang salah dah menganalogikan agama sebagai selera makanan..
@andrerandomart8306
@andrerandomart8306 2 ай бұрын
sampai skrng sy blm menemukan urgensi knapa moral yg objektif yg mutlak itu harus ada,, kalau eamng konsensus subjektif kesepakatan bersama saja,, di mana masalahnya ya?
@nuelsianipar9096
@nuelsianipar9096 2 ай бұрын
Yg saya tangkap dari diskusi dan yg saya pikirkan ya bang, moral objektif yg mutlak memang harus ada, karna kita juga terpisah2 secara geografis, yg membuat budaya bahkan cara kita menilai sesuatu itu berbeda beda.. egk akan ada kesepakatan bersama kalau cara pandang manusia di setiap wilayah itu berbeda2, karna punya sentimen masing2 akan suatu hal.. untuk itu menurut saya moral harus objektif.. maaf kalo salah ya mas
@nuelsianipar9096
@nuelsianipar9096 2 ай бұрын
Nambahin dikit lagi, kenapa moral objektif harus ada, biar moral itu sendiri mutlak dan tidak berubah oleh waktu / generasi ke generasi
@andrerandomart8306
@andrerandomart8306 2 ай бұрын
@@nuelsianipar9096 kalau moral objektif itu ada,, bagaimana ya caranya mengetahui moral objektif itu yang mana yang 'benar'? mksdnya siapa yang berhak menentukan inilah moral objektif yang mutlak tersebut.. jika didasarkan pada agama,, maka ada byk agama yg bisa beda standar moralnya,, jika didasarkan pada 1 agama,, dalam tafsirannya pun bisa berbeda beda juga walaupun itu dalam 1 agama yg sama?
@nuelsianipar9096
@nuelsianipar9096 2 ай бұрын
@@andrerandomart8306 setuju bg, aku sepaham sama pertanyaan itu.. kayanya bakal mutar2 disitu terus, ya walaupun di video pendetanya jelaskan yesus dengan standart moral objektif yg di sampaikannya, tapi egk adil menurutku karna yesus egk nampakkan diri ke semua suku bangsa, hanya kalangan tertentu dan pada jaman itu aja.. Point yg menarik dari pembahasan ini menurutku pribadi terletak di entitas yg di sebut Tuhan, yg buat standart moral objektif itu sendiri, dengan catatan semua manusia sepakat bahwa dialah Tuhan ( Tuhan menunjukkan keberadaannya )
@benlotus7582
@benlotus7582 4 ай бұрын
Kalau konsep pemikiran dari pak pendeta karena ada penderitaan yg lebih dahsyat sesudah kematian ini berarti bahwa penderitaan yg ada sesudah kematian khusus akan di alami oleh yg bukan Kristen ? Atau orang Kristen akan ada kemungkinan juga akan mengalami penderitaan itu ? Andaikan orang kristen juga akan mengalami penderitaan sesudah kematian, ini berarti akan mematahkan doktrin bahwa orang Kristen telah di tebus lunas dosanya oleh karena kematian Yesus di atas kayu salib dan kebangkitan Yesus sebagai sang penebus dosa, karena hanya karena dosa orang bisa menderita setelah kematian..." Dalam Neraka"😮
@LorenzoPelupessy
@LorenzoPelupessy 4 ай бұрын
Hmm, kematiam Tuhan Yesus di kayu salib adalah pengampunan untuk seluruh dunia (Yohanes 3: 16) cuman pengampunan itu dalam bentuk grace (undeserved kindness) jadi itu sebuah pilihan.
@sermilalajuba7583
@sermilalajuba7583 4 ай бұрын
Apa arti hidup (manusia) ini ? Ini pertanyaan terlalu memgedepankan ego nya sendiri, seolah cuma dia aja yg hidup di bumi ini
@LorenzoPelupessy
@LorenzoPelupessy 4 ай бұрын
Makna kehidupan? “Segala sesuatu adalah sia - sia” saya bukan ngequote Stoikisme melainkan pengkotbah 1: 2! Segala sesuatu yang kita lakukan akan sia sia di hidup ini, terkenal? Mati. Pinter? Mati. Ganteng? Mati. Segala sesuatu akan mati bahkan eksistensi kamu sebagai manusia. Kuburanmu tertutup bumi etc etc. Itu jawaban saya sebagai Protestan (reformed presbyterian)
@babanggagan5720
@babanggagan5720 7 күн бұрын
"God is the biggest lie human ever created" Lupa ini words by siapa
@masdukiali903
@masdukiali903 4 ай бұрын
Pada zaman 2000 th yg lalu sayang blum ada tes DNA apa yesus itu punya gen ayah apa tdk , klo orang sains pasti gk percaya klo homo sapien itu bisa lahir tanpa ayah, pasti ada kebohongn dari pihak ibu yesus
@ApriadiYadi
@ApriadiYadi 4 ай бұрын
Saya percayanya Yesus itu manusia biasa yg punya ayah, bahkan dia punya saudara, James, the brother of the Lord.
@WindiaRDNugraheni
@WindiaRDNugraheni 4 ай бұрын
Jangan berhenti bikin video ya bro yadi.
@rembrant021
@rembrant021 4 ай бұрын
Agama secara subjektif atau objektif terikat di 1 manusia,jangan disamakan kecuali ada kesepakatan antar manusianya...dasarnya jgn di generalisir ya
@okyrobema3158
@okyrobema3158 4 ай бұрын
Pak pendeta ngobrolnya dengan ryu hasan Saja .. Pool
@MuhHuda-su2sf
@MuhHuda-su2sf 4 ай бұрын
Kenapa Tuhan bersembunyi? “Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka pernah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata.” QS. An-Nisa: 153. Sejak zaman dulu, manusia selalu menuntut untuk bisa melihat Tuhan supaya bisa percaya. Manusia itu penuh penilaian. Seandainyapun Tuhan muncul kasat mata di hadapan manusia, manusia akan sulit untuk percaya dan akan banyak melakukan penilaian. Masak Tuhan cuma begini? Masak Tuhan penampilannya hanya seperti ini? Masak Tuhan bisa dibatasi oleh mata? Masak Tuhan dibatasi oleh tempat? Atau kalau dibalik, penampilan Tuhan yang seperti apa yang manusia kehendaki, jika manusia ingin Tuhan tampil di hadapannya? Bisa jelaskan?? Atau apakah Tuhan diminta melakukan demonstrasi kehebatanNya di hadapan manusia? Seperti membalikkan gunung, membelah lautan, mengangkat gunung, dan hal-hal besar lainnya? Setelah itupun apakah manusia akan ber-iman? Atau masih akan berdalih? Manusia yang menyaksikannya waktu itu mungkin akan segera ber-iman. Lalu mereka menuliskan cerita mereka tentang itu. Tetapi setelah berselang beberapa abad, apakah manusia masih bisa percaya terhadap cerita itu? Atau apakah kemudian manusia hanya akan anggap itu kisah kitab suci saja? Atau apakah lalu Tuhan harus muncul setiap waktu, setiap tempat, dan melakukan demonstrasi kepada manusia setiap saat supaya manusia ber-iman? Atau jika Tuhan bertanya: “Manusia, apa yang perlu Aku lakukan supaya kalian ber-iman bahwa Aku adalah Tuhan pencipta alam semesta?” Lalu semua kepala menyampaikan angan-angannya mengenai perbuatan Tuhan. Lalu Tuhan berkata: “Manusia, hanya seremeh itu yang kalian minta sebagai bukti bahwa Aku Tuhan Pencipta alam semesta? Apakah Aku perlu menurunkan level kebijaksanaan-Ku hanya untuk memenuhi semua angan-angan kalian itu?" "Do I need to downgrade my wisdom, in order to fit in your small minds?” Dan jika manusia dipaksa ber-iman dengan cara seperti itu, melihat kehebatan penampilan Tuhan, apakah 100% manusia akan ber-iman? Lalu semua perselisihan dan peperangan di antara manusia akan hilang? Ataukah, dengan ke-Maha hebatan penampilan-Nya, semua manusia akan dibuat tidak mempunyai keinginan berbuat buruk dan berselisih lagi? Tidak ada pilihan lagi? Benarkah ini yang diinginkan manusia dalam kehidupan ini? Sepertinya, adalah kebijaksanaan Tuhan yang telah membuat diri Nya bersembunyi dari hadapan manusia. Agar manusia tidak mengandalkan matanya untuk mencari Nya. Tetapi menggunakan akal dan hatinya untuk menemukan Nya. Menggunakan akal dan hatinya untuk menemukan kebaikan dalam kehidupan. Agar kehidupan manusia masih ada pilihan, dan tidak dipaksa oleh kehebatan penampilan-Nya, sehingga tidak mempunyai pilihan lagi dalam kehidupan. Bukankah kehidupan jauh lebih berarti jika manusia masih mempunyai pilihan? Disamping… mata, akal dan jiwa manusia tidak akan sanggup untuk “menangkap-Nya”, jika Tuhan Yang Maha Besar, Pencipta alam semesta, muncul di hadapan mereka.
@samuelwindezambarita8617
@samuelwindezambarita8617 4 ай бұрын
Menurut saya itu adalah jawaban yang bisa orang anggap omong kosong. Persamaannya itu mirip kaya orang bilang dibelakang saya ini ada sosok tinggi besar tapi transparan gak bisa digapai a dan b dan c dstt. Kedua Tuhan tidak memaksa beriman ? Tapi nyuruh penganutnya menyebarkan dan ancaman neraka. Apa gak sama saja dengan memaksa tapi melalui cara halus dan ketakutan. (Lvlnya bukan memaksa tapi mengancam) Maha besar tapi gak bisa dilihat atau saya bisa katakan dia maha kecil bagaimana ? Bijaksana bukan 😂
@MuhHuda-su2sf
@MuhHuda-su2sf 4 ай бұрын
@@samuelwindezambarita8617 mata manusia memang mempunyai keterbatasan. Tidak bisa melihat sesuatu yang sangat besar, sangat kecil, sangat jauh, atau sangat dekat. Hari ini sudah ada teknologi untuk bisa melihat benda yang jauh yaitu teleskop, juga benda yang sangat kecil yaitu mikroskop.... tetapi tetap saja alat bantu itu masih punya keterbatasan..... Kalau alam semesta ini saja batasnya tidak bisa ditentukan..... lalu jika dikatakan Tuhan itu Maha Besar lebih besar dari alam semesta, bagaimana mata manusia yang mempunyai keterbatasan bisa melihatnya? Horizon mata manusia saja tidak akan bisa mencakup alam semesta yang sangat besar ini..... sekalipun sudah dibantu teleskop Hubble....
@alfirahman2250
@alfirahman2250 4 ай бұрын
Bagi orang yang beriman, saya sebagai orang yang masih tersesat ( mencari kebenaran), ingin bertanya, Bukankah ada dua hal secara garis besar yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia 1. Tidak bisa dilihat karena memang tidak terlihat ( terlalu kecil, terlalu jauh, transparan, tidak berwujud dan lain sebagainya) 2. Ada hal yang tidak terlihat karena dia memang tidak ada ( hal yang tidak ada bagaimana juga mau dilihat secara langsung, kecuali melalui buku fiksi) Bagaimana kita tahu bahwa Tuhan itu tidak terlihat karena dia memang ghaib, atau dia tidak terlihat karena dia memang tidak ada.
@ilamwijaya389
@ilamwijaya389 4 ай бұрын
Keterbatasan pengetahuan manusia zaman dulu, coba sekarang bikin kepercayaan baru dengan banyaknya pengetahuan bagaimana hasilnya? Klo gk halu, delusi, skizo, caper, bahkan bisa dibunuh kaum agamawan lain 😅 Hayoo yg ngaku nabi Kakek Zeus kayaknya selamat tp dikejar Polisi 😂😂😂
@MuhHuda-su2sf
@MuhHuda-su2sf 4 ай бұрын
@@alfirahman2250 Bagaimana mata kita berkerja? Mata kita berkerja dengan menangkap gelombang-gelombang yang dipantulkan oleh gelombang cahaya. Gelombang-gelombang tersebut kemudian diterjemahkan oleh otak dalam bentuk image yang kita lihat. Mata kita telah diberi keterbatasan untuk bisa menangkap gelombang-gelombang sampai frekwensi tertentu. Binatang katanya bisa melihat gelombang dengan frekwensi yang lebih pendek sehingga katanya mereka mungkin bisa melihat makhluk yang lebih halus. Tuhan menurut agama adalah immaterial, jadi tidak ada gelombangnya sehingga tidak akan bisa ditangkap oleh instrument mata. Tetapi makhluk lainnya ada kemungkinan bisa jika manusia suatu saat bisa menciptakan alat bantu yang bisa untuk itu. Dengan demikian Tuhan memang tidak akan bisa ditangkap melalui pengamatan, tetapi hanya dari filsafat (olah fikir) dan pengalaman spiritual (kenabian).
@loizzladen1652
@loizzladen1652 4 ай бұрын
Terlalu bodok nyamain sains dgn agama.. Apapun argumen kelihatan cuma cocoklogi Mulu,, Dua hal dgn pondasi yg berbeda
@LorenzoPelupessy
@LorenzoPelupessy 4 ай бұрын
Filosofi Averrous, mungkin nangis kali dia liat ini!
@sansanmaurer836
@sansanmaurer836 4 ай бұрын
🤦🤦🤦....never mind!..suit yourself!
@petrakarunia
@petrakarunia 4 ай бұрын
Theists percaya bahwa jika Tuhan itu ada, maka Tuhan adalah pencipta alam semesta (space, time, matter). Dan jika Tuhan adalah pencipta alam semesta, maka Tuhan itu pasti spaceless, timeless, dan immaterial, atau dengan kata lain Tuhan itu beyond nature. Dan jika Tuhan itu beyond nature, maka di alam semesta Tuhan dapat melakukan intervensi dengan cara yang beyond nature, atau yang kita sebut dengan miracles. The problem with the new atheism adalah, mereka menolak seutuhnya semua penjelasan yang bersifat beyond nature, yang padahal mereka pun belum memiliki penjelasan ilmiahnya. Setiap kali mereka menemukan fenomena seperti ini, mereka lebih memilih untuk bilang tidak tahu dibandingkan open-minded (tidak harus menerima seutuhnya, tetapi at least membuka sedikit peluang). Padahal, ada bbrp fenomena di alam semesta kita ini yang berpotensi masuk ke dalam kategori beyond nature. Dan maksud saya bukan fenomena seperti spiritual healing dkk, tetapi misalnya saja seperti the Cambrian Explosion, yaitu sebuah periode, dimana pada saat itu secara mendadak bermunculan sangat banyak species baru di timeframe yang relatively sangat cepat (bertentangan dengan darwinian / neo darwinian evolution theory yang menjelaskan bahwa species baru bermunculan secara bertahap pada timeframe yang panjang). Artinya, jika Tuhan itu ada, new atheists tetap tidak akan percaya bahwa Tuhan itu ada, karena bukti yang menyatakan bahwa Tuhan itu ada merupakan jenis bukti yang bekerja beyond nature, yang mereka tidak dapat terima. Dan bagi saya, regardless Tuhan itu ada atau tidak, pandangan ini adalah hal yg paling “konyol” dari the new atheism.
@LorenzoPelupessy
@LorenzoPelupessy 4 ай бұрын
Saya Theis dan saya bisa baca ruang (mereka masih di new atheism phase jadi don’t bother) terus itu gods of the gaps
@BicarainSaham
@BicarainSaham 4 ай бұрын
Keren banget bang diskusinya. Oh ya bang kapan diskusi sama @bliblience7017 😅 di tunggu ya bang. Semangat 💪
Apakah Agama Masih Relevan? | Bersama Kumaila @forbidden.questions
43:04
Help Me Celebrate! 😍🙏
00:35
Alan Chikin Chow
Рет қаралды 72 МЛН
GIANT Gummy Worm Pt.6 #shorts
00:46
Mr DegrEE
Рет қаралды 123 МЛН
Как мы играем в игры 😂
00:20
МЯТНАЯ ФАНТА
Рет қаралды 3,4 МЛН
Eks Pendeta GBI....Asyhadu...
1:08:23
Dondy Tan
Рет қаралды 2,3 МЛН
5 Q & A bersama Ajahn Brahm, Palembang 9 Mei 2024.
14:46
Djoni Issalim
Рет қаралды 4,6 М.
CACAT LOGIKA BERSAMA RYU HASAN, TEIRADWAIN, & IKKE HARJONO
1:06:05
happy is easy
Рет қаралды 16 М.
Eps 553 | ALASAN SUBJEKTIF SAYA BERTUHAN DAN BERAGAMA
17:23
guru gembul
Рет қаралды 265 М.
Oxford Mathematician DESTROYS Atheism In Less Than 15 Minutes (BRILLIANT!)
15:43
Help Me Celebrate! 😍🙏
00:35
Alan Chikin Chow
Рет қаралды 72 МЛН